Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati….”
Sang pemimpi, Memang
sangat tepat judul yang diberikan pengarang terhadap novel ini, karena
novel ini membuat kita akan percaya pada kekuatan mimpi. Novel sang
pemimpi merupakan sebuah pemaparan kisah yang menggugah dan mampu
membuat kita sebgai pembaca percaya akan kekuatan mimpi dan sebuah
pengorbanan. Novel yang memiliki Ending yang sangat mengesankan. Dan
novel yng memiliki alur yang bagus dan menarik. Tema cerita yang
sederhana tapi terbungkus kalimat-kalimat yang penuh makna. Dalam
novelnya yang kedua tersebut penulis yang mengemasnya dengan bahasa yang
sederhana, imajinatif, namun tetap memperhatikan kualitas isi dan penuh
dengan bahasa yang imajinatif. Sudah banyak orang yang menyampaikan
bahwa pencapaian-pencapaian luar biasa yang berhasil dicatatkan oleh
umat manusia berasal dari mimpi yang dibuat. Tetapi disini tentu kita
harus memandang mimpi di sini sebagai sebuah keinginan yang ingin
dicapai atau disebut dengan cita-cita. Bukan sebuah mimpi yang terkadang
hanya menjadi bunga tidur. Lewat novel ini juga penulis mampu
menciptakan kata-kata yang menggugah jiwa.
Andrea hirata juga
menyebutkan bahwa sikap pesimis dan tidak mau mencoba merupakan racun
yang akan menggrogoti mimpi kita untuk menggapai cita-cita. Karena hal
tersebut akan menambah keterpurukan pemikiran kita terhadap apa yang
telah kita mimpikan.
“Meskipun kau penuhi celengan sebesar kuda
sungguhan, sahabatku Jimbron, tak kan pernah uang-uang receh itu mampu
membiayaimu sekolah ke Perancis…., demikian kata hatiku. Dan dengarlah
itu, kawan. Siratan kalimat sinis dari orang pesimis. Ia adalah hantu
yang beracun. Sikap itu mengekstrapolasi sebuah kurva yang turun kebawah
dan akan terus turun kebawah dan telah nembuatku menjadi pribadi yang
gelap dan picik. Seyogyanya sikap buruk yang berbuah keburukan:
pesimistis menimbulkan sinis, lalu iri, lalu dengki, lalu mungkin
fitnah. Dan dengarlah ini, Kawan, akibat nyata sikap buruk itu. (Halaman
147)
Dalam novel sang pemimpi ini Andrea Hirata sebagai penulis,
menyampaikan bahwa kita harus berani untuk bermimpi, hal ini
disampaikan nya dengan kemampuan bertuturnya dan dengan contoh yang
penulis gambarkan lewat tokoh yang ada dalam novel tersebut. Tokoh Arai
yang sejak kecil telah menjadi yatim piatu justru digambarkan oleh
penulis menjadi tokoh yang mengajarkan kepada Ikal untuk terus bermimpi.
Sungguh sangat membangkitkan semangat ketika Arai menasehati Ikal
ketika Ikal melorot drastis rankingnya. Dapat kita kutip dari perkataan
arai kepada ikal.“Biar kau tahu, Kal, orang seperti kita tak punya
apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur
habis-habisan demi mimpi-mimpi itu!!”(halm. 153)
Dalam novel ini
penulis juga menegaskan kepada kita pembaca bahwa kita harus memiliki
mimpi untuk mencapai sebuah keinginan, hal ini digambarkan penulis lewat
kata-kata Arai kepada Ikal dalam kutipan. “Tanpa mimpi, orang seperti
kita akan mati....”(halm. 153)
Novel Sang pemimpi mampu untuk
menyalakan api mimpi-mimpiku yang telah kupendam dengan berbagai
realitas yang ada. Ternyata memang benar bahwa, Terkadang realitas
adalah racun bagi sebuah optimisme (Sang Pemimpi). Dengan segala
kenyataan yang ada terkadang mampu membuat rasa optimisme pada diri kita
padam begitu saja. Setelah membaca novel ini, aku merasa perlu untuk
menyajikan sebuah mimpi untuk memotipasi hidup Karena tidak ada hal yang
tidak mungkin jika kita berani untuk bermimpi dan berusaha. Namun dalam
novel Sang Pemimpi ini banyak sekali mengguinakan kata yang berasal
dari bahasa inggris dan bahasa daerah, saya sendiri sebagai seorang
pembaca yang masih minim sekali pengetahuan terhadap istilah-istilah
yang dingunakan tersebut tidak mengetahui dan tidak mengerti arti
istilah-istilah yang digunakan tersebut, misalnya seperti kata-kata,
punchbag, hupo, ngambat, capo, peregasan. Istilah-istilah tersebut dalam
novel Sang Pemimpi ini tidak disertai penjelasang sehingga sebagai
pembaca saya tidak mengetahui makna dari istilah yang digunakan.
kritik novel
Written By iqbal_editing on Rabu, 15 Mei 2013 | 12.52
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar