Jangan Ganggu Kesetiaanku
Oleh: Iringan Bayu
Senja
Jangan hunuskan senyum manismu untukku..
Sebab kutahu itu hanya bernilai semu..
Jangan hujamkan lirikan mata elangmu padaku..
Sebab ku tau itu juga bernilai palsu..
Jangan pula kau lebarkan tawamu untukku..
Sebab kutahu itu juga hanya basa basimu..
Jangan kau tawarkan apapun padaku..
Sebab itu hanya kan sakiti orang terkasihmu..
Sedang aku, jikapun yang kau tawarkan berasal dari hatimu.
Maka tetap saja aku tak akan mau..
Aku menjadikan kehidupan kasihku atas dirimu..
Berlalulah dan biarkan peradaban waktu..
Menjawab semua maumu..
Aku sudah setia tapi kau masih selingkuh juga
Aku bertanya
Oleh :
WS Rendra
Aku bertanya...
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,membentur jidat penyair-penyair salon,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian.
KAU
Oleh : Nuke Hanasasmita
Lihat kami!
Kami mencoba
kuat diatas kekurangan
Tak lelah
banting tulang
Tapi kau?
Lihat
dirimu!
Kau tak
bersyukur dengan dirimu
Kau curi hak
kami
Kau biarkan
kami menderita
Tapi kau?
Seakan
menari-nari diatas penderitaan kami
Lihat kami!
Apa tak kau
lihat keringat kami?
Keletihan
kami
Hanya demi
sesuap nasi
Lihat negeri
ini!
Sudah
tiadakah hati?
Sudah
tiadakah mata?
Hingga tak
pernah kau lihat kami
Lalu, harus
kemanakah kami?
Kami memang
tak mampu balas dirimu
Karena Tuhan
yang akan balas dirimu
Kau
Menang Dalam Hati
Oleh : Lathifa Rulia Sadyyah
Kecil hingga Besar kau mencari keberhasilan
Bodoh hingga Pintar kau merangkai kesuksesan
Kau gores dengan noda yang pilu
Demi sekejap kenikmatan yang tabu
Kepala demi Kepala menunggumu dibelakang
Mengais sedikit sumbangan untuk sesuap nasi
Tidakkah kau terlalu melambung
Melampaui batas kerendahan hati
Dahulu kau cari mereka semua
Dahulu kau berjanji kepadanya
Dahulu kau susah payah bersama
Tapi sekarang Kau buang kami seperti tidak ada
Kemarin kau termangu seperti orang tak punya arah
Hari ini kau tersenyum seperti orang hebat
Besok kau akan menggongong di depan pasrah
Lusa kau akan masuk kedalam hutan yang penat
Kau berlari amat jauh seperti maling
Kau tidak tentram seperti angin topan
Semua itu kaurasakan sebagai balasan
Yang Maha Kuasa tentu akan melarang
Diponegoro
Karya :
Chairil Anwar
Di Masa Pembangunan Ini
Tuan Hidup Kembali
Dan Bara Kagum Menjadi Api
Di Depan Sekali Tuan Menanti
Tak Gentar. Lawan Banyaknya Seratus Kali.
Pedang Di Kanan, Keris Di Kiri
Berselempang Semangat Yang Tak Bisa Mati.
Maju
Ini Barisan Tak Bergenderang-Berpalu
Kepercayaan Tanda Menyerbu.
Sekali Berarti
Sudah Itu Mati.
Maju
Bagimu Negeri
Menyediakan Api.
Punah Di Atas Menghamba
Binasa Di Atas Ditindas
Sesungguhnya Jalan Ajal Baru Tercapai
Jika Hidup Harus Merasai
Maju, Serbu, Serang, Terjang
0 komentar:
Posting Komentar