Translate

cerpen pelantikan pmr

Written By iqbal_editing on Senin, 11 September 2017 | 00.16

arya Imro’atul Husni, siswi kelas IX H MTsN Babakan-Ciledug Tahun 2012)
Dulu waktu aku kelas 7 di MTsN Babakan, aku mengikuti sebuah organisasi PMR. Aku senang karena di sana banyak teman-teman seumuranku yang sangat ramah terhadapku.
Pertama kali masuk kelas PMR rasanya tegang sekali. Aku berusaha beradaptasi dengan kakak-kakak kelasku. Berbulan-bulan telah berlalu. Kini masa pelantikan pun segera datang. Aku benar-benar senang sekali karena akan menjadi anggota baru di PMR ini. Namun aku tegang karena katanya di pelantikan itu akan ada penggemblengan. Aku akan berusaha untuk memperdalam pengetahuanku selama mengikuti masa pelantikan tersebut.
Hari yang ditunggu-tunggu kini telah tiba. Rencananya kami semua akan menginap di sekolah selama 3 hari 2 malam.
Alhamdulillah satu hari telah berlalu dan belum terjadi hal yang berlebihan. Kemudian di malam kedua, semua calon anggota baru disuruh kakak kelas kami untuk mencari syal biru sebagai bukti bahwa kami telah menjadi anggota PMR. Tepatnya sekitar pukul 1 malam, kami dibangunkan dari tenda untuk segera bergegas mencari syal biru yang telah tersebar di berbagai tempat di sekolah. Awalnya aku senang tetapi ternyata seluruh lampu sekolah dimatikan. Ini benar-benar membuat suasananya semakin seram. Kami hanya diberi waktu 15 menit. Bagiku itu waktu benar-benar tak cukup.
Aku memutuskan untuk menelusuri kelas 9 B yang kini telah menjadi kelas 9 I.  Kelasnya terletak di samping kanan lapangan sekolah. Aku memberanikan diri untuk memasuki ruangan gelap tersebut. Benar-benar seram dan mencengkeram sekali suasananya, membuat aku jadi merinding dan ketakutan. Baru 3 langkah dari tempat aku berdiri, aku langsung menjerit dan lari ketakutan karena di pojok ruangan ada bayangan putih samar-samar yang sedari tadi sepertinya memperhatikanku. Aku lari sekuat tenaga untuk mencari teman-teman atau bantuan. Tanpa aku sadari ternyata aku lari menuju toilet dekat kantor sekolah. Semua pintu toilet terbuka, kecuali toilet wanita di sebelah kanan. Di sana terdengar suara air. Kupikir orang yang ada di dalam toilet itu adalah temanku yang bernama Laila karena dia memanggil namaku dan sepertinya pintunya terkunci dari luar. Aku kasian pada Laila. Aku memberanikan diri untuk menolongnya. Setelah pintu berhasil terbuka, ternyata tidak ada siapa-siapa di dalam toilet sana. Aku tidak percaya dan terdiam membisu. Setelah aku berpikir, lebih baik aku berlari menuju lapangan sekolah. Aku segera berlari. Aku terjatuh di tengah lapangan karena tersandung sesuatu. Kulihat itu adalah sebungkus plastik hitam. Aku penasaran dan langsung membukanya. Pada saat itu aku benar-benar tak menyangka ternyata isi dalam plastik hitam itu adalah syal biru. Terimakasih ya Allah, ternyata aku berhasil menemukan syal biru. Ini adalah suatu perjuangan yang menegangkan bagiku.
15 menit berlalu. Kami calon anggota PMR kelas 7 dikumpulkan di lapangan. Seluruh lampu sekolah dinyalakan kembali.
Esoknya, kami diangkat menjadi anggota PMR baru dengan hati yang senang dan masih sedikit agak takut. Wow… ini adalah pengalaman yang tak akan pernah kulupakan seumur hidupku.
Setelah kejadian tersebut, aku akan berusaha lebih baik lagi dan tidak akan takut lagi dengan kegelapan malam.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik