Sinar mentari pagi masuk melalui
jendela tempat bersemayam ku dan membangunkan ku dari mimpi indah ku minggu ini.
Aku bergegas bangun dan segera mencuci muka bantal ku ini.
Ghaly : “ Ah, segar sekali ?
(ddrrrttt…ddrrtttt…ddrrrttt… tiba- tiba Handphone Ghaly berdering). Siapa sih
pagi-pagi gini udah nelpon” ( sambil mengangkat Handphone nya yang berdering )
Lusi : “ Hallo Ghal , lagi ngapain lo ???”
Ghaly : “ Owwh Lusi. Gue lagi manjat pohon kelapa
nihh”
Lusi : “ HAHH … (terkejut) serius lo !!!
Ngapain pagi-pagi gini manjat pohon kelapa ??” (dengan nada keheranan)
Ghaly : “ Hahahahha, ya enggak lah.( sambil
tertawa kecil) Gimana sih lo , gitu ajah percaya. Oh ya , ada apa nelpon
pagi-pagi gini ?”
Lusi : “ Kurang asem lo. Kirain gue beneran. Emmm,,
mau rolling gak?”
Ghaly : “ Boleh ,, emangnya siapa ajah yang pergi
???”
Lusi : “ Banyak. Ada Erna, Fufah, Diba dan
Nita. Mau pergi gak ?”
Ghaly : “ Boleh. Kalau begitu gue siap-siap dulu
ya .. “
Lusi : “ Okee … kita kumpul dirumah lo ajah
yah ..”
Ghaly : “Okee dehh.” (sambil menutup telepon nya)
**************************************
Setelah bersiap-siap Ghaly pun
menunggu teman-temannya ditaman depan rumahnya sambil memainkan gitar
kesayangannya. Lusi, Erna, Fufah, Diba dan Nita pun tiba dirumah Ghaly. Mereka memanggil Ghaly berulang kali, namun
tidak ada jawaban.
Semua : “ Ghaly, Ghaly.” (sambil berteriak kencang)
Fufah : “ Wah, parah ni anak. Masa kita
manggil nggak dijawab.”(dengan nada kesal)
Diba : “ Iya nih.”
Erna : “ Dimana yach si Ghaly ?” (sambil melihat
kesana-kemari)
Nita : “ Eh teman-teman, itu Ghaly.”(sambil menunjuk ke
aarah Ghaly)
Lusi : “ Mana ??”
Nita : “ Itu tuh yang lagi main gitar dibawah pohon !!”
Lusi :
“ Ohh iya.”
Diba : “ Gimana kalau kita kagetin ajah.”
Semua : “ setuju-setuju”(sambil menganggukkan kepala)
Sambil mengendap-endap, mereka pun
mengagetkan Ghaly.
Lusi, Erna, Fufah, Diba dan Nita
kompak : “ Wooyyy Ghall”
Ghaly : (kaget) “ Astaga ,, kalian rupanya. Ngagetin gue
ajah.”
Semuanya tertawa senang melihat Ghaly
kaget.
Fufah : (masih tertawa) Habisnya, lo sih dipanggil-panggil
nggak dijawab”
Erna & Nita :
“ Iya nihh.”
Erna : “ Bikin kesal ajah.”
Ghaly : “ hehehheh , mangap-mangap.”
Diba : “ Hah?? Apaan tuh mangap-mangap??”
Lusi : “ Tau nih , pakai bahasa tuh yang jelas dikit
donk…”
Ghaly : “ hehehe … maksud gue maaf. Dah, jangan banyak omong,
cabut yuk.”
Lusi : “ Hah ,, cabut apaan?? “
Fufah : “ Cabut bulu ketiak lo ” (sambil tertawa)
Diba : “ Aduh,, Lusi-Lusi. Lola
banget sih lo ?? Maksud Ghaly tuh, ngajak kita berangkat sekarang.”
Lusi : (sambil ngangguk-ngangguk
mengerti)” Ohh..gitu!! “
Nita : “ ya udah deh yuk jalan”
Semua : “ yuk “
Merekapun segera
pergi. Sambil berjalan jalan mereka bercanda tawa.
Ghaly :
“ By The Way, kita mau kemana nih??”
Nita :
“ Kita ke pantai ajah yuk”
Diba :
“ Yuk, disanakan anginnya sepoi-sepoi”
Erna :
“ Gak ahh, mending kita makan aja yukk. Makan kan enak”
Fufah : “ Gak ah, lo sih makan terus. Badan aja di besarin otak juga donk. Hehehe
peace na .. Gimana kalau kita karokean aja”
Lusi : “ Nggak, nggak. Itu
menghambur-hamburkan uang. Gimana kalau shopping aja ke Mall??”
Ghaly : “ Lusi-Lusi itu sih sama aja.
Malah lebih parah kalii.”
Erna : “ Ya udah kalau gitu kita ke
toko buku aja kan lebih bermanfaat habis itu baru kita makan .. hahaha ”
Diba : “ Oke. Tapi kamu yang
traktir yach na ??”
Nita : “ Iya .. betul tuh diba ..
siipp ..” ( sambil mengangkat jempolnya)
Erna : “Enak aja loh kira gue anak
konglomerat apa banyak uang buat traktirin lo semua “ (sambil marah marah )
Diba : “ Ah .. gitu aja marah gue
kan cuma bercanda” ( sambil menundukkan kepala)
Fufah : “ Haduh udah jam berapa ini ..
kita go aja sekarang ,, nanti toko buku nya keburu tutup”
Ghaly : “ Oke deh .. yukk” ( sambil
berjalan ke arah toko buku)
**************************************
Sesampai di toko buku … Mereka pun mulai melihat buku - buku yang menarik perhatian mereka. Tiba – tiba Lusi dan Erna tertarik pada satu
papan ujian sama yang bergambar Princes . Lusi dan Erna memang sangat menyukai Princes
dari dulu. Mereka sering mengoleksi pernak – pernik yang berbau Princes.
Lusi : “ Haduhh yang ini kasih
aku aja, kamu ngalah ya Na.. Kamu kan
udah punya banyak di rumah.”(dengan nada merayu)
Erna :
“ Enak aja kamu tuh yang ngalah.”
Lusi :
“Pokoknya ini untuk aku” (sambil menggeram)
Erna : “ Untuk aku “
Karena terus
bertengkar Ghaly , Fufah, Diba dan Nita datang melerai mereka
Ghaly :
“Udahlah papan butut aja di rebutin .. “
Fufah :
“ Tau nih, mendingan kita makan aja sekarang.”
Nita :
“ Yukk ,, gue uda laper nih dengerin kalian bertengkar mulu”
Erna : “ Nggak ahh ,, gue udah
kenyang makan angin dari tadi.” (sambil melotot-melotot)
Diba : “ Hooaalllaaahhh ,, tadi
katanya mau makan sekarang nggak mau. Gimana sih …”
Lusi : “ Gue juga nggak mau tuh
makan. Mood gue udah ilang”
**************************************
Karena tidak jadi makan, mereka pun pulang kerumah masing-masing. Besok
harinya disekolah, Lusi dan Erna belum juga saling sapa. Nita pun datang.
Nita : “ Sudah lah, masa hanya gara-gara papan itu kalian
jadi bertengkar?”
Ghaly : “ Udah, sekarang kalian maafan aja.”
Akhirnya
Erna dan Lusi pun berbaikan juga. Tiba-tiba Ghaly langsung pergi ke wc.
Ghaly : “ Semuanya, gue pergi ke wc
bentar yaahh …” (langsung pergi tanpa mendapat balasan dari teman-temannya.)
Karena merasa aneh, mereka pun membuntuti
Ghaly ke wc. Ternyata Ghaly sedang meminum satu pil obat berwarna Orange.
Semua : “ Woyyy Ghall ,, mimun apaan lohh ??”
Ghaly : “(sambil batuk) Uhuukk…uhhuukkk.
Nggak kok ,, gue Cuma minum obat batuk yang dikasih papi gue tadi.”
Diba : “ Ohh begitu, ya uda deh,,
kami semua ke kelas dulu yah.”
Mereka
pun berjalan menuju kekelas sambil berfikir bahwa ada suatu keanehan dari
Ghaly. Mereka berfikir kalau obat itu adalah obat batuk kenapa Ghaly meminumnya
di wc secara sembunyi-sembnyi. Bel pulang pun berbunyi. Mereka pun plang
kerumah masing-masing.
**************************************
Seminggu
kemudian, Lusi mendapat telepon dari ayah Ghaly bahwa Ghaly telah meninggal,
ternyata yang diminum Ghaly waktu itu bukanlah obat batuk, tetapi sebuah pil
narkoba. Karena Ghaly terlalu sering memakainya, ia mengalami over dosis,
sehingga nyawanya sudah tidak dapat diselamatkan lagi. Ayah Ghaly pun baru
mengetahui bahwa Ghaly mengkonsumsi narkoba setelah mayatnya di otopsi oleh
dokter.
Lusi : “ Woyy, ternyata Ghaly sudah
meninggal.” (dengan nada sedih)
Semua : “ Apa ??” (jawab mereka serentak
dengan nada terkejut)
Lusi : “ Ia, tadi gue dapat telepon
dari Ayahnya, ia mengalami over dosis pemakaian narkoba. Ayahnya pun baru tau
setelah mayatnya di otopsi oleh dokter.”
Fufah : “ Apa ?? Gara-gara narkoba ??”
Nita : “ Pantasan aja waktu itu ia
minum sebuah pil secara sembunyi-sembunyi di wc.”
Erna : “ Gak nyangka sekali yah,
Ghaly yang orangnya kelihatan baik dan alim itu ternyata memakai narkoba.”
Diba : “ Iya nih, gak nyangka banget.
Apa lagi gara-gara obat haram itu ia meninggal.”
Lusi : “ Iaa, tapi walau bagaimana
pun, dia kan tetap teman kita.”
Erna : “ Iyaa dehh, kalau gitu
sekarang kita siap-siap aja kerumah dia untuk ngeliat dia terakhir kalinya.”
Nita : “ Oke deh, yuk kita kasih doa
terbaik untuk dia agar tenang dialam sana, dan diterima oleh Tuhan Yang Maha
Esa.”
Mereka
pun pergi kerumah Ghaly bersama-sama untuk melihat Ghaly terakhir kalinya. Dan
seharusnya ini menjadi pelajaran bagi kita agar jangan pernah menggunakan
obat-obat terlarang walaupun hanya sekali saja. SAY NO TO DRUGS !!!!!
0 komentar:
Posting Komentar