Translate

cerpen tentang penjahit

Written By iqbal_editing on Minggu, 08 Januari 2017 | 07.30

Penjahit Laki-laki pun Bisa Sukses!
          “Ketekunan dan kerja keras adalah kunci suksesan saya.” Itulah yang dikatakan Pak Giman pada karyawannya ketika ditanya tentang kesuksesan dirinya sekarang ini. Laki-laki berusia 40 tahun itu menceritakan awal merintis usahanya.
          “Setelah lulus SMP, saya lalu melanjutkan ke SMK jurusan Tata Busana.”
          “Itu kan sekolah khusus wanita pak?” Tanya Ratih, salah seorang karyawanannya.
“Khusus wanita sih tidak, tapi memang kebanyakan muridnya memang perempuan. Namun apa salahnya? Karena saya pikir dengan keterampilan itu saya bisa membuka usaha sendiri.” Jawab Pak Giman.
Akan tetapi, pada kenyataannya tak seindah yang dibayangkan Pak Giman. setelah Pak Giman lulus, beliau tidak memilikiu modal untuk membuka untuk membuka usaha kios jahit sendiri. Maka, setelah ia lulus, Pak Giman pergi merantau ke Jakarta. Tanpa pengalaman dan tanpa kawan, dia seorang diri melamar pekerjaan kesana-sini. Walaupun dua minggu Pak Giman masih menganggur karena belum mendapat pekerjaan, tapi ia akhirnya diterima di sebuah perusahaan konveksi.
“Di perusahaan itu saya mendapat banyak pengalaman berharga. Pengalaman yang lebih berguna dari pelajaran sekolah.” Tutur Pak Giman.
Lalu, kenapa bapak keluar dari perusahaan itu?” Tanya Ratih.
Dari awal Pak Giman memang bercita-cita membuka kios jahit sendiri, dan niatnya itu sudah tidak terbendung lagi ketika lima tahun ia bekerja, gajinya tidak kunjung mengalami kenaikan.
“Pada waktu itu gaji saya seratus ribu perbulan, memang lumayan untuk tahun 95-an. tapi, dengan gaji segitu rasanya kurang untuk hidup di Jakarta. Dari situ saya berniat untuk pulang kampong.”
Dengan cukup modal yang diperoleh dari Jakarta, Pak Giman membuka kios Jahitnya sendiri. Awalnya, usaha Pak Giman tidak berjalan mulus. Minggu pertama, kios Pak Giman masih sepi. Namun, berkat kesabaran dan usaha kerasnya, pelanggan Pak Giman pun semakin banyak. Karena itulah Pak Giman merekrut karyawan. Sampai saat ini, Pak Giman sudah mempunyai karyawan sebanyak sepuluh orang, termauk Ratih. Rumahnya pun sudah tidak cukup untuk usahanya itu. Maka dari itu, Ia membeli lahan kosong di samping rumahnya untuk dibangun ruangan lagi.
“Jadi, semua ini hasil dari usaha jahit ini ya pak?”
“Betul! Semua ini berkat hasil jerih payah saya dari usaha jahit ini.”
“Lalu, kenapa kios jahit ini diberi nama ‘Pangestu Tailor’?”
“Pangestu Tailor itu maksudnya saya berharap usaha ini diridhoi oleh Allah dan direstui oleh orang tua.”, kata Pak Giman mengakhiri ceritanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik