Lantas bagaimana cara membuat cerpen dalam sejam?
Mari kita bicara secara logika saja. Jika anda ingin memasak makanan,
anda tentu harus mempunyai bahan. Apa yang anda masak kalau bahan tidak
ada. Kedua, anda harus mempunyai cara memasak bahan tadi. Jika anda
ingin memasak sup, anda tahu bagaimana membuat kaldu. Bahan-bahan apa
saja yang dimasukkan pertama kali. Dan kapan saatnya memberikan bumbu
serta kapan menyatakan selesai memasak. Di dalam penulisan fiksi,
point-point tadi berlaku.
Sebagai bahan pertama, anda tidak bisa tidak harus mempunyai bank ide. Bank
ide adalah kumpulan inspirasi-inspirasi yang muncul dimana saja, kapan
saja tanpa permisi. Karena tanpa permisi, maka anda harus mencatatnya
saat itu juga. Dan karena anda harus mencatatnya saat itu juga, maka
kemana-mana biasakanlah membawa notes dan bolpoint. Kenapa harus bank ide? Sebab banyak waktu dipakai hanya untuk memikirkan mau menulis apa, ya? Jika anda sudah mempunyai Bank ide, maka anda tinggal mencomot salah satunya sebagai roh cerpen anda manakala dibutuhkan.
Berikut ini adalah beberapa contoh tulisan ide saya.
-
Seorang cowok mencintai cewek yang frigid karena perlakuan tidak senonoh pamannya.
-
Seorang cewek mencintai seorang cowok yang ternyata waria
-
Seorang adik cemburu karena kakaknya tidak perhatian terhadapnya dan mulai bermain sendirian di rumah kosong sebelah rumah sehingga bertemu teman bermain dalam wujud arwah tetapi dia tidak tahu kalau temannya itu arwah (cerita misteri)
Bahan kedua adalah banyak-banyaklah membaca cerpen
dan novel. Kenapa? Sebab kegiatan ini akan meningkatkan reflek tulisan
anda. Mengenai reflek, anda dapat membandingkannya dengan orang berlatih
beladiri. Kenapa mereka melatih satu pukulan selama berjam-jam. Sebab
dengan membiasakan pukulan tersebut, suatu ketika akan timbul kebiasan,
dan kebiasaan akan menghasilkan reflek. Dengan adanya reflek ini, anda
tidak perlu memikirkan harus memukul dengan cara apa ketika menghadapi
lawan. Reflek ini yang membuat anda secara otomatis melakukan pukulan
tertentu.
Bahan ketiga adalah membaca/mempelajari non-fiksi.
Pelajari bentuk-bentuk rumah di sekitar anda atau lewat majalah
arsitektur. Amati bagaimana cara wanita memakai make-up. Cari tahu
jenis-jenis sepatu, jenis-jenis kain pakaian, cara bicara orang pada
daerah tertentu. Baik juga untuk mempelajari jenis-jenis
tanaman-tanaman, bunga, jenis mobil, sepeda motor dan sebagainya.
Non-fiksi ini akan membantu anda mendeskripsikan setting/background
cerita dan pernak-pernik tokoh anda.
Setelah bahan, mari kita membicarakan masalah cara memasak.
Tulislah pada bagian yang sangat menarik bagi anda. Jika bagian pertama
tidak menarik, anda tidak perlu memaksakan diri menulis pada bagian
pertama. Lebih baik selesai menulis bagian lain daripada menghabiskan
waktu berjam-jam memikirkan bagian pertama. Saya pribadi lebih suka
menulis pada bagian konflik, kemudian bagian penyelesaian, baru pada
bagian permulaan.
Permulaan adalah penting. Kata pertama, kalimat
pertama, paragrap pertama adalah neraka dalam penulisan fiksi. Pada
bagian ini pembaca memutuskan apakah suka/meneruskan membaca cerita
kita. Dengan demikian bab pertama perlu mendapatkan perhatian serius
dari kita. Saya pribadi mempunyai beberapa pilihan untuk menulis
paragrap pertama.
-
Memulai dengan bagian paling menarik pada cerita
-
Memulai dengan konflik
-
Membuat pembaca bertanya-tanya
Berkenaan dengan permulaan cerita. Saya menyarankan beberapa hal:
-
Perkenalkan setting cerita.
Apakah terjadi di sekolah? Di rumah tua? Di Indonesia? Di Korea? Pembaca pasti ingin segera tahu setting agar bisa segera masuk ke cerita. -
Perkenalkan tokoh utama secepat mungkin.
Tokoh utama adalah tempat hati pembaca meletakkan emosi mereka. Semakin cepat anda mengenalkan tokoh, semakin mudah anda mengarahkan emosi mereka di kalimat-kalimat selanjutnya. -
Pembaca ingin segera tahu apakah cerita ini cocok untuk mereka. Karena hal ini anda harus sudah memberi mereka rambu. Beritahukan kepada mereka apakah cerita anda tentang remaja yang bercinta? Horor? Fantasi?Seperti yang sudah saya tulis, saya lebih senang memulai cerita pada bagian konflik. Saya merasa lega jika sudah menyelesaikan bagian konflik, sebab “tak ada masalah” berarti tak ada cerpen/novel. Untuk mempratikkan teori, saya akan memaparkan proses pembuat cerpen horor saya yang berjudul Temani Aku.Saya mengambil ide cerita dari bank ide yang selalu saya tambahkan apabila saya mendapat ide baru. Ide tersebut saya tuliskan seperti ini:Seorang arwah A mencari manusia hidup B untuk menemaninya di alam mereka
Ide diatas saya kembangkan dengan mengacu pada tokoh. Dalam membuat cerita, saya selalu memasukkan unsur humanisme karena meskipun saya membuat cerita horor, saya tidak ingin hanya sekedar membuat rasa ngeri atau misteri. Saya punya tiga pilihan kelamin tokoh A-B Cowok-cowok, cowok-cewek, atau cewek-cewek. Pilihan cowok-cowok saya buang, karena tokoh cowok-cowok lebih bagus hanya untuk berseteru, teman adu fisik, atau adu ego. Rasanya cowok-cowok akan aneh kalau terlalu mesra (kecuali homo). Sebenarnya tokoh cewek-cewek adalah baik mengingat cewek-cewek mempunyai apa yang disebut sebagai sisterhood yang kuat (rasa solidaritas antar cewek), tetapi saya mengubah kelamin tokoh B saat menulis bagian awal cerita. Nah, sekarang ide saya menjadi berikut:Seorang arwah wanita A mencari cowok B untuk menemaninya di alam mereka
Terus apa konfliknya:
Arwah wanita A kesepian, karena dia dibunuh dan dibuang di tempat terpencil. Dia mencari cowok yang baik B (karena dia mati oleh cowok yang berkelakuan buruk sehingga dia rindu merasakan kebaikan cowok). Cowok B tidak mau, sebab dia sudah mempunyai pacar C (Cowok B mengira cewek A menginginkannya menjadi cowok-nya. Padahal maksud Si Arwah, cowok B mati dulu agar arwah cowok B masuk ke alam cewek A).Konflik sudah tercipta. Sekarang saya harus merancang bagian akhir. Rasa kemanusiaan harus terasa di bagian ini, oleh karena itu saya menginginkan arwah A harus diakhiri penderitaannya dan menemui kedamaian tanpa mengorbankan cowok B (cowok B tetap hidup dan tetap bersama pacar C). Saya melaksanakan pemikirin ini dengan: Mayat cewek A diketemukan. Saya merancangnya diketemukan di danau. Danau saya pilih sebab bagian konflik terjadi pada mimpi cowok B di danau. Dan kenapa konflik di danau? Karena akan menimbulkan rasa misteri. Gak lucu cerita horor terjadi secara massal (seperti film The Mummy). Cerita horor harus terjadi pada kesendirian tokohnya atau grup kecil dan pada tempat yang terpencil (dalam cerita saya, danau).Pada bagian akhir, saya juga menceritakan sejarah cewek A menjadi arwah. Sejarah cewek A ini saya gunakan untuk memperkuat rasa sentimental di bagian konflik (yang lebih ke arah konfrontasi antara cewek A dan cowok B). Setelah itu, saya memberitahu pembaca bahwa cerita selesai dengan cara menarasikan kedatangan cowok B ke makam cewek A bersama pacar C. Keikutsertaan pacar C ke makam bersama cowok B saya gunakan sebagai keterangan akhir bahwa cowok B masih setia pada pacarnya.Bagian akhir perancangan cerita justru merancang bagian permulaan (Lho?) sebab saya memulai dari bagian konflik, bagian akhir terus ke bagian permulaan. Pada bagian permulaan, saya harus melogiskan cerita di konflik dan bagian akhir. - Kenapa cowok B bisa ketemu cewek A? Jawaban: Karena cowok B sedang KKN di desa tempat cewek A tewas dan cewek A ingin mencari seseorang untuk menemaninya dan memuaskan akan perasaan dicintai seorang cowok yang baik.
- Kenapa cewek A suka dengan cowok B? Jawaban: Karena perhatian cowok B dengan mengurut kakinya
- Cowok B harus diisolasi dari orang lain (dia harus sendirian berhadapan dengan cewek B agar lebih mendebarkan)
- Saya memasukkan chemistry antara cowok B-cewek A agar cerita lebih sentimentil dengan adegan cowok B mengurut cewek A. Tetapi kenapa cowok B mengurut cewek A? Oleh karena alasan ini, saya membuat cewek A jatuh karena terkejut. Lantas hal logis apa yang membuat cewek A terkejut, kan dia arwah, pastinya tak akan ada seseorang yang membuat arwah takut (kalau manusia takut arwah sih sudah jelas jawabannya). Jawaban: cewek A ingin menguji kebaikan cowok B
Sampai tahap ini, anda sudah mengetahui proses kreatifitas saya dalam membuat cerpen horor Temani Aku. Anda
pasti memperhatikan, bahwa saya cuma menggunakan A, B, dan C untuk
mengidentifikasi tokoh secara individu. Saya mempunyai kecenderungan
menyelesaikan plot cerita terlebih dahulu daripada nama karena bagi saya
plot adalah bagian terberat dalam memanjakan pembaca. Mengganti nama
tokoh dapat dengan cepat dilakukan di MS Words atau Open Office. Tinggal search dan replace tetapi
tidak dengan plot. Mengubah di titik tertentu plot bisa saja merubah
keseluruhan cerita. Membuat plot sama saja membuat pondasi sebuah rumah.
Lewat pondasi, kita dapat mengetahui ukuran ruangan, juga menentukan
apakah rumah kita dapat dibuat bertingkat atau tidak, atau apakah tembok
kita cepat menjadi lembab atau tidak.
Saya menginginkan arwah A haruslah cewek
manja (kelemahan) tetapi tangguh (kekuatannya). Sedangkah tokoh B
haruslah cowok setia (kekuatannya) tetapi mudah merasa kasihan
(kelemahannya). Dalam kelemahannya, cewek A ingin mencari seseorang
untuk menemaninya tetapi tangguh (ingin mencekik cowok B dalam mimpi).
Dalam kekuatannya cowok B tetapi setia dan tak menuruti cewek A namun
berusaha menemukan tempat mayat cewek A(karena kasihan terhadap
nasibnya, meskipun cewek A berusaha mencekiknya). Pemikiran-pemikiran
tadi yang membuat saya memilih nama Icha dan Jaka. Nama tersebut saya
ambilkan dari library saya, sebab saya sudah mempunyai kamus
nama lengkap dengan artinya. Saya mengulang-ulang nama Icha dan Jaka
dalam batin saya untuk merasakan efek nama ini, dan saya mantap
memakainya.
Sebagai akhir artikel, saya meringkas apa
yang sudah saya jelaskan pada artikel pertama dan kedua ini dengan
membandingkan waktu untuk mendapatkan hal tersebut antara cara
konvensional dan cara yang saya lakukan sebagai berikut:
Nama Aksi | Cara Saya | Cara Konvesional Saya |
Mendapatkan ide | Bank Ide: 0 menit, karena saya tinggal mengambil dari catatan saya | Mendadak: 3 hari |
Mengerjakan bagian yang paling disukai (Anda dapat memilih sendiri sesuai kemampuan anda) | 0 menit | Bisa sampai sejam |
Nama tokoh | Bank Nama: 0 menit. Saya tinggal mengambil dari library saya (kamus nama, catatan mengenai arti nama) | Bisa sampai sehari |
0 komentar:
Posting Komentar