Translate

Welcome Guys

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label dongeng. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dongeng. Tampilkan semua postingan

ddongeng saudagar pelit

Written By iqbal_editing on Selasa, 29 Agustus 2017 | 18.13

SAUDAGAR PELIT

Di suatu desa yang terletak di tepi laut hiduplah seorang saudagar yang sangat kaya, namun sekalipun saudagar itu kaya raya namun dia sangat pelit, kekayaan yang dia punyai tidak pernah dia bagikan pada orang yang membutuhkan bahkan dia sering mengancam orang-orang yang berhutang padanya, seperti hari ini dia baru saja mengambil sapi seorang janda gara-gara janda itu tak mampu membayar hutang padanya, wah, pokoknya betul-betul saudagar pelit.
Suatu hari Sang Baginda mengadakan sebuah sayembara orang terkaya di seluruh negeri, barangsiapa mempunyai emas yang paling banyak maka dia berhak menggantikan Sang Baginda menjadi raja, karena memang Sang Baginda telah lanjut usia.

Sementara itu di lain desa hiduplah seorang saudagar lain yang juga mempunyai usaha yang sangat maju, namun dia hidup sederhana dan apa adanya, semua kekayaanya yang berlimpah itu selalu dia bagikan untuk orang yang membutuhkan, hingga seluruh negeri memberinya gelar "Tuan Baik Hati".
Hari sayembarapun telah tiba dan para saudagar serta bangsawan berkumpul untuk mengikuti sayembara tersebut dan singkat cerita tidak ada satupun orang kaya yang memiliki emas sebanyak yang dipunyai oleh si Saudagar Pelit. Bisa ditebak, Sang Bagindapun harus mengangkatnya menjadi raja menggantikan dia namun saat hendak dilantik menjadi raja ternyata semua rakyat negeri menolaknya dan memohon pada Sang Baginda untuk membatalkan pelantikan Saudagar Pelit menjadi pengganti Sang Baginda Raja.
Sang Baginda mengajukan sebuah persyaratan kepada seluruh penduduk negeri agar bisa membatalkan keputusannya itu, yaitu dengan membawa orang yang lebih kaya dari "Saudagar Pelit. Rakyatpun setuju dan langsung menunjuk "Tuan Baik Hati" menggantikan Saudagar Pelit
Merasa dirinya ditolak maka Saudagar Pelit pun langsung bertanya "Berapa banyak emas yang dia punya hingga dia bisa mengalahkan aku ?" Mendapat pertanyaan itu "Tuan Baik Hati" hanya menjawab kalau dia tidak punya banyak harta hanya cukup untuk hidup dirinya serta keluarganya saja, asal cukup ya sudah, begitulah jawaban "Tuan Baik Hati"
Namun seorang rakyat berkata " Saudara-saudaraku aku mau kita semua mengumpulkan semua yang kita punya untuk kita berikan pada Tuan Baik Hati, karena tanpa dia kita juga tidak bisa seperti hari ini, cukup makan, minum, berpakaian dan bahkan tempat untuk kita tinggal !" Ternyata semua rakyat itu setuju dan setelah semua harta rakyat itu dikumpulkan maka jumlahnya jauh lebih banyak daripada yang dipunyai oleh Sadagar Pelit.
Maka tidak dapat dibantah lagi sekarang, yang paling kaya di seluruh negeri itu adalah Tuan Baik Hati, dan diapun diangkat menjadi raja menggantikan Sang Baginda Raja yang telah lanjut usia, sedangkan Saudagar Pelit pulang kembali dengan sedih dan malu.

"Kekayaan tidak dihitung dari apa kita punya melainkan dari apa yang kita beri pada orang lain"
18.13 | 0 komentar | Read More

dongeng si pelit

eorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diam-diam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.
Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.
Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.
"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"
"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?"
"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.
Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.
"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"
Harta yang kita miliki sama nilainya dengan kegunaan harta tersebut.
17.50 | 0 komentar | Read More

dongeng anak gembala yang bijaksana

Written By iqbal_editing on Senin, 12 Juni 2017 | 21.00

Anak Gembala yang Bijaksana

Tidak dikenal


Gembala kecil yang bijaksanaDahulu kala, ada seorang gembala kecil yang terkenal sampai jauh dimana-mana karena bisa memberi jawaban yang bijaksana atas semua pertanyaan yang diberikan kepadanya. Kabar tersebut sampai ke telinga Raja di kerajaan itu, tetapi sang Raja sendiri kurang percaya dengan apa yang orang kabarkan tentang gembala kecil itu, karena itu, anak gembala tersebut diperintahkan untuk datang dan menghadap ke istana. Ketika dia tiba, Raja berkata kepadanya: "Jika kamu dapat memberikan jawaban dari tiga pertanyaan yang akan saya berikan kepadamu, aku akan menganggap kamu sebagai anak saya sendiri, dan kamu akan hidup berbahagia dengan saya di istanaku."
"Apakah ketiga pertanyaan itu, paduka?" tanya anak gembala itu.
"Yang pertama adalah, berapa banyak tetesan air yang ada di laut?"
"Tuanku Paduka," jawab anak gembala, "hentikanlah semua tetesan air yang ada di bumi sehingga tidak ada satu tetespun yang akan masuk ke laut sebelum saya menghitungnya, dan saat itu, saya akan memberitahu Paduka berapa banyak tetesan yang ada di laut!"
"Pertanyaan kedua," kata Raja, "Berapa banyak bintang yang ada di langit?"
"Beri aku selembar kertas besar," kata anak itu, kemudian ia membuat begitu banyak lubang dengan sebuah jarum sehingga terlalu banyak dan tidak memungkinkan untuk dihitung. Saat selesai si Anak Gembala berkata : "Jumlah bintang yang ada di langit sama banyaknya dengan lubang yang ada di kertas ini, adakah yang mampu menghitungnya?" Tapi tak seorang pun bisa menghitungnya. Kemudian Raja berkata lagi "Pertanyaan ketiga adalah, berapa detik yang ada dalam keabadian"
"Di kerajaan ini, terletak gunung adamantine, satu mil tingginya, satu mil lebarnya, dan satu mil dalamnya, dan tiap seribu tahun, seekor burung datang untuk menggosok paruhnya ke gunung tersebut, dan, saat seluruh gunung telah di gosok oleh sang Burung, maka detik pertama dari keabadian pun berlalu."
"Kamu telah menjawab tiga pertanyaan saya secara bijak," kata sang Raja, "dan untuk selanjutnya kamu akan hidup bersama saya di istana, dan saya akan memperlakukan kamu sebagai anak saya sendiri."
21.00 | 0 komentar | Read More

DONGENG Putri Nadia di Dunia Pita

Written By iqbal_editing on Selasa, 30 Mei 2017 | 05.14

Putri Nadia di Dunia Pita




By: Ferina
       Di sebuah negeri nun jauh hiduplah seorang putri yang cantik jelita yang bernama Putri Nadia. Ia adalah putri dari Raja Forte dan Ratu Claudy yang sangat terkenal kebaikannya. Putri Nadia mempunyai seekor anjing yang bernama Cripto. Ia sangat menyayanginya. Hampir setiap hari ia mengajaknya jalan-jalan mengelilingi istana. Selain penyayang binatang, ia juga memiliki hoby yang unik. Ia sangat suka sekali mengoleksi pita. Ia memiliki berbagai macam pita yang indah dan lucu-lucu.
          Pada suatu hari ketika ia merayakan ulang tahunnya yang ke-15, raja dan ratu memberikan kado yang besar kepadanya. Ia sangat senang sekali. Seusai pesta, ia membawa semua kado-kado yang ia dapat ke kamar. Di dalam kamar, ia membuka satu per satu kadonya. Ketika ia membuka kado pemberian raja dan ratu ia sangat terkejut. Betapa senangnya ketika ia tahu bahwa ternyata berisi pita yang indah-indah sekali. Saking senangnya ia mencoba satu per satu pita itu sambil bercermin. Setelah puas akhirnya ia pun tertidur.
          Keesokan harinya, seperti biasa ia mengajak anjingnya jalan-jalan mengelilingi istana sambil bermain-main bola. Tapi, karena terlalu jauh melemparkan bolanya, membuat bola itu masuk ke semak-semak. Akhirnya anjingnya harus masuk ke semak-semak mencari bola itu. Sudah ditunggu agak lama, tapi anjingnya tak kunjung muncul. Putri Nadia akhirnya memutuskan untuk masuk ke semak-semak mencari anjingnya. Dengan sangat terkejut ia melihat sebuah cahaya terang sekali. Pada awalnya ia merasa agak takut, tapi kemudian memberanikan diri untuk mendekati cahaya itu. Ketika ia mendekat ternyata ia menemukan sebuah lubang. Ia lalu masuk dan menemukan sebuah dunia baru. Ia tertegun saat melihat sekelilingnya penuh dengan berbagai pita. Ternyata ia telah memasuki dunia pita.
          Dunia pita itu ternyata dipimpin oleh seorang pangeran. Ia sangat tampan dan gagah. Kedatangan Putri Nadia pun segera diketahui olehnya. Pangeran  yang melihat kecantikan putri Nadia langsung jatuh hati padanya. Putri Nadia pun ternyata juga jatuh hati padanya. Di dunia pita, Putri Nadia merasa senang sekali. Tapi ia tiba-tiba teringat pada ayah dan ibundanya. Dengan sangat bingung ia mencari-cari pintu untuk pulang. Ia duduk sambil memeluk anjingnya. Ia menangis. Pangeran yang mengetahui hal itu segera menghiburnya dan membukakan pintu ke dunia sesungguhnya. Pangeran memberikan beberapa pita untuk putri Nadia dan memintanya agar datang lagi ke dunia pita.
          Setelah Putri Nadia kembali ke istana, ia menceritakan semua yang dialaminya pada ayah dan ibundanya. Ia berniat untuk mengajak mereka mengunjungi istana dunia pita. Akhirnya pada suatu hari, putri Nadia datang lagi ke dunia pita bersama Raja dan Ratu. Raja dan Ratu yang melihatnya sangat kagum terhadap keindahan dunia pita. Hubungan Putri Nadia dan pangeran pun semakin dekat.
          Pada suatu hari Pangeran dunia pita memberikan sebuah potongan pita berbentuk hati pada Putri Nadia. Tapi, hal itu dirusak oleh Clorofa, penyihir jahat yang juga menyukai pangeran.  Ia membelah pita itu, dan mencuri potongannya. Tapi hal itu tidak di biarkan pangeran begitu saja. Pangeran menggunakan pita ajaib untuk melawan penyihir itu. Pita ajaib itu  melilit tubuh Clorofa. Hal itu membuatnya tidak bisa bergerak, jadi dengan segera pangeran mengambilnya dan menyatukannya dengan potongan hati milik Putri Nadia. Tak disangka, saat pita itu bersatu dan kembali utuh membuat kesaktian Clorofa hilang dari tubuhnya.
          Akhirnya Putri Nadia dan Pangeran dunia Pita menikah dan hidup dengan bahagia.




Tamat
05.14 | 0 komentar | Read More

dongeng nenek

Written By iqbal_editing on Selasa, 07 Februari 2017 | 06.36

Nenek
gambar via fotokita.net
Pada suatu hari disaat liburan tiba, Indra dan Hera sangat senang, karena mereka akan berlibur ke rumah nenek di kampung. Saat yang ditunggu-tunggu tiba, mereka tidak sabar untuk menunggu hari esok sambil berbenah. Bapak dan Ibu senang melihat anak-anaknya gembira.
“Horeee, kita akan kerumah nenek. Indra kangen nenek,” teriak indra.
“Hera juga, besok kita akan bertemu Nenek.” sahut Hera.
Esok pun tiba, mereka bangun pagi-pagi sekali dan bersiap-siap untuk berangkat. Bapak senang memanasi mesin mobil, Ibu sedang memeriksa barang-barang bawaan.
“Bapak, ayo kita berangkat, nanti keburu sing jalanan macet,” ucap Indra sambil berjalan keluar rumah.
“Iya nak, Bapak sudah siap, kita berangkat sekarang.” jawab bapak.
Mereka sekeluarga pun berangkat, tak lupa berdoa sebelum melakukan perjalanan jauh. Ditengah perjalanan, Indra dan Hera menikmati pemandangan sambil bernyanyi dan tertawa. Alam pegunungan yang begitu segar, hamparan sawah yang luas hijau di mata.
“Pak, jika nanti sudah sampai rumah Nenek, Indra ingi ke sawah sama Nenek,” kata Indra.
“Iya boleh, tapi tidak boleh mainan lumpur dan jangan merepotkan Nenek.” jawab Bapak.
“Siap, Pak” sahut Indra gembira.
Mobil terus malaju, tak terasa sampai juga mereka di rumah Nenek. kerinduan mereka terobati sudah saat melihat rumah Nenek sudah di depan mata.
“Tok..tok..tokk..Nenek, kami datang” teriak Indra dan Hera sambil mengetuk pintu rumah Nenek.
“Cucuku sayang sudah datang” sambut nenek sambil memeluk Indra dan Hera.
Mereka lalu mencium tangan nenek dilanjutkan Bapak dan Ibu.
“Ayo, silahkan masuk,” ucap Nenek.
Keluarga Indra pun masuk rumah Nenek, mereka terlihat sangat gembira sekali karena sudah lama tidak bertemu Nenek. Lalu mereka bercerita mengenang masa lalu, terutama Bapak yang bercerita tentang masa kecil dulu di kampung.
“Sudah hampir sore, kalian istirahat dulu. Nenek mau ke sawah” kata Nenek
“Indra dan Hera ikut Nek, kami ingin membantu Nenek di sawah” pinta Indra dan Hera.
“Tapi kalian jangan nakal ya. Di sawah banyak lumpur dan licin, kalian harus hati-hati” nasehat Nenek.
“Iya Nek, kami nurut Nenek.” jawab Hera.
Di perjalanan, mereka selalu bercanda, hingga suasana perjalanan terasa tak terlupakan. Nenek hanya bisa terseyum melihat kedua cucu nya yang lucu. Sampailah mereka di sawah.
“Kami ingin membantu Nenek, bolehkan?” pinta Indra.
“Lebih baik jangan, kalian di pinggir saja, Biar nenek yang mengerjakan semuanya,” jelas Nenek.
“Iya, Nek. Kami nurut kok.” jawab Indra
“Nah, itu baru cucu Nenek.” rayu Nenek.
Setelah selesai, mereka kembali pulang ke rumah Nenek.
Tak terasa selama seminggu mereka di rumah Nenek, waktunya pulang ke rumah. Dengan wajah sedih Indra dan Hera pamitan sama Nenek.
06.36 | 0 komentar | Read More

dongeng anak boby jago bermain bola

Written By iqbal_editing on Minggu, 15 Januari 2017 | 05.58

oby adalah anak yang berbakti kepada kedua orang tua, tapi dulu Boby anak yang bandel dan selalu, tidak pernah mendengar nasehat orang tua. Tapi sekarang sudah berubah semenjak Boby jatuh dari pohon karena tidak menghiraukan nasehat orang tuanya. Sore yang cerah, matahari tiada lelah menyinari alam ini. Dengan nada memohon, Boby bilang sama ibu. “Ibu, boleh tidak Boby ikut lomba layang-layang?” tanya Boby kepada ibunya. “Kalau ibu tidak masalah kalo kamu ingin ikut lomba layang-layang, coba kamu ijin sama ayah..!” jawab ibu kepada Boby. “Ayah, boleh tidak Boby ikut lomba layang-layang” tanya Boby kepada ayahnya. “Tentu boleh, asal kamu tidak ikut lari-larian mengejar layang-layang yang putus” jawab ayah Boby mengizinkan.
kumpulan dongeng anak, dongeng untuk anak, cerita dongeng anak sebelum tidur, cerita dongeng anak, cerita dongeng anak anak
layang-layang
gambar via beritadaerah.co.id
Dengan wajah gembira, boby segera mandi lalu ganti baju dan berangkat ke lapangan untuk nonton loba layang-layang. “Ayo Boby berangkat, teman-teman sudah menunggu” teriak Amir dari luar rumah. “Boby sedang mandi, si tunggu sebentar, Mir” jawab ibu dari dalam rumah. Boby sudah selesai mandi, dia mengambil sepeda dan menghampiri Amir yang mengunggu di luar rumah. “Ayo Mir berangkat, nanti keburu petang” ajak Boby kepada Amir, “ayo, lomba juga sudah dimulai kok Bob” sahut Amir.
Tiba di lapangan, lomba layang-layang sudah di mulai, Pak Dahlan nampaknya sudah menunggu dari tadi. “Buruan Bob, lomba sudah di mulai, nih semuanya sudah paman siapkan” seru Pak Dahlan yang juga paman Boby. “Maaf paman, tadi izin dulu sama ibu dan bapak, jadi agak lama” jawab Boby. “Bagaimana Bob, apakah ayah dan ibu mu mengizinkan?” tanya paman Boby. “Iya paman, bapak dan ibu mengizinkan” jawab Boby. “Alhamdulillah, ayo buruan main kan layang-layangnya” pinta Pak Dahlan.
Boby memainkan layang-layang dengan sangat lihai, dengan dukungan paman dan teman-teman, Boby menunjukan kepiawaiannya, hampir sebagian besar layang-layang putus ditangan Boby. Tampaknya ada lawan tanding Boby yang juga lihai bermain layang-layang, ia adalah Agung, tetangga kampung sebelah yang juga teman sekolah Boby. “Ayo Bob, kita tanding tapi dengan cara jujur ya, tidak boleh curang” tantang Agung. “Oke gung, namun jika salah satu diantara kita kalah, jangan sampai mempengaruhi pertemanan kita” jawab Boby. “Iya lah, masing-masing dari kita harus mengakui bila kalah atau menang” jawab Agung.
Lomba pun semakin menarik, banyak sekali warga yang menonton, tak terasa hanya tersisa 2 peserta yaitu Boby dan Agung. Penonton bersorak menyaksikan duel layang-layang itu. “Ayo gung, kamu pasti menang” teriak paman Dahlan. Hanya sekali tarikan, layang-layang Agung putus, Boby pun keluar sebagai pemenang di lomba layang-layang. “Hebat kamu Bob, memang aku bukan lawanmu dalam bermain layang-layang” puji Agung. “Ah, biasanya aja gung, hanya kebetulan saja kok, kamu sebenarnya juga hebat mampu mengalahkan sebagain besar peserta layang-layang” jawab Boby dengan pujian kepada Agung.
Boby pulang ke rumah dengan membawa piala lomba layang-layang, bapak dan ibu senang melihat Boby mendapat juara, namun sebenarnya beliau lebih senang Boby sekarang berubah menjadi anak yang baik dan patuh kepada kedua orang tua. Doa orang tua pasti terkabul dan restu orang tua pasti membawa kebaikan kepada anaknya.
05.58 | 0 komentar | Read More

analisis dongeng kancil dan buaya

Written By iqbal_editing on Jumat, 30 Desember 2016 | 07.30

Suatu hari Si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, sedang berjalan-jalan di pinggir hutan. Dia hanya ingin mencari udara segar, melihat matahari yang cerah bersinar. Di dalam hutan terlalu gelap, karena pohon-pohon sangat lebat dan tajuknya menutupi lantai hutan. Dia ingin berjemur di bawah terik matahari. Di situ ada sungai besar yang airnya dalam sekali. Setelah sekian lama berjemur, Si Kancil merasa bahwa ada yang berbunyi di perutnya,..krucuk…krucuk…krucuk. Wah, rupanya perutnya sudah lapar. Dia membayangkan betapa enaknya kalau ada makanan kesukaannya, ketimun. Namun kebun ketimun ada di seberang sungai, bagaimana cara menyeberanginya ya? Dia berfikir sejenak. Tiba-tiba dia meloncat kegirangan, dan berteriak: “Buaya….buaya…. ayo keluar….. Aku punya makanan untukmu…!!” Begitu Kancil berteriak kepada buaya-buaya yang banyak tinggal di sugai yang dalam itu.

Sekali lagi Kancil berteriak, “Buaya…buaya… ayo keluar… mau daging segar nggak?”

Tak lama kemudian, seekor buaya muncul dari dalam air, “Huaahhh… siapa yang teriak-teriak siang-siang begini.. mengganggu tidurku saja.” “Hei Kancil, diam kau.. kalau tidak aku makan nanti kamu.” Kata buaya kedua yang juga muncul.

“Wah…. bagus kalian mau keluar, mana yang lain?” kata Kancil kemudian. “Kalau cuma dua ekor masih sisa banyak nanti makanan ini. Ayo keluar semuaaa…!” Kancil berteriak lagi.
“Ada apa Kancil sebenarnya, ayo cepat katakan,” kata buaya.
“Begini, maaf kalau aku mengganggu tidurmu, tapi aku akan bagi-bagi daging segar buat buaya-buaya di sungai ini,” makanya harus keluar semua.

Mendengar bahwa mereka akan dibagikan daging segar, buaya-buaya itu segera memanggil teman-temannya untuk keluar semua. “Hei, teman-teman semua, mau makan gratis nggak? Ayo kita keluaaaar….!” buaya pemimpin berteriak memberikan komando. Tak berapa lama, bermunculanlah buaya-buaya dari dalam air.

“Nah, sekarang aku harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang, ayo kalian para buaya pada baris berjajar hingga ke tepi sungai di sebelah sana,” “Nanti aku akan menghitung satu persatu.”

Tanpa berpikir panjang, buaya-buaya itu segera mengambil posisi, berbaris berjajar dari tepi sungai satu ke tepi sungai lainnya, sehingga membentuk seperti jembatan.
“Oke, sekarang aku akan mulai menghitung,” kata Kancil yang segera melompat ke punggung buaya pertama, sambil berteriak, “Satu….. dua….. tiga…..” begitu seterusnya sambil terus meloncat dari punggung buaya satu ke buaya lainnya. Hingga akhirnya dia sampai di seberang sungai. Hatinya tertawa, “Mudah sekali ternyata.”

Begitu sampai di seberang sungai, Kancil berkata pada buaya, “Hai buaya bodoh, sebetulnya tidak ada daging segar yang akan aku bagikan. Tidakkah kau lihat bahwa aku tidak membawa sepotong daging pun?” “Sebenarnya aku hanya ingin menyeberang sungai ini, dan aku butuh jembatan untuk lewat. Kalau begitu saya ucapkan terima kasih pada kalian, dan mohon maaf kalau aku mengerjai kalian,” kata Kancil.

“Ha!….huaahh… sialan… Kancil nakal, ternyata kita cuma dibohongi. Aws kamu ya.. kalau ketemu lagi saya makan kamu,” kata buaya-buaya itu geram.
Si Kancil segera berlari menghilang di balik pohon, menuju kebun Pak Tani untuk mencari ketimun.
(SELESAI)

Lampiran 2
Menganalisis Dongeng
  1. Tema

Dalam cerita ini adalah seekor kancil memiliki akal yang cerdik.
  1. 2.     Penokohan

1.      Kancil        : cerdik,suka menipu, dan rakus
  “Hai buaya bodoh, sebetulnya tidak ada daging segar yang akan aku bagikan. Tidakkah kau lihat bahwa aku tidak membawa sepotong daging pun?” “Sebenarnya aku hanya ingin menyeberang sungai ini, dan aku butuh jembatan untuk lewat. Kalau begitu saya ucapkan terima kasih pada kalian, dan mohon maaf kalau aku mengerjai kalian,”
2.      Buaya        : bodoh
  “ Tanpa berpikir panjang, buaya-buaya itu segera mengambil posisi, berbaris berjajar dari tepi sungai satu ke tepi sungai lainnya, sehingga membentukseperti jembatan.

  1. 3.      Latar

1.  tempat        : di dalam hutan
Suatu hari Si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, sedang       berjalan-jalan di pinggir hutan “.
2.  waktu         : siang
                          “ matahari yang cerah bersinar “.
3.  suasana       : panas terik
                         “  Dia ingin berjemur di bawah terik matahari “.
  1.  Alur                             : Maju

  2. Sudut pandang            : orang ketiga pelaku utama.

  3. Amanat                       : jangan suka membohongi orang lain dan jangan terlalu percaya terhadap orang                                    lain.
07.30 | 0 komentar | Read More

dongeng islami untuk anak

Dongeng Anak Islami

Di sebuah kampung yang jauh, hiduplah sebuah keluarga kecil bahagia, hidup mereka sederhana dan selalu taat menjalankan Sholat 5 waktu. Itulah keluarga Pak Farhan, keseharian Pak Farhan hidup hanya bercocok tanam. Mereka makan apa adanya hasil dari bercocok tanam. Ridho anak si mata wayang Pak Farhan rajin membantu kedua orang tuanya, anak yang rajin, jujur, dan berbakti kepada ke dua orang tua. Sejak kecil, Ridho di didik untuk selalu jujur dan bersikap sopan santun kepada orang lain. Pak Farhan selalu menasehati Ridho dengan sabar jika Ridho berbuat salah.
Setiap berangkat sekolah, Ridho selalu mencium tangan kedua orang tuanya. Uang saku pun sangat terbatas sekali, namun Ridho tidak pernah mengeluh sedikit pun, ia tetap bersyukur kepada Allah SWT, atas semua kenikmatan yang dimilikinya sekarang. Ridho tak pernah menuntut orang tua nya jika ia ingin membeli sesuatu, ia membelinya dengan uang saku yang ia tabung setiap hari. Di sekolah Ridho anak yang pintar, ia selalu menjadi juara kelas namun dia tetap rendah hati dan tidak sombong. Di mata guru-guru, Ridho adalah anak yang jujur dan tidak suka macam-macam.
kumpulan dongeng anak islami,dongeng anak islami,dongeng islami untuk anak,dongeng anak islami sebelum tidur,cerita dongeng anak islami
Dongeng Anak Islami
gambar via abiummi.com
Suatu siang saat pulang sekolah, Ridho berjalan dengan sendiri. Di tengah jalan yang dia lalui, ada sebuah dompet yang jatuh. “Ya Allah, dompet siapa ini jatuh di jalan,” kata ridho. Ia mengambil dompet itu dan membuka untuk melihat KTP siapa pemilik dompet itu. “Alhamdulillah, ada KTP pemilik dompet ini. Inikan Pak Parto, tetangga kampung sebelah” gumam Ridho ketika membaca KTP itu. “Aku harus mengembalikan dompet ini sekarang, kasihan Pak Parto” kata Ridho sambil berjalan.
Setelah sampai di rumah Pak Parto. “Assalamualaikum, Pak Parto” ucap salam ridho. “Wa’alaikumsalam, eh kamu Ridho,mau cari siapa?” jawab Bu Parto. “Pak Parto ada bu?” tanya Ridho. “Iya ada, lagi Sholat, silahkan masuk Ridho” jawab Bu Parto. “Terima kasih, bu” ucap Ridho sambil masuk rumah Pak Parto. Ridho duduk di ruang tamu sambil menunggu Pak Parto yang sedang Sholat. “Sebentar ya, Ridho. Ibu buatkan minuman dulu buat kamu” kata Bu Parto. “Tidak usah repot-repot bu, terima kasih” jawab Ridho. “Tidak apa-apa, Ridho. Hanya minuman saja kok” sahut Bu Parto.
Setelah beberapa menit, Pak Parto selesai Sholat, dia menemui Ridho di ruang tamu. “Eh kamu Ridho, ada apa kok tumben mampir ke rumah bapak” sambut Pak Parto. “Iya, Pak Parto. Tadi waktu pulang sekolah, Ridho di jalan menemukan dompet bapak. Ini dompetnya Pak, mohon diperiksa lagi” jelas ridho. “Alhamdulillah. Bapak tadi juga bingung cari dompet kok tidak ada di saku celana, ternyata kamu yang menemukan.” kata Pak Parto. Alangkah senangnya hati Pak Parto, ia memeriksa dompetnya, karena ada surat-surat penting di dalam dompet itu. “Terima kasih, Ridho. Semua masih utuh. Kamu memang anak yang jujur.” kata Pak Parto sambil memeluk Ridho. “Sekali lagi bapak ucapkan terima kasih, Ridho.” ucap Pak Parto
“Iya sama-sama Pak. Dompet ini kan bukan hak Ridho, jadi sudah menjadi kewajiban Ridho mengembalikan dompet ini.” jelas Ridho. “Ini ada hadiah buat kamu Ridho” kata Pak Parto sambil mengambil uang. “Tidak usah, Pak. Terima kasih, saya ikhlas kok Pak, bukan karena ingin mengharap imbalan” tolak Ridho secara halus. “Ini bukan imbalan, Ridho. Ini hadiah dari bapak karena kejujuranmu” kata Pak Parto. “Tidak, Pak. Terima kasih. Ridho tidak bisa menerima hadiah ini. Ridho pamit pulang dulu ya, Pak. Orang tua Ridho pasti khawatir menunggu dirumah” jawab Ridho.
Akhirnya Ridho Pulang kerumah diantar Pak Parto naik mobil, karena Pak Parto memang orang kaya di kampung sebelah. Sampai dirumah, orang tua Ridho kaget melihat Ridho diantar Pak Parto naik mobil. Pak Parto pun dipersilahkan masuk kerumah Ridho yang sederhana. Setelah mendengar penjelasan Pak Parto, orang tua Ridho sangat senang dengan kejujuran anaknya, dan yang lebih menggembirakan, Pak Parto bersedia menjadi orang tua asuh Ridho, ia akan membiayai Ridho sekolah hingga cita-citanya tercapai. Mendengar berita itu, Pak Farhan dan istrinya sujud syukur dan berterima kasih kepada Allah SWT. Tak lupa mereka juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Parto. Allah SWT mempunyai rencana tersendiri untuk hambaNya yang taat dan bersabar.
“Kamu tidak bisa mengubah apa yang telah kamu lakukan, namun kamu bisa berkata jujur, meminta maaf, lalu biarkan Allah yang melakukan sisanya.”
06.56 | 0 komentar | Read More

dongeng asal usul hari tiong ciu

Written By iqbal_editing on Kamis, 29 Desember 2016 | 07.37

Tanggal 15 bulan Agustus Imlek Tiongkok adalah Festival Rembulan atau hari Tiong Ciu, salah satu hari raya tradisional yang sangat penting di Tiongkok. Tiong Ciu biasanya jatuh pada pertengahan musim gugur, maka juga disebut sebagai Hari Raya Pertengahan Musim Gugur.
Kini di Tiongkok terdapat banyak peninggalan sejarah seperti "Altar Sembahyang Bulan", "Serambi Sembahyang Bulan" atau "Gedung Menikmati Bulan". Misalnya "Kuil Bulan" (月坛)yang terletak di sebelah barat kota Beijing, adalah sebuah bangunan khusus untuk upacara sembahyang kepada bulan yang dibangun pada masa Dinasti Ming (1368-1644 Masehi).
Pada Hari Tiong Ciu, biasanya orang Tiongkok menaruh meja sembahyang di halaman terbuka, dengan disedikan kue bulan, delima, kurma dan kuaci di atasnya, setelah bersembahyang kepada bulan, anggota sekeluarga duduk berkeliling di meja, makan sambil ngobrol, bersama-sama menikmati pemandangan bulan purnama.
Makan kue bulan atau Tiong Ciu Piah pada hari raya tersebut adalah adat-istiadat bangsa Tionghoa. Kue bulan yang berbentuk bulat melambangkan reunni keluarga.
Mengenai asal usulnya Hari Tiong Ciu, dongeng "Chang'e terbang ke bulan" adalah salah satu cerita yang paling popular di Tiongkok.
Konon pada zaman dahulu, di langit terdapat 10 matahari sehingga padi-padi di ladang terpanggang hangus, dan di bumi binatang ganas dan ular berbisa merajalela ke mana-mana. Waktu itu, di bumi ada seorang pahlawan yang namanya Hou Yi. Hou Yi yang pandai memanah pada suatu hari menaiki gunung Kunlun dan dengan berani memanah jatuh Sembilan dari 10 matahari di langit, dan memerintahkan satu matahari yang sisa harus naik turun sesuai dengan jadwalnya.
Sejak itulah, Hou Yi menjadi pahlawan yang sangat dihormati rakyat, kemduian dia menikahi memperisteri seorang gadis yang cantik dan baik hati, yakni Chang'e. Pasangan suami-istri itu saling cinta-mencintai, dan hidup bahagia sejak itu.

Banyak orang mengikuti Hou Yi belajar kepandaiannya, salah satu anak buahnya adalah Peng Meng, yang cukup jahat.
Suatu peristiwa, Hou Yi sempat bertemu Ibusuri Raya Langit, dan diberikan obat awet muda seumur hidup. Katanya, siapa pun yang minum obat itu bisa segera terbang ke langit dan menjadi dewa. Hou Yi tidak minum obat itu karena tidak tega meninggalkan istrinya, akhirnya obat itu disimpan oleh Chang'e. Namun hal itu diketahui oleh Peng Meng. Dia ingin mencuri obatnya.
Suatu hari, ketika Hou Yi lagi memburu di luar, Peng Meng masuk ke kamar Chang'e dengan memegang petang untuk merebut obat panjang umur itu. Untuk menjaga obat itu, Chang'e tak dapat tidak menelan obatnya, kemudian, badan Chang'e segera menjadi ringan dan mulai terbang ke langit. Karena Chang'e sangat kangen suaminya, akhirnya sang istri terbang ke bulan, bintang yang paling dekat dengan bumi.
Hou Yi pulang dan sangat sedih setelah mengetahui insiden itu, tapi penjahat Peng Meng telah kabur. Hou Yi melihat bulan sambil berteriak-teriak nama isitrinya. Tiba-tiba di mencatat, bulan di langit sangat murni dan terang, sepertinya ada satu bayangan yang mirip istrinya. Dia mencoba mengejar bulan tapi gagal
.
Hou Yi sudah putus asa, tapi tetap sangat merindukan istrinya, dia menaruh meja di halaman belakang rumahnya, menyediakan banyak manisan, dan buah-buahan yang disukai Chang'e, dia bersembayang ke bulan, tempat Chang'e tinggal.
Rakyat sesudah mengetahui Chang'e menjadi dewi di bulan, maka beramai-ramai menyediakan meja dengan sesajen untuk bersembahyang ke Chang'e.
07.37 | 0 komentar | Read More

dongeng monyet laut pemberani



Pada suatu hari Modi si bajak laut keluar untuk suatu urusan bersama Ibunya.
Mereka berbelanja bahan makanan sehari-hari dan menyantap masakan kacang polong di restoran kesukaannya.
Lalu Ibu Modi bajak laut berkata, "Oh iya, kita perlu mampir ke praktek dokter untuk periksa ringan."
Sang dokter memeriksa jantung, tekanan darah, dan lutut Modi.
Lalu dia menjelaskan kalau Modi harus datang kembali keesokan harinya untuk mendapat suntik imunisasi, agar melindunginya dari penyakit scurvy (kekurangan vitamin C) atau penyakit yang lain.
Modi si bajak laut tidak suka suntik imunisasi.
Malam itu Ayahnya pulang dan Modi pun bercerita semuanya tentang kunjungan ke dokter.
Ayah Modi pun mengatakan, "Modi, Ayah tahu suatu benda yang bisa membantumu. Ambil peta ini dan kapal bajak laut tercepat milik Ayah lalu temukanlah benda itu. Dan juga, bila kamu tinggal sampai dokter selesai kamu bisa mendapatkan es krim."
Kemudian Modi menyusuri peta tersebut mengarungi lautan luas,
juga mendaki gunung berapi yang penuh dengan lava menyala-nyala,
serta menyelinap melewati makhluk purba yang sebegitu mengerikan sampai-sampai tidak akan dijelaskan dalam buku ini,
sehingga dia pun sampai pada sebuah kastil es di puncak gunung.
Di dalam, dia bertemu seekor kepiting penyihir agung yang duduk di atas singgasananya.
Sang kepiting penyihir mengucapkan kata-kata, "Monyet bajak laut, karena kamu telah menerjang banyak hambatan untuk sampai ke sini maka aku akan memberi sebuah batu.Ketika dirimu disuntik imunisasi, kamu harus menggenggam batu ini erat-erat dan hitung sampai tiga.Maka dalam sekejab mata kau akan dibawa ke masa depan saat imunisasi telah selesai.Kemudian, kau bisa mendapat es krim setelahnya."
Modi si bajak laut lalu mengucapkan terima kasih dan kembali berlayar pulang untuk beristirahat.
Keesokan paginya, dia membawa serta batu tersebut menuju praktek dokter.
Sang dokter menyenandungkan sebuah lagu sembari mengisi suntikan untuk Modi.
Modi memejamkan matanya erat-erat, menggenggam batu tersebut sekuat tenaganya, dan menghitung 1,2
3! Sang kepiting penyihir ternyata benar! Suntik imunisasi telah selesai. Monyet si bajak laut pemberani kini telah kebal terhadap scurvy dan penyakit-penyakit lain.
Dan dia pun mendapatkan es krim dalam perjalanan pulang.






07.32 | 0 komentar | Read More

Dongeng: Kisah Putri Junjung Buih

Written By iqbal_editing on Kamis, 24 November 2016 | 02.16

Dongeng: Kisah Putri Junjung Buih

Dongeng: Kisah Putri Junjung Buih
Tersebutlah kisah sebuah kerajaan bernama Amuntai di Kalimantan Selatan. Kerajaan itu diperintah oleh dua bersaudara. Raja yang lebih tua bernama Patmaraga, atau diberi julukan Raja Tua. Adiknya si Raja muda bernama Sukmaraga. Kedua raja tersebut belum mempunyai putera ataupun puteri.
Namun diantara keduanya, Sukmaraga yang berkeinginan besar untuk mempunyai putera. Setiap malam ia dan permaisurinya memohon kepada para dewa agar dikarunia sepasang putera kembar. Keinginan tersebut rupanya akan dikabulkan oleh para dewa. Ia mendapat petunjuk untuk pergi bertapa ke sebuah pulau di dekat kota Banjarmasin. Di dalam pertapaannya, ia mendapat wangsit agar meminta istrinya menyantap bunga Kastuba. Sukmaraga pun mengikuti perintah itu. Benar seperti petunjuk para dewa, beberapa bulan kemudian permaisurinya hamil. Ia melahirkan sepasang bayi kembar yang sangat elok wajahnya.
Mendengar hal tersebut, timbul keinginan Raja Tua untuk mempunyai putera pula. Kemudian ia pun memohon kepada para dewa agar dikarunia putera. Raja Tua bermimpi disuruh dewa bertapa di Candi Agung, yang terletak di luar kota Amuntai. Raja Tua pun mengikuti petunjuk itu. Ketika selesai menjalankan pertapaan, dalam perjalanan pulang ia menemukan sorang bayi perempuan sedang terapung-apung di sebuah sungai. Bayi tersebut terapung-apung diatas segumpalan buih. Oleh karena itu, bayi yang sangat elok itu kelak bergelar Puteri Junjung Buih.
Raja Tua lalu memerintahkan pengetua istana, Datuk Pujung, untuk mengambil bayi tersebut. Namun alangkah terkejutnya rombongan kerajaan tersebut, karena bayi itu sudah dapat berbicara. Sebelum diangkat dari buih-buih itu, bayi tersebut meminta untuk ditenunkan selembar kain dan sehelai selimut yang harus diselesaikan dalam waktu setengah hari. Ia juga meminta untuk dijemput dengan empat puluh orang wanita cantik.
Raja Tuapun lalu menyayembarakan permintaan bayi tersebut. Ia berjanji untuk mengangkat orang yang dapat memenuhi permintaan bayi tersebut menjadi pengasuh dari puteri ini. Sayembara itu akhirnya dimenangkan oleh seorang wanita bernama Ratu Kuripan. Selain pandai menenun, iapun memiliki kekuatan gaib. Bukan hanya ia dapat memenuhi persyaratan waktu yang singkat itu, Ratu Kuripan pun menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat mengagumkan. Kain dan selimut yang ditenunnnya sangatlah indah. Seperti yang dijanjikan, kemudian Raja Tua mengangkat Ratu Kuripan menjadi pengasuh si puteri Junjung Buih. Ia ikut berperanan besar dalam hampir setiap keputusan penting menyangkut sang puteri.
02.16 | 0 komentar | Read More
 
berita unik