Translate

teater di indonesia tahun 1980-an

Written By iqbal_editing on Minggu, 23 Oktober 2016 | 18.49

  • Teater Lingkar, Semarang. 1980. Berdiri 4 Maret 1980. Awal terbentuknya teater ini pun tergolong unik,. Diawali proyek coba-coba oleh para tokoh seperti Suhartono atau akrab dipanggil mas Ton, Suprih Raharjo, Nurdaman, Wimbo, Budi Bobo, Wiwik, Giwing Purba (alm.), dan Ossi Widyastuti. Mulai dari iseng berlatih teater, mereka lalu mencoba pentas. Eh, ternyata aksi pentas mereka disukai penonton. Teater pimpinan Mas Ton dapat dikatakan sebagai generasi awal teater di Semarang. Pegiat diantaranya: Mas Ton (PNS Provinsi Jawa Tengah, sutradara/aktor), Eko Tunas (sastrawan, penulis skenario), Prie GS (sastrawan, penulis skenario), Edhy Morphin (PNS, aktor/sutradara), Giwing Purba (stage manager dan penulis skenario), Jhony Nantono (praktisi televisi, penulis skenario), Agus Maladi Irianto (dekan FIB Undip, aktor). Kelompok ini masih aktif hingga sekarang.
  • Teater ESKA, Yogyakarta. 1980. ESKA merupakan akronim fonologis dari Sunan Kalijaga, jadi penyebutan Teater Eska sama dengan mengucapkan teater Sunan Kalijaga. Teater Eska ini pada mulanya adalah KSU (Kelompok Seni Ushuluddin) yang kemudian dibubarkan dan diganti dengan satu lembaga seni tingkat institut dengan nama TEATER ESKA. Pendirian Teater Eska ini ditandai dengan pentas drama KESADARAN YANG KEMBALI pada 18 Oktober 1980. Sebagai lembaga kesenian tingkat institut, Teater ESKA selanjutnya diakui sebagai lembaga formal melalui SK Rektor tahun 1982 yang menyatakan bahwa teater Eska merupakan lembaga kesenian institut yang berafiliasi dengan lembaga P3M (Pusat Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat).
  • Art Film Dan Teater “Rawit”, Jakarta. 1980. Didirikan pada tanggal 23 November 1980 dengan kepengurusan: A. Eddy Pangin (Penasehat dan Pelindung), CM. Nas (Pembina) Heri Purnomo (Ketua Umum), Angga (Ketua I), Leman (Ketua II), Eggie Asmara S (Sekretaris Umum), Trisula Kusuma Wardhani (Sekretaris I), Krismono Adi (Sekretaris II), M. Ramli (Bendahara Umum), umi Kadarini (Bendahara I), Utty (Bendahara II), Iyus & Kurnia (Pembantu Umum)
  • Liga Teater Bogor, 1981. Merupakan himpunan dari 17 Kelompok Teater di kota Bogor yang dibentuk pada Juni/Juli 1981. kepengurusan LTB: Daniel Mool (Ketua Umum/Teater Arsvita), Iim Kharamah (Ketua I/Studi Teater Bogor), Yana WS (Ketua II/Bengkel Seni Samarawita), Moh. Noer Hidayat (Sekretaris/Grup Refleks), Yoedi Wahyudi (Wakil Sekretaris/Teater Huru-Hara). LBT didukung pula oleh Yusrin, Iwan Mantra, Tasdik Nasution,  dan Heru. Peresmian LTB menampilkan Pementasan Teater “TENGUL” Karya Arifin C. Noer dan penampilan Sanggar Ligar Lugina (pimpinan Yusrin) dengan menampilkan naskah Konservatorium Puisi Estafet “ENTAHLAH” karya N. Syamsuddin CH Haesy.
  • Teater Pas, Jakarta. 1981.
  • Teater Mata, Banda Aceh. 1982. Didirikan diantaranya oleh Maskirbi.
  • Teater Gandrik, Yogyakarta. 1983. Didirikan pada 13 September 1983 oleh Heru Kesawa Murti, Susilo Adinegoro, Saptaria Handayaningsih (alm), Nevi Budianto dan Jujuk Prabowo;
  • Teater Kubur, Jakarta. 1983. Didirikan oleh Dindon.
  • Teater Payung Hitam, Bandung. 1983. Didirikan oleh empat orang mahasiswa jurusan Teater ASTI (sekarang STSI Bandung), yakni Sis Triaji, Nandi Riffandi, Budi Sobar, dan Rachman Sabur. Awalnya bernama ”Kelompok Payung Hitam”, yang dicetuskan saat diminta menyebutkan nama untuk kepentingan publikasi saat mereka mendapat pesanan pertunjukan di sebuah hotel di Bandung.  Penggunaan nama lantaran kebetulan peralatan yang mereka gunakan untuk pertunjukan tersebut adalah payung berwarna hitam. Pada tahun 1998, barulah nama diubah menjadi Teater Payung Hitam. Kiprah dimulai dengan mementaskan “ADUH” dan AUM karya Putu Wijaya pada Maret & Juni 1983, selanjutnya aktif melakukan pertunjukan. “Kaspar” yang dipentaskan pada tahun 1994 dianggap oleh sebagian besar pengamat teater sebagai karya yang tidak lagi berpegang pada aturan-aturan teater seperti yang telah disepakati, atau dipahami sebelumnya. Pertunjukan bertumpu pada kekuatan tubuh. Inilah yang kemudian dikembangkan dan menjadi ciri khas dari Teater Payung.
  • Teater Mahakam, Samarinda-Kaltim. 1984. Diawali dari empat orang pemuda: Elansyah jamhari, Muran gautama, M.Sabir dan Rahmadani (yang sebelumnya aktif di Teater Suluh, pimpinan Drs. Syamsul Khaidir), kelompok ini dibentuk pada Oktober 1984, Beberapa bulan kemudian bergabung pula beberapa orang pegawai Penerangan ke dalam Teater Mahakam seperti Sulastri, Anto Sumeshe, Suyatni. Pada saat itu dipercakan pada Elansyah Jamhari.. Kepengurusan Teater Mahakam: Hj Nursiah Rusli (1984-1986); .Sulastri (1986-1988); Syaipul Yasan (1988-1991); Elansyah Jamhari (1991-1998); Mueran Gautama (1998-2000); Ian BL (2000-2004); Buyunk Ardiansyah (2004-2007). Luphi Reshe (2007-sekarang).
  • Teater Pagupon, Jakarta.. 1984. Didirkan pada Desember 1984 oleh para mahasiswa sastra indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Masih aktif melakukan pementasan hingga saat ini dan memiliki catatan pementasan yang lengkap..
  • Teater Yuka, Jakarta. 1984. Pimpinan Renny Jayusman.
  • Teater Wijaya Kusuma, Bantul. 1984. Didirikan pada tahun 1984, diantaranya oleh Daru Maheldaswara.
  • Sanggar Studi Sastra dan Teater Sila, Bantul, 1985. Didirikan pada tahun 1985, diantaranya oleh Sigit Sugito dan Daru Maheldaswara. Pimpinan Sigit Sugito. Pegiat diantaranya: Mustofa W. Hasyim, Bustan Basir Maras,
  • Teater Gethek, Ajibarang-Banyumas. 1986. Didirikan pada tanggal 14 Pebruari 1986, dengan pimpinan Edi Romadhon (Endhon).
  • Dipokersen, Bogor. 1987. Dipokersen adalah kependekan dari “Di bawah pohon Kersen/ceri” yang didirikan pada 25 Oktober 1987 oleh Yana WS, Wito, dan almarhum Abah Cerry untuk mewadahi para seniman di Kota Bogor. Awalnya Dipokersen mewadahi banyak bidang seni, yang perkembangannya kemudian berdiri sendiri-sendiri. Mengalami kevakuman yang panjang yaitu pada periode 2001-2010, atas desakan komunitas teater yang pernah bergulat di Sanggar Dipokersen, akhirnya sanggar ini dihidupkan kembali dan masih aktif hingga sekarang.
  • Teater AS, Kediri. 1987. Didirikan pada tanggal 23 November 1987 oleh HR Prasetyo.
  • Teater Tanah Air, jakarta. 1988. Sebuah kelompok teater anak-anak yang didirikan oleh Jose Rizal Manua. Teater Tanah Air telah empat kali menjadi yang terbaik pada festival teater anak-anak se-dunia, yakni 2004 di Jepang, 2006 di Jerman, 2008 di Rusia dan di India pada 2013. Atas segala prestasi internasionalnya tersebut, Teater Tanah Air bahkan diundang untuk tampil di markas besar PBB di Eropa pada 2008.
  • Teater Kami, Jakarta. 1989. Didirikan di Jakarta, 21 Juli 1989, oleh Harris Priadie Bah.
  • Teater Langkah, Padang. 1989. Didirikan setelah Wisran Hadi menggagas Pertemuan Teater Mahasiswa (PTM) pada tahun 1989. Digerakkan oleh para mahasiswa fakultas sastra angkatan tahun 83 sampai angkatan tahun 1990 Universitas Andalas Padang seperti,  Ivan Adilla, Syafril (Prel T), (alm) Yusriwal, Gusdi Sastra, Zuriati, Noni Sukmawati, Irmansyah, Zurmailis, Sastri Yunizarti Bakry,  Yusril, Yumirsal, Sahrul N, Fira Susanti, Eva Yenita Syam, Nasiruddin, Nur Alamsyah, Ary Sastra, Andriani dan Almudazir.
  • Teater Gapit, Solo.
  • Teater Hitam Putih. Adi Kurdi.
  • Teater Jeprik (Jebolan Pendopo Rindu Kesenian), Yogyakarta.
  • Teater Kanvas, Jakarta.
  • Teater Kape, Bandung;
  • Teater Kupu-kupu Perak, Bandung;
  • Teater Lampu, Bantul.
  • Teater Lares Dramatic, Tegal. Pimpinan Apito Lahire
  • Teater Luka, Jakarta.
  • Teater Majenun, Sleman. Didirikan pada tahun 1980-an. Pimpinan Hedy Santoso.
  • Teater Massa Hisbuma, Tegal. Pimpinan Dwi Ery Santoso.
  • Teater Nol, Surabaya.
  • Teater Pavita, Surabaya.
  • Teater Payung, Bantul.
  • Teater Potlot, Palembang.
  • Teater Puber, Tegal. Pimpinan Nurhidayat Poso. Para pegiat diantaranya  Nurhidayat Poso (cerpenis), Dwi Ery Santoso (penyair), Lanang Setiawan (novelis, musik Tegalan), Nurngudiono (musik Tegalan), Enthieh Mudakir (penyair), SL Gaharu (penulis).
  • Teater Q, Tegal. Pimpinan Rudi Itheng
  • Teater que, Medan.
  • Teater Ragil, Surabaya.
  • Teater Rajawali, Surabaya.
  • Teater Republik, Bandung.
  • Teater Sedar, Tegal. Pimpinan Lutfi An.
  • Teater Shima, Yogyakarta.
  • Teater Studio Oncor, Jakarta.
  • Teater Swadesi, Tegal. Pimpinan Lanang Setiawan.
  • Teater Tikar, Yogyakarta.
  • Teater Wong, Tegal. Pimpinan M. Enthieh Mudakir.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik