Translate

contoh drama sengatan kematian

Written By iqbal_editing on Rabu, 21 Desember 2016 | 06.27

Contoh Naskah Drama [Sengatan Kematian]

Oleh : Ahmad Hidayatullah
              Gulitanya malam bergulat dengan remang pelita yang berpijar dari sebuah obor. Kelabu menghias jiwa yang berkelit amarah, bersama riuhnya malam suara jangkrik mewarnai jurnal kala itu. Disebuah tempat pemakaman umum tepatnya diatas kuburan yang baru berusia dua hari, ada seorang perempuan menangisi kepergian suaminya yang menghembuskan nafas terakhir secara tak wajar. Rintihan kesedihan terdengar samar dalam kegelapan.
Dahlia : “Suamiku! Teganya dia membunuh suamiku” (Teriak Dahlia sambil meremas tanah).
            Tiga hari yang lalu, seorang seorang lelaki setengah baya mengunjungi rumah Dahlia. Lelaki itu adalah rekan bisnis suami Dahlia yang baru saja meninggal yaitu Johan. Dahlia merasa terganggu akan kedatangan lelaki tersebut ke rumahnya.
Dahlia : “Kejam! Dia datang dengan rombongannya secara tiba-tiba lalu terus meneriakkan nama suamiku, apa yang dia inginkan sebenarnya? Sementara kami hanya bisa merontah apa adanya. Hingga akhirnya suamiku memintaku untuk bersembunyi. Aku hanya bisa melihat darri tempat persembunyian, suamiku dibantai oleh rombongan biadap itu. Lihatlah nanti semuanya akan aku balas dengan hal yang lebih kejam dari apa yang dia lakukan. Aku tidak akan membiarkan setiap nafas yang ia hirup dari alam secara normal, aku akan membuatnya sensara.”
***
            Senja telah menjamah dunia, sinar sore menembus kaca perkantoran tempat dimana Firman bekerja. Firman yang sedang merapikan mejanya merasa ada yang aneh ketika sore itu. Lampu ruang tempat ia bekerja tiba-tiba mati. Pandangan pun terhambat akibat gelapnya ruangan itu. Sesaat kemudian lampu kembali hidup, Firman menemukan secarik kertas berisikan tulisan yang terselip dibawah pintu.
Firman : “Hidup matimu tergantung ditangan ku sekarang”(keheranan sambil memegang kertas).
            Firman hanya berlalu melupakan hal itu  dan untuk kedua kalinya dia menemukan kertas yang sama diatas mejanya pada keesokan harinya. Teror tersebut terus menghantui Firman, tidak ada seorang pun yang mengetahui hal ini. Kejanggalan demi kejanggalan terus ia alami.
Firman : “Ha! Kenapa lampunya mati ” (Teriak ketakutan terdengar).
Sebuah tali melilit tepat dipergelangan kaki kiri Firman dan ia pun terseret terbawa oleh tali itu hingga kesebuah gudang yang berada dilantai bawah tanah.
Firman : “Tolong, tolong, tolong, siapa kau?”
Dahlia : “Nanti juga kau tahu siapa saya.”
Firman : “ Apa yang kau inginkan dariku ?”
Dahlia : “Seharusnya aku yang lebih pantas untuk bertanya seperti itu.”
Firman : “Ha!”(Berteriak dan lansung pingsan).
***
Firman : “Au”(Terbangun dan terkejut akan tegangan listrik yang menyengatnya)
Dahlia : “Sebelum aku menghabisi nyawamu, aku ingin tahu apa alasanmu membunuh suamiku?”
Firman : “Apa yang kau maksud?”
Dahlia : “Sudahlah jangan menghela lagi, aku adalah istri dari seorang yang kau bantai satu minggu yang lalu.”
Firman : “Oh, jadi kamu adalah istrinya.”
Dahlia : “Janganlah kau menyombongkan dirimu lagi. Nyawamu berda ditangan ku sekarang.”
Firman : “Apa yang kau inginkan sekarang?”
Dahlia : “Mengapa kau membunuh suamiku?”(Berteriak didepan wajah Firman).
Firman : “Apa yang kau bicarakan ?”
Dahlia : “Jangan berpura-pura tidak tahu.”(Sambil menekan tombol yang mengeluarkan sengatan listrik).
Firman : “Tidak! Tolong!”
Dahlia : “Berteriak saja kau sepuasnya tidak akan ada orang yang mendengarmu, jelaskan kesalahan suamiku!”
Firman : “Tidak, aku tidak akan menceritakannya.”
Dahlia : “Oh, baiklah kalau kau tidak mau berbicara listrik ini akan membuat mu bicara.”(Menambah tegangan listrik dan menekan tombol penyengat listrik tersebut)
Firma : “Baiklah, sebenarnya suamimu adalah seorang yang mengetahui semua kesalahan ku dan dia mengancam akan memberitahukan semua kasus korupsi ku kepada Direktur Utama, karena itulah aku membunuhnya.”(menjawab dengan terrbata-bata)
Dahlia : “Teganya kau membunuh suamiku. Karena suamiku meninggal karena kau, maka kau juga pantas untuk mati.”
            Dengan tegangan listrik tinggi yang sudah diatur oleh Dahlia, sepasang kabel yang melilit tubuh Firman menyengat tubuhnya tanpa ampun. Firman pun tewas mengenaskan dengan posisi terduduk dikursi dalam gudang. Dahlia pun melarikan diri meninggalkan lokasi perkara. Hingga sampailah ia pada alam yang gelap tanpa ada orang disekitarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik