Narkoba
Dulu, semua indah.
Dulu, kau begitu kuat.
Dulu, ku kagumi smwa prestasi yg kau buat.
Dulu, ku bersmph tuk taklukan dunia bersama mu..
Teman.
Hdp ini kejam.
Dan kau korban kekejian nafsu dunia.
Sgla ny kau coba.
Inex;ekstasi;putaw; dan bahkan nama2 lain yg asing ditlnga .
kau tw persis itu dosa
Dan Dgn tragisny merogoti tubuhmu.
Kini kau rapuh.
Kini kau hancur.
Tp ini bkn akhr dr sgla nya.
kau tw itu salah.
Hnya krna kalah sekali.
Bkn b’arti kau kalah telak.
Teman.
Takkah kau lht btpa indah masa depan?
Takkah kau dengar gemuruh kesuksesan dtg?
Saat raga mu tak lg kuat menahan beban yg kw buat.
Saat itu kuprsmbhn jiwa cita dan harapan.
Usaplah keringat yg mengalir membasahi keningmu
Jgn2 menyerah!
Jgn mengalah!
Bangunkan! Bangkitkan semangat juangmu yg membara!
Yakinkan! Pastikan inilah puncak segala nya!
Bergegaslah!
Krna kau adlh sang juara!
Manusia Pemakai Narkoba
Berikanlah aku seribu kata puisi
Dari pada satu rumus yng penuh janji
Yang menyebabakan aku terlontar jauh
Dari semua yang aku cintai
Tapi, aku telah sampai pada tepi
Dimana aku tak mungkin dapat kembali
Kini, hidupku tak mempunyai arti
Karena aku telah kehlangan segalanya
Aku kehilangan semua yang aku kasihi
Kini aku tak mengenal tuhanaku
Aku tak mengenal keluargaku
Dan aku tak mengenal diriku sendiri
Semuanya semakin sepi
Semuanya terasa hampa
Aku semakin jauh terjerumus
Dari semua janji-janji semu
Dunia makin sepi
Hitam tak bernada
Tuhan….
Jangan biarkan aku sendiri
NARKOBA
dingin malam hujan deras
menembus kulit tipis menusuk tulang
mencari harapan ....
suatu yang tak menghasilkan
aku terlelap dalam hening
kau suntik aku saat terlelap
menembus kulit terbawa darah
memasuki setiap celah kecil nadi nadiku
menghentikan denyut jantungku
melenyapkan segala indera
terkapar ... dalam hening
mati dalam kesia siaan
Narkoba
Hari mudaku yang menyiksa
Tanpa menghisap kusengsara
terpuruk dalam penjara narkoba
rapuhkan semua cita-cita
Kini hidupku di neraka
tanpanya aku bisa gila
menjauhi pil penusuk itu
tapi tak bisa dapatkan kemilau
lalainya menutup pintu kegelapan
hanya gengsi kawan dan iseng belaka
hancurkan mimpi samudra
musnahkan sisa-sisa harta
wahai muda kawan jauhilah
rindukan tawa masa depan
buatlah karya sebelum padam
dan tujulah barisan kebahagiaan
YANG TERPENJARA
malam telah mabuk
kelap-kelip lampu diskotik
mengurai problema dan sesak
yang menghimpit tulang belulang
nafas menjadi nafsu berpeluh
hidup kukirim keruang kosong tanpa budaya
maka aku adalah pemilik bumi
sampai malam mengantar gincumu keperaduan
dibalik gemerlap itu
aku terpenjara
segelas minuman hangat
mengobati gelisah yang meracuni magrib
sebab kau pergi tanpa sepatah kata
lalu sepatuku
terluka ditepi jalanan
kerikil tajam
menggores percakapan kita tentang kebahagian para nelayan
yang mengarungi samudera luas
dalam dekap kehangatan itu
aku terpenjara
ketika kau suntikkan cairan itu dijasad ku
pergilah aku kedalam sunyi pengasingan
aku kian terluka
Tuhan....
ku mulai menghempas tubuh ini pada dinding penjara
ku mulai melafalkan bait-bait kebesaran
ku mulai meletakkan hina wajah ini di tanah
Mu
bersujud
dan bukalah pintu iniaku terpenjara
0 komentar:
Posting Komentar