IDUL FITRI YANG BERKESAN
Cerpen Dara Mulyani
Hari
berganti, tak terasa sudah menginjak hari yang Fitri. Hari dimana wajah
berseri. Dengan kerendahan hati, memohon keikhlasan untuk memaafkan
kesalahan. Malam yang dingin itu lantunan takbir berkumandang
disekeliling jalan. Banyak kendaraan hilir mudik menyambut indahnya hari
besar umat Islam. Semua orang berteriak gembira menyambut indahnya
malam takbiran sambil menghidupkan petasan. Hati ku senang menyambut
hari Raya Idul Fitri yang hanya datang satu tahun sekali.
Keesokan
harinya aku terbangun dengan wajah termenung, meneteskan air mata
dipipi sambil memikirkan “apakah aku bisa merasakan hari yang Fitri
seperti tahun ini lagi” ?. Tak lama kemudian aku bangkit sambil
menghapus air mata dipipiku, lalu aku bergerak kekamar mandi
bersiap-siap untuk shalat Idul Fitri. Sebelum aku dan keluarga besarku
berangkat kemasjid, tak lupa seperti tahun-tahun yang lalu, kami saling
salam-salaman meminta maaf atas kesalahan kami. Terharu sekali, hampir
meneteskan air mata, tetapi aku cepat untuk menghapusnya karena aku
sudah beruduk.
Setelah
selesai menjalankan shalat Idul Fitri, aku dan keluarga besar menyantap
ketupat dan opor ayam yang sudah dibuat oleh mamaku semalam. Aku
menyantap ketupat tersebut dengan lahap sekali. Selesai makan kami
sekeluarga berkunjung kerumah nenek tercinta. Nenek satu-satunya yang
aku punya, karena yang lain sudah dipanggil Allah swt. Aku sempat
meneteskan air mata karena nenekku keadaannya kurang sehat. Tetapi, aku
selalu berdoa untuk nenek ku tercinta. Dirumah nenek, kami sekelurga
menghabiskan waktu. Tepat jam 16.30 WIB kami sekeluarga pulang kerumah,
Lalu istirahat.
Lebaran
kedua kami sekeluarga berkunjung kerumah sanak saudara terdekat.
Awalnya aku tidak mau ikut, tetapi orang tua ku memaksa. Ia akhirnya aku
terpaksa ikut. Sampai dirumah om ku, aku dikasi THR, ia walaupun tidak
banyak. Aku senang karena walaupun aku udah gede aku masih saja dikasih
THR. Keterpaksaanku mendapat rezki. Hahahaha ....
Lebaran
ketiga aku habiskan berkunjung kerumah pacarku, teman, dan tema-teman
pacarku. Waktu aku berkunjung kerumah orang tua pacarku, kebetulan
adzhan magrib berkumandang dimasjid. Orang tua pacar ku mengajak aku
beserta keluarganya shalat berjamaah. Aku senang sekali karena orang
tuanya begitu peduli dengan kedatangan aku. Selesai shalat magrib aku
duduk sejenak sambil berbinjang dengan orang tuanya. Orang tuanya sangat
peduli dengan hubungan kami dan kami berdua banyak diceramahin. Setelah
berbincang-bincang dengan orang tuanya, orang tuanya mengajak aku dan
keluarganya untuk “nonton lindungan dibawah kabah” yang baru keluar
dibioskop terdekat. Karena sudah larut malam, aku memutuskan untuk besok
saja menontonnya.
Keesokan
harinya, aku dan keluarga besarnya pergi ke MAL untuk menonton flim
yang baru muncul itu. Awalnya malu-malu segan, tetapi lama kelaman aku
dekat dan menganggap dia orang tuaku. Selesai kami nonton, kami makan
bersama disalah satu tempat makan yang ada disana. Aku senang sekali
ternyata orang tuanya betul-betul baik dan peduli sama hubungan kami.
Setelah itu, kami pulang. Sebelum aku pamit pulang, aku menyalam tangan
orang tua nya. Sesampainya dirumah, aku langsung tertidur karena aku
sangat lelah.
Lebaran
kelima, sengaja aku habiskan waktu untuk istirahat, karena hari
seninnya aku sudah melanjutkan kembali tugasku yang seperti biasanya
menuntut ilmu dikampus UIR yang sangat aku banggakan.
0 komentar:
Posting Komentar