ema: Cinta dan Mimpi
Judul:Hati yang Selalu Terjaga
Pemeran:
1. Amel
2. Derry
3. Masya
4. Aldi
5. Teman Derry 1 (laki-laki)
6. Teman Derry 2 (laki-laki)
SINOPSIS DRAMA
Lebih dari setahun, Amel dan Derry berpacaran. Saat ini keduanya sudah
duduk di bangku kelas 2 SMA. Selama setahun berpacaran, keduanya
menikmati lantaran sama-sama menjadi siswa aktif di organisasi sekolah.
Amel adalah ketua OSIS, sementara Derry adalah ketua tim basket.
Sementara itu, Marsya ketua tim cheers diam-diam juga menaruh hati Derrt
meskipun ia sudah tahu bahwa Derry memiliki pacar. Sedangkan Aldi
adalah sekretaris OSIS yang kerap terlihat dekat dengan Amel. Akankah
kisah cinta Derry dan Amel akan terus berjalan hingga mereka dewasa?
NASKAH DRAMA
Amel dan Aldi sedang berada di perpustakaan bersama. Sambil membuka-buka
buku bacaan, Aldi menyinggung Amel soal kedekatan Derry dengan Marsya.
Aldi : “Mel, beberapa hari ini aku sering lihat Derry sama Masrya ngobrol berdua. Kamu nggak cemburu?”
Amel :
“Mereka kan sering kerja sama, mungkin ya ngobrolin soal aktivitas
mereka aja. Seperti yang aku lakukan sama kamu begini. Ngobrol soal OSIS
doang, nggak lebih.”
Aldi manggut-manggut.
Aldi :
“Iya juga ya. Tapi mereka terlihat amat seru. Bercanda ketawa-ketiwi
kayak orang pacaran aja. Nggak mirip kayak kita yang serius gini.”
Amel :
“Aldi... aktivitas mereka dan kita kan jelas-jelas beda. Kegiatan kita
memang butuh keseriusan, nggak main-main. Kalau mereka kan emang bisa
dilakukan lebih santai dan justru harus santai.”
Aldi manggut-manggut lagi.
Aldi : “Iya juga ya.”
Amel : “Udah ah jangan berpikir macam-macam. Minggu depan kita udah baksos, harus segera menyusun materi rapat nanti sore.”
Tak lama kemudian muncul Derry di perpustakaan.
Derry : “Kalian di sini juga, lagi serius bahas apaan?”
Amel : “Hallo Der, ini lagi bahas materi rapat nanti siang. Kamu sendiri? Nyari buku apa?”
Derry :
“Bilogi Mel. Oiya Mel, nanti sore sekitar pukul 4 aku jemput ke rumahmu
ya. Nganterin aku ke rumah tante, sekaliyan bantuin bawa bawaan dari
mama.”
Amel : “Aduh Der, maaf banget aku nggak bisa. Nanti sore aku mau survey lokasi baksos.”
Derry : “Sama Aldi?”
Amel : “Iya sama Aldi. Duh sorry banget Der.”
Derry : “It’s Ok.”
Derry berlalu dengan wajah kusut dan kesal. Dengan membawa buku biologi, ia berjalan keluar perpus dan bertemu Marsya.
Marsya : “Der... nar sore sibuk nggak? Bisa anterin aku beli buku di Gramed nggak?”
Derry :
“Ntar sore aku mau nganter makanan buat tante. Atau gini aja, kamu ikut
aku dulu ke rumah tante, bantuin aku bawa makanannya, abis itu aku anter
kamu ke Gramed. Kamu nggak buru-buru kan?”
Marsya tersenyum ceria sambil mengangkat tangan tanda hormat.
Marsya : “Siap bos!”
Derry : “Ok, ntar pukul 4 sore aku jemput ke rumahmu ya.”
Sesuai rencana sore itu Derry pergi dengan Marsya. Keduanya terlihat
akrab. Sesekali Marsya menggoda Derry dengan bergelayut mesra di lengan
Derry. Derry sendiri tidak menolak, karena merasa nyaman dengan Marsya
yang selalu ada di saat membutuhkan bantuan. Sementara itu, Amel dan
Aldu juga pergi bersama. Akan tetapi, keduanya terlihat lebih serius.
Karena fokus pada tujuan mereka untuk survey lokasi.
Hari makin berganti. Amel makin sibuk dengan kegiatan OSISnya, dan Derry
justru semakin dekat dengan Marsya. Siang ini, Derry berencana bicara
pada Amel, serius tentang hubungannya.
Di kantin sekolah yang sepi, sepulang sekolah.
Derry : “Sorry Mel, ganggu acara rapat kamu siang ini.”
Amel : “Nggak papa, lagian banyak yang belum ngumpul. Anak-anak masih ngerjain tugas kayaknya.”
Derry : “Aku mau ngomong serius sama kamu.”
Sambil tersenyum kecil, Amel menghentikan menyendok mie ayamnya. Lalu menatap Derry dengan serius.
Derry :
“Intensitas bertemu kita makin berkurang. Aku tidak bermaksud
menyalahkanmu yang sibuk di OSIS, karena aku pun juga ngerasa makin
sibuk di Basket.”
Tiba-tiba mata Amel nanar, ingin menangis. Ia tahu kemana arah
pembicaraan Derry. Derry yang melihat Amel pun merasa tak tega, tapi ia
harus jujur.
Derry : “Aku merasa, lebih baik kita berteman saja.”
Kali ini Amel baru benar-benar mengeluarkan air matanya. Tapi mulutnya masih terkunci.
Derry : “Sorry Mel, tapi aku harus jujur. Aku pengen dalam sebuah hubungan itu bisa enjoy berdua. Tanpa terhambat masalah kesibukan.”
Dengan terbata-bata, Amel bertanya.
Amel : “Apa ini karena Marsya?”
Derry menggeleng pelan.
Derry : “Ini bukan soal Marsya, ini soal kita berdua. Kesibukan kita berdua.”
Air mata Amel mengalir tak tertahan sambil terus menatap Derry. Derry
sesekali juga mengusap pipi Amel. Jaud di dalam hatinya, ia masih sayang
pada gadis yang baginya amat baik dan lugu tersebut.
Amel tersenyum sambil menangis.
Amel : “Aku masih sayang sama kamu.”
Derry terlihat diam, tak tega melihat Amel makin menangis.
Amel : “Baiklah.”
Amel mengusap pipinya sendiri.
Amel :
“Aku menghargai keputusanmu. Gapai cita-citamu, aku juga akan meraih
cita-citaku. Terimakasih sudah pernah menjadi bagian hidupku, dan aku
minta maaf atas segala kekuranganku.”
Derry dengan cepat memeluk Amel untuk yang terakhir kalinya. Begitu banyak kenangan manis yang akan selalu ia ingat dengan Amel.
Sejak saat itu keduanya jarang berinteraksi. Amel sendiri menyibukkan
diri di OSIS agar tidak terlalu baper. Tapi suatu hari, ia mendengar
bahwa Derry sekarang sudah jadian dengan Marsya. Maka sebisa mungkin
Amel menyembunyikan kesedihannya. Berpura-pura berbesar hati ketika
berpapasan dengan Derry dan Marsya di sekolah. Padahal hatinya
berkecamuk, tak rela jika Derry jadian lagi.
Satu tahun kemudian, semuanya lulus. Amel meneruskan pendidikannya di
luar negeri jurusan advokat. Sedangkan Derry dan Marsya meneruskan pada
jurusan yang sama, yakni advertising di slah satu universitas swasta di
Indonesia.
Empat tahun kemudian, Derry dan Amel kembali dipertemukan dalam sebuah reuni SMA.
Amel duduk memisah dari teman-temannya dengan ditemani segelas jeruk
hangat. Dari kejauhan, diam-diam ia memperhatikan Derry yang asyik
bercanda dengan teman-teman basketnya dulu. Sesekali Amel tersenyum
sendiri.
Sementara itu, dari tempatnya berdiri Derry tak sadar sudah diperhatikan.
Teman Derry 1 : “By the way Der, loe kapan putus sama Marsya?”
Teman Derry 2 : “Udaaah... jangan tanya. Sudah pasti Marsya yang
selingkuh. Itu anak diam-diam bisa meluluhkan banyak laki-laki.”
Derry hanya tersenyum.
Tiba-tiba salah satu teman Derry menyadari jika Derry diperhatikan seorang gadis.
Teman Derry 2 : “Der, kayaknya gadis itu dari tadi ngeliatin loe deh. Siapa dia?”
Ketika Derry menoleh, buru-buru gadis itu memalingkan wajahnya.
Teman Derry 1 : “Bentar-bentar, lah itu bukannya si Amel? Ketua OSIS kita dulu!”
Teman Derry 2 : “Eh iya tuh, si Amel. Sekarang tambah cantik banget itu anak. Udah cantik, pinter lagi.”
Teman Derry 1 : “Ya iyyalah. Aku denger-denger dia jadi pengacara sekarang. Maklum lulusan luar negeri bro...”
Derry bengong mendengar celotehan teman-temannya. Lalu dengan langkah
tegas ia menghampiri Amel. Mungkin sudah saatnya lagi ia menata hatinya
bersama Amel mulai dari awal lagi. Derry berharap, Amel masih mau
menerimanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar