SINOPSIS NOVEL "BIRU INDIGO"
SINOPSIS NOVEL BIRU
INDIGO
Penulis :
Putra Perdana
ISBN :
978-602-8767-07-1
Cetakan :
1 Maret 2010
Elang
Wasesa, si sopir taksi surya, melihat tubuh pemuda yang tiba-tiba muncul di
depan taksinya, sebelum menghantam kaca mobilnya dan terlempar ke aspal.
Amelia, sang penumpang turun dari taksi dan menolong si pemuda. Rikko, si
pemuda yang telah ditolong dan dipulihkan langsung bangun dan berlari meninggalkan Amelia. Meskipun, dalam
benaknya kini masih teringat dengan gadis yang menolongnya tadi.
Amelia,
siswi kelas 1 SMU 29, gadis remaja yang hobi main piano dan mempunyai kekuatan
untuk menyembuhkan orang lain.
Rikko,
seorang mahasiswa kedokteran tapi pemakai narkoba. Karena masalah dalam
keluarganya yang menjadikannya menjadi seorang junkie.
Tiga
orang yang memiliki pribadi yang berbeda . Yang secara tidak langsung mereka
mempunyai suatu hubungan khusus yang tidak dapat dijelaskan secara logis.
Semenjak
hari itu, hidup ketiganya berubah. Peristiwa-peristiwa aneh datang silih
berganti. Amelia sering bertemu dengan Rikk0 di depan gerbang sekolahnya.
Hubungan mereka semakin hari kian dekat. . Kadang kala Rikko mengantar dan
menjemput Amelia saat dia les biola. Dan tak segan Rikko memnita agar Amelia
mengjarinya bermain biola.
Amelia
adalah anak dari seorang pengusaha kertas yang mempunyai banyak teman bisnis.
Salah satunya Pak Vatar, lelaki tua yang umurnya sekirar 40 tahun. Dia
menginginkan ayahnya Amelia menjual pabrik kertas kepadanya. Saat pertama kali
Pak Vatar melihat Amelia, dia sudah tertarik dengan Amelia.
Awal
dari konflik yang terjadi yaitu pada saat Pak Yusuf, ayah Amelia tidak mau
menjual perusahaannya. Pak yusuf tidak mau perusahaannya berada di bawah Avatar
Group. Teror dari Pak Vatarpun dimulai. Amelia menjadi sasaran Pak Vatar. Dia
menculik Amelia agar Pak Yusuf, ayahnya mau menjual perusahaannya kepada
dirinya. Tapi, itu semua gagal. Dua orang yang menyelamatkan Amelia dari tangan
kejahatan Pak Vatar, yaitu Elang dan Rikko.
Semenjak
peristiwa itu, Pak Vatar yang notabene ketua dari perkumpulan pembunuh-pembunuh
terbaik di indonesia yang mengutamakan dan melibatkan anak-anak indigo di
dalamnya gencar mengikuti Amelia dan Rikko. Elang yang sudah menyatakan perang
terhadap Avatar Group, berusaha dengan kemampuan yang dia miliki selama
bergabung dengan Avatar Group untuk melawannya.
Rikko
pun ingin membantu Elang. Pada saat Amelia liburan ke Jerman bersama kedua
orangtuanya Rikko belajar bela diri dengan Pak Akimoto. Pak Akimoto dulunya
adalah gurunya Elang. Semenjak Rikko belajar bela diri dengan Pak Akimoto, dia
sudah tidak mengkonsumsi narkoba lagi. Kini tubuhnya sehat dan bugar. Tidak
seperti dulu, saat dia masih menjadi seorang
junkie.
Sekembalinya
Amelia dari Jerman, Rikko sudah siap untuk melawan Andi Avatar. Mereka bekerja
sama untuk mebongkar sindikat mahfia terbesar di Indonesia dan membebaskan
anak-anak indigo lainnya.
Elang berhasil membunuh Andi Avatar dengan
pelurunya yang ditembakkan ke kepala Andi Avatar. Tetapi, ketika Elang sedang
membeli rokok di warung Somad, Elang melihat Andi Avatar. Elang merasa tugasnya
belum selesai untuk melindungi Amel dan Rikko.
Pak
Yusuf sudah mengetahui hubungan Amelia dengan Rikko. Ia tidak setuju dengan
hubungan putrinya itu dengan Rikko, karena ia melihat catatan kriminal Rikko.
Semenjak itu hubungan Amelia dan Rikko bubar. Rikko kembali dengan mantan
kekasihnya, Kesya. Meskipun sebenarnya Rikko tahu bahwa Kesya sudah mempunyai seorang suami dan satu
orang anak. Rikko melakukan ini sebagai pelarian
saja. Walau bagaimanapun hatinya masih sayang dengan Amelia.
Saat
itu Rikko sedang bersama Kesya, tiba-tiba handphone nya berbunyi. Rikko mengangkat telepone itu dan ternayata Amelia.
Amelia bilang kalau dia mau sekolah di Jerman.
Elang
tetap mengawasi Amelia dan Rikko dari jauh. Dia senang, Rikko sekarang rajin
kuliah dan tetap rajin fitness. Tetapi dia jarang melihat Amelia. Saat dia
meminta rokok di warung Somad, dari belakang ada Letnan Malik dari kepolisian
untuk membunuh Elang atas tuduhan pembunuhan Andi Avatar.
0 komentar:
Posting Komentar