Translate

naskah drama tentang asimilasi

Written By iqbal_editing on Selasa, 02 Mei 2017 | 06.34

Naskah Drama tentang Asimilasi
“Musibah Berujung Kesuksesan”
Pada suatu hari di pinggir jalanan kota Jakarta terlihat tiga orang perempuan yang tengah berjalan di bawah teriknya matahari, kalau dilihat-lihat mereka bukan berasal dari daerah itu, karena mereka tampak melihat kesana kemari seperti orang hilang.
Sari :“Mar, Puj, apa alamat ini masih jauh ya ?” (tanya Sari dengan logat medoknya)
Marti :“Aku juga ndak tau Sar,tapi kalau dilihat-lihat alamat ini termasuk daerah sini” (jawab Marti sambil melihat selembar kertas)
Puji :“Apa kita tanya aja ya ?”
Marti :“Boleh juga ide kamu”
Mereka mulai mencari orang untuk ditanyai,hingga mereka bertemu dengan tiga perempuan yang terlihat sebaya dengan mereka.
Sari :“Permisi mbak, numpang tanya. Alamat ini dimana ya ?”(tanya Sari sambil menunjukkan selembar kertas kepada salah satu perempuan itu)
Tia :“Apa kamu pernah melihat alamat ini Ras ?”
Rasti :“aku nggak pernah liat ?”
Maisya :“Memangnya mbak-mbak ini asalnya dari mana ?”
Puji :“Kami dari desa”
Rasti :“Oh, jadi kalian merantau ?”
Marti :“Iya mbak. Jadi,bagaimana, apa mbak tahu dimana alamat itu berada ?”
Tia :“Mungkin kalian sudah ditipu oleh orang yang memberi alamat ini” (jawab Tia dengan prihatin)
Sari :“Mbak tahu dari mana kalau kami telah ditipu ?” (tanya Sari tak percaya )
Maisya :“Kami tahu karena kami juga mendapat alamat yang sama dengan milik kalian, dan setelah kami cari tahu ternyata alamat itu palsu.”
Marti :“Oalah Gusti, kenapa nasib kita jadi sial begini.”(ratap Marti)
Puji :“Sekarang kita mau kemana, kita tidak tahu seluk beluk daerah ini.”
Tia :“Kalau itu kami mungkin bisa bantu kalian, kebetulan nasib kita sama jadi sesama orang yang terkena musibah kita saling tolong menolong”
Marti :“Dari tadi kita berdiri disini, panas he.” (protes Marti)
Maisya :“Kalau begitu kita istirahat dulu di taman itu”
Kemudian mereka berenam menuju salah satu bangku yang ada di taman dekat mereka bertemu tadi
Sari :“Puj, aku lapar ki, kamu bawa bekalnya to ?”
Puji :“Iya, aku bawa. Ini bekalnya” (jawab Puji sambil mengeluarkan sebuah kotak bekal dari dalam tasnya)
Rasti :“Itu apa ?” (tanya Resti sambil melihat isi kotak bekal itu)
Marti :“Ini tela ungu. Apa di sini ndak ada makanan seperti ini ?”
Tia :“Entahlah kami juga tidak tahu, kami jarang pergi ke pasar jadi kami tidak tahu ada makanan seperti itu. Atau mugkin itu hanya ada di desa ya ?”
Sari :“Jarang ada ubi di kota, jadi pantas saja kalian tidak tahu makanan ini.”
Maisya :“Boleh minta ?”
Puji :“Tentu saja, kalian boleh minta ”(balas Puji sambil menyodorkan kotak bekal itu ke Maisya dan teman yang lain)
Rasti :“sekarang kita sama-sama sedang mencari pekerjaan, kenapa kita tidak jadi satu kelompok saja. Kita buat satu inovasi yang akan kita jadikan sebagai usaha kita.”
Tia :“Saran kamu boleh juga, tapi kita mau baut apa  ?”
Lantas mereka mulai bepikir, mau membuat apa mereka nanti
Setelah sekian lama berpikir,
Maisya :“Aha ! kenapa kita tidak bikin usaha toko makanan saja !”(pekikan Maisya membuat perhatian teman-temannya beralih padanya)
Marti :“Memangnya mau buat makanan apa ?”
Rasti :“Bagaimana kalau kita buat makanan yang baru, makanan percampuran antara budaya kami dan budaya kalian.”
Sari :“Kamu pintar juga ya.” (puji Sari pada Rasti)
Tia :“Sudah sepakat ya kita bikin toko makanan. Sekarang kita tinggal menentukan makanan apa yang akan kita buat.”
Marti :“sahakan yang bikin orang lain penasaran jadi kita bisa mendapat pelanggan yang banyak.”
Puji :“Sekalian kita diskusikan perencanaan kedepannya usaha yang akan kita buat.”
Merekapun kembali berdiskusi mengenai rencana usaha yang akan mereka rintis hingga mereka menemukan ide itu
Sari :“Aku punya ide, kita buat Kicila saja, itu makanan modifikasi antara kicimpring dan tela, jadi kicimpring yang rasanya manis.”
Akhirnya mereka mulai merintis usaha yang mereka diskusikan tadi. Hingga tak terasa waktu berlalu dengan cepat dan usaha yang mereka rintis kini telah berkembang pesat, tak hanya satu toko yanng mereka punya tapi sudah enam toko. Berawal dari musibah berakhir dengan kesuksesan.
~Selesai~

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik