praktik kritik puisi 1
Written By iqbal_editing on Senin, 13 Mei 2013 | 14.22
KRITIK SASTRA CERPEN “DATANGNYA DAN PERGINYA” KARYA A.A NAVIS ..
Betapa capeknya nulis ini
ya Allah.. thank you
Sebuah cerpen berjudul “DATANGNYA dan PERGINYA” merupakan salah
satu cerpen dari karya A.A Navis. Ayah Masri sebagai tokoh utama dalam
cerpen ini ditinggal mati oleh istrinya ketika Masri berumur tiga tahun.
Kemudian ayah Masri pun menikah lagi. Tapi perkawinan itu malah
merusakkan hatinya yang selalu mengenang kisah hidupnya saat bersama ibu
Masri. Masri menikah dengan Armi, anak dari Iyah seorang perempuan yang
pernah menjadi istri dan kemudian diusir oleh Ayah Masri. Sekarang,
Iyah ternyata telah menjadi mertua Masri. Masri dan Arni ternyata
saudara sekandung. Ayah Masri sekarang telah menjadi orang yang taat
kepada Allah dan takut akan dosa-dosa yang telah ia perbuat. Ketika
mengetahui hal tersebut, Ayah Masri akan memberitahukan hal itu kepada
Masri dan Arni. Namun ia ditantang oleh Iyah.
Maksud dari cerpen karya AA Navis ini adalah kebingungan untuk
mengutamakan nilai kemanusiaan atau nilai agama. Yang pada akhirnya
seorang ayah lebih memilih perasaaan kemanusiannya walaupun itu
bertentangan dengan keimanan kepada tuhannya . Seorang ayah dan suami
yang mengalami hidup penuh dengan pertengkaran dan tidak pernah
mengalami kebahagian dalam rumah tangga walaupun ia sudah menikah
berkali-kali. Kemudian ia pergi menyendiri untuk mendapatkan hidayah dan
dari Tuhan. Namun pada akhirnya ia dihadapi oleh situasi yang sangat
sulit, sehingga ia dikalahkan oleh rasa kemanusiaanya yang bertentangan
dengan agama dan kebenaran yang ia percayai selama ini.
Betapa bejat moral seorang tokoh ayah dalam cerpen “Datangnya Dan
Perginya” membiarkan sebuah kehidupan menjadi satu keluarga dalam ikatan
pernikahan yang dilandasi oleh perkawinan sedarah. Di sini ada
persoalan kemanusiaan yang diangkat. Jadi AA Navis tidak menginginkan
penulisan cerpen itu selalu berbicara tentang percintaan pada umumnya.
Tapi walau demikian, penggambaran watak yang ekstrim justru datang
dari Iyah, mantan istrinya yang rela menanggung beban dosa seperti
masalah yang dihadapi sekarang. Ia beranggapan bahwa urusan dosa adalah
urusan akhirat. Kalau masalah yang menyangkut tentang dunia harus
diselesaikan di dunia. Ini adalah tindakan yang mengenyampingkan
nilai-nilai agama. Dan sepertinya nilai manusia sangat dijunjung tinggi
dari pada nilai agama. Seperti membeli sebuah kebahagian dengan dosa
yang sangat besar.
Sesungguhnya melalui cerpen berjudul “DATANGNYA dan PERGINYA” AA
Navis ingin mengatakan kepada kita bahwa tidak selamanya orang yang
sangat patuh terhadap agamanya akan selalu menjalankan apa ia yakini
dalam agamanya. Dalam kondisi mendesak, bisa saja nilai kemanusiaan yang
lebih diutamakan daripada nilai agama. Itulah salah satu contoh
perbuatan yang mengandalkan kebahagiaan walau berakibat dosa besar
karena lebih mementingkan urusan dunia daripada urusan akhirat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar