Translate

CONTOH PUISI SATIRA

Written By iqbal_editing on Kamis, 21 Juli 2016 | 19.37

Jangan Ganggu Kesetiaanku
Oleh: Iringan Bayu Senja


Jangan hunuskan senyum manismu untukku..
Sebab kutahu itu hanya bernilai semu..
Jangan hujamkan lirikan mata elangmu padaku..
Sebab ku tau itu juga bernilai palsu..

Jangan pula kau lebarkan tawamu untukku..
Sebab kutahu itu juga hanya basa basimu..
Jangan kau tawarkan apapun padaku..
Sebab itu hanya kan sakiti orang terkasihmu..

Sedang aku, jikapun yang kau tawarkan berasal dari hatimu.
Maka tetap saja aku tak akan mau..
Aku menjadikan kehidupan kasihku atas dirimu..

Berlalulah dan biarkan peradaban waktu..
Menjawab semua maumu..
Aku sudah setia tapi kau masih selingkuh juga

Aku bertanya
Oleh : WS Rendra

Aku bertanya...
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,

sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian.

KAU
Oleh : Nuke Hanasasmita
Lihat kami!
Kami mencoba kuat diatas kekurangan
Tak lelah banting tulang
Tapi kau?
Lihat dirimu!
Kau tak bersyukur dengan dirimu
Kau curi hak kami
Kau biarkan kami menderita
Tapi kau?
Seakan menari-nari diatas penderitaan kami
Lihat kami!
Apa tak kau lihat keringat kami?
Keletihan kami
Hanya demi sesuap nasi
Lihat negeri ini!
Sudah tiadakah hati?
Sudah tiadakah mata?
Hingga tak pernah kau lihat kami
Lalu, harus kemanakah kami?
Kami memang tak mampu balas dirimu
Karena Tuhan yang akan balas dirimu

Kau Menang Dalam Hati
Oleh : Lathifa Rulia Sadyyah
Kecil hingga Besar kau mencari keberhasilan
Bodoh hingga Pintar kau merangkai kesuksesan
Kau gores dengan noda yang pilu
Demi sekejap kenikmatan yang tabu
Kepala demi Kepala menunggumu dibelakang
Mengais sedikit sumbangan untuk sesuap nasi
Tidakkah kau terlalu melambung
Melampaui batas kerendahan hati
Dahulu kau cari mereka semua 
Dahulu kau berjanji kepadanya
Dahulu kau susah payah bersama 
Tapi sekarang Kau buang kami seperti tidak ada
Kemarin kau termangu seperti orang tak punya arah
Hari ini kau tersenyum seperti orang hebat
Besok kau akan menggongong di depan pasrah
Lusa kau akan masuk kedalam hutan yang penat
 
Kau berlari amat jauh seperti maling 
Kau tidak tentram seperti angin topan
Semua itu kaurasakan sebagai balasan
Yang Maha Kuasa tentu akan melarang


Diponegoro
Karya : Chairil Anwar


 Di Masa Pembangunan Ini

 Tuan Hidup Kembali

 Dan Bara Kagum Menjadi Api

 Di Depan Sekali Tuan Menanti

 Tak Gentar. Lawan Banyaknya Seratus Kali.

 Pedang Di Kanan, Keris Di Kiri

 Berselempang Semangat Yang Tak Bisa Mati.

 Maju

 Ini Barisan Tak Bergenderang-Berpalu

 Kepercayaan Tanda Menyerbu.

 Sekali Berarti

 Sudah Itu Mati.

 Maju

 Bagimu Negeri

 Menyediakan Api.

 Punah Di Atas Menghamba

 Binasa Di Atas Ditindas

 Sesungguhnya Jalan Ajal Baru Tercapai

 Jika Hidup Harus Merasai

 Maju,  Serbu,  Serang, Terjang

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik