Translate

puisi

Written By iqbal_editing on Senin, 13 Mei 2013 | 13.37

EMAHAMI PUISI

Puisi adalah karya sastra yang menyampaikan pesannya dengan bahasa lebih padat dan penuh makna daripada pemakaian bahasa pada karya sastra lainnya seperti prosa dan drama. Dalam puisi terdapat unsur yang membangun puisi itu sendiri. Unsur-unsur yang terdapat dalam puisi terdiri dari unsur dalam yang biasa disebut dengan unsur intrinsik dan unsur luar yang biasa disebut dengan unsur ektrinsik. Pada pokok bahasan materi ini, akan dibahas beberapa unsur intrinsik sebagai unsur yang membangun terbentuknya suatu puisi. Unsur intrinsik puisi adalah unsur yang membangun dari dalam puisi itu sendiri. Maksudnya unsur-unsur yang terkandung atau terdapat di dalam puisi itu sendiri.
Berikut ini uraian singkat unsur-unsur intrinsik puisi:
1. Tema
Tema merupakan permasalahan pokok / gagasan pokok yang diungkapkan penyair dalam puisinya. Tema berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam menuliskan puisinya. Tema-tema dalam puisi, misalnya: ketuhanan, kemanusiaan, patriotisme (perjuangan membela tanah air, cinta tanah kelahiran, cinta kasih, protes sosial, dll.)
Menurut Herman J. Waluyo, tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan penyair melalui puisinya. Tema bersifat khusus (diacu dari penyair), objektif (pembaca harus menafsirkan sama) dan lugas (bukan makna kias yang diambil dari konotasinya). Jika ingin mengetahui tema sedikit banyak kamu harus mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah dalam menafsirkan.

2. Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan penyair melalui karangannya. Amanat tersirat di balik rangkaian kata, bisa juga berada di balik tema yang diungkapkan. Pesan diungkapkan dengan makna yang terdapat dalam kata-kata pada puisi.

3. Citraan
Citraan bisa diartikan pencerapan indera terhadap objek (kata-kata dalam puisi). Ada beberapa citraan yang digunakan para penyair berdasarkan penyerapan inderanya terhadap objek.
Berikut ini beberapa macam citraan dan contohnya dalam puisi :
a. Citraan perasaan
Gerimis telah bersedih
Di atas bumi yang letih
Di atas jasad yang pedih
Jiwa menangis diiris sedih
Berlumuran durja penuh kesedihan
Jiwa tersedu menangis merintih
Badan terkulai penuh penderitaan

b. Citraan bauan / penciuman
Harum madu
Di mawar merah
Semerbak mewangi
Mentari di tengah-tengah

c. Citraan visual / penglihatan
Kuingin engkau pergi
Pergi menjauh ke balik awan
….
Berbelit jalan
Ke gunung kapur
Antara Bandung dan Cianjur

d. Citraan pendengaran
Bersuara tiap kau melangkah
Mengerang tiap kau memandang
….
Denting suara piano
Membangunkan mimpiku
Di tengah malam sunyi

e. Citraan gerak
Di luar angin berputar-putar
Menerjang kiri kanan
Tak terkendali menerpa menerobos angan

4. Nada dan Suasana
Nada bermakna sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair bersikap pada pembaca, misalnya menghakimi, menggurui, menyindir, menghasut dan sebagainya.
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi. Suasana merupakan akibat yang ditimbulkan puisi itu terhadap jiwa pembaca. Akibat itu akan menumbuhkan kesan tertentu, misalnya haru, murung, ceria, heroik, putus asa, iba.

5. Rasa
Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili perasaan penyair. Dengan kata lain puisi merupakan ekspresi perasaan penyair. Bentuk ekspresi itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan atau kesanggupan kepada kekasih, alam, pahlawan, atau kepada Tuhan.

6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa dalam puisi biasa disebut dengan majas. Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi memiliki beraneka ragam jenis. Jenis-jenis gaya bahasa tersebut memiliki ciri masing-masing. Beberapa jenis majas dalam puisi sebagai berikut.
a. Hiperbola
Hiperbola merupakan jenis majas yang menggunakan kata-kata bermakna berlebihan.
Contoh: Suaranya menggetarkan bumi, semangatnya membara, kata-katanya menghancurleburkan hatiku
b. Personifikasi
Majas personifikasi merupakan jenis majas yang memaknai benda mati seolah-olah hidup atau mengumpamakan mahkluk hidup selain manusia yang dapat bertindak seperti manusia.
contoh: ombak berkejaran, mentari menyapa, bulan sembunyi, rumput bergoyang, nyiur melambai, burung menyanyi
c. Ironi
Majas ironi merupakan jenis majas yang bermakna sindiran halus kepada seseorang.
contoh: Saya bangga padamu karena tidak pernah mengumpulkan tugas.
Suaramu memang bagus, tetapi lebih bagus kamu tidak bersuara.
Rajin sekali dirimu, sudah siang begini baru bangun tidur.
d. Metafora
Majas metafora merupakan salah satu jenis maja yang membandingkan satu benda dengan benda lain.
contoh: dewi malam (:bulan), raja hutan (:singa), tikut kantor (:koruptor), bunga desa (:wanita pujaan di suatu desa)
e. Litotes
Majas litotes merupakan salah satu jenis majas yang bermakna merendahkan diri sendiri
contoh: Silakan menikmati hidangan seadanya. (kenyataannya makanan yang dihidangkan sangat mewah)
Kami hanya tinggal di gubuk tua. (kenyataannya tinggal di rumah istana)
f. Simile
Majas simile merupakan salah satu jenis majas yang bermakna perumapamaan secara langsung. Biasanya pada majas ini ditandai dengan kata hubung bermakan seperti (bagaikan, ibarat, laksana, bak)
contoh: Gadis itu bagaikan bidadari surga.
Dirimu seperti bintang di hatiku.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik