Penjahit Laki-laki pun Bisa Sukses!
“Ketekunan
dan kerja keras adalah kunci suksesan saya.” Itulah yang dikatakan Pak Giman
pada karyawannya ketika ditanya tentang kesuksesan dirinya sekarang ini.
Laki-laki berusia 40 tahun itu menceritakan awal merintis usahanya.
“Setelah
lulus SMP, saya lalu melanjutkan ke SMK jurusan Tata Busana.”
“Itu
kan sekolah khusus wanita pak?” Tanya Ratih, salah seorang karyawanannya.
“Khusus
wanita sih tidak, tapi memang kebanyakan muridnya memang perempuan. Namun apa
salahnya? Karena saya pikir dengan keterampilan itu saya bisa membuka usaha
sendiri.” Jawab Pak Giman.
Akan
tetapi, pada kenyataannya tak seindah yang dibayangkan Pak Giman. setelah Pak
Giman lulus, beliau tidak memilikiu modal untuk membuka untuk membuka usaha
kios jahit sendiri. Maka, setelah ia lulus, Pak Giman pergi merantau ke
Jakarta. Tanpa pengalaman dan tanpa kawan, dia seorang diri melamar pekerjaan
kesana-sini. Walaupun dua minggu Pak Giman masih menganggur karena belum mendapat
pekerjaan, tapi ia akhirnya diterima di sebuah perusahaan konveksi.
“Di
perusahaan itu saya mendapat banyak pengalaman berharga. Pengalaman yang lebih
berguna dari pelajaran sekolah.” Tutur Pak Giman.
Lalu,
kenapa bapak keluar dari perusahaan itu?” Tanya Ratih.
Dari
awal Pak Giman memang bercita-cita membuka kios jahit sendiri, dan niatnya itu
sudah tidak terbendung lagi ketika lima tahun ia bekerja, gajinya tidak kunjung
mengalami kenaikan.
“Pada
waktu itu gaji saya seratus ribu perbulan, memang lumayan untuk tahun 95-an.
tapi, dengan gaji segitu rasanya kurang untuk hidup di Jakarta. Dari situ saya
berniat untuk pulang kampong.”
Dengan
cukup modal yang diperoleh dari Jakarta, Pak Giman membuka kios Jahitnya
sendiri. Awalnya, usaha Pak Giman tidak berjalan mulus. Minggu pertama, kios
Pak Giman masih sepi. Namun, berkat kesabaran dan usaha kerasnya, pelanggan Pak
Giman pun semakin banyak. Karena itulah Pak Giman merekrut karyawan. Sampai
saat ini, Pak Giman sudah mempunyai karyawan sebanyak sepuluh orang, termauk
Ratih. Rumahnya pun sudah tidak cukup untuk usahanya itu. Maka dari itu, Ia
membeli lahan kosong di samping rumahnya untuk dibangun ruangan lagi.
“Jadi,
semua ini hasil dari usaha jahit ini ya pak?”
“Betul!
Semua ini berkat hasil jerih payah saya dari usaha jahit ini.”
“Lalu,
kenapa kios jahit ini diberi nama ‘Pangestu Tailor’?”
“Pangestu
Tailor itu maksudnya saya berharap usaha ini diridhoi oleh Allah dan direstui
oleh orang tua.”, kata Pak Giman mengakhiri ceritanya.
0 komentar:
Posting Komentar