Translate

Welcome Guys

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

puisi tandu baginda ratu

Written By iqbal_editing on Rabu, 13 September 2017 | 18.07

Tanah, tawanlah tawar
Biar langit di sana koyak
lalu lihat!
lihatlah! Langit di sini pucat api,
pintu berlapis emas tujuh penjaga; Terbakar
Air menjadi debu hilang sendiri
Sekarang;
Mata cakrawala menjadi airmata di perut bumi.

Sudahkah Tuhan?
Nasib di tanganMu lepas dari pembendaharaan fitrah
Aku tak mengeluh melihat ketentuan;
karena taqdir memiliki rencana yang Engkau tuliskan. Pasti

Kami Manusia lupa Engkau ada; Yang Mengintip.

Malaikat ; jangan hanya duduk di samping Tanah; Ajarkan kami azab Tuhan;
saat;
Langit. Angin berlapis merah awan dalam cawan
sebelum malam ditiduri purnama
Turunlah!
Mentari
Lihat!
Kupukupu menyulam sendiri pakaiannya tanpasutra telanjang membawa mahkota
Madu mengalir di atas susu,
Daun menjadi hijab, antara selaput a'rsy yang bergemuruh lebah jantan.
Manis anggur menawan mata, tertarik-jatuh dari rusuk biji atom muda

Sekarang lihat, lihatlah jutaan mantra yang mengrogoti rahim hawa
Lihat dengan bahasa, semua telah direkayasa sang aqal
Sepertiga dusta, selebihnya rimba raya
Walau di kutuk dengan kata sederhana; harusnya nikmat itu mulia;
Namun sempurna; air hina kembali ketempat hina dengan jalan yang hina.
Hanya duapertiga rahasia; jutaan ternak berebut makan dalam singgasana
Hanya sementara;
Nikmat adalah malapetaka; tandu suci ratu buta.
18.07 | 0 komentar | Read More

ppuisi tandu perjuangan

TANDU PERJUANGAN"

Tandu-tandu bisu berbicara
Tentang perjuangan nusa bangsa
Tentang tubuh kaku di tembus peluru
Dalam sejarah tanah tumpah darah ku

Tandu-tandu bisu berbicara
Tentang perjuangan martabat bangsa
Tentang sepatu serdadu sangar menyerbu
Dalam sejarah Indonesia ku

Tandu-tandu bisu berbicara
Tentang perjuangan generasi bangsa
Tentang pemuda-pemudi hilang kendali
Dalam kontaminasi arus modernisasi

Tandu-tandu bisu berbicara
Tentang perjuangan mengapai cita
Tentang pupusnya semangat juang
Dalam persatuan yang mulai hilang


BANJARMASIN,08/02/2013
PRIMANATA.D
18.04 | 1 komentar | Read More

puisi pengantin tandu

Pengantin Tandu
lulurilah tubuh kami dengan serpihan batu kapurmu
kemenyan dupa bedak hingga ngengat keringat
tak mennyeruak ke balik kelambu pernikahan
tempat kami bersanding mengubur ingkar di kolong ranjang
tempat kami berbagi rahasia antara berbanjar maupun tidur
hingga kesia-sian umur terkubur
araklah harum tubuh kami dalam
iringan tetembuhan-
lengking saronen, lenggang penari, pengantin tandu, hingga
tuntas tangis, runcing bayang tak pernah lekang
lukai tapak pijak kaki. Dan bentangkan,
terbentanglah jalan penuh semak
oleh iringan syahdu doa para pengiring
meski luka-lungkrah harus kami tanggung
lantaran bapak-ibu kami tak pernah rela
biarkan kami saling pandang
mengulum senyum di atas tikar daun lontar
bertukar rahasia tanpa harus ingkar
Tepi Kali Bedog 2010
18.02 | 0 komentar | Read More

ppuisi tentang pramuka

Written By iqbal_editing on Jumat, 08 September 2017 | 18.14

SATYAKU  KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN
                                                                               KARYA : THANIL. ABU
Wahai sahabatku,    !
Ingatlah ,di dalam tubuh itu ada gumpalan darah.Bila darah itu baik, baiklah semua jasad dan kelakuan manusia.Bila darah itu buruk, maka buruklah semua . Ingat itu adalah hatimu.
Kami adalah benih, yang siap disemaikan di ladang harapan.Kami adalah hujan, yang dapat menyuburkan sekuntum harapan.Kami adalah mentari, yang dapat menghangatkan badan-badan yang lemah. Kami adalah guntur, yang dapat mengelegar diangkasa raya.
Aku pramuka indonesia   !
Tiada yang utama dari ponolong yang lemah. Menegakan kebenaran tanpa ada koponggahan.Bertanggung  jawab ,karena sadar bahwa kehormatan itu suci.
Jika tunas-tunas muda, tak lagi menjadi daun. Jika doa-doa tak lagi berharap. Jika asa tak lagi menjadi  damba. Kita adalah jiwa-jiwa pemersatu bangsa.
Pramuka indonesia  !
Jangan jatuhkan, bila gelas-gelas itu telah retak. Namun simpanlah dan carilah perekatnya.Karena kita berdiri dinegeri perdamaian.Tiada sifat yang paling buruk,kecuali manusia pelanggar janji. 
Tiada kejam dan kemurkaan  yang amat sangat.  Kecuali manusia,yang minum darah saudaranya sendiri. Tiada kemunafikan yang paling buruk,kecuali orang yang tak berpendirian.Tak ada siksa yang paling kejam,kecuali  bagi kita yang tak berterimah kasih atas rahmatNya.Tuhan Yang Maha Esa. Hanya  sebaid darmaku, 
kusembahkan padaMu.
 
Lilin-lilin kecil telah padam,Tak lagi menyinari malam. Hanya bayang semu membias kerintis  jalan.Menapaki kaki-kaki yang bijak. Kita berkumpul untuk bersatu,bersaudara,bekerja, saling ingatkan dari dosa. Inilah sabda alamku. 
Jayalah selalu, Pramuka Indonesia.
 
 


WALAU PELUH MENYELIMUTI TUBUHKU  

                                                                           KARYA : THANIL. ABU
Hari ini pijakan kakiku melintasi rawa beningmu
Menghimpit jemari yang lesuh, bak berlumpur
Tiada kata lelah untuk mengapai satu harapan pasti
Kutengadah langit membiru yang penuh dengan sejuta asa
Mewarnai semua impian cinta dan harapan
Jika hari ini aku belum berhasil, jika hari ini aku tetap gagal, 
kupercaya ada nada-nada senyum
Bernyanyi untukku.
Jika sebaid doa tetap berharap, jika sepuing asa masih menanbah, aku tetap pasti menghalau semua halang.
Demi engkau  PRAMUKA SEJATIKU
Kaki  yang  dekil  ini, terseok diatas rerumputan hayal
Tubuh yang legam ini, terhempas diatas buaiyan mimpi
Aku tetap memburu sejuta  damai diatas ribuan  cinta
Walau peluh menyelimuti tubuh ini.
Adakah sepenggal duka dalam harapan yang tak sampai ?
Adakah secuil nestapa dalam raut yang menengadah ?
Hanya doa dan harapan kusembahkan padaMU.
Buih-buih ombak menari diatas riaknya golombang
Menerpa wajah sang petualang cinta
Dalam pekikan suara penanam budi
Untuk menuai seggenggam  damba, dalam untaian lagu persahabatan.
PRAMUKA INDONESIA
Bila peluhku tak lagi mengalir.
Bertanda jiwaku mati .............. oh sang pembela diri
Warnai hidupku, agar aku dapat hidup sejuta tahun lagi.
PENGGALANG YANG GAGAH 

                                                     KARYA : THANIL. ABU
Dulu.... aku siaga
Sekarang aku penggalag
Kupakai seragam pramuka
Aku nampak gagah
Kacuku berwarna merah putih
Bajuku berwarna coklat muda
Celanaku berwarna coklat tua
Oh..... alangkah gagahnya penampilanku
Sangkur  dipinggang kiri, tali dipinggang kanan
Baretku yang tegak, setegak hati anak pramuka
Kubawa tongkat  berjalan dengan tegap, benyanyi dengan riang
Aku pramuka penggalang.
Bunyi langkahku, seirama dengan nada simponimu
Lambaian tanganku, sesahdu bisikanmu
Tiupan sumpritanku, bagai serunai anak gembala
Membawa damai sang pengabdi alam.


SAAT AKU MERENUNG
                                                                                       KARYA : THANIL. ABU

Bibir ini kaku, diam seribu bahasa
Kutermenung dengan wajah yang penuh pilu
Membayangkan nasib di penghujung waktu
Membawa impianku menerewang dalam senja.
Raut wajah ini berbinar disaat hati mulai gundah
Seakan telinga tak mau lagi mendengar
Pikiranku menerawang kelangit ketujuh
Seakan membawaku dalam surga impian
Menghibur jiwa dalam kesedihan yang berkepanjangan
Orang-orang tak mau lagi peduli padaku
Orang-orang tak mau lagi merabah tubuhku
Seakan-akan mereka jijik dan muak melihatku
TUHAN
Jika nasibku terhuyung dalam dosa, maafkanlah aku
Jika budiku terlupakan oleh waktu, ampunilah aku
Jika asaku terhempas dalam dendam, jinakkanlah aku
Kupercaya Engkau pengabdi cinta
Yang mampu melebur semua dosa
Inilah sebaid cinta kupinta dariMU.
Dinding hatiku tinggal puing yang berserahkan
Tak lagi  sokokoh benteng pertempuran
Untuk melawan jeritan hati yang penuh luka
Melebur  dendam yang terkulai dosa
Mencair dalam maaf yang terurai


HIDUP ADALAH PERJUANGAN

                                                                              KARYA : THANIL. ABU

Kuberjalan melintasi rintis yang sempit
Membawa  seuntai kasih,dalam bayang kehidupan
Nuansa alam menyibak penggaggas jiwa petualangku
Menambah suasana hati riang,dalam keterpurukan batin
Yang menyibak secuil dendam.
Deru suara kenderaan yang memekikan telinga,
 mengajariku betapa derasnya Ombak kehidupan.
Serunai anak gembala mengalun tanpa ada nada yang sumbang,
mengigatkanku Betapa beriramanya  lagu kesdihan
Alur hidup manusia dalam tangan sang pencipta. Bagai roda pedati  berputar
Kadang diatas, kadang dibawah.
Laba-laba tak lagi membuat jaring seindah kolopak bunga mawar
Jangrik tak lagi bernyanyi, semerdu alunanan tembang semusim
Semua.....................kosong...................hampa................tak berdaya
Kutebas semua dendam untuk mencari sebuah arti kemenangan
Dalam renungan malam untuk membawa mimpi menjadi kenyataan
Kakiku tak berhenti walaupun lelah menghuyung nadi-nadi persendianku
Tubuh ini terus merambah walau langkah terseok dan kaku
Kuberjalan dalam tubuh yang sompoyongan
Untuk menggapai sebuah arti kehidupan


BALADA  ANAK  PENGEMIS   

                                                              KARYA : THANIL. ABU
Tubuh yang legam, rambut yang kusam
Muka yang pasih, tubuh yang lusuh
Menyusuri setiap gang dan kanal
Mengikuti kemana langkah akan berhenti
Ia menadahkan tangan berharap sekeping rupiah
Jatuh ditangan yang gemetar, dari sang penabur amal hari ini
Segenggam doa ia berharap
Seuntai asa ia menanbah
Sepuing damba ia menjawab
Semoga rezeki hari ini dapat mengganjal perut yang telah kosong
Buatmu ayah ...ibu..yang telah rentah termakan usia
Dibilik bambu yang beratap langit nan reok pula
Mereka  habiskan dengan sisa-sisa hidup di penghujung waktu
Tanpa nada, tanpa irama  dalam sebuah konser kehidupan ibu kota.


TAPAK KAKI YANG BIJAK

KARYA : THANIL. ABU
Kami yang berjalan diatas kerikil tajam,
dibawah terik mentari  dengan tubuh Yang terkulai
Kami yang menyapa dengan lembut dan haru,dalam dekapan  dentuman meriammu
Sebagai prajurit satria yang hanyut dalam kelam
Sebagai bakti kami kepadamu, Pahlawan ibu pertiwi
Kelelahan yang kami rasakan  hanyalah segelintir pengorbananmu
Langkah  yang gontai sebagai pengganti  jasadmu, 
yang pupus dalam medan Perjuangan
Andaikan aku masih dapat menjabat tanganmu
Andaikan  aku masih dapat melihat wajahmu
Akan kutunjukan keberanian  anak negrimu
Dalam  suara memborondong meriam, kau tetap mengancung bambu runcingmu
Diantara satu melawan seribu
Maju.... sekali maju pantang mundur kau surut....
Kau tak pernah mengeluh, kau tak pernah merengek
Segeggam harapan kepuasan dalam kemenagan
Berkobar dalam dada sang prajurut negri
Untuk mengibarkan bendera kemerdekaan
Walaupun kamu tlah tiada, sinar dan harapan masih terlintas dalam benak
Setiap anak negri ini, bak melati teruntai dalam kalung keabadian ,                            Gemerlap dalam gelapnya malam. Kau pahlawanku !
Semangat perjuanganmu   menjadi tiru anak bangsa. Di persada tanah leluhur
Kami yang tinggal meneruskan perjuanganmu, berhati baja, 
berjiwa satria. Diantara tapak kaki kami yang bijak.
18.14 | 0 komentar | Read More

puisi tentang kancing baju

Di Ranjang aku tertusuk kain matamu
Benang biru yang memburu benih
Tergantung di jendela berpagar rindu
Mengurai mimpi di selakang waktu

Aku membiarkan pijakan kakimu
Terbenam di antara rayuan
Melupakan warna pilu
lalu terburai di kancing baju
Malam yang telah kita sepakati
Lelap dalam sepi menipu

2
Bumi merah menelan darah
manusia digelendeng seperti keledai
menjadi tumbal kebodohjan

orang-orang penuh debu
orang-orang berwajah biru
dipermainkan peradaban

Tangan melepuh membuka pagar besi
pelan tanpa menyesatkan bunyi
sepatu dilepas lalu menyapa pintu
matanya tertinggal
menatap sekeranjang tumpukan benang

api tak lagi panas
mengambang tersengat tali
dikancing baju
ia menitip semburat ngilu

Bumi Mangkuyudan, Januari 2011

*) Bergiat di Thariqat Sastra Sapu Jagad dan Paguyuban Manunggaling Kawula lan Sastra. Kuliah di Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta.
18.10 | 0 komentar | Read More

puisi dahaga lautan

Written By iqbal_editing on Minggu, 27 Agustus 2017 | 18.58

Sebuah dahaga lautan, sebuah dahaga yang membakar
atas nama itu berlayarlah para petualang dalam rasa hausnya
menelusuri lekuk tubuh lautan, menjelajah keluasan samudra
menempuh kobaran birunya yang menyala siang dan malam
menari-nari di atas lidah ombaknya yang menjangkau bulan

dahaga lautan, rasa haus yang mencekat di kerongkongan

dahaga yang tak pernah terpuaskan, berlayarlah para petualang
menuju ke sebuah pulau yang tak bernama, yang tak terpetakan
pulau kecil yang musim panasnya dipenuhi burung-burung liar
pada setiap sudutnya tercium hawa lembab hutan perawan

datang untuk melepaskan dahaga yang tak pernah terpuaskan

merengguk kenikmatan surgawi di sebuah pulau tak bernama
di dalamnya mengalirlah sungai yang dipenuhi lelaki tenggelam
sungai di rawa-rawa liar yang lumpurnya dalam dan menghisap
terbenam di air payau yang tak jelas batas asin dan tawarnya!
Btm2015
18.58 | 0 komentar | Read More

puisi pangeran hatiku

Written By iqbal_editing on Jumat, 25 Agustus 2017 | 16.16


Kemarin, Detik demi detik kita lewati,
Jam demi jam, minggu demi minggu,
Bahkan bulan demi bulan kita bersama
Gelak canda dan tawa slalu menghiasi
Rasa sayang, rasa rindu slalu hadir dalam hati kita

Kini,siang hariku bagaikan malam tanpa bintang,
Malam hariku gelap tanpa cahaya,
Aku bagaikan hidup dalam gua,
Sepi, sendiri dan tak berarti.
Di saat kau pergi tinggalkan diri ini...

Dalam kegelisahan hati ini ,
Aku bertanya
Kemanakah engkau wahai pangeran hatiku ?
Masih adakah sayangmu untukku ?
Masih adakah nafas cinta untukku ?
Dimanakah rindumu yang dulu untukku ?
Smua seakan sirna dalam sekejap...

Kau pergi begitu saja meninggalkan aku,
Tanpa aku tau apa salah dan dosaku.
Aku yang slalu merindukanmu,
Betapa sakit menahan rasa ini.
Hatiku bagaikan teriris jika mengingatmu.

Wahai pangeran hatiku dengarkanlah
Aku mencintaimu dengan TULUS
Aku menyayangimu sepenuh hatiku
Aku merindukanmu disetiap waktuku
Kamu yang terakhir untukku
Dan tak kan pernah ada yang lain
Yang dapat menggantikan tempatmu di hatiku...
Kaulah Ratu Hatiku.... Semakin ku kejar semakin kau jauh rela gunung-ganang ku daki rela samudera biru ku renangi rela hutan belantara ku terokai tak pernah letih untuk dapatkanmu terus berlari mengejar bayangmu Kaulah ratu hatiku, kau kesayanganku andai tidak bersua pastinya ku merindu kerana hati bisa tertawan kerana cinta bisa terbena bagaikan tak percaya aku jatuh hati walau tiada kepastian noktah darimu Siapalah aku ini meski aku bisa mengerti kasih mu hanyalah bagai sebening malam semua tak bererti bagimu namun tidak tega mendinginkan hatiku yang kau hangatkan Terasa tercabarnya kelakianku andai dirimu tidak bisa ku miliki akan ku pujuk rawan di hati seandainya Tuhan mengizinkan sekiranya kau dapat terima aku seadanya ingin aku terus bersamamu untuk selamanya Hati usah diduga hanya mengundah resah cinta di hati ini hanyalah untukmu kau kesayanganku penyeri hidup ini haruman kasihmu melekat di jiwa hanya kau saja bertakhta di hati ini Nukilan : Kelana Jiwa Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Kaulah Ratu Hatiku.... Semakin ku kejar semakin kau jauh rela gunung-ganang ku daki rela samudera biru ku renangi rela hutan belantara ku terokai tak pernah letih untuk dapatkanmu terus berlari mengejar bayangmu Kaulah ratu hatiku, kau kesayanganku andai tidak bersua pastinya ku merindu kerana hati bisa tertawan kerana cinta bisa terbena bagaikan tak percaya aku jatuh hati walau tiada kepastian noktah darimu Siapalah aku ini meski aku bisa mengerti kasih mu hanyalah bagai sebening malam semua tak bererti bagimu namun tidak tega mendinginkan hatiku yang kau hangatkan Terasa tercabarnya kelakianku andai dirimu tidak bisa ku miliki akan ku pujuk rawan di hati seandainya Tuhan mengizinkan sekiranya kau dapat terima aku seadanya ingin aku terus bersamamu untuk selamanya Hati usah diduga hanya mengundah resah cinta di hati ini hanyalah untukmu kau kesayanganku penyeri hidup ini haruman kasihmu melekat di jiwa hanya kau saja bertakhta di hati ini Nukilan : Kelana Jiwa Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Kaulah Ratu Hatiku.... Semakin ku kejar semakin kau jauh rela gunung-ganang ku daki rela samudera biru ku renangi rela hutan belantara ku terokai tak pernah letih untuk dapatkanmu terus berlari mengejar bayangmu Kaulah ratu hatiku, kau kesayanganku andai tidak bersua pastinya ku merindu kerana hati bisa tertawan kerana cinta bisa terbena bagaikan tak percaya aku jatuh hati walau tiada kepastian noktah darimu Siapalah aku ini meski aku bisa mengerti kasih mu hanyalah bagai sebening malam semua tak bererti bagimu namun tidak tega mendinginkan hatiku yang kau hangatkan Terasa tercabarnya kelakianku andai dirimu tidak bisa ku miliki akan ku pujuk rawan di hati seandainya Tuhan mengizinkan sekiranya kau dapat terima aku seadanya ingin aku terus bersamamu untuk selamanya Hati usah diduga hanya mengundah resah cinta di hati ini hanyalah untukmu kau kesayanganku penyeri hidup ini haruman kasihmu melekat di jiwa hanya kau saja bertakhta di hati ini Nukilan : Kelana Jiwa Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
16.16 | 0 komentar | Read More

puisi rindu alamku

Written By iqbal_editing on Rabu, 23 Agustus 2017 | 08.36

Rintihan  Pulau Ku
Wahai Pulau..
Pulauku diselimuti sampah..
Tumpukan sampah menggunung, membutakan pandangan mata
Menusuk indra peciuman membuat langkah untuk menghindar
Sampah organik, sampah non organik, dan sampah barang beracun dan berbahaya pun bercampur dalam sebuah wadah penampung..
Dihinggapi lalat diberbagai sudut..
Berlalu lalang lah beberapa orang di depan bak sampah tersebut..
Tapi?? Siapa peduli ?
Mereka hanya menutup hidung dan mengacuhkan pandangan mereka!
Wahai Pulau..
Pulau ku tak lagi rindang..
Dimana dulu kami sejuk memandang
Namun Kini pohon-pohon perlahan menghilang
Yang tersisa hanya ilalang yang melambai di bawah terik
Mengajak kami menari di atas rumput kering kerontang
Wahai Pulau..
Pulau ku dipenuhi lubang-lubang yang mengakar pada tanah bumi..
Pahatan-pahatan pada dinding tanah, tertahankan oleh beberapa bilah kayu rapuh
Yang mungkin saja bisa patah sewaktu-waktu
Namun para pekerja itu tak peduli
Terpenting adalah mereka bisa mengais timah sepuas hati mereka
Tak sadarkah mereka sangat serakah?
Tak sadarkah mereka sangatlah salah?
Menggenanglah hamparan air dari dalam bumi
Wahai pulau..
Ku tau kini engkau sedang merintih sambil tertatih-tatih
Tapi dengarkan kami, takkan kami sakiti dirimu lagi hanya untuk kepuasan hati demi anak cucu kami
Karya : Alifa Putri Maharani
08.36 | 0 komentar | Read More

puisi senja di tambang

SENJA DI TAMBANG

Senja sudah di ambang,
Mengapa tak beringsut pulang,
Siapa yang kau harap datang,
Apakah berita dari seberang?

Pekerja sudah tiba di kampung,
Tambang sudah kosong,
Apakah kau sedang gamang,
Karena produksi berkurang,
Hargapun tak lagi gemilang?

Sebentar lagi petang menghilang,
Mesin tambang tak lagi bergaung,
Matamu masih jauh memandang,
Apakah jiwamu sedang tegang,
Karena buah cinta di belakang,
Jiwanya juga sedang .meradang
Berharap kau bawa sekebat uang?.

Pulanglah pulang,
Tambang sudah lengang,
Senjanya sudah di ambang
Nasib pulau ini lagi malang
Tubuhnya sudah telanjang
Deritanya bertubi-tubi datang
Jika nanti dia kan menghilang
Kemana lagilah aku kan pulang?

Pulanglah pulang,
Pertambanagan sudah lengang,
Tanda senjanya sudah di ambang
Berharapalah ada titik terang,
KasihNya tak pernah hilang
08.33 | 0 komentar | Read More

puisi tentang tambang

TERANG DALAM DIRI
Manakala langit menarik malam
Yang jauh nampak melambai
Tak dipisahkan pekatnya hitam
Menyapa tak sendiri meski gelap tak bertepi
Betapapun kelam dunia ada terang dalam diri
Lentera hati redup bila lalai tersentuh
Tak guna menghujat diri bila buram menyelimuti hati
Kelamlah dada hasut hidup menyerah resah
Banjarbaru, 1 Februari 2009
LUBANG TAMBANG

Lubang-lubang raksasa menantang langit
Sembunyikan duka samarkan rasa takut
Hilang sudah keragaman dan kerabat dekat
Dibabat gelombang gemerlap khianat
Lubang hitam terbengkalai
Bergelimpangan dengan perut terburai
Sadis tergambar pembunuhan berantai
Meradang ditusuk bertubi-tubi
Berkubang air mata saat hujan menyapa
Menganga kaku, “Mengapa tidak kau ratakan saja!”
Hanya gemuruh mesin hisap jeritan luka
Kenikmatan laknat melahap bangkai sesama saudara
Banjarbaru, 26 Februari 2009
WAJAH SEMUSIM

Wajah-wajah itu gentayangan
Siang malam tebar senyum menggoda
Panas tanpa setetes keringat tersentuh angin
Hujan membayang basah tempat berada
Wajah-wajah semusim itu memohon suara
Suara-suara itu terjerat ratapan hidup
Tiada waktu menatap wajah angkara
Terlalu buram wajah bersaksi dalam cahaya redup
Wajah-wajah itu mendadak peduli suara
Dan berkata, “Akulah wajah suara mu nan semu!”
Nampak kemelaratan menggantung asa
Menggiring janji setinggi angkasa hingga layu
08.32 | 0 komentar | Read More

Puisi Setrikaan Kepada Semangkuk Mie Ayam

Written By iqbal_editing on Senin, 21 Agustus 2017 | 21.42

Bagaimana kabar kuahmu yang berdaging?
kudengar suwir ayam tak lagi lunak,
bersama sambal yang tak jua diaduk
hampir membatu.

Bagaimana kabar mie mu yang mulai menyatu?
Berikan pesanku,
janganlah menempel pada badanku nanti.
Temanku si kemeja pernah berucap,
dunia berjalan dengan cara yang lucu.
Seperti ketakberdayaanku tak bisa menghangatkan
kau, yang membeku di mangkuk yang dibebani sendok, garpuh atau sumpit.
Menunggu diganti dengan hidangan yang baru.
21.42 | 0 komentar | Read More

puisi cinta semangkok bakso

Semangkuk bakso ini menjadi saksi
Kita selalu bersama
Setelah melalui jalan kotamu
Mengobati lapar dalam kelelahan
Tertahan sejenak di warung bakso
Menjelang dekat rumah
Terasa enak ketika senyum mengembang
Senyum itu yang telah menjerat
Ternyata cinta ini semakin dalam

Tak ada yang menyuruhmu mencintai
Tak terkecuali semangkuk bakso yang enak
Sering sekali kita mampir menyantapnya
Semakin sering semakin menguatkan cinta
Perahan jeruk kunci telah mewangikan sayang
Nanti kan kubawakan satu kontener jeruk kunci
Buat mewangikan cinta kasih ini

Warung bakso di dekat rumah
Duduk sendiri tanpa mu sayang
Kendati Jeruk Kunci sudah diperas juga tak sedap
Memang tak enak kalau terus jauh
Entah sampai kapan?

Kamu harus kuat sayang
Karena kamu sendiri yang telah memilih
Tak ada yang memaksa
Jangan salahkan

Ting
Sendok dan semangkuk bakso

2017
17.30 | 0 komentar | Read More

sajak tentang bakso

 
Bakso. Bulat- bulat ditambah mi.
Belum kuahnya yang manja dilidah, maunya bergelayut, enggan bila tidak menyendok lagi.
Bakso.
Selalu enak dimakan meski hari panas, justru membuat berkeringat dan semangat
Bila saat hujan, malah tambah nikmat.
Apalagi bila sambalnya ctar
Apa kata Pak Bondan? Oh ya, Mak Nyuss…
Pertanyanyaannya, kapan kamu menjadi baksoku?
Yang ada saat hati panas dan kamu menjadi penenang.
Yang setia disampingku meski hati sedang sedih, lalu kamu memelukku dan hangatnya mampu menjalar sampai ke hati.
Kapan?
Kapan kita berdiri berdua diapit Mama-Papa kita, lalu didepan ada orang-orang yang sedang menikmati jamuan makanan, termasuk Pak Bondan, dan ia mengucap “Mak Nyus tenan…”
17.26 | 0 komentar | Read More

puisi makan bakso

Ditemani semilir angin
Angin yang berputar dari kipas
Kipasnya ada di kepala
Di kepala orang banyak
Banyak? sepenglihatanku  dua
Dua yang berputar
Berputar sembari menemani orang makan
Makan bakso dipinggir jalan
Jalan yang sedikit ramai
Ramai oleh lalu lalang kendaraan
Kendaraan  bermotor roda dua maupun empat
Empat? bukan kok, adanya lima
Lima meja yang berbaris
Berbaris rapi dan ditempati
Ditempati makan bakso
Bakso, iya bakso dan ini puisi
17.22 | 0 komentar | Read More

puisi bayi tak bersalah

Ketika merah putih lelah berkibar
Nyanyian sang saka berhenti sepi
Kubur-kubur bertumbuhan ilalang,
nisan-nisan rebah kedatangan bulan berselendang
Ruh-ruh suci pahlawan,
menangis terpatung putih
Pecah di tanah tak bertuan
Tangisnya lenyap oleh kebiadaban jaman

Merah kain itu tidak lagi membara
Di masa jamannya,
darahlah yang membanjiri tanah pusaka
darah-darah saudaranya yang mengalir
Darah-darah saudaranya yang membusuk
lalu mereka tertawa
diatas tulang belulang saudaranya

Putih kain itu tak lagi suci
seperti hati pahlawan
Bangsa ini kehilangan nuraninya
Kain putih itu bermandikan lumpur panas
Wajah-wajah pemimpin saling berhadapan
Di kepalanya tumbuh dua tanduk tajam
Mereka tak tahu malu bertelanjang bulat
memamerkan tubuhnya penuh dengan lumpur
Lalu mereka saling mencakar,
menggigit,
merobek dada lawannya,
melemparkannya di suatu senja
kemudian mereka bersetubuh dengan bangkai-bangkai itu
dan lahirlah bayi-bayi tak berwajah
Bertangan lima berjari satu
Berperut buncit tertawa lucu
Melambaikan tangan di suatu pagi


Duh Gusti
Ya Tuhan
Ya Allah
Kembalikanlah negeriku yang elok ini
Yang bermandikan jambrud khatulistiwa
Bangkitkanlah jiwa-jiwa pahlawan kami
Merasuk sukma

Pada generasi kelahiran baru
anak-anak kami
Biarlah mereka mencuci bersih
Sang Saka Merah Putih
17.21 | 0 komentar | Read More

puisi bayi di dalam kulkas

BAYI DI DALAM KULKAS
Karya: Joko Pinurbo


Bayi di dalam kulkas lebih bisa mendengarkan
pasang-surutnya angin, bisu-kelunya malam
dan kuncup-layunya bunga-bunga di dalam taman.
Dan setiap orang yang mendengar tangisnya
mengatakan: “Akulah ibumu. Aku ingin menggigil
dan membeku bersamamu.”
“Bayi, nyenyakkah tidurmu?”
“Nyenyak sekali, Ibu. Aku terbang ke langit
ke bintang-bintang ke cakrawala ke detik penciptaan
bersama angin dan awan dan hujan dan kenangan.”
“Aku ikut. Jemputlah aku, Bayi.
Aku ingin terbang dan melayang bersamamu.”
Bayi tersenyum, membuka dunia kecil yang merekah
di matanya, ketika Ibu menjamah tubuhnya
yang ranum, seperti menjamah gumpalan jantung dan hati
yang dijernihkan untuk dipersembahkan di meja perjamuan.
“Biarkan aku tumbuh dan besar di sini, Ibu.
Jangan keluarkan aku ke dunia yang ramai itu.”
Bayi di dalam kulkas adalah doa yang merahasiakan diri
di hadapan mulut yang mengucapkannya.
1995
Joko Pinurbo
16.49 | 0 komentar | Read More

PUISI BUAT ANNISA

Nak ...

Di ketinggian 32.000 kaki kita bertemu
Sentuhan lembut dari kulit berumur detik
Lemah, tak berdaya
Isak pertamamu nak, begitu halus ...

Kudekap dirimu dengan dekapan hangat
Berharap terganti pelukan ibumu
Kujaga dirimu dengan sepenuh jiwaku
berharap cinta dan doa kami bisa menghangatkan tubuhmu

Lihat nak ...
Menangislah nak ...
Tunjukkan pada kami, doa dan usaha kami tidak sia sia

Nak ...
Kau beri kami kegembiraan dalam keharuan
Kau menggeliat, menangis, matamu terbuka

Lihat, di atas ketinggian 32.000 kaki ...
Semua orang di sini menyelimutimu dengan doa
Menghangatkanmu dengan cinta kasih
Kami sebut Annisa Laila Juwita Sari Merpati
Prasasti bagi kami
Berharap pengikat silaturrahmi

Namun ...
Kini kau telah pergi, jauh,
Jauh lebih tinggi dari sekadar 32.000 kaki
Menghadap Sang Pencipta

Selamat jalan nak ...
28 jam kehidupanmu memberi banyak bagi kami
Kau bawakan kami, makna cinta kasih dan ketulusan
Tidurlah nak ...

Tidurlah dengan damai
Tidurlah dalam dekapan Sang Maha Rahiim
Bunda sayang kamu ...
16.44 | 0 komentar | Read More

Puisi buah hatiku



ANUGERAH YANG TERINDAH
Ketika aku berlutut dihadapan-Nya
Aku lantunkan pujian dan syukur pada-Nya,
Aku layangkan doa dan permohonan pada-Nya
“ Tuhan berilah hamba-Mu ini
Seorang putri yang cantik dan pintar
Anak yang baik hati dan peduli pada sesama 
Dan……
Tuhan mengabulkan doa hamba-Nya
Gadis kecilku, yang cantik dan lincah
Engkau adalah anugerah terindah dalam hidup ini,
Kehadiranmu membawa sukacita di hatiku
Engkau tumbuh sehat dan kuat
Berkat campur tangan-Nya
Tuhan terima kasih untuk  pemberianmu yang tak ternilai ini
Aku mencitainya  dengan seluruh jiwa ragaku
Aku akan menjaganya seperti Engkau menjagaku




BUAH HATIKU
Tawamu yang renyah menyegarkan jiwa ku
Mengobarkan semangat hidupku
Senyummu sungguh menawan hati
Aku jatuh cinta pada putri mungilku
Candamu menyingkirkan kejenuhanku
Akan rutinitas hidup yang kujalani
Tangismu membangunkan tidur lelapku
Ternyata engkau haus dan lapar
Mata terasa berat, aku bangun dari mimpiku.         
Berjalan ke dapur , membuat susu untukmu
Aku terbangun ketika kakiku terantuk  kaki meja
Tidurmu yang gelisah menyadarkanku
Ada yang tidak berkenan dihatimu
Ada apa cintaku ?
Ibu selalu ada di sisimu.






AKU BELAJAR DARI ANAKKU
Engkau adalah bagian dari jiwaku
Seluruh hidupku hanya untukmu, anakku
Kala engkau sakit, anakku
Aku merasakan dirikulah yang sakit
Ketika engkau mulai berlari
Aku takut engkau terjatuh dan kesakitan
Namun anakku tidak mengeluh ketika tersungkur dan berdarah
Dia bangun dan memperlihatkan lukanya padaku
Tanpa air mata dan diwajahnya tiada terlihat kesakitan yang di deritanya
Aku bangga dan kagum pada anakku yang tegar dan tabah
Kala mengalami kesedihan dan kesakitan
Aku belajar banyak dari putriku
Akan ketegaran dan ketabahan  yang harus kujalani dalam sisa hidupku
Anakku tidak takut akan air gelombang yang menerpa kaki mungilnya
Saat itu aku menyadarinya kalau anakku akan menjadi ….
anak yang tegar dan berani


AKU MENCINTAINYA
Aku menyadari anakku telah membuat hati semua orang
Takluk dan tunduk padanya, untuk selalu mengasihinya
Anakku mampu mengambil hati saudara perempuannya
Dengan tawa dan keceriaan yang dimilikinya
 Anakku mampu memikat hati sepupunya
Dengan senyuman yang meneduhkan hati
Impian dan harapanku…
dia tumbuh menjadi anak yang cantik lahir batin
seperti saudara perempuannya yang mengendongnya
Ibu Lina…
Telah  menimang dia sejak lahir dan anakku tak pernah lepas dari matanya
Terima kasih bu ‘Na…
Kami menyayangi dan mengasihimu sepanjang hidup kami
16.28 | 0 komentar | Read More

puisi anakku

Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu…
Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah

Sembilan bulan nak,… engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata…

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun

Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia
Saat itulah… saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu

Tetapi anakku…
Hidup memang pilihan…
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak…
Maafkan ibu…
Maafkan ibu…
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak…
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak…
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu…
16.24 | 0 komentar | Read More
 
berita unik