“aduh han, lo lelet banget tau. Gue buru-buru nih, hari ini ada kelas ama dosen killer. Kalo telat sedetik ajah gak kan di kasih masuk…” protes alin.
“owh.. pantes. gue kira lo gak ada kelas. yaudah gih lo masuk.” Ucap hana kemudian.
“ngapain gue berangkat jam segini kalo gak ada kelas hanaaa… ya udah deh lo tunggu di tempat biasa aja ya gue duluan,” kata alin mempercepat langkahnya.
“ok. Gue tunggu.” Teriak hana menuju taman biasa tempat mereka duduk bareng ketika tak ada kelas. alin memang sibuk akhir-akhir ini menjelang akhir semester 2 nya. Selain itu alin memang tipe orang yang amat serius. ia selalu ingat pesan orangtuanya di desa yang telah bekerja keras untuk kuliah impiannya di jakarta ini. Ia tak tega jika harus mengecewakan orangtuanya jadi jalan satu-satunya adalah ia harus bekerja keras juga untuk mencapai hasil terbaik. Alin bukan berasal dari orang mampu, orangtuanya hanyalah keluarga sederhana dan ia bisa melanjutkan kuliah di jakarta adalah berkat bantuan orangtua hana sahabat karibnya sejak kecil itu. dalam hati alin berjanji jika kelak ia telah sukses ia akan membahagiakan orangtuanya dan mencoba membalas kebaikan orangtua hana yang telah begitu banyak membantu keluarganya itu.
Akhirnya alin sampai di ruangannya. Tak lama kemudian barulah dosen masuk.
“huh.. selamat…” gumam alin dalam hati. Pelajaran pun di mulai. mahasiswa/i memperhatikan dengan seksama. Sesekali mereka mencatat hal yang mereka anggap penting. Saat pelajaran berlangsung tak ada satupun yang berani mengobrol karena dosen yang di hadapan mereka ini memang terkenal amat teliti dan tegas. Ia juga sangat sensitif hingga bisa marah jika mengetahui ada yang tidak fokus dengan apa yang sedang di jelaskannya. Seperti halnya hari ini saat pelajaran hampir usai sekitar 5 menit kemudian.
“hendri..! apa yang kamu lakukan..?” Tanya dosen itu dengan suara kerasnya ketika melihat hendri salah seorang mahasiswa sedang memainkan pena di tangannya.
“emmm.. eng..ng.. enggakk ada pak.” Jawab hendri tergagap.
“keluar!” kata dosen itu tegas.
“tap.. tapi pak..” hendri tak melanjutkan kata-katanya saat mengetahui dosen itu mulai emosi. “baik pak.” Kata hendri akhirnya dan segera keluar. Semua yang melihat tak brani berkutik apalagi sampai tertawa.
“siapa lagi yang ingin menyusul?!” tanya dosen itu setelah hendri keluar. Semua terdiam menunduk. “kalian kemari untuk menuntut ilmu bukan? Kenapa harus bermain-main. Kalian tentu tahu hal itu merugikan kalian sendiri tapi mengapa masih ada yang melakukannya. Apa kalian tak ingat peraturan yang bapak buat?” tanya dosen itu lagi.
“ingat paakk..” jawab semua kompak.
“coba seorang. Sebutkan apa peraturannya?” perintah dosen itu lagi. Alin berdiri.
“pertama, tak boleh datang terlambat. Kedua, harus mengerjakan dan mengumpulkan tugas sesuai waktu yang di tentukan. Ketiga, harus fokus ketika pelajaran berlangsung. keempat..” alin terhenti.
“cukup. Saya rasa kalian semua sudah tau apa peraturannya dan apa hukuman bagi pelanggarnya. Baik karena waktu telah habis pelajaran kita akhiri sampai di sini. Terimakasih atas perhatiannya.” Kata dosen itu segera membereskan buku-bukunya dan berlalu keluar.
“aaahhhh..” alin membuang nafas lega setelah sekitar 2 jam dalam keseriusan maksimal dan ketegangan extra. ia pun bergegas keluar dan bermaksud untuk menghampiri hana yang tadi berkata menunggunya di taman. Tapi ketika keluar dari ruangannya tiba-tiba… Brukkk..
“aww.. wa wa..aduuuhh…” seseorang menubruk alin membuat kertas-kertas yang di pegangnya beterbangan.
“ooouppss aduh.. emmmm sorry ya, sini gue bantuin…” kata seseorang itu berusaha merapikan kertas yang berantakan. Namun alin berusaha mengejar satu kertas yang berisi biodatanya yang terbang melayang-layang.
“hap..hap.! iiihh susah banget sih, jangan terbang terus donk,” alin berusaha menangkapnya. namun karena tak memperhatikan jalan dan terfokus pada kertas itu ia pun tersandung kaki salah seorang mahasiswa yang memang sengaja menjahilinya.
“aaa..” brukkkk… alin pun jatuh terbanting, kacamatanya pun ikut terjatuh membuat ia kesusahan meraba-raba berusaha mencari kacamata itu. Matanya yang minus itu terasa kabur dan sulit melihat tanpa kacamata. Mahasiswa yang menjahilinnya tadi bukanya menolong justru menertawakan bersama teman-temannya.
“haha.. liat deh orang buta lagi cari uang recehh… haha..” seorang cowok menghina. Airmata alin hampir saja menetes ketika seseorang membantunya mengambil kacamatanya. Alin langsung mengusap airmata yang hampir keluar itu dan mengambil kertas biodatanya di depannya namun kertas itu di ambil oleh cowok yang menjahilinya tadi.
“alin… hemmm namanya bagus, lumayan keren tapi kenapa orangnya kampungan gini yaa.. haha” mereka tergelak lagi. Alin mengurungkan niatnya untuk mengambil biodatanya itu, bukan tak berani hanya saja ia sedang tak mau mencari masalah.
“ini kertas-kertas kamu tadi, maaf ya tadi udah nabrak kamu.” Kata seorang cowok menyodorkan setumpuk kertas saat alin berbalik.
“makasih, iya gak papa kok.” Kata alin mengambil kertas itu.
“cieee cieee… co cweat bingits eah..haha..” ejek sekelompok cowok yang mengerjai alin tadi.
“eh, udah donk van. Kamu nih selalu aja cari masalah. Gak ada kerjaan lain deh. Alin kan gak salah sama kamu..” Kata cowok yang menolong alin.
“apa lo ha?! Mau jadi pahlawan kesiangan lo. Jangan sok lo di sini. Siapa lo..!” vano mulai emosi, ia mendorong-dorong ricko cowok yang tadi menolong alin. Alin hanya terdiam kaku ia ingin menolong tapi tak punya daya kalau ia pergi itu tandanya ia membiarkan ricko yang membelanya di sakiti ia takkan tega.
“woy..! apaan nih., belagak banget lo. Apa salah dia ha?” hana tiba-tiba muncul dan membela ricko.
“eh, lo yang siapa..! ini wilayah gue. Lo mau apa di sini? Apa urusan lo?! Terserah donk gue mau apain dia.” Kata vano semakin naik darah.
“oke. Tapi gue gak suka sama tingkah lo. Dan satu lagi. ini kampus. Semua punya hak di sini bukan Cuma lo. Ayo rick, al kita pergi dari hadapan orang-orang gak waras ini.” Hana menarik alin dan ricko menjauh.
“eh!? Kemana kalian. Urusan kita belum kelar.. woy! Awas aja lo.” teriak vano mencoba menghentikan mereka. Namun elin, hana, dan ricko tak peduli. Mereka melangkah ke taman. Sampai di taman..
“han, lo kenal sama dia?” tanya alin melirik ricko.
“iyalah, gue sekelas tau sama dia. Ini ricko.” Kata hana mengenalkan.
“hai, aku ricko. Sekali lagi maaf ya tadi nabrak kamu..” ricko mengulurkan tangan.
“oh. Alin. Iya gak papa lagi.. santai ajah.” sambut alin tersenyum.
“oh ya lo berdua tadi gak papa kan?” tanya hana kemudian.
“gak papa kok, tenang ajah. Yaa.. untunglah tadi lo cepet dateng. Eh, btw gimana lo tau kita lagi di kerjain mereka?..” tanya alin agak heran.
“oh, itu. Tadi gue nungguin lo lama banget jadi gue berniat nyamperin lo eh ternyata..” hana tak melanjutkan.
“emmm emang mereka itu siapa sih kayaknya sok berkuasa bangett..” tanya alin lagi seraya membuka akun fb nya.
“dia tuh vano, ketua genk yang paling usil di kampus ini. Dia emang gitu. Sok berkuasa dan nyebelin abisss. Yaa walaupun hampir seluruh cewek di kampus ini suka sama dia karena katanya dia itu cool tapi tetep aja gue eneq liat dia.” Jelas hana.
“oh..kok gue baru tau yaa..” sahut alin.
“eaa lo tuh apa sih yang tau orang lo ubek-ubek di perpus, taman, kelas.. ituuuuuu mulu ya gak tau. Tuh anak kan gak pernah ke tempat perubek-ubekan lo itu.” Cibir hana. Ricky yang sejak tadi terdiam ikut tersenyum kecil.
“eh, han.. ini siapa ya?gak kenal tau-tau inbox gue pake kata-kata gak jelas gini,” alin kaget melihat sebuah inbox di akunnya.
@deevanow: wajah manis cewek paling unik di kampus yang pernah gue liat dan tak mudah terlupakan…?
@deevanow: hari yang indah bisa bertemu dengannya, namun kenapa ia justru dekat dengan cinta yang lain tanpa peduli perasaanku..
@deevanow: jika kau bisa menyakitiku aku kan buatmu lebih sakit.,
“idihh.. lebay yahh..identitas gak lengkap lagi..! gak jelas.” gerutu hana.
“emmmm devano?.. eh, mungkin gak sih kalo si vano..?” tanya alin dalam hati. Diam-diam alin membalas pesan itu dan berusaha mencari tahu siapa orang itu. Sedang hana dan ricko pamit pergi ke kantin. Alin tak ikut ia beralasan sedang mengerjakan tugas padahal tugasnya telah selesai semua.
@alynna: siapa ea?
@deevanow: pengagum rahasiamu?.
@alynna: heemmm boleh tau namanya?
@deevanow: belum saatnya.. kamu lagi di taman kan? Aku lagi memperhatikanmu.
Alin memperhatikan sekelilingnya tapi tak menemukan siapapun.
@alynna: kamu di mana?
@deevanow: di hatimu.
“hey. Serius amat sih..” hana tiba-tiba ada di dekat alin. Alin langsung menutup fb nya dan mencoba untuk bersikap biasa.
“emm hana.. lo kebiasaan deh suka ngagetin..” gerutu alin. “oya, ricko mana?” tanya alin ketika tau hana hanya sendirian.
“di perpus tuh, katanya mau balikin buku. Eh,al menurut lo ricko gimana..?” tanya hana tiba-tiba.
“baaaikk.. yaa.. gitulah. Kenapa?” jawab alin.
“emmm tampangnya gimana?” tanya hana lagi.
“lumayan, yaa.. mungkin kalo kacamatanya di lepas trus rambutnya agak di rapiin dikit gitu mungkin lebih cool. Kenapa? Lo naksir ya sama dia.. hayo ngaku..” tuduh alin melihat hana senyum-senyum.
“mungkin.” Jawab hana santai sambil masih tersenyum.
“cieeee… ehm yang lagi jatuh cintaa..” goda alin. “ya ampuuunn… gue ada kelas. Lupaa.. gue duluan yaa..” alin berlari setelah melihat jamnya. Hana pun menuju kelasnya.
Alin sampai di kelas namun ternyata dosen sakit sehingga tak dapat hadir. Alin pun memutuskan untuk duduk di dalam kelas. Saat asyik membaca bukunya..
“eh, lo cewek yang tadi kan. ikut gue..!” seorang cowok menarik alin dengan paksa.
“hei heii… apaan sih, mau kemana?” alin berusaha melepas namun tak bisa. ia diseret ke toilet cowok paling ujung.
“masuk lo.” Cowok itu mendorong alin masuk sebuah ruangan kecil dalam toilet dan mengunci pintu dari luar.
“eh, kok di kunciii… bukaa donk,” teriak alin.
“gak kan ada yang buka sebelum gue suruh.”kata vano yang ternyata ada di ruangan itu.
“e..elloo. ngapain di sini?..” tanya alin terkejut.
“nungguin elo lah.” kata vano mendekat.
“ma.. mau ngapain lo nungguin gue..?” alin mundur menjauhi vano.
“urusan lo belum kelar sama gue.” Jawab vano semakin mendekat.
“urusan yang mana?” tanya alin ketakutan.
“yang mana yaa..” vano menatap alin.
“oke pliiiiss.. gue minta maaf kalo gue ada salah sama lo dan sekarang gue mohon lepasin gue, keluarin gue dari sini..” pinta alin menunduk.
“keluarin? Gampang banget yaa.. setelah lo permaluin gue tadi dengan lo tinggal gue gitu aja sekarang dengan mudah lo minta maaf?” bentak vano seraya memukul dinding di samping telinga alin membuat alin terkejut dan duduk di lantai. “niihhh… maaf lo..” kata vano menyiram alin dengan air. Alin pun basah semua. Sementara alin di caci maki di toilet, Hana bingung mencari alin karena sudah waktunya pulang. Ketika kekelasnya hana hanya menemukan tas dan buku-buku alin berserak di kursinya. Ketika di tanya beberapa mahasiswa di situ tak ada yang tau. Hana lelah mencari ke sekeliling kampus dan akhirnya berhenti di taman.
“cukk.. cukuuupp van, ampuuunn aku gak kuat lagiii..” alin menggigil. Perlahan tubuhnya semakin lemas.
“ha? Cukup?.. beluumm donk, gue belum puass… nih lag..” vano tak jadi menyiram alin lagi ketika sadar alin benar-benar lemas. “a.. all.. aliinn lo gak papa kan? Lo kenapa?..” vano panik.
“di.. di..dinginn” ucap alin menggigil. Badanya terkulai lemas di lantai. Vano memangkunya dan terus berusaha membuatnya sadar. “guys… buka.” Teriak vano menyuruh teman-temannya membuka pintu. Pintu pun langsung di buka.
“udah puas van..?” ucap seorang teman vano ketika pintu di buka.
“diem lo, buruan bukain pintu mobil gue..” vano menggendong alin menuju mobilnya. Setelah sampai di dalam mobil vano teman-temannya yang sejak tadi heran mulai bertanya.
“dia kenapa van? Lo apain..” tanya temannya. Vano tak menyahut ia malah membuka jaketnya.
“lo mau ngapain van, gila lo jangan macem-macem juga kali..” teman-temannya heran.
“ssstt.. diem, lo yang jangan berfikiran macem-macem. Gue gak sejorok itu kali..” vano lalu memakaikankan jaketnya ke alin yang masih di pangkuannya.
“van.. vanoo… gue di dimana?” tanya alin masih menggigil.teman-teman vano pergi diam-diam meninggalkan mereka berdua.
“lo di mobil gue, lo masih dingin?” tanya vano lembut. Alin hanya mengedipkan matanya. Vano spontan memeluk alin. “maafin gue ya.. gue gak ada maksud buat nyakitin lo gue Cuma..” vano terdiam seketika.
“ya ampuun… vano lo ngapain…” alin yang sadar langsung melepaskan pelukan vano dan panic.
“emmm ma.. maaf al, gu gue gak..” belum selesai vano berbicara alin telah berlari keluar dari mobil dan menuju ke kelas.
“eh, eh mau kemana?” cegah teman-teman vano.
“biarin guys.. lepasin dia. Ayo kita pulang.” Teriak vano dari dalam mobil. Alin pun langsung berlari. Sampai di kelas ia melihat tasnya sudah tak ada. Ia tau pasti hana mencarinya ia pun segera ke taman.
“haaannnaaaa…” alin memeluk hana yang sedang duduk di kursi taman.
“hei, heii.. lo kenapa? Lho kok lo basah kuyub gini?..” hana heran.
“gue.. gue..” alin baru saja ingin mengatakan yang sebenarnya namun ia sadar ia tak ingin hana ribut lagi dengan vano.
“hei, lo kenapa? Kok bengong.” hana semakin heran.
“emmm gue tadi jatuh di toilet.” Kata alin berbohong.
“yakin?” hana tak yakin. Alin mengangguk.
“trus ini jaket siapa?” tanpa sadar alin masih membawa jaket vano.
“e.. emmm ini tadi gue nemu di toilet. Abis gue kedinginan jadi gue pake aja.” Alin berbohong.
“owh..” hana berusaha percaya. Mereka pun pulang.malamnya alin demam tinggi, hana berusaha memanggil dokter namun alin mencegah,
“gak usah pake dokter, gue mau istirahat ajah.” kata alin.
“yaudah deh, lo istirahat yaa..” kata hana berlalu. Diam-diam alin justru membuka akun fb nya dan menemukan sebuah inbox.
@deevanow: aku menyesal telah menyakitinya. Tak seharusnya aku begitu jika aku mencintainya.. aku menyesaaaaalll maafkan aku…
Alin membalasnya.
@alynna: aku sakiitt… demam, nih.. gara-gara di kerjain cowok gak jelas di kampus..
@deevanow: mungkin dia gak sengaja.. atau gak bermaksudd..
@alynna: kamu siapa sih? Kenapa belain dia.. aku gak kan sakit gini kalau gak karena diaa… dah ah, aku mau istirahat.
Esoknya alin masih sakit sehingga harus cuti dulu. Alhasil hana harus kekampus sendirian. Padahal hari ini hari ultah alin. Hana pun pergi kuliah dan berencana untuk mencari kado untuk alin. Setelah hana pergi tak berapa lama..
-tok! tok! tok!-
“kenapa lagi han?.. masuk aja kali” kata alin lemas dan tak beranjak dari tempat tidur.
“hai.” sapa vano ketika pintu terbuka.
“vano?!” alin terkejut.
“iya ini gue, sorry ya gue langsung masuk soalnya tadi gue ketuk pintu gak ada yang buka.” Vano masih di pintu.
“eemmm lo ngapain kesini? Lo tau darimana rumah ini..?” alin masih heran.
“gue liat di akun fb lo. Gue kesini mau liat keadaan lo soalnya gue baca status lo yang lo bilang lagi sakit..” jelas vano hati-hati.
“ha? Status..? status yang mana. Gue gak pernah bikin status kalo gue lagi sakit kok.” Alin semakin heran.
“emmm inbox iya.. lo inbox gue tadi malem. Ouwh… sorry maksudnya…” Vano menggaruk kepalanya yang tak gatal karena kebingungan.
“inbox..? aduh gue bingung sebenernya mau lo tuh apa sih. Gue gak pernah berteman sama lo di fb apa lagi sampe inbox lo.. jangan bikin gue tambah pusing deh,” protes alin bingung.
“em emmm iya maaf.. gu guee…” Vano tak tahu harus bicara apa ia diam menunduk.
“apa? Maaf..? gue gak salah denger. Lo minta maaf, eh gak alergi lo ntar minta maaf sama gue..” sindir alin.
“eng.. maafin gue yaa.. gue tau lo sakit karena gue mangkanya gue kesini buat jengukin lo.. daannn minta maaf sama lo…” Jelas vano terbata.
“siapa bilang gue sakit karena lo?” tanya alin cuek.
“lo sendiri yang bilang di pesan lo tadi malam.” Vano keceplosan.
“ha?” alin kaget. –ya ampuuunnn kenapa gue harus keceplosan terus sih. Lama-lama dia pasti curiga.-gumam vano dalam hati.
“vano .. jangan bilang fb @deevanow itu fb lo…” tanya alin mulai curiga. Vano hanya terdiam membisu ia bingung harus bagaimana ia tak ingin membohongi alin karena itu pasti akan membuat alin benci padanya namun ia merasa belum siap untuk mengakui karena gengsi masih menguasai dirinya.
“vanoo.. kenapa diam? Jangan-jangan iya lagi, soalnya gue Cuma inbokan ama @deevanow dan kalau lo tau smua berarti itu fb lo. Iya van?..” tanya alin lagi.
“maafin gue al, itu memang gue. Gue suka sama lo sejak gue liat lo pertama kali di taman dan itu yang buat gue pengen deket sama lo tapi karena gue gaktau gimana cara deketin cewek cuek kayak lo jadi gue mutusin buat deketin lo lewat fb, tapi gue pengen banget mandang lo dari deket jadi gue gangguin lo dan kerjain lo biar gue bisa liat lo dari deket.. tapi gue sakit hati karena lo deket sama ricko jadi gue mutusin untuk beneran ngerjain lo. Dan di toilet itu sebenernya gue seneng banget bisa deket sama lo tapi gue inget gimana kedeketan lo sama ricko dan gimana dia belain lo gue terbakar cemburu dan melampiaskan itu smua hingga akhirnya gue sadar gue gak boleh gitu kalo gue bener-bener cintain lo. Di mobil itu gue bener-bener panik dan gaktau harus gimana dan karena reflek gue meluk lo… Gue sadar gue salah mengutamakan gengsi di banding cinta gue sama lo. Tapi jujur. Gue cinta banget sama lo dan gue harap lo mau maafin gue.” aku vano sambil masih menunduk.
“wow.. keren. Are you seriously?” alin tak percaya. “gue gak mimpi kan seorang vano yang udah bikin gue sakit gini tiba-tiba nyatain cinta ke gue..” alin menampar-nampar pipinya sendiri.
“lo gak mimpi al, gue bener-bener cinta sama lo. Sudikah kiranya lo maafin gue dan terima gue jadi kekasih lo..” desis vano.
“harus gue akui. Gue gak nyangka saat-saat ini akan datang. Gue gak pernah bahkan gak brani membayangkannya walau sebenarnya gue berharap jua, karena gue pun suka sama lo sejak lo tatap gue hari itu saat lo ganggu gue dan ricko. mungkin ini saatnya gue kasih lo kesempatan.” Jawab alin tiba-tiba tlah berada tepat di depan vano.
“sungguh?” vano girang. Alin mengangguk pelan. “kalo gitu lo harus di penjara sekarang juga.” Kata vano tersenyum.
“ha? Kenapa? Kok gitu.. gue salah apa sampe masuk penjara..?” alin terkejut. Vano mendekat perlahan.
“iya. Lo harus di penjara di hati gue.” Bisik vano seraya tersenyum.
Oooohh betapa bahagia alin saat itu, di hari ultahnya ia mendapatkan kesempatan menempati penjara terindah di hidupnya yakni di hati vano. Sakitnya seketika sembuh karena bahagia itu…
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar