Translate

essay aborsi : janin salah siapa

Written By iqbal_editing on Jumat, 02 Desember 2016 | 20.54

Aborsi, si Janin salah apa?
Kehamilan seharusnya menjadi momen yang dinanti-nanti dan dianggap membawa berkah bagi kebanyakan orang. Namun ternyata masih banyak ditemukan kasus wanita yang menolak kehamilannya, hal ini dikarenakan kehamilan mereka dianggap membawa aib bagi diri mereka dan keluarganya dikarenakan wanita tersebut hamil sebelum menikah. Ternyata tidak sedikit pula wanita menikah yang menolak kehamilan mereka dengan alasan ekonomi dan lain-lain.
Mereka yang menolak kehamilannya, akan melakukan pengguguran terhadap janin yang ada didalam kandungan mereka, yang mana hal ini dikenal sebagai aborsi. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk aborsi, mulai dari penanganan secara medis oleh dokter kandungan atau bidan hingga cara tradisional dengan meminum jamu atau dengan cara urut yang dilakukan oleh dukun beranak atau tukang urut.
            Banyak hal yang mendorong seseorang melakukan aborsi dengan sengaja. Namun penyebab paling sering dilakukannya aborsi adalah kepatuhan pada aturan agama, atau takut terhadap sanksi tradisi dan norma-norma religius tertentu. Hukum-hukum sekuler/duniawi dan hukum-hukum agama kuat mempengaruhi sikap wanita terhadap kehamilannya; yaitu bersikap menerima, atau menolak kehamilannya dengan jalan pengguguran janin.
Berdasarkan ajaran agama Islam, aborsi merupakan perilaku yang dilarang dan ditentang oleh Allah SWT karena dianggap sebagai pembunuhan terhadap bayi yang dikandung, padahal bayi/anak merupakan titipan dari Allah SWT yang harus di rawat dengan baik. Selain itu Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis”, dimana terdapat hukuman bagi wanita yang melakukan aborsi dan pihak yang membantu untuk melakukan aborsi. Namun aborsi boleh dilakukan karena alasan-alasan tertentu, seperti pada kasus wanita yang mengalami pelecehan seksual dan kemudian hamil, kehamilannya ini dapat menimbulkan efek negative bagi psikisnya maka boleh dilakukan aborsi, atau pada kasus ibu yang memiliki riwayat penyakit yang parah, jika penyakitnya dapat berpengaruh terhadap perkembangan kandungannya, maka aborsi juga boleh dilakukan.
Lalu timbul sebuah pertanyaan, apa salah si jabang bayi? Ia pun tak pernah mengharapkan untuk dijadikan sebuah janin dari kedua  orang tua atau mungkin salah satu orang tua yang tak bertanggung jawab. Bayangkan saja, orang tua mereka begitu egois dan pengecut sehingga tak mampu dan tak berani mempertahankan kehidupan mereka.
Jika alasan aborsi adalah karena malu dan takut dengan aib kehamilan di luar nikah, lalu mengapa dulu tidak malu dan takut melakukan perbuatan zina yang sudah terang-terangan di larang oleh semua agama? Jika alasanya adalah karena pihak laki-laki melarikan diri atau tidak bertanggung jawab atas kehamilan, mengapa harus janin yang menjadi pelampiasan? Bukan kah si bayi nantinya bisa menjadi pelipur lara seorang ibu? Jika alasannya adalah karena tidak mau menambah anak, lalu mengapa tidak menggunakan alat kontrasepsi saat melakukan hubungan seksual? Jika alasannya karena takut menghambat karier bagi wanita, lalu mengapa masih banyak wanita karier diluar sana yang tetap sukses walaupun mempunyai anak? Dan jika alasannya adalah karena merasa tidak berkecukupan ekonomi, lalu mengapa masih banyak orang yang begitu susah dan serba kekurangan yang tetap memiliki anak banyak tanpa terlintas di benaknya untuk membunuh anak yang mereka kandung? Bukankah anak adalah rezeki?
Jadi, Si Janin salah apa?

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik