kiss Me or I Kiss You
“Chanyeol, oper bolanya ke Tao! Tao oper padaku! Argh sial bolanya direbut Yoon”
“Yeay, aku menang lagi. Nah, Baekhyun, Chanyeol, Tao, sudah kukatakan
berapa kali, kalian tidak akan bisa mengalahkanku walaupun aku hanya
sendirian”
“Baiklah, kami kalah lagi” Kata Chanyeol sambil mengatur nafasnya.
Hey, aku hampir lupa memperkenalkan diriku. Annyeonghaseyo naneun Kim
Yoonji imnida, aku biasa dipanggil Yoon. Umurku 17 tahun. Aku adalah
seorang gadis tomboy. Aku mempunyai 3 orang sahabat yaitu Huang Zi Tao,
Byun Baekhyun dan Park Chanyeol. Mereka adalah sahabat karibku sejak
kecil, tapi aku lebih lama bersahabat dengan Baekhyun dan Chanyeol
dibanding dengan Tao.
10 tahun lalu aku, Baekhyun dan Chanyeol sedang bermain di depan komplek
perumahan kami, lalu ada seorang anak -Tao- yang terlihat sedang
memperhatikan kami. Karena kami risih diperhatikan terus, akhirnya kami
memutuskan untuk menghampirinya.
#Flashback on
“Hey, kenapa memperhatikan kami terus?” Tanya Chanyeol. “Ne, dari tadi kau memperhatikan kami bermain terus” Sambung Baekhyun.
“Ng aku.. bolehkah aku ikut bermain dengan kalian, aku orang baru disini
dan aku belum punya teman” Jawabnya malu-malu dengan bahasa Korea yang
‘aneh’ yang membuat Baekhun dan Chanyeol tertawa terbahak-bahak. Aku?
Tentu saja aku tidak tertawa, memangnya apa yang lucu? Baekhyun dan
Chanyeol saja yang berlebihan, mereka itu tidak berfikir dulu kalau
ingin tertawa. Mungkin saja anak di depanku ini adalah orang pendatang
dari negara lain.
“Hey, Chanyeolie Baekhyunie hentikan tawa kalian!!” Gertakku. Mereka pun
langsung menghentikan tawa mereka, karena aku pernah mengancam mereka
kalau mereka tidak menurut padaku aku akan menghajar mereka dengan
kemampuan judo ku.
Aku pun melanjutkan kata-kataku. “Kau boleh saja kok bermain dengan
kami, oh ya omong-omong namamu siapa? Dan kau berasal darimana?”
Lanjutku pada namja bermata panda di depanku.
“Huang Zi Tao imnida, kalian bisa memanggilku Tao, bangapseumnida” Katanya malu-malu (lagi)
“Oh, Kim Yoonji imnida, panggil Yoon saja. Dan dua temanku yang lumayan
gila ini…” Belum selesai aku bicara, Baekhyun dan Chanyeol telah
memotong omonganku.
“KAMI TIDAK GILA!” Seru BaekYeol sambil memelototiku, aku hanya terkikik
geli. “Byun Baekhyun/ Park Chanyeol imnida” Lanjut mereka hampir
berbarengan.
“Sekarang ayo kita bersahabat!” Seru Chanyeol dengan lantang.
#Flashback off
Kujatuhkan tubuhku dengan sembarang di kasur empuk kamarku. Hari ini
melelahkan sekali, mulai dari sekolah, les sampai main basket bersama
Baekhyun, Chanyeol dan Tao.
“Sekarang jam berapa ya?” Gumamku lalu melihat jam dinding di pojok
kamarku. “MWO? Jam 5?” Segera ku berlari ke kamar mandi lantai 1
rumahku. Saat aku sedang berlari di tangga tak sengaja aku menabrak Suho
oppa, kakakku, sampai terjatuh di lantai.
“Aww appo” Ringis Suho oppa sambil mengelus-elus bokongnya. “Mianhae
oppa” Seruku lalu berlari lagi. Huh, beginilah kalau punya sifat
ceroboh.
Selesai mandi, aku kembali merebahkan diriku di kasur empuk kamarku yang
ku bilang tadi. Saat ingin mulai memejamkan mata, tiba-tiba ponselku
berbunyi pertanda telepon masuk.
“Siapa sih yang telepon? Mengganggu saja!” Gerutuku lalu melihat siapa yang menelpon.
“Yeoboseyo? YA! Tao kau mengganggu saja, aku mengantuk tau!” Bentakku pada seorang di seberang sana yang ternyata adalah Tao.
“Bisakah kau turun ke bawah? Aku ada di rumahmu” PIP, dia memutuskan
sambungan telepon. Apa-apaan orang ini? Huh, mau tidak mau aku harus
turun ke bawah.
Sesampainya di ruang tamu rumahku, aku kembali memarahi Tao yang telah
membatalkan acara tidurku. “YA! Aku mau tidur tau! Kenapa tidak besok
saja sih?” Gertakku pada Tao.
“Hm mianhae Yoon, lagipula sekarang masih jam 7” Katanya dengan wajah
datar. “Aish, langsung saja kau mau apa kesini? Hoaaamh” Kataku dilanjut
dengan menguap.
“Aku ingin mengajakmu tanding basket” Katanya. “Apa aku tak salah
dengar? Main satu tim dengan Baekhyun dan Chanyeol melawanku saja kalian
kalah. Sekarang kau menantangku 1 lawan 1?” Heranku. “Ne, memang
salah?”
“Tidak sih, kalau begitu, kapan?”. Tanyaku. “Lusa. Otte?”
“OK, persiapkan dirimu untuk mengalahkanku” Kataku sedikit meledeknya,
ia hanya tersenyum. “Baiklah, kau juga siapkan dirimu. Kalau gitu aku
pulang dulu” Katanya sambil mengacak-acak rambutku.
Sepulangnya Tao dari rumahku, aku merasa cacing-cacing di perutku sedang
berdemo. Hm rupanya aku lapar. Segera ku lari menuju dapur dan disana
aku melihat Suho oppa sedang berkompromi dengan microwave. “Oppa, sedang
apa? Eomma dan appa kemana? Dari tadi aku tak melihat mereka” Tanyaku
sesaat setelah duduk di depan meja makan.
Suho oppa mematikan microwave, mungkin ia telah selesai memasak. “Oppa
sedang menghangatkan jjajangmyeon, eomma dan appa sedang ada reuni SMA
dengan teman mereka. Tao sudah pulang?”
“Ne” Jawabku singkat. “Oppa dengar, kalian ingin tanding basket berdua?”
Tanya Suho oppa. “Ne, ia yang menantangku. Padahal main satu tim dengan
Chanyeol dan Baekhyun melawanku yang sendirian saja kalah” Kataku
mengulangi perkataanku pada Tao tadi.
“Berarti bagus dong, mungkin ia tak rela dikalahkan oleh yeoja” Jawab
Suho oppa lembut. ”Hm, mungkin juga sih. Em oppa, apa aku boleh minta
jjajangmyeon mu?” Kataku sambil melirik jjajngmyeon milik Suho oppa.
“Haha, kau ini… Kajja makan! Tadi oppa sengaja membeli banyak” Katanya.
“Nanti selesai makan jangan lupa belajar ne! Setelah belajar langsung tidur!” Kata suho oppa di sela-sela kegiatan makan kami.
“Siap boss!” Kataku sambil hormat kepadanya.
Author POV
Pagi hari yang cerah Yoonji tengah bersiap-siap pergi sekolah. Sambil
menunggu para sahabat karibnya menjemputnya untuk pergi bersama ke
sekolah, ia memakan sarapan yang dibuat ibunya. Baru saja ia akan
menggigit roti isi sarapannya…
“YOON-YA KAJJA BERANGKAT KE SEKOLAH!!! NANTI TERLAMBAT!!!” Terdengar
suara teriakan 3 atau mungkin 2 namja karena yang satu lagi bukan tipe
orang yang suka teriak-teriak.
Yoonji berdecak kesal. “Ck, mereka berisik sekali sih” Yoonji berdiri
dari duduknya lalu mengambil tas sekolah miliknya dan berjalan keluar
rumahnya menemui 3 orang sahabatnya yang menjengkelkan tapi cukup
membuat harinya berwarna.
“Yoon, yang kau makan itu apa? Sepertinya enak” Tanya Baekhyun berbasa-basi setelah Yoonji keluar rumah.
“Kau mau? Ige untukmu saja. Aku sudah kenyang pagi-pagi diteriaki oleh
kalian” Canda Yoonji lalu memberikan roti isi yang tadi belum sempat ia
makan kepada Baekhyun.
“Hey, Bacon! Berilah sedikit untukku” Sahut Chanyeol. “Kau mau Chanyeolie?” Goda Baekhyun.
“Ne!” Kata Chanyeol. “Kalau gitu kejar aku dulu” Baekhyun langsung
berlari menghindari Chanyeol. “YA! Kau curang!!!” Chanyeol punikut
berlari mengejar Baekhyun.
“Yoon” Panggil Tao yang sedari tadi diam memperhatikan kelakuan BaekYeol kepada Yoonji. “Ne?” Jawab Yoonji.
“Tentang basket, tolong jangan beritahu Baekhyun dan Chanyeol ya” Kata
Tao dengan wajah datarnya. “Kau tenang saja, mareka tak akan tahu!!
Kajja berangkat, nanti terlambat” Yoonji menarik tangan Tao sambil
berjalan menuju sekolahnya.
Deg.. deg.. Terdengar detakan jantung diantara Tao dan Yoonji, tapi hanya Tuhan yang tau siapa pemilik detak jantung tersebut.
Sejak pulang sekolah, Tao telah berada di halaman belakang rumahnya. Ia
sedang berlatih basket untuk mengalahkan Yoonji. Sebenarnya alasan ia
menantang Yoonji untuk tanding basket adalah untuk menjadi lebih dekat
dengan Yoonji. Ya, sebenarnya Tao menyukai Yoonji sejak awal pertemuan
mereka.
Tao beristirahat sejenak untuk mengambil nafas, tiba-tiba sebuah ide
cemerlang muncul di otaknya. Ia tersenyum. Namun ia masih ragu akan
idenya tersebut. ‘Bagaimana kalau Yoon menjauhiku’ Batinnya.
“Masa bodo, yang penting perasaanku tersampaikan walau dengan cara seperti itu” Gumamnya.
Hari pertandingan antara Tao dan Yoonji pun tiba. Kini mereka telah
berada di lapangan basket yang ada di komplek perumahan mereka. Sebelum
pertandingan dimulai, mereka membuat perjanjian yang telah mereka
setujui bahwa yang kalah harus menuruti permintaan yang menang. Waktu
pertandingan hanya 20 menit.
10 menit berlalu, skor sementara diungguli oleh Tao yaitu 6 sedangkan
Yoonji memiliki skor 4. Pertandingan berlanjut semakin sengit, tak ada
yang berbuat curang dalam pertandingan ini. Sisa waktu hanya tinggal 5
menit lagi dan masih dipimpin oleh Tao.
5.. 4.. 3.. 2.. 1.. Waktu telah habis dan pemenangnya adalah… Huang Zi Tao!!!
“Huh baiklah, kau menang” Yoonji mengakui kekalahannya. “Oke, karena aku
menang, kau harus menuruti 1 saja permintaanku” Kata Tao.
“Sowoneul marhaebwa, juseyo”
“Permintaanku adalah… Ng…” Tao merasa ragu untuk berkata. “Palliwa!” Yoonji tidak sabar.
“Cium aku” Lalu Tao mengatakan permintaannya, berusaha untuk tidak gugup. “MWOYA??” Yoonji kaget setengah mati.
—
Baekhyun dan Chanyeol tengah berjalan di sekitar komplek perumahan
mereka. Mereka berniat mengunjungi rumah Tao. Mereka bermaksud ingin
memamerkan barang yang berhasil mereka dapatkan, yaitu, poster official
album I Got a Boy milik Girls’ Generetion. Padahal jika harga album
tersebut sama dengan harga produk Gucci, Tao juga tak akan tertarik.
Saat mereka melewati lapangan basket, mereka melihat 2 orang sahabat
mereka, Chanyeol berniat untuk menghampiri mereka. Tapi Baekhyun
menahannya.
“Ssst, kita intip dari sini saja, sepertinya Tao sedang mengatakan hal
penting” Bisik Baekhyun direspon oleh anggukan kepala Chanyeol.
“Sowoneul marhaebwa, juseyo”
“Permintaanku adalah… Ng…”
“Palliwa!”
“Cium aku”
“MWOYA?”
Baekhyun dan Chanyeol kaget, tapi mereka berusaha menahan pekikan
masing-masing, karena mereka tidak ingin keberadaan mereka diketahui
oleh Tao dan Yoonji.
—
“Apa tidak ada permintaan lain? Ma.. masalahnya.. ini adalah first kiss-ku” Keluh Yoonji sedikit gugup.
“Ani.. sekarang cium aku! Atau…” Tao menggantung kalimatnya. “Atau a.. apa?” Yoonji merasakan firasat buruk.
Chu~. Kini bibir Tao telah menempel sempurna di bibir Yoonji. Yoonji
speechless. Ia meronta-ronta agar Tao melepaskan tautan bibir mereka,
namun apadaya, walaupun dirinya dikenal sebagai yeoja yang kuat tetap
saja tenaga Tao lebih besar darinya.
5 detik… 10 detik sudah, Tao melepaskan tautan bibir mereka. Yoonji
mengatur nafasnya yang hampir habis karena ciuman 10 detik barusan. Isi
hatinya campur aduk antara kaget, gugup dan… senang mungkin? Ia tidak
menyadari kalau sekarang wajahnya sudah bagaikan kepiting rebus yang
siap dimakan. Begitu pula Tao, ia tidak manyadari wajahnya yang memerah
dan juga wajah Yoonji tentunya.
—
“Be… benarkah yang barusan i.. itu… poppo?” Bisik Chanyeol pada Baekhyun
masih di tempat persembunyian mereka. “Aku tak menyangka kalau Tao
senekat itu” Balas Baekhyun. Ya, Baekhyun dan Chanyeol mengetahui
perasaan Tao terhadap Yoonji. Namun mereka tak menyangka kalau Tao akan
senekat ini.
—
“Mianhae…” Lirih Tao dengan wajah yang ditundukkan. “NEO… Aish…” Pekik Yoonji lalu ia berlari meninggalkan Tao.
Tao berlutut di tengah lapangan basket sepeninggalnya Yoonji. “Sudah kuduga” Sesal Tao.
—
Yoonji terus berlari menuju rumahnya. Ia tidak menangis, tentu saja.
Perasaannya saat ini masih campur aduk. Ia berlari menuju kamarnya tanpa
memperdulikan panggilan kakak dan ibunya yang terus menanyakan ‘Ada apa
denganmu?’
Braaak.. Ia membanting pintu kamarnya lalu duduk di atas kasur miliknya.
Ia memegangi dadanya yang berdetak sangat kencang. ‘Tao, kau harus
tanggung jawab, kau telah membuatku dugeun-dugeun seperti ini’ Batinnya.
—
Setelah kejadian itu, Yoonji selalu menghidari Tao entah di rumah,
sekolah, tempat les dan dimanapun mereka berada di tempat yang sama.
Yoonji selalu menghindari kontak mata dengan Tao. Hal ini membuat
Baekhyun dan Chanyeol cemas. Mereka ingin seperti dulu lagi. Selalu
bersama.
Hari minggu pagi yang cerah seperti biasa Yoonji masih bergelut dengan
bantal dan guling di rumahnya. Setiap hari minggu adalah saatnya untuk
tidur sepuasnya tanpa ada yang boleh mengganggunya. Namun sepertinya
kali ini ritual hari minggunya itu akan terganggu karena…
“KIM YOONJI!!! PALLI IREONA!!!” Chanyeol dan Baekhyun berhasil memasuki kamar Yoonji atas izin eomma Yoonji
Yoonji terbangun akibat teriakan BaekYeol yang sangat keras. “Aish..
kalian mengganggu acara tidurku!” Yoonji melempar bantalnya ke arah
BaekYeol namun berhasil ditepis oleh Chanyeol.
“Kami ingin berbicara denganmu Yoon! Ini penting” Wajah BaekYeol
tiba-tiba berubah serius tidak seperti biasanya yang seperti komedian.
“Bicara apa? Palli marhaebwa, aku masih mengantuk nih”
“Ini tentang kau dan Tao” Jawab Chanyeol. Mendengar nama Tao disebut,
jantung Yoonji berdetak cepat seperti pada saat ia dan Tao ciuman.
“Marhaebwa” Kata Yoonji berusaha menghilangkan kegugupannya.
“Sebelumnya kami ingin tanya, apakah kau marah pada Tao?” Tanya Chanyeol.
“Marah? Untuk apa?” Tanya Yoonji. “Karena ia menciummu bebeapa waktu lalu” Jawab Baekhyun.
Yoonji membulatkan matanya. “Kalian tau?”
“Ne, kami mengintip waktu itu” Jawab BaekYeol kompak membuat pipi Yoonji bersemu merah.
“A… aku tak marah, hanya saja… Akuuu malu” Yoonji menutupi wajahnya yang memerah dengan bantalnya.
“Jadi kau juga mulai suka dengan Tao?” Tanya Baekhyun setelah menyingkirkan bantal dari wajah Yoonji. “Juga? Maksud kalian?”
“Ne, Tao menyukaimu” Jawab Chanyeol. “Bagaimana bisa? Aku tak percaya” Selidik Yoonji pada BaekYeol.
Baekhyun menghela nafas. “Kau tak percaya? Baiklah, apa kau ingat saat kau dan Yongguk sunbae berkelahi?” Yoonji mengangguk.
“Saat itu Tao sangat mencemaskanmu. Ia takut kau akan dikalahkan dengan Yongguk sunbae yang berbadan besar itu…”
“Tapi akhirnya aku yang menang, kan?”
“YA! Yoon-ya Baekhyun belum selesai bercerita!” Bentak Chanyeol saat Yoonji memotong omongan Baekhyun.
“Jangan potong omonganku lagi! sampai mana tadi? Ah ya… Dan kau tau, ia hampir ingin menangis saat itu karena mengkhawatirkanmu”
“Dan saat kami bertanya mengapa ia sampai menangis seperti itu, ia
menjawab ‘Karena aku menyayanginya bahkan mencintainya. Sekarang kau
percaya?” Lanjut Chanyeol.
Bukannya menjawab, Yoonji malah bertanya balik. “Dimana ia sekarang?”
“Di lapangan basket” Jawab BaekYeol serentak. Yoonji langsung pergi ke
kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi, ia tidak mau kelihatan
seperti baru bangun tidur di depan Tao. Setelah selesai, ia langsung
berlari ke lapangan basket menemui Tao.
—
Seorang namja bermata panda –Tao- tengah duduk di tepi lapangan, ia
sedang memikirkan kejadian dengan Yoonji beberapa hari lalu. Ia sangat
menyesal karena ia telah membuat orang yang dicintainya menjauhinya.
‘Babo Tao’ Batinnya.
Dirasakannya seseorang menepuk bahunya agak kencang, ia mendongak menatap orang yang menepuk bahunya itu. “Yoon?”
“Annyeong, kenapa sendirian disini?” Yoonji segera duduk di samping Tao.
Bukannya menjawab, Tao malah bertanya balik. “Kau? bukannya kau sedang marah padaku?”
“Ani, memangnya aku harus marah karena apa?” Jawab Yoonji pura-pura tak tau.
“Tentang yang kemarin… engg poppo” Jawab Tao malu.
“Oh, aku tak marah… hanya saja waktu itu aku sangat malu. Apa kau tak melihat wajahku saat itu yang seperti kepiting rebus?”
“Oh ya, kudengar dari Baekhyun dan Chanyeol kau menyukaiku, kan?” Tanya
Yoonji percaya diri. “Ne, kalau aku menyukaimu, kau mau apa?”
“Aku mau kau menyatakan cinta padaku sekarang!”
“Kenapa tidak kau saja?”
“Ani, aku maunya kau”
Tao berdiri lalu menghela nafasnya. “Baiklah! KIM YOONJI SARANGHAEYO!!! KAU HARUS MENJADI MILIKKU SELAMANYA” Teriak Tao.
CHU~ Satu kecupan hangat Yoonji mendarat di bibir Tao. “Itu adalah
jawaban dari pernyataan cintamu dan juga jawaban dari keinginanmu karena
aku kalah main basket denganmu” Kata Yoonji lalu berlari meninggalkan
Tao yang mematung akibat ‘kejutan’ darinya.
Sementara itu, dua orang manusia yang berada di balik semak-semak saling bertukar pandang.
“Ternyata Yoon juga bisa menjadi genit ya Chanyeol-ah”
END
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar