Aborsi,
si Janin salah apa?
Kehamilan
seharusnya menjadi momen yang dinanti-nanti dan dianggap membawa berkah bagi
kebanyakan orang. Namun ternyata masih banyak ditemukan kasus wanita yang
menolak kehamilannya, hal ini dikarenakan kehamilan mereka dianggap membawa aib
bagi diri mereka dan keluarganya dikarenakan wanita tersebut hamil sebelum
menikah. Ternyata tidak sedikit pula wanita menikah yang menolak kehamilan
mereka dengan alasan ekonomi dan lain-lain.
Mereka
yang menolak kehamilannya, akan melakukan pengguguran terhadap janin yang ada
didalam kandungan mereka, yang mana hal ini dikenal sebagai aborsi. Banyak cara yang dapat dilakukan
untuk aborsi, mulai dari penanganan secara medis oleh dokter kandungan atau
bidan hingga cara tradisional dengan meminum jamu atau dengan cara urut yang
dilakukan oleh dukun beranak atau tukang urut.
Banyak
hal yang mendorong seseorang melakukan aborsi dengan sengaja. Namun penyebab
paling sering dilakukannya aborsi adalah kepatuhan pada aturan agama, atau
takut terhadap sanksi tradisi dan norma-norma religius tertentu. Hukum-hukum
sekuler/duniawi dan hukum-hukum agama kuat mempengaruhi sikap wanita terhadap
kehamilannya; yaitu bersikap menerima, atau menolak kehamilannya dengan jalan
pengguguran janin.
Berdasarkan ajaran agama Islam,
aborsi merupakan perilaku yang dilarang dan ditentang oleh Allah SWT karena
dianggap sebagai pembunuhan terhadap bayi yang dikandung, padahal bayi/anak
merupakan titipan dari Allah SWT yang harus di rawat dengan baik. Selain itu Menurut
hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk
kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis”, dimana terdapat hukuman bagi wanita
yang melakukan aborsi dan pihak yang membantu untuk melakukan aborsi. Namun
aborsi boleh dilakukan karena alasan-alasan tertentu, seperti pada kasus wanita
yang mengalami pelecehan seksual dan kemudian hamil, kehamilannya ini dapat
menimbulkan efek negative bagi psikisnya maka boleh dilakukan aborsi, atau pada
kasus ibu yang memiliki riwayat penyakit yang parah, jika penyakitnya dapat
berpengaruh terhadap perkembangan kandungannya, maka aborsi juga boleh
dilakukan.
Lalu
timbul sebuah pertanyaan, apa salah si jabang bayi? Ia pun tak pernah
mengharapkan untuk dijadikan sebuah janin dari kedua orang tua atau mungkin salah satu orang tua
yang tak bertanggung jawab. Bayangkan saja, orang tua mereka begitu egois dan
pengecut sehingga tak mampu dan tak berani mempertahankan kehidupan mereka.
Jika
alasan aborsi adalah karena malu dan takut dengan aib kehamilan di luar nikah,
lalu mengapa dulu tidak malu dan takut melakukan perbuatan zina yang sudah
terang-terangan di larang oleh semua agama? Jika alasanya adalah karena pihak
laki-laki melarikan diri atau tidak bertanggung jawab atas kehamilan, mengapa
harus janin yang menjadi pelampiasan? Bukan kah si bayi nantinya bisa menjadi
pelipur lara seorang ibu? Jika alasannya adalah karena tidak mau menambah anak,
lalu mengapa tidak menggunakan alat kontrasepsi saat melakukan hubungan seksual?
Jika alasannya karena takut menghambat karier bagi wanita, lalu mengapa masih
banyak wanita karier diluar sana yang tetap sukses walaupun mempunyai anak? Dan
jika alasannya adalah karena merasa tidak berkecukupan ekonomi, lalu mengapa
masih banyak orang yang begitu susah dan serba kekurangan yang tetap memiliki
anak banyak tanpa terlintas di benaknya untuk membunuh anak yang mereka
kandung? Bukankah anak adalah rezeki?
Jadi,
Si Janin salah apa?
0 komentar:
Posting Komentar