Translate

cerpen hujan

Written By iqbal_editing on Rabu, 13 September 2017 | 21.03

Cerpen - Hujan

Sore ini hujan lagi lagi mengguyur, beberapa hari ini tak ada sedikitpun jeda untuk menikmati matahari di sore hari.Secangkir teh yang belum ku sentuh sejak tadi, masih panas. Aku suka hujan, ya suka. Tetes air dari langit, bau tanah yg basah, udara sejuk tentunya. Bermain hujan mampu menyamarkan air mata yang menetes, berteriak keras, meloncat dan bermain air. Semuanya aku suka. Ya walaupun setelah itu terkadang aku harus menderita demam. Tapi tak masalah. Air hujan ini mampu mendinginkan, hati yang sedang panas, otak yang mendidih. Tapi kali ini aku tidak bermain hujan lagi, cukup memandangi air yang menetes dari langit tetes demi tetes. Dulu, kita sering bermain hujan, bersama. Dingin, memang dingin tapi itu mengasyikkan. Apalagi jika bermain denganmu. Aku tertawa mengingat hal tersebut. Kita bertemu tepat di saat bulan pertama musim penghujan. Otomatis saat kita bertemu selalu terkendala hujan. Agak menjengkelkan, tapi aku suka. Karena aku bisa melihatmu. Beberapa musim penghujan telah kita lewati bersama. Tertawa saat hujan, marah saat hujan, jalan2 saat hujan. Itu lucu jika di ingat saat ini. Betapa kekanak-kanakan aku dulu. Masih ingat, sebelum kita benar benar bersama. Aku bersikeras bahwa aku bukan wanita baik, aku adalah wanita jahat. Kamu hanya tertawa, lalu pergi. Besoknya kamu datang lagi. Jawabanku tetap sama, dan kelakuanmu tetap seperti kemarin. Esok harinya lagi, kamu memberikanku sebuah buku, didalamnya terdapat beberapa kata, membuat aku berpikir sejenak. Apa salahnya mencoba, mungkin kamu bisa membuat aku berubah. Dan cerita itu dimulai. Sekarang kamu telah pergi, membiarkan aku menikmati hujan ini sendiri. Dan kamu selalu saja nakal. Membuat aku rindu. Apalagi saat hujan turun. Rinduku selalu berlebih terhadapmu. Tapi bukankah aplikasi rindu yg paling indah adalah doa. Ya, aku berdoa untukmu disini, karena aku rindu padamu. Tangan mungil memelukku dari belakang. "mbah uti, jangan ngelamun terus, sini anin temenin ya" Aku tersenyum, bocah cantik dan manis ini duduk dipangkuanku, menemaniku menikmati hujan sambil berceloteh ria tentang sekolahnya siang tadi. ----------------

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik