Translate

peraturan polo air bagian 2

Written By iqbal_editing on Rabu, 21 September 2016 | 03.15

6. Gol

Bola dinyatakan masuk gol apabila bola sepenuhnya melewati garis gawang diantar ke dua garis gawang.

7. Lemparan Gawang


  • Apabila seluruh bola melewati garis gawang, kecuali diantara kedua tiang gawang, dan bola akhir disentuh oleh pemain penyerang lawan
  • Kesalahan dalam lemparan ke dalam harus diulangi

8. Lemparan Penjuru

Lemparan penjuru dilakukan apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:

  • Bola melewati garis samping gawang, ketika bola tersebut terakhir disentuh oleh pemain bertahan.
  • Seorang penjaga gawang pada waktu melakukan lemparan bebas atau lemparan gawang. Sebelum bola itu disentuh oleh pemain-pemain  lain mengambilnya kembali dan masuk ke dalam gawang.
  • Pemain melakukan suatu lemparan bebas, mengoper bola kepada penjaga gawang sendiri.

9. Lemparan Bebas

Lemparan bebas diberikan pada saat ada pelanggaran. Cara melakukan lemparan bebas adalah dari empat terjadinya kesalahan, seorang pemain yang mendapatkan lemparanbebas  dapat langsung mengoperkan bola kepada lawan atau menggiring lebih dahulu baru mengopernya. Bola lemparan bebas bisa dinyatakan masuk gawang apabila minimal telah disentuh  oleh seorang pemain kawan atau lawan dalam garis gawang.

10. Bola Keluar Lapangan Permainan

Bola dinyatakan keluar lapangan permainan apabila bola keluar melalui salah satu garis sisi lapangan. Lemparan bebas akan diberikan kepada pemain dari regu lawan yang terdekat pada tempat dimana bola meninggalkan lapangan permainan.

11. Lemparan Wasit

Lemparan wasit dilakukan apabila terjadi hal-hal sebagai berikut.

  • Permainan dihentikan bila ada pemain yang mengalami cedera atau kesakitan serta keadaan yang lain yang tidak diketahui sebelumnya. Atau jika ada dua pemain atau lebih dari regu yang berlawanan membuat kesalahan  pada waktu yang bersamaan.
  • Apabila terjadi kesalahan, Bola yang dilempar wasit harus adil sehingga para pemain dari kedua belah regu mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai bola stelah bola menyentuh air. Bila wasit melempar bola jatuh ke air dan menguntungkan salah satu regu, maka lemparan harus di ulang. 

12. Jenis Kesalahan Yang Sering Terjadi

Terdapat dua macam kesalahan, yaitu kesalahan biasa dan kesalahan berat. Kesalahan biasa mendapat hukuman yaitu berupa lemparan bebas. Sedangkan kesalahan berat akan mendapat hukuman penalty.

Pelanggaran Biasa
Berikut ini beberapa contoh kejadian-kejadian yang menunjukkan pelanggaran biasa.

  • Ikut serta dengan aktif dalam pertandingan ketika berdiri pada dasar kolam, berjalan pada dasar kolam pada waktu pertandingan berlangsung.
  • Memasukkan atau menahan bola ke bawah permukaan air ketika diserang.
  • Memegang bola dengan kedua tangan pada waktu bersamaan.
  • Mendorong atau bertolak dari seorang lawan.
  • Membuang waktu.
  • Melakukan lemparan pinalti lain dari cara yang ditetapkan.
  • Menunda-nunda ketika melakukan suatu lemparan bebas, lemparan gawang, atau lemparan sudut.

Pelanggaran Berat
Seorang pemain telah melakukan pelanggaran berat jika melakukan hal-hal berikut ini.

  • Memegang, menenggelamkan, atau menarik ke belakang seorang pemain lawan yang tidak memegang bola.
  • Menyepak/menendang atau memukul lawan untuk membuat gerakan-gerakan yang mengarah ke perbuatan demikian.
  • Membuat suatu kesalahan di daerah 4 meter yang kalau terjadi mungkin gol akan tercipta.
  • Menunjukkan sikap menentang pada petugas.
  • Melakukan tindakan yang kasar/brutal terhadap pemain lawan atau petugas. Lemparan bebas harus diberikan pada regu lawan, sedangkan pemain yang bersalah harus dikeluarkan untuk sisa waktu pertandingan dan tidak boleh diganti.
  • Mengganggu dalam pengambilan suatu lemparan bebas, lemparan sudut, lemparan gawang, atau lemparan pinalti.13. Pelanggaran Perorangan

    Seorang pemain yang melakukan pelanggaran berat di mana saja di lapangan permainan akan diberikan suatu pelanggaran perorangan. Jika pemain itu diberikan tiga kali pelanggaran perorangan, maka ia harus dikeluarkan dari sisa waktu pertandingan. Pemain penggantinya dapat masuk dari garis gawangnya dari tempat yang terdekat dengan pengawas gawang setelah waktu pengeluaran berakhir.
    Jika pelanggaran perorangan untuk yang ketiga kali tersebut diberikan karena pelanggaran yang menyebabkan suatu lemparan pinalti diberikan, maka pemain penggantinya harus segera masuk sebelum lemparan pinalti tersebut dilaksanakan.

    14. Lemparan Pinalti

    Lemparan pinalti harus diberikan pada regu yang melakukan pelanggaran. Berikut ini hal-hal penting dalam melakukan lemparan pinalti.

  • Ketika lemparan pinalti diberikan, pemain yang melakukan pelanggaran hendaknya dikeluarkan dari air hanya jika pelanggaran tersebut sedemikian beratnya sehingga mempunyai alasan untuk mengeluarkannya dari air untuk sisa waktu pertandingan.
  • Lemparan pinalti dapat dilakukan oleh siapa saja dari suatu regu, kecuali penjaga gawang. Pemain yang melakukan lemparan boleh melakukannya dari posisi mana saja pada garis 4 meter lapangan permainan lawan.
  • Segera melakukan lemparan setelah ada isyarat dari wasit dengan gerakan yang tidak terputus-putus sebelum bola meninggalkan tangan pelempar.
  • Lemparan pinalti dimulai dengan mengangkat bola dari permukaan air atau mengacungkan/mengangkat bola dengan tangan. Atau, membawa bola ke belakang dari arah lawan untuk persiapan melempar ke depan.
  • Untuk penjaga gawang, bagian tubuhnya yang berada di atas permukaan air tidak diperbolehkan melampaui garis gawang.

14. Waktu Tambahan

Perpanjangan waktu diberlakukan jika pertandingan berakhir dengan angka sama, dengan catatan dalam pertandingan tersebut harus ada pemenangnya. Pertandingan tambahan adalah 2 babak kali 3 menit bersih, dengan istirahat 1 menit antara dua babak tersebut untuk pergantian tempat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik