Translate

Welcome Guys

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label trik trik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label trik trik. Tampilkan semua postingan

teknik menulis tajuk rencana

Written By iqbal_editing on Sabtu, 21 Januari 2017 | 20.07

Semula aku sendiri masih bingung apa itu tajuk rencana. Sekedar pernah melihatnya di koran atau majalah. Tapi setelah tugas membuat mading yang mengharuskan aku terlibat dengan tajuk. Aku menjadi ingin mengenal lebih dalam tajuk itu. Yah, aku awam sekali. Jadi ketika itu bisa dibilang tajukku salah.
Nah, kali ini aku mencoba lagi. Beberapa teknik aku baca dan aku mendapat sesuatu yang menarik. Berikut teknik-tekniknya.

Teknik Menulis Tajuk Rencana

A. Arti dan Fungsi Tajuk Rencana

1. Menjelaskan berita
2. Menjelaskan latar belakang
3. Meramalkan masa depan
4. Menyampaikan pertimbangan moral

B. Jenis-Jenis Tajuk Rencana

1. Tajuk rencana yang memberikan informasi semata
2. Tajuk rencana yang bersifat menjelaskan
3. Tajuk rencana yang bersifat memberikan argumentasi
4. Tajuk rencana yang menjuruskan timbulnya aksi
5. Tajuk rencana yang bersifat jihad
6. Tajuk rencana yang bersifat membujuk
7. Tajuk rencana yang bersifat memuji
8. Tajuk rencana yang bersifat menghibur

D. Fungsi dan tugas Tim Editorial

1. Menyelenggarakan rapat khusus tim editorial setiap hari
2. Mencari dan menyeleksi ide serta menetapkan tajuk rencana untuk edisi penerbitan besok
3. Mendiskusikan dan memberikan pembobotan terhadap topik liputan terpilih
4. Menetapkan kesimpulan tentang pendapat dan sikap yang harus disampaikankepada masyarakat luas
5. Menunjuk penulis tajuk rencana yang diambil dari tim editorial untuk topik yang sudah didiskusikan
6. Menuangkannya dalam opini tajuk rencana secara ringkas, jelas, lugas
7. Melakukan revisi atau menundanya apabila perkembangan situasi atau pertimbangan pemimpin redaksi, naskah tajuk rencana tersebut tidak memungkinkan untuk diturunkan pada edisi penerbitan hari ini.
8. melakukan evaluasi dan proyeksi keesokan harinya setelah mengamati dan mempelajari dengan seksama berbagai peristiwa yang terjadi dalam 24 jam terakhir

E. Tahapan Menulis Tajuk Rencana

1. Pencarian ide dalam topik
2. Seleksi dan penetapan topik
3. Pembobotan substansi materi dan penetapan tesis dari keseluruhan uraian tajuk rencana
4. Pelaksanaan penulisan

F. Kriteria Topik Tajuk Rencana

1. Topik merujuk pada berita yang aktual atau kontroversial
2. Topik sesuai dengan filosofi, visi, misi, dan kebijakan umum media penerbitan pers
3. Topik sejalan dengan kualifikasi dan fokus wilayah sirkulasi media penerbitan
4. Topik berpijak pada kaidah dan nilai standar jurnalistik seperti aktualitas, objektivitas, keluarbiasaan, dan prinsip peliputan berimbang.
5. Topik tidak bertentangan dengan aspek ideologis, yuridis, sosiologis, dan etis yang terdapat dalam masyarakat atau bangsa.
6. Topik senantiasa berorientasi pada nilai-nilai luhur kemanusiaan.

G. Tesis Tajuk rencana

Tesis adalah pendapat utama dari seluruh uraian tajuk rencana. Tesis disebut juga kesimpulan. Tesis tajuk rencana disampaikan melalui dua cara, terbuka dan tertutup. Terbuka apabila tesis dirumuskan dalam rangkaian kalimat ringkas, lugas, dan tegas secara tersurat. Tesis tersurat bersifat tembak langsusng, tidak memberi kesempatan pada pembaca untuk melakukan interpretasi. Tesis tertutup apabila kesimpulan yang hendak ditawarkan kepada khalayak pembaca tidak dirumuskan dalam kalimat yang ringkas, lugas, dan tegas. Pesan disampaikan secara tersirat, samar-samar

H. Judul Tajuk Rencana

Syarat judul tajuk rencana secara umum sama dengan judul artikel opini, yaitu harus provokatif, singkat, padat, relevan, fungsional, informal, representative, dan merujuk pada bahasa baku.

I. Anatomi Tajuk Rencana

Anatomi atau rangka utama tajuk rencana terdiri atas pembuka, pengembang, dan penutup. Tugas pengembang adalah membuat bahasan tajuk rencana menjadi lebih terfokus. Bahasan tajuk rencana dapat dikembangkan antara lain dengan menggunakan teknik penjelasan, kutipan, contoh, dan statistik.

J. Teori ANSVA dan Teori SEES

Menyusun tajuk rencana yang baik dapat dilakukan dengan cara merujuk pada teori ANSVA dari Alan H Monroe. Menurut Monroe dalamdalam Raymond S. Ross, dalam Persuasion: Communication and Interpersonal Relation (1974:185), terdapat lima tahap urutan motif yang sesuai dengan cara berpikir manusia dalam formula ANSVA: perhatian (attention), kebutuhan (needs), pemuasan (satisfaction), visualisasi (visualization), dan tindakan (action).

Menurut teori SEES ada empat tahap untuk mempengaruhi khalayak pembaca yang sedang sibuk, dalam situasi bergegas. Pertama, lontarkan pernyataan singkat yang dapat menggugah perhatian khalayak pembaca (statement). Kedua, beri penjelasan yang relevan terhadap pernyataan singkat tersebut (explanation). Ketiga, yakinjkan penjelasan dengan memberikan contoh-contoh (example). Keempat, ikat hati dan pikiran pembaca dengan kesimpulan yang tegas dan ringkas (summary).
20.07 | 0 komentar | Read More

cara membuat prolog yang baik

Membuat prolog adalah hal yang tidak mudah. Kunci utama dari membuat prolog adalah bagaimana menarik minat pembaca untuk menulis cerita kamu. Banyak hal yang harus dipikirkan dan bisa dipakai dalam prolog. Tanggung jawab penulis yang harus ditulis dalam prolog antara lain :

1. Memperkenalkan Protagonis, membuat pembaca menyukai dia.
2. Memperkenalkan setting secara simpel (Waktu dan tempat).
3. Menarik pembaca dan memberikan kunci-kunci menarik dari keseluruhan cerita.

Tapi Prolog bukanlah hal yang wajib. prolog itu adalah kesempatan untuk memulai ceritamu dua kali dari dua poin yang berbeda. terantung bagaimana kamu mengolahnya, Bisa jadi jelek bisa jadi bagus. Bagaimana kamu tahu kalau prologmu sukses?

Tanyakan pada dirimu tiga pertanyaan ini
1. Perlukah kamu menulis prolog?
2. Apa yang dilakukan prologmu?
3. Apakah yang dilakukan prolog benar?

Tujuan Prolog sendiri ada tiga
1. Membuat pembaca mengerti tentang apa sih ceritamu
2. Membuat pembaca tertarik
3. Membiasakan dirimu dengan gaya menulismu

Hal-hal yang harus dihindari
Karena Prolog ini adalah pintu gerbang dalam sebuah buku, maka ada beberapa peraturan yang harus kamu hindari. Antara lain :
1. Prolog bukanlah Guide duniamu. Meski mereka menjelaskan bagaimana setting dan waktu novelmu secara general, Menjelaskan seperti apa dunia dan bagaimana dunia dan sihir di dalamnya bekerja bukanlah hal yang menarik untuk dibahas di prologmu.

2. Prolog juga bukan tempat narsis. Membuat karakter menarik bisa dilakukan dengan banyak cara, tapi memperkenalkan diri ala diary dan memberikan keterangan apa saja kerennya karakter utamamu akan membuat pembaca langsung bosan dan lebih buruk lagi, berhenti membaca bukumu.

3. Hindari penulisan plot poin terlalu banyak. Tulislah cukup hal penting di prolog untuk membuat pembaca tertarik, namun jangan terlalu banyak. Ada beberapa hal yang lebih baik diungkap pelan-pelan daripada dibuka di prolog.

Apa saja yang harus diperhatikan?
1. Ketahui jenis cerita yang membutuhkan prolog. Beberapa ceritam emerlukan prolog, beberapa cerita tidak memerlukannya.  Semuanya tergantung pada apakah yang ada dalam paragraf pertama. Kalau paragraf pertama kamu tulis langsung ke dalam cerita, maka sepertinya kamu tidak memerlukan prolog.

2. Pilih karakter yang ada dalam prolog. Tidak semua prolog menggunakan karakter utama sebagai fokusnya. MIsalnya saja antagonis, orang tua karakter, teman atau bahkan karakter yang tidak berkaitan. Kadang prolog bahkan tidak memerlukan karakter. Dengan hanya memberikan sebuah adegan secara dramatis dari bencana yang membuat event dalam cerita yang nantinya membuat cerita berjalan sudah cukup menarik menurut saya.

3. Pikirkan bahasamu. Bukan bahasa apa yang kamu pakai, melainkan bagaimana narasi yang akan kamu pakai. Misal kamu menceritakan sebuah bencana beberapa tahun silam, maka kamu bisa menulis dengan gaya seperti buku sejarah. Kalau kamu menceritakan sebuah bencana kiamat yang terjadi karena zombie, maka menulis dalam bentuk Log juga cukup menarik.

4. Perhatikan panjang. Panjang prolog tidak harus satu lembar saja. Bisa jadi prolog mencapai sepuluh halaman atau bahkan cuma setengah halaman. Tak ada larangan untuk menulis prolog sepanjang mungkin.

5. Konsisten. Prolog biasanya hanya berfokus pada satu hal, kejadian atau scene. Jangan sampai di tengah prolog, tiba-tiba kamu mengubah Point of Viewmu.
19.31 | 0 komentar | Read More

tips menulis cerita thriller

Written By iqbal_editing on Senin, 28 November 2016 | 19.54

Thriller atau cerita getaran  dalam bahasa Inggris  adalah sebuah tipe literatur, film dan televisi yang memiliki banyak sub-tipe di dalamnya. Kata tersebut berasal dari kata bahasa Inggris yang dapat diartikan secara bebas sebagai “petualangan yang mendebarkan”. Tipe alur ceritanya biasanya berupa para jagoan yang berpacu dengan waktu, penuh aksi menantang, dan mendapatkan berbagai bantuan yang kebetulan sangat dibutuhkan yang harus menggagalkan rencana-rencana kejam para penjahat yang lebih kuat dan lebih lengkap persenjataannya. (Pusat Bahasa Diknas- Glosarium)

Gimana cara nulis cerita thriller? Simak ya, aku mau bagi-bagi tips cara nulis cerita thriller ala Erlinda Jilly Madhan.



1. Suplai Semangatmu
Terkadang ada keinginan untuk menulis tapi inspirasi lagi main petak umpet, atau inspirasi sedang merayu-rayu untuk segera diciptakan menjadi sebuah karya, eh semangat menulisnya malah kabur entah kemana. Sekarang, ayo suplai semangatmu! Ingat lho, penulis thriller adalah penulis yang mempunyai jiwa energik untuk memecahkan sesuatu misteri dan menyukai tantangan dalam bentuk apapun. Mulailah dengan membayangkan seseorang yang merasa puas setelah selesai membaca karyamu. Dengan niat yang mulia itu, maka karyamu akan terasa bermakna.


2. Mulai memilih
Tentukan jenis thriller yang menurut kita menarik untuk dipecahkan misterinya. Berikut saya kutip beberapa jenis cerita thriller dari :
Thriller dapat meliputi sub-tipe berikut ini (yang bisa meliputi elemen dari tipe cerita lainnya :)
  • Action Thriller - karya tipe ini seringkali berupa situasi berpacu dengan waktu, menampilkan banyak adegan kekerasan dan seorang tokoh antagonis yang jelas. Film-film tipe ini menggunakan banyak senjata, ledakan dan perlengkapan yang sangat banyak untuk merekam adegan-adegannya. Film-film ini seringkali memiliki elemen film misteri dan film kriminal, tapi elemen-elemen ini tidak ditonjolkan. Contoh-contoh paling jelas untuk tipe ini adalah film-film James Bond, The Transporter, dan novel/film Jason Bourne (Bourne Identity, Bourne Supremacy, Bourne Ultimatum).
  • Conspiracy Thriller - karya tipe ini menampilkan seorang jagoan yang menghadapi sebuah kelompok musuh yang berkuasa dimana suatu kebenaran dari perjuangannya itu hanya jagoan tersebut yang tahu. The Chancellor Manuscript dan The Aquitane Progression karya Robert Ludlum masuk dalam kategori ini, seperti juga film-film Three Days of the Condor dan JFK.
  • Crime Thriller - karya tipe ini adalah gabungan dari thriller dan film kriminal yang menampilkan cerita tegang dari sebuah atau beberapa tindakan kriminal yang sukses atau gagal. Film-film ini lebih berfokus pada tokoh penjahatnya daripada pada pihak polisi. Tipe ini biasanya menekankan faktor adegan aksi daripada aspek psikologis. Topik utama dari film-film ini termasuk pembunuhan, perampokan, pengejaran, baku-tembak, dan pengkhianatan. Contohnya adalah film The Killing, Seven, Reservoir Dogs, Inside Man, and The Asphalt Jungle.
  • Disaster Thriller - karya tipe ini menceritakan konflik yang terjadi karena bencana yang disebabkan oleh alam maupun oleh manusia, seperti banjir, gempa bumi, badai, letusan gunung berapi, dan bencana alam lainnya, atau bencana nuklir sebagai bencana yang disebabkan oleh manusia. Contoh film tipe ini seperti Twister, Perfect Storm, dan Volcano.
  • Psychological Thriller - karya tipe ini memiliki elemen thriller yang menitikberatkan pada tekanan psikologis yang dihadapi masing-masing karakter. Film-film tipe ini biasanya berjalan lebih lambat dan melibatkan banyak pengembangan karakter tokoh-tokoh dan alur cerita yang penuh kejutan. The Illusionist, The Number 23, The Sixth Sense, dan The Prestige adalah contoh-contoh film tipe ini.
  • Eco-Thriller - dalam karya ini sang tokoh protagonis harus menghindarkan atau memperbaiki sebuah bencana alam atau bencana biologis, disamping harus berhadapan dengan musuh-musuh atau tantangan-tantangan yang ada di cerita thriller lainnya. Komponen lingkungan hidup seringkali menjadi pesan utama atau tema dari cerita. Contoh tipe thriller ini adalah The Loop karya Nicholas Evans, Echoes in the Blue karya C. George Muller, dan Elephant Song karya Wilbur Smith. Semua karya ini menonjolkan masalah-masalah lingkungan hidup yang nyata.
  • Erotic Thriller - tipe ini menggabungkan unsur erotis dan thriller. Tipe ini menjadi laris sejak era 1980-an dan berkembangnya penetrasi pasar VCR (salah satu tipe perangkat pemutar kaset video). Termasuk dalam tipe ini adalah film-film Basic Instinct dan Fatal Attraction.
  • Horror Thriller - dalam tipe ini, konflik antara tokoh-tokoh di dalamnya terjadi secara mental, emosional dan fisik. Dua contoh terbaru dari tipe thriller ini adalah film-film Saw dan 28 Days Later karya Danny Boyle. Apa yang paling membedakan Horror Thriller adalah elemen ketakutan yang dijunjung sepanjang cerita. Tokoh-tokoh utamanya tidak hanya berhadapan dengan musuh yang lebih kuat, tapi pada akhirnya mereka menjadi korban setelah merasakan ketakutan yang luar biasa akibat menarik perhatian sang musuh/monster. Contoh film lainnya adalah Psycho karya Alfred Hitchcock dan Silence of the Lambs karya Thomas Harris.
  • Legal Thriller - Para pengacara jagoan berhadapan dengan musuh-musuh mereka dalam tipe thirller ini, baik di dalam maupun di luar ruang persidangan, baik membahayakan kasus yang mereka perjuangkan maupun nyawa mereka sendiri. The Pelican Brief karya John Grisham adalah contoh terkenal dari film bertipe ini.


 3. Membaca dan Mencari Referensi
Jangan biarkan tulisan kita kosong tidak bermakna. Kita harus bisa menaburkan benih-benih ilmu pengetahuan dan pesan yang positif kepada pembaca, baik secara tersirat maupun tersurat. Meskipun untuk cerita thriller yang notabene seran dan menegangkan tetap harus bermakna ya :)


4. Hadapi Tantangan Itu!
Mulailah duduk di depan meja kerja, baik menulis via komputer ataupun dengan pena dan kertas. Jangan pikirkan apa yang akan kamu tulis, tapi tulislah apa yang kamu pikirkan (dikutip dari postingan Hylla Shane Gerhana). Karena pikiran negative ketika sebelum menulis itu bisa meracuni kita sehingga menjadi malas untuk menulis. Misalnya pikiran takut ceritanya jelek, takut EYD-nya ancur, dan sebagainya. Mulai sekarang bungkus pikiran itu dengan rapi. Lalu lempar jauh-jauh sampai ke neraka.


5. Siapkan Samurai
Buat apa? Ya, buat membunuh, dong! Eits, bukan membubuh mahluk hidup, lho! Samurai ini hanya kiasan saja. Bisa kita gunakan sewaktu-waktu untuk membunuh rasa malas kita ketika sedang berada di pertengahan menulis cerita thriller dan mentok karena rasa malas yang membumbata. Samurainya bisa berupa music kesukaan kita, camilan ringan, atau foto motivator kita (bisa foto orangtua, saudara, sahabat atau pacar kita).


6. Pembaca Adalah Raja
Sajikanlah cerita thriller yang seru untuk para pembaca karya kita. Jangan biarkan mereka hampa tanpa ekspresi ketika membacanya. Permainkan imajinasi mereka dengan tahap demi tahap cerita thriller kita. Menurutku, cerita thriller yang seru itu bila diurutkan seperti ini :
  • Tahap 1
Buatlah cerita thriller kita dengan sesuatu yang membuiat si raja bertanya:
Apa?
Kenapa?
Atau, siapa?
  • Tahap 2
Aduk-aduk kembali rasa penasaran si raja sampai raja berpikir perlu menyelesaikan cerita sampai ending. Tunjukkan sedikit demi sedikit inti-inti permasalahan.
  • Tahap 3
Ledakkan bommu sekarang!
Biarkan si raja terkaget-kaget dengan ending cerita thriller kita. Jangan biarkan si raja merasa kebingungan, jelaskan penyelesaian masalah sampai tuntas tas tas !



7. Bunuh Hantunya
Setelah menyelesaikan cerita thriller, jangan lupa diedit penulisan kata-kata dan EYD-nya, ya. Jangan seperti Erlinda Jilly Madhan yang menulis seperti membuat telur ceplok, selesai, sajikan, makan…hahaha (dilarang keras meniru)


8. Awas Barang Tiruan
Sebagai penulis thriller yang berbakat, usahakan tidak meniru cerita-cerita yang sudah pernah ada. Mari bermain dengan imajinasi kita sendiri. Ingat ya teman, meniru bisa membunuh kreatifitas kita J


9. Bila masih belum bisa menulis cerita thriller juga, kembali ke point satu dan teruslah melatih kemampuan menulis yang kita miliki. Ada pepatah cantik, ala bisa karena biasa. Selamat mencoba dan berkarya….

19.54 | 0 komentar | Read More

cara membuat cerita sedih

Written By iqbal_editing on Jumat, 25 November 2016 | 21.53

Menurut kalian, membuat cerita sedih itu susah atau enggak, sih? Bagaimana cara membuat cerita sedih? Kalau menurutku membuat cerita sedih itu gampang-gampang susah, karena kita harus bisa membuat pembaca menitikkan air matanya atau minimal pembacanya bisa merasakan kesedihan yang dialami tokoh utama pada cerita sedih tersebut.
Aku akan bagikan tips membuat cerita sedih, ya! Baca sampai selesai8, ya!

Membuat Outline

Outline itu apa, sih? Outline adalah daftar kejadian di dalam cerita. Jadi kalian harus punya bayangan atau rencana tentang alur cerita, agar tidak mengalami kebuntuan ide sewaktu menulis. Buatlah deskripsi yang jelas tentang kejadian-kejadian yang dialami tokoh utama. Aku sarankan, saat kalian membuat cerita sedih, biarkan tokoh utama kalian terus-menerus gagal atau kalah, supaya semakin enak dibaca dan bisa mengaduk-aduk emosi pembaca.

Baca Cerita-Cerita Sedih

Jika kalian ingin membuat cerita sedih, maka kalian juga harus sering dong, membaca cerita-cerita sedih, supaya kalian bisa tahu dan mendapat referensi, bagaimana sih contoh-contoh cerita sedih? Kalau kalian ingin membaca cerita sedih, aku merekomendasikan kalian membaca novel Hafalan Sholat Delisa atau buku Surat Kecil Untuk Tuhan. Atau kalian bisa menonton film yang alur ceritanya sedih.

Dapatkan Feelingnya!

Pasti di daerah kalian sudah musim hujan, bukan? Mumpung sekarang musim hujan, ini adalah kesempatan kalian bagi yang mau menulis cerita sedih. Ketika daerah kalian diguyur hujan, berjalan-jalanlah di tengah hujan. Jika kalian tak suka dengan basah, bawalah payung atau pakailah jas hujan. Saat kalian berjalan-jalan di tengah hujan, kalian akan mencapai rasa dramatis dan mendapat inspirasi. Selain itu, bisa juga kalian mendengarkan musik yang nadanya sedih. Biasanya, musik akan mengeluarkan sebuah perasaan dari hati kalian.

Menulislah Ketika Kamu Sendirian

Supaya kalian bisa menjiwai tokoh-tokoh di dalam cerita, menulislah dalam kondisi kalian seorang diri. Yang kalian butuhkan adalah ketenangan agar kalian bisa berkonsentrasi kepada tokoh-tokoh di cerita kalian. Jadi, kalian bisa merasakan apa yang dialami tokoh utama di dalam cerita kalian.
Dan jangan lupa, EYD juga diperlukan agar untuk menulis cerita. Selamat menulis cerita sedih. Semoga kalian sukses, ya!
21.53 | 0 komentar | Read More

tips menulis cerita fantasi bagian 2 menentukan karakter dan membuat cerita

Written By iqbal_editing on Kamis, 24 November 2016 | 22.59

Metode 3 dari 4: Menentukan Karakter

  1. 1
    Ciptakan makhluk bukan manusia. Jika Anda ingin menjadikan dunia fantasi terasa nyata, sertakan beberapa karakter bukan manusia. Salah satu bagian yang membuat dunia fantasi sangat menarik adalah perwujudan makhluk mistis ke alam nyata. Akan tetapi, pastikan makhluk-makhluk tersebut terkesan realistis.
    • Anda dapat menggunakan makhluk mistis yang sudah dikenal, seperti vampir atau putri duyung. Namun, pastikan Anda menetapkan peraturan untuk makhluk-makhluk tersebut sebagai variasi makhluk mistis yang biasanya. Contoh, dalam Twilight, vampir bisa memilih untuk tidak memakan manusia dan tubuhnya berkilau jika terkena sinar matahari. Akan tetapi, dalam Buffy, mayoritas vampir tidak dapat mengontrol kecenderungan pada kejahatan dan akan mati jika terkena sinar matahari. Jika Anda menulis vampir dalam cerita, tentukan bagaimana elemen-elemennya.
    • Bebaskan kreativitas Anda untuk menciptakan makhluk baru. Akan tetapi, hati-hati. Jangan menggabungkan terlalu banyak makhluk atau hewan mistis yang berbeda-beda. Pilihlah satu karakter dengan beberapa ciri khas dan kekuatan. Misalnya, vampir-duyung-unicorn yang menyemburkan nafas api, dapat meramal masa depan, dan hidup di bawah air mungkin terlalu berlebihan. Lebih baik Anda menciptakan kuda bersayap yang bisa terbang dan berkomunikasi dengan pemiliknya melalui telepati.[9]
  2. 2
    Pertimbangkan motivasi karakter. Ketika menulis karakter cerita fantasi, Anda dapat mengikuti peraturan penceritaan mendasar. Semua karakter harus memiliki motivasi.
    • Semua karakter harus memiliki kelemahan atau kekuatan yang berkaitan dengan motivasi utama mereka. Tanyakan apa yang diinginkan karakter Anda. Misalnya, seorang karakter bernama Ramona ditinggalkan oleh ibunya. Satu-satunya yang ia inginkan di dunia ini adalah keluarga sendiri. Ia cenderung cemburu berlebihan dan menempel pada teman-temannya, itu adalah kelemahan, tetapi dapat dimengerti mengingat latar belakangnya yang ditinggalkan.[10]
    • Pastikan tindakan karakter dapat dipercaya dalam konteks cerita. Misalnya, Ramona berasal dari kelas pemburu/pemulung, tetapi menunjukkan kemampuan berbicara dengan orang mati. Dia mungkin memiliki pengetahuan khusus tentang teknik berburu kuno yang dipelajari dari kerabatnya yang telah lama tiada, dan kemampuannya itu akan membantu karakter lain saat krisis.[11]
  3. 3
    Tentukan siapa tokoh utamanya. Hampir semua cerita fantasi memiliki tokoh utama atau pahlawan. Satu karakter dengan kekuatan unik dan tekad akan membantu menggerakkan plot ke depan. Karakter tersebut akan melawan antagonis utama dan menyelesaikan konflik sentral. Tentukan siapa yang menjadi tokoh utama atau pahlawan sebelum mulai menulis cerita.
    • Biasanya, tokoh utama tidak menyadari bahwa ia spesial. Luke Skywalker tidak menyadari bahwa ia dapat menggunakan force sampai bertemu Obi Wan Kenobi. Harry Potter tidak tahu bahwa ia adalah penyihir sampai diberi tahu oleh Hagrid. Cobalah memilih karakter biasa sebagai tokoh utama. Audiens akan mudah terhubung dengan karakter yang tampak seperti manusia normal kebanyakan.[12]
    • Akan tetapi, usahakan mencari cara untuk mengisyaratkan bahwa tokoh utama itu penting. Ini biasanya dapat dicapai dengan mengisahkan cerita dari sudut pandang si tokoh utama. Kembali pada contoh sebelumnya, jika Ramona akan menjadi tokoh utama cerita, cobalah mengisahkan atau membingkai cerita dari sudut pandangnya.[13]
  4. 4
    Pertimbangkan mentor. Banyak cerita fantasi menampilkan seorang mentor. Seperti disebutkan di atas, Obi-Wan berperan sebagai mentor untuk Luke Skywalker dalam Star Wars. Harry Potter memiliki beberapa mentor, seperti Hagrid dan Dumbledore, yang membantu memperkenalkannya kepada dunia sihir. Mentor dapat membantu melancarkan alur cerita fantasi.
    • Secara tradisional, mentor adalah seseorang yang lebih tua dari tokoh utama. Mentor umumnya mengetahui peraturan dan konvensi masyarakat yang didiami tokoh utama. Mentor biasanya sudah tahu bahwa tokoh utama tersebut spesial atau unik.[14]
    • Memperkenalkan mentor adalah teknik penceritaan yang baik. Melalui mentor, Anda dapat menjelaskan konvensi dunia dengan cara yang tidak terasa canggung atau bersifat eksposisi. Pikirkan betapa canggung Star Wars jadinya jika Luke menjelaskan tentang force secara langsung kepada audiens. Melalui penjelasan Obi-Wan, force dapat diuraikan secara halus. Ia memperkenalkan konsep force kepada Luke pertama kali, sekaligus kepada audiens.
  5. 5
    Ciptakan penjahat yang selalu diingat. Penjahat adalah elemen penting dalam cerita fantasi. Tokoh utama harus memiliki antagonis utama yang harus dilawan dalam cerita. Curahkan waktu untuk mengembangkan tokoh penjahat yang meyakinkan.
    • Motivasi penjahat harus jelas. Kebanyakan tokoh jahat menginginkan kekuasaan. Akan tetapi, menginginkan kekuasaan hanya demi kekuasaan semata akan terasa membosankan. Pikirkan Scar dalam Lion King. Ya, ia ingin menguasai kerajaan, tetapi ia merasa tidak layak bila dibandingkan dengan saudaranya. Persaingan antarsaudara memicu tindakan serta hasratnya akan kekuasaan. Pikirkan motivasi penjahat dengan lebih mendalam.[15]
    • Usahakan berempati ketika menulis tentang penjahat. Audiens akan lebih tergerak oleh keadaan penjahat jika mereka merasa dapat memahaminya. Misalnya, berikan latar belakang tragis pada si penjahat. Ini dapat membantu menjelaskan mengapa ia berubah menjadi jahat.[16]
    • Ciptakan tampilan visual menarik untuk penjahat. Usahakan melukiskan sesuatu yang menyeramkan. Pikirkan betapa menakutkannya penggambaran Voldemort, dengan hidung dan mata yang hanya berupa celah. Ingatlah mimpi buruk Anda yang paling menakutkan dan ambil penggambaran dari sana.
    • metode 4 dari 4: Menulis Cerita

      1. 1
        Buatlah garis besar cerita. Karena cerita fantasi melibatkan banyak peristiwa rumit, garis besar akan sangat membantu. Sebelum menulis cerita, buatlah draf garis besar terlebih dahulu.
        • Anda dapat membuat garis besar dengan tajuk dan subtajuk. Tajuk biasanya ditandai dengan angka romawi, sementara subtajuk ditandai dengan huruf kecil atau angka. Misalnya, , "I. Memperkenalkan Ramona, a. Ramona sedang bekerja di ladang. b. Dia diganggu oleh arwah bibinya."
        • Pikirkan struktur cerita mendasar. Cerita Anda harus memiliki awal untuk memperkenalkan para karakter dan dunia. Kemudian, harus ada titik balik yang menandai perubahan tindakan karakter. Di dalam cerita harus ada peningkatan aksi yang berpuncak pada momen klimaks saat konflik diatasi. Dari situ, cerita harus bergerak ke pemecahan.
      2. 2
        Perkenalkan masalah sentral. Anda harus memperkenalkan masalah sentral dari awal cerita. Pikirkan situasi yang membuat tokoh utama tiba-tiba dipaksa bertindak dan mengantarnya menjadi pahlawan. Katniss Everdeen menawarkan diri sebagai peserta Hunger Games. Buffy Summers menyadari bahwa ia harus menerima tugas sebagai pembasmi ketika teman-temannya diserang vampir. Harus ada peristiwa yang terjadi, di awal, yang mendorong tokoh utama bertindak.
        • Jika ada mentor, biasanya kedatangan mentor yang menandai awal cerita. Misalnya, Harry Potter menyadari bahwa ia adalah seorang penyihir ketika Hagrid muncul di pondok bibi dan pamannya. Memperkenalkan mentor si tokoh secara kreatif bisa berperan sebagai titik balik cerita.[17]
        • Dalam banyak cerita fantasi, titik baliknya adalah ketika tokoh utama meninggalkan rumah. Mungkin si tokoh utama harus pergi ke suatu tempat. Misalnya, Ramona bisa saja menerima kabar bahwa ibunya yang tinggal di negara lain sedang sakit. Ia harus bepergian menyeberangi gurun dan menyelundupkan obat yang terlarang di negara ibunya.[18]
      3. 3
        Kembangkan kisah si tokoh utama. Setiap peristiwa dalam cerita harus membantu pengembangan tokoh utama. Kekuatan, keterampilan, dan bakat khusus tokoh utama harus diuji pada setiap peristiwa dan konflik.
        • Perhatikan bagaimana ini terjadi dalam cerita fantasi favorit Anda. Cobaan dan penderitaan apa yang dihadapi Harry Potter sehingga ia menerima takdir sebagai anak laki-laki yang bertahan hidup? Apa yang membuat Katniss menerima bahwa ia harus memimpin revolusi?
        • Harus ada banyak konflik kecil yang mengarah pada klimaks, masing-masing konflik menguji kekuatan karakter dan membantunya menggunakan keterampilan dan kekuatan. Misalnya, Ramona harus menghadapi penyelundup lain yang berusaha mencuri obatnya. Ia dapat mengelabui penyelundup tersebut dengan bantuan hantu nakal dan kemudian melanjutkan perjalanan.[19]
        • Konflik-konflik kecil harus membangun klimaks utama. Tokoh harus menghadapi penjahat dan berhasil atau gagal, dengan keterampilan yang telah dikembangkan selama proses dalam cerita.
      4. 4
        Pilihlah akhir yang pantas. Setelah tokoh menghadapi klimaks cerita, pilihlah akhir yang pantas. Cara Anda memilih akhir cerita bergantung pada ke mana Anda ingin melanjutkan.
        • Cerita fantasi bisa berakhir bahagia atau sedih. Anda dapat mengakhiri cerita dengan konflik yang tidak terselesaikan atau tokoh utama kehilangan sesuatu atau seseorang. Anda juga dapat mengakhiri dengan kemenangan separuh. Sebagian penjahat telah dikalahkan, tetapi masih ada konflik yang belum diselesaikan. Akhir seperti ini akan berguna jika Anda ingin menulis sekuel. Akan ada tantangan yang harus dihadapi tokoh utama di cerita selanjutnya.
        • Jika Anda tidak berencana menulis sekuel, Anda tetap dapat mengakhiri cerita dengan kesedihan. Akan tetapi, harap diingat bahwa audiens biasanya menginginkan kemenangan dalam cerita fantasi. Akhir yang tidak bahagia mungkin tidak akan diterima dengan baik.
        • Cobalah menyatukan ikatan emosi yang terputus. Seorang karakter harus mempelajari sesuatu dalam perjalanannya. Misalnya, Ramona terhubung kembali dengan ibunya, beberapa masalah masa lalunya yang ditinggalkan telah melemah. Audiens ingin melihat karakter berkembang secara emosional selama cerita.

      Tips

      • Bacalah banyak cerita fantasi sambil menulis. Cara terbaik untuk memperbaiki tulisan adalah dengan membaca. Mintalah saran novel fantasi kepada pustakawan.
       


Tips

  • Bacalah banyak cerita fantasi sambil menulis. Cara terbaik untuk memperbaiki tulisan adalah dengan membaca. Mintalah saran novel fantasi kepada pustakawan.
22.59 | 0 komentar | Read More

trik membuat cerita fantasi bagian 1 membuat latar dan peraturan sendiri

Metode 1 dari 4: Menetapkan Latar

  1. 1
    Kembangkan ide. Cerita fantasi biasanya terjadi di dunia atau alam fiksi. Jika Anda ingin menulis cerita fantasi, Anda akan menciptakan dunia untuk pembaca yang sedikit berbeda dengan dunia kita saat ini. Untuk mulai menulis cerita fantasi, cobalah melahirkan ide seru untuk latarnya.
    • Penulis cerita fantasi mendapatkan ide dari mana saja. Mungkin suatu kali Anda melihat artikel di National Geographic tentang daerah gurun yang melahirkan ide tentang planet fantasi. Mungkin Anda sedang berjalan-jalan di hutan dan melihat pohon yang tampak tidak biasa dan mendapatkan ide dari sana. Mengekspos diri pada latar yang tidak biasa atau tidak disangka-sangka dapat membantu memicu imajinasi.[1]
    • Baca juga cerita fantasi lain dan perhatikan latarnya. Misalnya, apa yang membedakan Narnia dengan dunia nyata? Apa yang membuat Hogwarts berbeda dari sekolah biasa? Apa yang terasa nyata dan unik dari latar-latar fantasi tersebut?
    • Tulis semua ide yang Anda dapat. Siapkan buku catatan untuk menulis ide tentang pemandangan, tempat tinggal, dan cuaca di dalam dunia imajinasi Anda. Anda akan heran ketika menyadari betapa cepat semuanya bermunculan dan bahwa dunia fantasi tersebut terasa nyata ketika Anda mulai mencatat proses penciptaannya.

  2. Gambarkan dunia ciptaan Anda. Seperti apa suasana dan keadaan di dunia fantasi Anda? Jika ingin cerita terasa realistis, Anda harus memiliki visi jelas mengenai dunianya. Cobalah membuat deskripsi mendetail tentang planet, desa, kota, atau alam yang menjadi latar cerita Anda.
    • Anda dapat berlatih penulisan deskriptif dengan menggambarkan pemandangan nyata terlebih dahulu. Misalnya, carilah tempat di luar ruangan dan tulis semua yang Anda lihat menggunakan bahasa deskriptif. Libatkan semua indra Anda. Seperti apa aromanya, rasanya, kelihatannya, dan sebagainya?
    • Kemudian, cobalah menggunakan semua indra Anda untuk menggambarkan dunia fantasi yang Anda ciptakan. Tanaman seperti apa yang ada di sana? Binatang seperti apa yang menghuni dunia tersebut? Warnanya? Aromanya? Bagaimana cuacanya? Suara apa yang terdengar di udara? Anda bebas menulis deskripsi panjang dan mendetail tentang dunia fantasi.
  3. 3
    Gambarlah peta, jika peta tersebut dapat membantu. Banyak penulis terkenal menyertakan peta dunia fantasi dalam karya mereka. Misalnya, JRR Tolkien menyertakan peta bumi tengah dalam bukunya. Jika Anda memiliki bakat artistik, cobalah menggambar peta dunia fantasi Anda di atas selembar kertas.
    • Gambarlah bentuk kasar dunia Anda. Contohnya, jika Anda menulis cerita fantasi yang berlatar pulau terpencil, Anda bisa membuat pulau tersebut berbentuk seperti hati.
    • Pilihlah unsur-unsur yang menonjol. Gambarlah rangkaian pohon untuk merepresentasikan hutan gelap yang misterius. Gambarlah bintang untuk merepresentasikan setiap ibu kota. Gambarlah riak air untuk mengindikasikan sungai, kali, dan laut.
    • Jika Anda sudah mulai memikirkan sejarah dunia tersebut, sertakan sejarah tersebut dalam peta. Jika Anda tahu tempat kematian kaisar terakhir kerajaan, tandai di peta. Jika Anda memiliki gagasan di mana tokoh utama melihat penampakan almarhumah neneknya, tandai di peta.
  4. 4
    Tetapkan lokasinya. Di mana lokasi cerita Anda? Beberapa cerita mengambil tempat di dunia dalam dunia kita sendiri. Misalnya, seri Harry Potter menampilkan dunia tersembunyi di dalam negara Inggris modern. Akan tetapi, The Lord of the Rings berlatarkan dunianya sendiri yang disebut Bumi Tengah.
    • Ada keuntungan tertentu jika Anda menciptakan dunia atau alam yang sama sekali baru. Misalnya, Anda tidak akan terikat oleh hukum aturan di dunia nyata. Anda memiliki kendali kreatif sepenuhnya akan dunia Anda sendiri dan dapat menciptakan latar apa pun yang Anda pilih.
    • Akan tetapi, menciptakan dunia baru sepenuhnya memiliki kekurangan tersendiri. Anda tidak bisa mengandalkan apa pun. Anda harus menggambarkan pemandangan baru, makhluk baru, aturan realitas baru, dan sebagainya. Walaupun menciptakan dunia baru artinya Anda bebas berkreasi, ini juga bisa menjadi momok. Jika Anda melandaskan latar di dunia nyata, Anda memiliki dasar saat berkarya.
  5. 5
    Tentukan kerangka waktunya. Dunia fantasi harus didasarkan pada periode waktu tertentu. Beberapa dunia fantasi ada di masa depan sehingga akan ada kemajuan teknologi. Akan tetapi, jika Anda menulis cerita dengan masyarakat yang lebih primitif, orang-orangnya tidak akan memiliki teknologi modern. Pertimbangkan kerangka waktu ketika Anda menetapkan latar.
    • Lakukan riset. Riset dapat membantu melahirkan gagasan tentang teknologi di dalam cerita fantasi. Misalnya, jika Anda ingin melibatkan obat yang menghalangi penuaan dalam cerita, bacalah artikel tentang proses penuaan. Pahami bagaimana dan mengapa penuaan terjadi sehingga Anda dapat melukiskan bagaimana penuaan dapat ditunda atau dihentikan dalam kesan yang terasa realistis.[2]
    • Jika Anda ingin menulis cerita yang terjadi di dunia kuno, lakukan riset tentang cara hidup budaya masa lalu. Mungkin semua orang di dalam cerita Anda bepergian dengan kuda dan kereta kuda. Bacalah tentang dasar-dasar perawatan kuda dan pemeliharaan kereta kuda. Anda harus dapat menemukan dokumen sejarah tentang bepergian menggunakan kuda di internet atau perpustakaan.[3]
    • Pikirkan juga implikasi etik tentang teknologi. Misalnya, kembali pada contoh tentang penuaan tadi. Bagaimana masyarakat bisa berubah jika orang-orangnya tiba-tiba tidak bisa tua? Apakah ada kemungkinan penentangan pada gagasan menghentikan proses penuaan? Seperti apa kira-kira respons publik?
    •  
    • 2.membuat peraturan
      1.Ciptakan konvensi sosial. Jika Anda menciptakan dunia sendiri, pertimbangkan kelas dan konvensi sosial, sehingga dunia Anda terasa lebih realistis. Ajukan pertanyaan-pertanyaan penting untuk dijawab. Apakah ada sistem kelas yang jelas di dunia tersebut? Seperti apa adat dan ritual yang umum di sana?
      • Banyak penulis fantasi mendasarkan konvensi sosial pada aspek dunia nyata. Misalnya, sebagian besar masyarakat memiliki ritual seperti ulang tahun, pernikahan, pemakaman, dan perayaan hari besar. Cobalah memikirkan ritual semacamnya untuk dunia Anda sendiri. Bagaimana karakter dalam cerita Anda merayakan pertambahan usia? Bagaimana mereka memperingati kematian?[4]
      • Melakukan riset tentang budaya lain adalah salah satu cara untuk melahirkan ide. Banyak penulis fantasi meminjam ide dari budaya yang lebih tua atau budaya lain. Lakukan riset mengenai ritual dari budaya kuno atau budaya asing untuk membantu mendapatkan ide.
    • 2
      Ciptakan kelas-kelas sosial. Banyak konflik dalam cerita fantasi dipicu oleh pemisahan kelas. Dalam Hunger Games, misalnya, sistem kelas atas dan kelas bawah dipisahkan dengan jelas hingga mengakibatkan revolusi. Bagaimana pemisahan kelas di dunia Anda? Apakah ada pembagian ketat antara kaum kaya dan kaum miskin?
      • Tulis apa saja kelas sosial yang Anda ciptakan. Misalnya, masyarakat terbagi ke dalam sistem kasta dengan tujuh kelas. Tuliskan semua kelas tersebut.
      • Tuliskan bagaimana perbedaan adat dan pekerjaan di antara tiap kelas. Misalnya, orang-orang di kelas bawah berprofesi sebagai pemburu/pemulung sementara orang-orang di kelas atas adalah bangsawan dan tidak harus bekerja.
    • 3
      Tentukan bagaimana kerja unsur supernatural. Unsur supernatural adalah kunci pada kebanyakan cerita fantasi. Mungkin di dalam dunia fantasi Anda sihir adalah bagian yang lazim. Mungkin hantu itu nyata dan dapat berinteraksi dengan manusia. Jika Anda menyertakan supernatural, Anda harus menentukan peraturan seperti cara kerja unsur supernatural tersebut di dalam dunia Anda.
      • Tentukan dari mana unsur supernatural itu berasal. Apakah asalnya dari dewa atau dewi? Apakah kekuatan sihir adalah bagian alami dari dunia tersebut? Apakah Anda dapat memperoleh kekuatan khusus melalui ritual tertentu?[5]
      • Bagaimana pengaruh unsur supernatural terhadap cerita? Misalnya, jika karakter Anda dapat berbicara dengan hantu, apakah kemampuannya itu telah diketahui umum atau merupakan rahasia? Dalam dunia fantasi tersebut, apakah cenayang memiliki tempat khusus dalam masyarakat?[6]
    • 4
      Buatlah ketentuan tentang senjata dan benda-benda supernatural. Cerita fantasi biasanya melibatkan persenjataan canggih atau benda supernatural. Jika Anda memutuskan untuk menyertakan hal-hal seperti itu ke dalam cerita, pastikan Anda memahami cara kerjanya. Misalnya, dalam Harry Potter, tongkat sihir yang memilih penyihir. Ini merupakan semacam peraturan yang harus ditentukan jika Anda ingin cerita terasa meyakinkan.
      • Jika si karakter bertarung menggunakan senjata model tertentu, lakukan riset. Misalnya, jika karakter utama adalah pemanah, Anda harus mengetahui sedikit tentang panahan. Bacalah informasi tentang panahan sehingga Anda mengetahui cara mengoperasikan anak panah dan busur. Ini akan membuat cerita lebih realistis.[7]
      • Jika ada benda supernatural, ketahui cara kerjanya. Misalnya, dalam Harry Potter, batu bertuah dapat membangkitkan orang mati. Anda harus memutarnya di tangan sebanyak tiga kali sambil memikirkan kerabat yang meninggal. Jika Anda menyertakan benda supernatural dalam cerita, ketahui cara kerjanya.
    • 5
      Patuhilah peraturan Anda sendiri. Anda harus konsisten ketika membuat peraturan tentang dunia fantasi. Pembaca akan frustrasi jika peraturan dapat dibengkokkan menurut situasi atau konflik. Begitu Anda menetapkan satu peraturan, jangan mengubahnya lagi.
      • Perhatikan detail. Jika Anda menciptakan dunia fiksi, mungkin Anda harus mematuhi banyak peraturan baru. Catatlah semua peraturan yang telah Anda tetapkan sambil menulis cerita. Ini untuk menghindari pelanggaran tanpa sengaja di tengah jalan. Misalnya, jika si karakter hanya dapat berinteraksi dengan arwah leluhurnya saat bulan purnama, Anda tentu tidak ingin menggambarkan "bulan sabit" menyinari wajah arwah Eyang Dirgo.[8]
      • Peraturan tidak boleh dilanggar supaya cocok dengan jalan cerita, walaupun itu berarti akan ada konflik atau tragedi yang tidak dapat dihindari. Misalnya, dalam acara TV populer Buffy the Vampire Slayer, karakternya hanya dapat membangkitkan seseorang dari kematian bila orang tersebut mati karena penyebab supernatural. Oleh karena itu, ketika Tara mati karena peluru tersasar, Willow tidak dapat menyelamatkannya. Tragis, memang, tetapi mengikuti peraturan yang ditetapkan cerita tersebut. Ini membuat dunia fantasi dalam film serial itu terasa meyakinkan.
    •  
22.58 | 0 komentar | Read More

tips penulsan skenario drama lucu

Written By iqbal_editing on Senin, 21 November 2016 | 23.19

Tips Penulisan Skenario Drama Lucu

Sebetulnya skenario drama lucu lebih dikenal sebagai skenario drama komedi. Hal-hal lucu bisa muncul dari mana saja. Hal-hal lucu tersebut nantinya bisa kamu gunakan untuk ide cerita drama lucu. Dalam penulisan skenario drama lucu ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan, yaitu:


1. Pastikan saat kamu menulis skenario drama lucu dalam keadaan tidak stres. Jangan memaksakan diri untuk menulis ketika kamu sedang dalam keadaan tidak rileks.

2. Bacalah buku-buku yang memiliki unsur komedi atau hal-hal lucu sebagai penambah referensi. Jika kamu malas untuk membaca buku, bisa diganti dengan menonton film.

3. Saat kamu memutuskan untuk menulis drama lucu dengan genre komedi situasi, usahakan membuat cerita yang kelucuannya tercipta kerena kesalahpahaman atau mengkondisikan sesuatu yang lucu bukan hanya bersifat slapstick saja.

4. Jika kamu ingin membuat skenario drama lucu anak-anak, alangkah baiknya jika kamu tidak menggunakan lelucon orang dewasa karena daya tangkap humor anak-anak masih sebatas slapstick. Lebih baik jika kamu mampu menghadirkan unsur humor yang menididik dengan visualisasi yang mengandung tawa.

5. Dalam penulisan dialog lucu kamu harus memperhatikan bagaimana dua orang berbincang-bincang lucu dalam kehidupan sehari-hari.

6. Tokoh dalam skenario drama lucu tetap harus realistis dan dapat dipercaya. Artinya kelucuan yang ditimbulkan oleh sang tokoh haruslah dapat diterima, bukan hanya sebatas olokan atau sindiran. Jangan sampai kelucuan tokoh mengandung unsur SARA.

7. Lelucon yang muncul harus memiliki makna dan pesan yang tepat. Hal ini bertujuan untuk mendidik para penonton dan juga drama lucu tersebut nantinya dapat meninggalkan suatu makna tersendiri bagi penontonnya.

8. Saat menuliskan skenario, usahakan kamu membuat dua tokoh dengan karakter yang berbeda. Satu tokoh serius dan satu tokoh humoris. Dengan adanya variasi seperti ini akan menambah minat para penonton . Karena tanpa kombinasi keduanya tidak akan mampu menghasilkan cerita yang humoris.


Bagi kamu yang merupakan pemula dalam dunia penulisan skenario, sebaiknya kamu mencoba membuat skenario drama lucu genre slapstick. Slapstick merupakan kelucuan yang diciptakan dari gerakan-gerakan yang mengundang tawa. Seperti adegan terpeleset kulit pisang, jatuh dari tangga, dan lainnya.
23.19 | 0 komentar | Read More

pengertian biografi dan trik membuatnya

Written By iqbal_editing on Kamis, 17 November 2016 | 21.58

Pengertian Biografi Serta Cara Menulis Biografi. Kata Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dab graphien yang berarti tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Biografi, secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu buku.


Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya sementara biografi yang panjang meliputi, tentunya, informasi-informasi penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik.

Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang. Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun demikian, biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat atau masa tertentu. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis secara kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tema-tema utama tertentu (misalnya "masa-masa awal yang susah" atau "ambisi dan pencapaian"). Walau begitu, beberapa yang lain berfokus pada topik-topik atau pencapaian tertentu.

Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subyek biografi itu.

Biografi adalah suatu kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang bersumber pada subjek rekaan (non-fiction / kisah nyata). Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tangga lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang,tetapi juga menceritakan tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut yang menonjolkan perbedaan perwatakan termasuk pengalaman pribadi.

Macam-macam Biografi :

  • Berdasarkan sisi penulis
  • Berdasarkan Isinya
  • Berdasarkan persoalan yang dibahas
  • Berdasarkan penerbitannya

Berdasarkan sisi penulis
1. Autobiografi. yang ditulis sendiri oleh tokoh yang tercatat perjalanan hidupnya
2. Biografi. yang ditulis oleh orang lain, berdasarkan izin penulisan dibagi atas :
  • Authorized biography, yaitu biografi yang penulisannya seizin atau sepengetahuam tokoh didalamnya
  • Unauthorized biography, yaitu ditulis seseorang tanpa sepengetahuan atau izin dari tokoh di dalamnya (biasanya karena telah wafat)
Berdasarkan Isinya
  • Biografi Perjalanan Hidup, Isinya berupa perjalanan hidup lengkap atau sebagian paling berkesan.
  • Biografi Perjalanan Karir, Isinya berupa perjalanan karir dari awal karir hingga karir terbaru, atau sebagian perjalanan karir dalam mencapai sukses tertentu.
Berdasarkan persoalan yang dibahas
Biografi politik yaitu penulisan tokoh-tokoh di negeri ini dari sudut politik. Dalam biografi semacam ini bahan-bahan dikumpulkan biasanya melalui riset. Namun, biografi semacam ini kadang kala tidak lepas dari kepentingan penulis ataupun sosok yang ditulisnya.
Intelektual biografi yang juga disusun melalui riset dan segenap temuan dituangkanpenulisnya dalam gaya penulisan ilmiah.
Biografi jurnalistik ataupun biografi sastra yaitu materi penulisan biasanya diperoleh dari hasil wawancara terhadap tokoh yang akan ditulis maupun yang menjadi rujukan sebagai pendukung penulisan. Ini lebih ringan karena Cuma keterampilan dan wawancara.

Berdasarkan penerbitannya
Buku Sendiri.
Penerbitan buku kategori ini dilakukan atas inisiatif penerbit dengan seluruh biaya penulisan, percetakan, danpemasaran ditanggung oleh produsen. Biografi jenis ini biasanya memuat kisah hidup tokoh-tokoh yang diperkirakan akan menarik perhatian
Advertisement
publik.

Buku Subdisi.
Ongkos pembuatan buku jenis ini sebagian dibiayai oleh sponsor. Biasanya pola ini dilakukan pada buku-buku yang diperkirakan dari segi komersial tidak akan laku atau kalaupun bisa dijual harganya sangat tinggi sehingga tidak terjangkau.

Beberapa masalah dengan autobiografi adalah :
  • Kecenderungan untuk melebih-lebihkan jika berbicara mengenai diri mereka, dan membuat opini seolah sebagai fakta.
  • Tidak dapat dipastikan. Jika satu-satunya sumber dari suatu fakta mengenai salah seorang tokoh adalah diri tokoh tersebut sendiri, maka pembaca tidak dapat memastikannya. Pembaca tidak akan dapat memastikan harapan, mimpi, pemikiran, dan aspirasi tokoh tersebut. Walaupun mungkin benar, jika pembaca tidak dapat memastikan hal tersebut, hal tersebut tidak layak dipublikasikan.
  • Orang sering memasukkan informasi ke dalam otobiografi yang belum pernah diterbitkan di tempat lain, atau merupakan hasil dari pengetahuan dari tangan pertama. Informasi semacam ini mengharuskan pembaca untuk melakukan riset primer untuk dapat memastikannya. (Sebagai contoh: Kecuali jika ukuran sepatu Anda, untuk suatu alasan yang luar biasa, telah menjadi pengetahuan publik, memasukkan ukuran sepatu Anda ke dalam artikel mengenai diri Anda adalah riset orisinal, karena untuk memastikan hal itu mengharuskan pembaca untuk datang kepada Anda dan mengukur kaki Anda sendiri.).

Pelaksanaan Penulisan Biografi:
TAHAP I : Diadakan pertemuan dengan klien untuk membicarakan rencana penulisan. Klien akan diberi penjelasan lebih jauh tentang sistem penulisan biografi yang kami terapkan serta hal-hal lain yang perlu diketahui klien. Klien kemudian menetapkan bentuk dan jenis biografi yang diinginkan.
TAHAP II : Keinginan klien akan kami bawa dalam pertemuan dengan sesama anggota kreatifnet untuk didiskusikan dan direncanakan. Setelah itu kami akan menghubungi klien untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut. Bila semuanya oke, akan diadakan penandatanganan kontrak penulisan.
TAHAP V: Hasil penyusunan dalam bentuk naskah tertulis akan diserahkan kepada klien untuk dikoreksi. Lama pengoreksian oleh klien maksimal satu minggu. Setelah itu, naskah dikembalikan lagi kepada kami.
TAHAP VI: Perbaikan serta pemrosesan akhir kami lakukan. Bila ada yang kurang jelas, klien akan kami hubungi lagi.
TAHAP VII: Tahap penulisan dianggap selesai. Hasil akhir berupa naskah jadi dalam bentuk print-out dan CD kami serahkan kepada klien. Untuk memperbanyak dalam bentuk buku atau CD akan diadakan pembicaraan lanjutan antara kami dan klien.
Saat menulis biografi, seorang penulis berupaya menyajikan perjalanan kehidupan seorang tokoh. Biasanya, ungkapan ekspresi waktu yang bervariasi dapat menjadikan tulisan lebih menarik dan tidak menonton.

Selain itu Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain:
  • Pilih seseorang yang menarik perhatian Anda.
  • Temukan fakta-fakta utama mengenai kehidupan orang tersebut.
  • Mulailah dengan ensiklopedia dan catatan waktu.
  • Pikirkan, apa lagi yang perlu Anda ketahui mengenai orang itu, bagian mana dari hidupnya yang ingin lebih banyak Anda tuliskan.
  • Beberapa pertanyaan yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan misalnya:
  1. Apa yang membuat orang ini istimewa atau menarik?
  2. Dampak apa yang telah ia lakukan bagi dunia atau orang lain?
  3. Kata sifat apa yang mungkin akan sering Anda gunakan untuk menggambarkan orang ini?
  4. Contoh apa yang dapat dilihat dari hidupnya yang menggambarkan sifat tersebut?
  5. Kejadian apa yang membentuk atau mengubah kehidupan orang itu?
  6. Apakah ia mampu mengatasi rintangan tersebut? Apakah ia mengatasinya dengan mengambil resiko? Atau dengan keberuntungan?
  7. Apakah dunia akan menjadi lebih baik atau lebih buruk jika orang ini tidak pernah hidup? Bagaimana bisa dan mengapa?
  8. Lakukan juga penelitian lebih lanjut dengan bahan-bahan dari perpustakaan atau internet untuk membantu Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas serta supaya cerita Anda lebih menarik.
Berikut ini ungkapan ekspresi waktu yang dapat digunakan. Menjelaskan hubungan waktu urutan peristiwaPertama kali, pada mulanya;o Pertama kali, pada mulanya;
  • Kemudian,lalu,berikutnya,sesudahitu,setelahini, setelah/peristiwa/kejadian ini
  • Akhirnya Untuk menunjukkan satu waktu
  • Pada (usia/umur) 12, saat berusia 12 (tahun)
  • Tahun lalu, tahun ini, tahun mendatang, tahun berikutnya, hari berikutnya setahun yang lalu Untuk menunjukkan periode waktu yang terus berlanjut. Selama masa remaja, waktu saya remaja, selama tiga tahun, untuk waktu yang lama. Sejak (awal periode yang terus berlanjut) Preposisi
  • Di … (nama tempat, arah), pada … (tanggal/bulan/tahun)
21.58 | 0 komentar | Read More

trik mengedit karya sastra

Written By iqbal_editing on Jumat, 04 November 2016 | 17.51

a itu sendiri. Misalnya, dalam hal penokohan, seorang pengarang akan menampilkan tokoh rekaan yang didasarkannya pada tokoh dalam dunia nyata, tetapi pada suatu ketika pengarang pun akan menempatkan tokoh yang benar-benar ada di dunia nyata dengan nama yang persis sama. Dalam penempatan tokoh dari dunia nyata ini, penyunting perlu meneliti biografi sang tokoh, dari mulai watak, tempat tinggalnya, asal daerahnya, dan hal lainnya sehingga benar-benar relevan dengan apa yang ditulis dalam naskah. Dan khusus untuk karya yang mungkin menampilkan tokoh-tokoh begitu banyak dengan karakter yang berbeda, dianjurkan sang penyunting menggambarkan pohon silsilah tokoh untuk menghindarkan tertukarnya karakter ataupun nama tokoh dalam cerita.

Masalah-masalah Khusus
Seorang penyunting karya sastra perlu tanggap dan siaga terhadap hal-hal yang menyangkut keselamatan (safety). Penyunting harus memastikan bahwa semua bahan dalam karya sastra tersebut adalah autentik dan merupakan ide orisinal dari pengarangnya. Yang dihindarkan tentu saja adanya kutipan-kutipan yang melanggar hak cipta atau unsur-unsur plagiat, hal-hal menyangkut pornografi, penghinaan terhadap orang/agama (ingat kasus Satanic Verse!), dan termuatnya kasus SARA.

Pada masa ORBA, karya sastra termasuk buku-buku yang dicurigai plus ditakuti secara berlebihan oleh pemerintah. Pengarang yang selalu "diabaikan" oleh penerbit Indonesia salah satunya adalah Pramoedya Ananta Toer. Karya sastranya dianggap berbahaya sehingga dilarang terbit. Begitupun dengan sajak-sajak Rendra, beberapanya pernah dilarang terbit di sini.

Namun, keadaan kini telah berubah jauh. Novel Pramoedya akhirnya bisa terbit dan dijual bebas, Begitupun sajak-sajak yang berisi kritik pedas terhadap pemerintah, seperti sajak Rendra, bebas dipublikasikan. Walaupun demikian, tetap ada hal-hal sensitif yang harus diperhatikan penyunting dalam menangani karya sastra seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan juga menyangkut peristiwa atau tokoh dalam karya sastra yang mungkin seakan benar-benar ada. Atau karya itu menggambarkan tempat, tokoh, dan kejadian yang benar-benar terjadi. Mengenai hal ini, penyunting perlu berkcnsultasi dengan pengarang untuk menghindari risiko diprotesnya karya tersebut. Kasus pemrotesan terhadap karya sastra karena dianggap tidak sesuai dengan kenyataan pernah terjadi pada novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk. Novel ini memaparkan satu tradisi ronggeng yaitu bukak klambu, Ahmad tohari, pengarang novel ini menggambarkan bahwa tradisi ini adalah penyerahan keperawanan seorang gadis yang baru dinobatkan menjadi ronggeng kepada siapa yang mampu membayarnya lebih tinggi. Tradisi bukak klambu dalam novel ini digugat oleh masyarakat tempat berkembangnya tradisi ronggeng tersebut. Tokoh masyarakat setempat menyatakan bahwa tradisi itu tidak pernah ada dalam ronggeng dan menganggap Tohari hanya mengada-ada. ini memperlihatkan bahwa terkadang masyarakat juga mengaitkan sastra yang tergolong imajinatif harus dekat pula dengan kenyataan sebenarnya. Padahal, dalam sastra tentu bisa saja muncul imajinasi yangtak pernah ada.

Kasus seperti ini jelas memerlukan perhatian penyunting. Hal-hal yang menyangkut budaya dari satu masyarakat yang memang benar-benar ada perlu diteliti kebenarannya. Yang jelas karya sastra bukan sekadar karya fiksi (khayalan) belaka, tetapi ada kalanya karya itu akan bersentuhan dengan dunia nyata atau didasarkan dari kisah nyata. Mungkin akan teramat sulit jika seorang penyunting harus berhadapan dengan karya sastra yang justru didasarkan pada kisah sejarah, misalnya Surapati atau Ken Arok. Sang penyunting di satu sisi harus mempertahankan karya tersebut sebagai karya sastra: dan di sisi lain juga harus menguji kebenaran karya tersebut dengan fakta sebenarnya. Batas antara khayalan dan kenyataan menjadi tipis sekali.

Tanpa Tanda Jasa
Seorang penyunting memang menghadapi tugas begitu berat, di samping juga ia harus menanggung cercaan yang hebat jika berbuat teledor. Karena itu, penyunting bukan sebuah profesi yang gampang bagi orang yang tidak memahaminya. Seorang penyunting karya sastra menurut Elizabeth Flann dan Beryl Hill dalam The Australian Editing Handbook adalah keturunan yang sangat istimewa. Mereka mengeluarkan keputusan tanpa cela, memiliki keahlian dan kebijaksanaan luar biasa, memiliki ingatan sempurna untuk hal-hal yang sepele; mampu menyimpan beberapa tema dan subtema dalam benak mereka pada satu saat, dan juga memiliki stamina yang cukup jika saja menerima telepon pada tengah malam dari pengarang yang marah besar karena titik koma pada naskahnya dihapus.

Dengan kriteria seperti itu berat memang untuk menemukan seorang penyunting karya sastra seperti yang diinginkan Sapardi ataupun NH Dini. Selain memang ilmunya sendiri tidak populer dan jarang diajarkan di Indonesia, posisi penyunting pun sering menjadi tidak mengenakkan. Bayangkan, dalam peluncuran sebuah karya, nama penyunting hampir pasti tak pernah disebut sekalipun, apalagi jika karya itu sukses luar biasa, Kebalikannya, ia akan menjadi sumber cercaan jika ternyata karya itu mengandung banyak kesalahan atau gagal di pasaran. Namun, terlepas dari semua itu, penyunting yang andal tetap harus dilahirkan di Indonesia ini jika kita memang menginginkan terbitnya karya-karya sastra yang bermutu di Indonesia. Tentunya kita tidak berharap bahwa karya sastra yang telah beredar di masyarakat justru menyimpang dari karya aslinya karena disunting oleh orang yang tidak paham sastra seperti yang dilakukan oleh mahasiswa saya tadi.
17.51 | 0 komentar | Read More

trik menulis parag awal di cerpen

Written By iqbal_editing on Rabu, 26 Oktober 2016 | 20.41

5 Cara Menulis Paragraf Pertama Sebuah Cerpen

Sedikitnya ada 5 cara menulis paragraf pertama yang bisa ditiru dari cerpen-cerpen klasik.
Catatan : Anda bisa membaca utuh contoh cerpen-cerpen dibawah pada Fiksi Lotus (Maggie Tiojakin)… 2 diantaranya  termasuk dalam buku Kumpulan Cerpen Klasik Dunia Fiksi Lotus vol.1 (Gramedia Pustaka Utama, 2012).  Volume 2-nya akan terbit awal tahun 2013.
Berikut kelima cara tersebut :

1. Memunculkan Masalah Yang Harus Diselesaikan Oleh Karakter

Pembukaan ini favorit para penulis. Pembaca (dan manusia umumnya) tertarik pada masalah – khususnya yang terjadi pada orang lain.
Mari kita lihat contohnya pada cerpen The Gift Of The Magi (1906) karya O. Henry.
Satu dolar dan delapan puluh tujuh sen. Cuma itu. Bahkan, enam puluh sen dari jumlah itu terdiri dari uang receh bernilai satu sen-an, hasil simpanannya selama ini—yang didapatnya dengan cara mendesak tukang sayur, tukang daging dan penjaga toko kelontong agar sudi menjual dagangan mereka kepadanya dengan harga termurah. Proses tawar-menawar itu tidak jarang membuatnya malu, hingga pipinya memerah, sebagaimana semua orang pasti merasakan hal yang sama jika mereka ada di posisinya. Tiga kali sudah Della mempermalukan diri. Satu dolar dan delapan puluh tujuh sen. Lebih sial lagi, besok adalah Hari Natal.
Contoh pembukaan diatas lansung mengetengahkan pokok persoalan yang harus diselesaikan oleh karakter (Della) :
Satu dolar dan delapan puluh tujuh sen. Cuma itu…
…… besok adalah Hari Natal.
Emosi pembaca terhubung dengan cerita karena mengangkat masalah yang familar. Di Indonesia, sebagian besar kita mengalaminya –minimal- sekali setahun (cukup mengganti Natal dengan Lebaran).
Untuk menonjolkan masalah, O. Henry mendramatisir latar belakang karakter yang hidup pas-pas-an.
Lewat detail; Uang receh. Mendesak pedagang untuk memberikan harga termurah. …membuatnya  malu hingga pipinya merah…. O. Henry menunjukkan beban hidup keseharian karakternya. Informasi ini dengan sendirinya meningkatkan intensitas masalah.

2. Memulai Dengan Aksi

Jenis pembukaan ini lansung melompat ke tengah cerita. Tanpa latar belakang.
Sebuah insiden memotong semua latar belakang yang bertele-tele (biasanya hadir dalam draft awal)…tepat saat aksi karakter mengambil alih cerita.
Contohnya cerpen The Man Who Shouted Teresa karya penulis Italia, Italo Calvino.
Aku menjauh dari trotoar, berjalan mundur beberapa langkah dengan wajah tengadah, lalu dari tengah jalan, seraya mengatupkan kedua tangan agar membentuk corong di sekitar mulut, aku berteriak sekeras-kerasnya: “Teresa!”
Teknik membuka cerpen dengan aksi mengacu ketat pada prinsip show don’t tell (tunjukkan, jangan katakan).
Lihat bagaimana Italo Calvino menunjukkan aksi tokoh ‘Aku’ lewat rincian; Menjauh, berjalan mundur, wajah tengadah, mengatupkan tangan
Menunjukkan membuat adegan lebih hidup. ketimbang hanya mengatakanaku berdiri di trotoar dan berteriak memanggil Teresa’.

3. Memberikan Garis Besar Cerita

Pembaca bisa mengidentifikasi garis besar cerita hanya dengan membaca paragraf pertama.
Namun hati-hati menggunakan jenis pembukaaan ini. Menampilkan seluruh garis besar cerita sama saja menyuruh pembaca Anda pergi. Karena itu, jenis pembukaan ini sengaja menahan informasi penting mengenai motif karakter (alasan mengapa kisah terjadi).
Contohnya cerpen Pesta Makan Malam (1973) karya Roald Dahl, seorang penulis dan penyair asal Inggris.
Begitu George Cleaver resmi menjadi seorang jutawan, dia dan istrinya, Mrs. Cleaver, pindah dari rumah kecil mereka di pinggiran kota ke sebuah rumah mewah di tengah kota London. Pasangan itu kemudian menyewa jasa seorang koki asal Prancis, Monsieur Estragon, dan seorang pelayan berkebangsaan Inggris, Tibbs—dengan tuntutan gaji yang sangat besar. Dibantu oleh kedua orang tersebut, pasangan Mr. dan Mrs. Cleaver pun berniat menaikkan status sosial mereka dan mulai mengadakan pesta makan malam yang luar biasa mewah sebanyak beberapa kali seminggu.
Pembaca bisa mengetahui, kalau cerpen ini berkisah tentang rencana pasangan Cleaver untuk meningkatkan status sosial mereka.
Dikatakan garis besar, juga, karena telah memperkenalkan karakter, yang terdiri dari Mr & Mrs. Cleaver, koki Estragon, dan pelayan Tibbs. Mengandung benih konflik antara pasangan Cleaver Vs. Koki & pelayan yang menuntut gaji besar…serta latar di rumah mewah kediaman pasangan Cleaver.
Yang tersisa hanya alasan; kenapa ?
Kenapa untuk meningkatkan status sosial, pasangan Cleaver mesti menggelar pesta-pesta makan malam yang mewah …sampai rela menggaji mahal seorang koki asal Perancis ?
Roald Dahl  sengaja menahan informasi tersebut sebagai trik menarik orang membaca.

4. Mengisyaratkan Bahaya (Ketegangan)

Pembukaan ini memberi pertanda kepada pembaca tentang bahaya yang menghampiri karakter – Manusia menyukai ketegangan, sebenarnya.
Contohnya bisa dilihat pada cerpen The Interlopers (1919) karya Saki (nama pena dari Hector Hugh Munro), seorang penulis asal Inggris
Di tengah rimbunnya pepohonan dalam sebuah hutan lebat di belah timur tebing Pegunungan Carpathian, seorang pria berdiri tegap mengawasi sekelilingnya. Saat itu musim dingin, dan ia tampak seolah sedang menunggu monster hutan datang menghampirinya, dalam jangkauan pandangannya, agar kemudian dapat ia bidik dengan senapan berburunya.
Saki mengirim pertanda bahaya melalui :
Karakterisasi ; ….berdiri tegap mengawasi sekelilingnya…dan ..tampak seolah menunggu monster hutan.
Latar ; …Pegunungan, tebing, hutan lebat, musim dingin, dan…
Peralatan untuk membunuh berupa…. senapan berburu.

5. Menampilkan Lokasi Cerita

Membuka dengan tempat kejadian hanya jika tempat tersebut berperan besar dalam cerita.
Contohnya seperti cerpen A Clean, Well-Lighted Place (1926) karya karya Ernest Hemingway.
Saat itu larut malam dan semua orang beranjak meninggalkan café tersebut kecuali seorang pria tua yang duduk dalam bayang-bayang dedaunan pohon yang berdiri kokoh di samping sebuah lampu listrik. Di siang hari, jalanan di depan café sarat akan debu kotor, namun di malam hari embun yang terbentuk di udara serta-merta menyingkirkan serpihan debu dari permukaan jalan. Itulah sebabnya si pria tua senang duduk di café saat semua orang justru ingin pulang ke rumah, karena ia tuli dan di malam hari suasana di jalan tersebut berubah sunyi, seolah membawanya ke alam lain.
Pembukaan ini memberi petunjuk kepada pembaca adanya hubungan spesial antara lokasi kejadian dengan karakter ….dan tema cerita secara keseluruhan – Hemingway sudah mengisyaratkan itu melalui judul. Juga.
Dengan kata lain, sebuah lokasi sekaligus merepresentasikan karakter & tema itu sendiri.
Lihat contoh diatas. Hemingway meminjam tempat sebagai media karakterisasi… Visualisasi lokasi cerita mewakili sifat penyendiri karakter si pria tua. Itulah tipe pria-pria berjiwa rentan, kesepian, dan biasanya mengidap insomnia – itu sebabnya memilih kafe (yang bercahaya terang). Bukan bar.
Catatan : tidak ada alasan pribadi kenapa saya memilih cerpen ini sebagai contoh

Paragraf Pertama Memancing Pertanyaan Pembaca

Paragraf pertama sebuah cerpen menarik karena memicu rasa ingin tahu pembaca.
Pertanyaan menyuap orang agar meneruskan bacaan.
Meski kelima paragraf pertama cerpen diatas berbeda, namun semuanya memancing pertanyaan dibenak pembaca :
– Membuka dengan masalah yang harus diselesaikan oleh karakter
Pembaca ingin tahu bagaimana karakter menyelesaikan masalah ? Perubahan apa yang terjadi pada diri karakter setelah melewati masalah ? (resolusi).
– Membuka dengan aksi (insiden)
Apa maksud karakter melakukan aksi (insiden) ?
– Membuka dengan garis besar cerita… TAPI menahan informasi penting mengenai motif; kenapa karakter melakukan sesuatu?
– Membuka dengan pertanda bahaya (ketegangan)
Apakah karakter berhasil melewati bahaya ? Apa  yang akan terjadi dengannya ?
– Membuka dengan menampilkan lokasi cerita
Mengapa tempat tersebut istimewa ? Apa hubungan lokasi cerita dengan karakter…dan tema cerita secara keseluruhan?

…Satu hal lagi. Selalu menampilkan karakter dalam paragraf pertama.

Ada alasan mengapa kelima pembukaan cerpen diatas lansung memperkenalkan karakternya. Penulisnya tahu sifat dasar manusia. Setelah semua, manusia paling tertarik dengan sesamanya. Itu sebabnya kehadiran karakter, atau nama orang, lansung menarik perhatian pembaca.
20.41 | 0 komentar | Read More

trik bercferita anak usia dini

Written By iqbal_editing on Senin, 24 Oktober 2016 | 21.14

BERCERITA UNTUK ANAK USIA DINI
Sebelum bercerita, pendidik harus memahami terlebih dahulu tentang cerita apa yang hendak disampaikannya, tentu saja disesuaikan dengan karakteristik anak-anak usia dini. Agar dapat bercerita dengan tepat, pendidik harus mempertimbangkan materi ceritanya. Pemilihan cerita antara lain ditentukan oleh :
1. Pemilihan Tema dan judul yang tepat
Bagaimana cara memilih tema cerita yang tepat berdasarkan usia anak? Seorang pakar psikologi pendidikan bernama Charles Buhler mengatakan bahwa anak hidup dalam alam khayal. Anak-anak menyukai hal-hal yang fantastis, aneh, yang membuat imajinasinya “menari-nari”. Bagi anak-anak, hal-hal yang menarik, berbeda pada setiap tingkat usia, misalnya;
a.sampai ada usia 4 tahun, anak menyukai dongeng fabel dan horor, seperti: Si wortel, Tomat yang Hebat, Anak ayam yang Manja, kambing Gunung dan Kambing Gibas, anak nakal tersesat di hutan rimba, cerita nenek sihir, orang jahat, raksasa yang menyeramkan dan sebagainya.
b.Pada usia 4-8 tahun, anak-anak menyukai dongeng jenaka, tokoh pahlawan/hero dan kisah tentang kecerdikan, seperti; Perjalanan ke planet Biru, Robot pintar, Anak yang rakus dan sebagainya
c.Pada usia 8-12 tahun, anak-anak menyukai dongeng petualangan fantastis rasional (sage), seperti: Persahabatan si Pintar dan si Pikun, Karni Juara menyanyi dan sebagainya
2. Waktu Penyajian
Dengan mempertimbangkan daya pikir, kemampuan bahasa, rentang konsentrasi dan daya tangkap anak, maka para ahli dongeng menyimpulkan sebagai berikut;
a.Sampai usia 4 tahun, waktu cerita hingga 7 menit
b.Usia 4-8 tahun, waktu cerita hingga 10 -15 menit
c.Usia 8-12 tahun, waktu cerita hingga 25 menit
Namun tidak menutup kemungkinan waktu bercerita menjadi lebih panjang, apabila tingkat konsentrasi dan daya tangkap anak dirangsang oleh penampilan pencerita yang sangat baik, atraktif, komunikatif dan humoris.
3. Suasana (situasi dan kondisi)
Suasana disesuaikan dengan acara/peristiwa yang sedang atau akan berlangsung, seperti acara kegiatan keagamaan, hari besar nasional, ulang tahun, pisah sambut anak didik, peluncuran produk, pengenalan profesi, program sosial dan lain-lain, akan berbeda jenis dan materi ceritanya. Pendidik dituntut untuk memperkaya diri dengan materi cerita yang disesuaikan dengan suasana. Jadi selaras materi cerita dengan acara yang diselenggarakan, bukan satu atau beberapa cerita untuk segala suasana.
PRAKTEK BERCERITA
1.Teknik Bercerita
Pendidik perlu mengasah keterampilannya dalam bercerita, baik dalam olah vokal, olah gerak, bahasa dan komunikasi serta ekspresi. Seorang pencerita harus pandai-pandai mengembangkan berbagai unsur penyajian cerita sehingga terjadi harmoni yang tepat.
Secara garis besar unsur-unsur penyajian cerita yang harus dikombinasikan secara proporsional adalah sebagai berikut : (1) Narasi (2) Dialog (3) Ekspresi (terutama mimik muka) (4) Visualisasi gerak/Peragaan (acting) (5) Ilustrasi suara, baik suara lazim maupun suara tak lazim (6) Media/alat peraga (bila ada) (7) Teknis ilustrasi lainnya, misalnya lagu, permainan, musik, dan sebagainya.
2. Mengkondisikan anak
Tertib merupakan prasyarat tercapainya tujuan bercerita. Suasana tertib harus diciptakan sebelum dan selama anak-anak mendengarkan cerita. Diantaranya dengan cara-cara sebagai berikut:
a.Aneka tepuk: seperti tepuk satu-dua, tepuk tenang, anak sholeh dan lain-lain. Contoh;
Jika aku (tepuk 3x)
sudah duduk (tepuk 3x)
maka aku (tepuk 3x)
harus tenang (tepuk 3x)
sst…sst..sst…
b.Simulasi kunci mulut: Pendidik mengajak anak-anak memasukkan tangannya ke dalam saku, kemudian seolah-olah mengambil kunci dari saku, kemudian mengunci mulut dengan kunci tersebut, lalu kunci di masukkan kembali ke dalam saku
c.“Lomba duduk tenang”, Kalimat ini diucapkan sebelum cerita disampaikan, ataupun selama berlangsungnya cerita. Teknik ini cukup efektif untuk menenangkan anak, Apabila cara pengucapannya dengan bersungguh-sungguh, maka anak-anak pun akan melakukannya dengan sungguh-sungguh pula.
d.Tata tertib cerita, sebelum bercerita pendidik menyampaikan aturan selama mendengarkan cerita, misalnya; tidak boleh berjalan-jalan, tidak boleh menebak/komentari cerita, tidak boleh mengobrol dan mengganggu kawannya dengan berteriak dan memukul meja. Hal ini dilakukan untuk mencegah anak-anak agar tidak melakukan aktifitas yang mengganggu jalannya cerita
e.Ikrar, Pendidik mengajak anak-anak untuk mengikrarkan janji selama mendengar cerita, contoh:
Ikrar..!
Selama cerita, Kami berjanji
1.Akan duduk rapi dan tenang
2.Akan mendengarkan cerita dengan baik
f. Siapkan hadiah!, secara umum anak-anak menyukai hadiah. Hadiah men dorong untuk anak-anak untuk mendapatkannya, meskipun harus menahan diri untuk tidak bermain dan berbicara. Bisa saja kita memberikan hadiah imajinatif seperti makanan, binatang kesayangan, balon yang seolah-olah ada di tangan dan diberikan kepada anak, tentu saja diberikan kepada anak-anak yang sudah akrab dengan kita, seringkali teknik ini menimbulkan kelucuan tersendiri.
3. Teknik membuka Cerita
”Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya ….terserah anda”, Kalimat yang mengingatkan kita pada salah satu produk yang diiklankan. Hal ini mengingatkan pula betapa pentingnya membuka suatu cerita dengan sesuatu cara yang menggugah. Mengapa harus menggugah minat? Karena membuka cerita merupakan saat yang sangat menentukan, maka membutuhkan teknik yang memiliki unsur penarik perhatian yang kuat, diantaranya dapat dilakukan dengan:
Pernyataan kesiapan : “Anak-anak, hari ini, Ibu telah siapkan sebuah cerita yang sangat menarik…” dan seterusnya.
Potongan cerita: “Pernahkah kalian mendengar, kisah tentang seorang anak yang terjebak di tengah banjir?, kemudian terdampar di tepi pantai…?”
Sinopsis (ringkasan cerita), layaknya iklan sinetron “Cerita bu Guru hari ini adalah cerita tentang “seorang anak kecil pemberani, yang bertempur melawan raja gagah perkasa perkasa ditengah perang yang besar” (kisah nabi Daud) mari kita dengarkan bersama-sama !
Munculkan Tokoh dan Visualisasi “ dalam cerita kali ini, ada 4 orang tokoh penting…yang pertama adalah seorang anak yang jago main karate, ia tak takut dengan siapapun…namanya Adiba, yang kedua adalah seorang ketua gerombolan penjahat yang bernama Somad, badannya tinggi besar dan bila tertawa..iiih mengerikan karena sangat keras”…HA. HA..HA..HA..HA”, Somad memiliki golok yang sangat besar, yang ketiga seorang guru yang bernama Umar, wajahnya cerah dan menyenangkan…dan seterusnya.
Pijakan (setting) tempat “Di sebuah desa yang makmur…”, “Di pinggir pantai..” “Di tengah Hutan…” “Ada sebuah kerajaan yang bernama ..” “Di sebuah Pesantren…” dan lain-lain.
Pijakan (setting) waktu, “Jaman dahulu kala…” “Jaman pemerintahan raja mataram …” ”Tahun 2045 terjadi sebuah tabrakan komet…” “Pada suatu malam…” “Suatu hari…” dan lain-lain.
Ekspresi emosi: Adegan orang marah, menangis, gembira, berteriak-teriak dan lain-lain.
Musik & Nyanyian “Di sebuah negeri angkara murka, dimulai cerita…(kalimat ini dinyanyikan), atau ambillah sebuah lagu yang popular, kemudian gantilah syairnya dengan kalimat pembuka sebuah cerita.
Suara tak Lazim atau ”Boom” ! : Pendidik dapat memulai cerita dengan memunculkan berbagai macam suara seperti; suara ledakan, suara aneka binatang, suara bedug, tembakan dan lain-lain.
4. Menutup Cerita dan Evaluasi
a.Tanya jawab seputar nama tokoh dan perbuatan mereka yang harus dicontoh maupun ditinggalkan.
b.Doa khusus memohon terhindar dari memiliki kebiasaan buruk seperti tokoh yang jahat, dan agar diberi kemampuan untuk dapat meniru kebaikan tokoh yang baik.
c.Janji untuk berubah; Menyatakan ikrar untuk berubah menjadi lebih baik, contoh “Mulai hari ini, Aku tak akan malas lagi, aku anak rajin dan taat kepada guru!”
d.Nyanyian yang selaras dengan tema, baik berasal dari lagu nasional, popular maupun tradisional
e.Menggambar salah satu adegan dalam cerita. Setelah selesai mendengar cerita, teknik ini sangat baik untuk mengukur daya tangkap dan imajinasi anak.
5. Penanganan Keadaan Darurat
Apabila saat bercerita terjadi keadaan yang mengganggu jalannya cerita, pendidik harus segera tanggap dan melakukan tindakan tertentu untuk mengembalikan keadaan, dari kondisi yang buruk kepada kondisi yang lebih baik (tertib). Adapun kasus-kasus yang paling sering terjadi adalah:
a.Anak menebak cerita. Penanganan: Ubah urutan cerita atau kreasikan alur cerita
b.Anak mencari perhatian. penanganan: sampaikan kepada anak tersebut bahwa kita dan teman-temannya terganggu, kemudian mintalah anak tersebut untuk tidak mengulanginya.
c.Anak mencari kekuasaan. Penanganan: Pendidik lebih mendekat secara fisik dan lebih sering melakukan kontak mata dengan hangat.
d.Anak gelisah. Penanganan: Pendidik lebih dekat secara fisik dan lebih sering melakukan kontak mata dengan hangat, kemudian mengalihkan perhatiannya kepada aktivitas bersama seperti tepuk tangan dan penyanyi yang mendukung penceritaan.
e.Anak menunjukkan ke tidak puasan. Penanganan: Pendidik membisikkan ke telinga anak tersebut dengan hangat ”Adik anak baik, Ibu makin sayang jika adik duduk lebih tenang”
f.Anak-anak kurang kompak. Pananganan: pendidik lebih variatif mengajak tepuk tangan maupun yel-yel.
g.Kurang taat pada aturan atau tata tertib. Penanganan: Pendidik mengulangi dengan sungguh-sungguh tata tertib kelas.
h.Anak protes minta ganti cerita. Penanganan: Katakanlah ”Hari ini ceritanya adalah ini, cerita yang engkau inginkan akan Ibu sampaikan nanti”.
i.Anak menangis. Penanganan: Mintalah orang tua atau pengasuh lainnya membawa keluar.
j.Anak berkelahi. Penanganan: Pisahkan posisi duduk mereka jangan terpancing untuk menyelesaikan masalahnya, namun tunggu setelah selesai cerita
k.Ada tamu. Penanganan: Berikan isyarat tangan kepada tamu agar menunggu, kemudian cerita diringkas untuk mempercepat penyelesaiannya
Suasana cerita sangat ditentukan oleh ketrampilan bercerita pendidik dan hubungan emosional yang baik antara pendidik dengan anak-anak. Beberapa kasus di atas hanyalah sebagian contoh yang sering muncul saat seorang pendidik bercerita, jadi penanganannya bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kreativitas pendidik.
6. Media dan Alat bercerita
Berdasarkan cara penyajiannya, bercerita dapat disampaikan dengan alat peraga maupun tanpa alat peraga (dirrect story). Sedangkan bercerita dengan alat peraga tersebut dibedakan menjadi peraga langsung (membawa contoh langsung:kucing dsb) maupun peraga tidak langsung (boneka, gambar, wayang dsb). Agar bercerita lebih menarik dan tidak membosankan, pendidik disarankan untuk lebih variatif dalam bercerita, adakalanya mendongeng secara langsung, panggung boneka, papan flanel, slide, gambar seri, membacakan cerita dan sebagainya.sehingga kegiatan bercerita tidak menjemukan.
PENUTUP
21.14 | 0 komentar | Read More

cara mendongeng dan komponen dalam dongeng

Cara Mendongeng
Beberapa cara menjadi pendongeng yang baik
Baik, dapat diartikan menjadi dua hal. Yang pertama adalah baik dari segi penampilan dan baik orangnya atau pendongengnya. Dalam kesempatan ini akan disampaikan baik dari segi penampilannya. Bagaimanakah seorang pendongeng dapat menampilkan sebuah dongeng dengan baik sehingga dapat menyampaikan materi dongeng dengan menarik. Saya tidak akan menyampaikan teori teks book, tetapi lebih pada penyampaian pengalaman selama menjadi pendongeng dan pendidik.
  1. Kuasailah Materi
Materi dongeng yang akan kita sampaikan hendaklah terkuasai sehingga kita dapat berimprovisasi dengan baik. Menguasai materi cerita berbeda dengan menghafal. Kalau kita menghafal akan sangat sulit seandainya di tengah jalan ternyata ada anak yang bertanya atau menyampaikan suatu kesan. Sangat mungkin seorang yang menghafal sebuah cerita tiba-tiba lupa dan berhenti di tengah-tengah sehingga sangat mengganggu jalannya cerita. Penguasaan di sini lebih di titik beratkan pada penguasaan unsur-unsur pembangun dalam cerita seperti tokoh, seting, alur, dan juga konflik.
Memahami karakter tokoh dalam cerita sangat perlu karena dari tokohlah kita dapat membangun alur dan konflik. Tokoh harus kita bedakan antara yang antagonis dan protagonis sehingga anak dapat membedakan perwatakan masing-masing tokoh.
Seting ini sangat berperan dalam membangun suasana cerita sehingga anak dapat membayangkan dimana dan sedang berbuat apa para tokoh dalam cerita.
Alur adalah sesuatu yang sangat vital dalam cerita. Kita harus tahu benar kapan mulai terjadi konflik, hingga klimaks konfliks dan akhirnya penyelesaian. Hal ini dapat membuat cerita kita menjadi hidup dan menarik. Penciptaan konflik yang dramatis akan membuat sebuah cerita tetap berkesan di alam imajinasi anak. Sehingga seorang pendongeng haruslah cermat dalam penciptaan konflik .
2. Hidupkan Tokoh
“Bibi…. Aku tidak boleh ikut main sama teman-teman”
“lho….. mengapa demikian?”
“katanya aku berbeda dengan mereka”
sepenggal percakapan tadi tidak akan menarik seandainya kita hanya membaca dengan biasa tetapi cobalah eksplorasi ekspresi emosi apa yang muncul ketika seorang anak sedang berkata kepada bibinya. Memberi ekspresi emosi inilah yang disebut menghidupkan tokoh apalagi disertai ekspresi mimik pendongeng yang pas. Secara audio pun seorang anak akan dapat mengimajinasikan keadaan tokoh-tokoh dalam cerita. Kemampuan ini sebenarnya dapat dilatihkan secara struktural, tetapi ada juga yang memang mempunyai bakat. Latihan secara struktural itu sebenarnya telah anda lakukan tiap hari yaitu mengamati kehidupan sosial yang ada di kehidupan kita atau melihat pengalaman hidup yang pernah kita rasakan. Bagaimana rasanya ketika kita sedih, bagaimana rasanya ketika kita marah, bagaimana rasanya ketika kita senang, dan lain-lain.
  1. Menghidupkan Kata-kata
Menghidupkan kata dapat dilakukan dengan cara memberi sifat pada kata-kata tersebut.
“tiba-tiba harimau itu menyambar Gurka dengan kukunya yang tajam
dan….. bettt, dada Gurka terobek hingga mengeluarkan darah yang merah.”
“air yang sejuk di pegunungan itu gemericik menambah sejuknya suasana”
dari dua contoh kalimat tersebut, kita akan melihat betapa sebuah kata akan memiliki “roh” yang berbeda dengan kata yang lain.
Mengucapkan kata merahdarah akan sangat berbeda dengan airsejuk. Coba fahami perbedaannya. Kata merah dan darah bersifat mengerikan, menakutkan, dan lain sebagainya, sedangkan kata air dan sejuk mempunyai sifat damai, tentram, dan lain sebagainya. Itulah yang dinamakan menghidupkan kata kata.
  1. Ikhlaslah dalam Mendongeng
Sedapat mungkin kita harus ikhlas ketika kita mendongeng. Suasana hati akan sangat berpengaruh ketika kita menyampaikan sebuah dongeng. Bayangkan seandainya kita mendongeng sementara di rumah kita sedang terjadi konflik dengan keluarga tentu dongeng kita akan semuanya berisi ekspresi marah dan kesal, meskipun sedang mendongengkan sebuah cerita bahagia. Buatlah suasana hati yang segar dan tenang ketika hendak mendongeng.
  1. Teknik Mengawali dan Mengakhiri Cerita
Awalilah sebuah cerita dengan appersepsi yang menarik. Banyak sekali tehnik-tehnik muncul yang dapat kita gunakan. Buatlah beberapa improvisasi lewat lagu, suara yang beranekaragam, atau menggunakan alat peraga. Dapat juga menggunakan beberapa kali pengulangan hingga anak dapat mennirukannya (Familia: April 2003: 20). Margaret Read Mc. Donald, seorang pendongeng Amerika lebih memilih metode yang terakhir. Ia akan mengulang kata-kata dan gerakan beberapa kali sampai anak memperhatikan dan mungkin menirukannya. Wees Ibnu Say, Ketua Lembaga Rumah Dongeng Indonesia, lebih memilih membuat improvisasi lewat suara atau lagu dalam membuat appersepsi.
Akhirilah sebuah cerita dengan ending yang terbuka sehingga akan memancing anak untuk ingin tahu cerita selanjutnya. Ini juga akan membuat anak menanti cerita kita yang selanjutnya.
Komponen-komponen Dalam Dongeng
Dongeng termasuk kedalam cerita narative, maka dari itu susunan penulisanya atau penyampaianya dan bentuknya sama dengan cerita-cerita narative, hanya ada beberapa saja yang berbeda tapi pada dasarnya semuanya sama.
Didalam dongeng juga ada pelaku, tema, dan ciri-cirinya seperti berikut :
ü  Pelaku atau Tokoh dalam Dongeng
a)Dewa dan dewi, ibu dan saudara tiri yang jahat, raja dan ratu, pangeran dan putri, ahli nujum.
b)      peri, wanita penyihir, raksasa, orang kerdil, putri duyung, monster, naga.
c)      binatang, misalnya ikan ajaib dan kancil.
d)     kastil, hutan yang memikat, negeri ajaib.
e)      benda ajaib, misalnya lampu ajaib, cincin, permadani, dan cermin, dll.
ü  Tema Dongeng :
  1. Moral tentang kebaikan yang selalu menang melawan kejahatan.
  2. Kejadian yang terjadi di masa lampau, di suatu tempat yang jauh sekali .
  3. Tugas yang tak mungkin dilaksanakan.
  4. Mantra ajaib, misalnya mantra untuk mengubah orang menjadi binatang.
  5. Daya tarik yang timbul melalui kebaikan dan cinta.
  6. Pertolongan yang diberikan kepada orang baik oleh makhluk dengan kekuatan ajaib.
  7. keberhasilan anak ketiga atau anak bungsu ketika sang kakak gagal.
  8. Kecantikan dan keluhuran anak ketiga atau anak bungsu.
  9. Kecemburuan saudara kandung yang lebih tua.
  10. Kejahatan ibu tiri.
ü  Ciri-ciri Dongeng :
  1. Menggunakan alur sederhana.
  2. Cerita singkat dan bergerak cepat.
  3. Karakter tokoh tidak diuraikan secara rinci.
  4. Ditulis dengan gaya penceritaan secara lisan.
  5. Terkadang pesan atau tema dituliskan dalam cerita.
  6. Biasanya, pendahuluan sangat singkat dan langsung.
21.12 | 0 komentar | Read More
 
berita unik