Dulu waktu aku kelas 7 di MTsN Babakan, aku mengikuti sebuah
organisasi PMR. Aku senang karena di sana banyak teman-teman seumuranku yang
sangat ramah terhadapku.
Pertama kali masuk kelas PMR rasanya tegang sekali. Aku
berusaha beradaptasi dengan kakak-kakak kelasku. Berbulan-bulan telah berlalu.
Kini masa pelantikan pun segera datang. Aku benar-benar senang sekali karena
akan menjadi anggota baru di PMR ini. Namun aku tegang karena katanya di
pelantikan itu akan ada penggemblengan. Aku akan berusaha untuk memperdalam
pengetahuanku selama mengikuti masa pelantikan tersebut.
Hari yang ditunggu-tunggu kini telah tiba. Rencananya kami
semua akan menginap di sekolah selama 3 hari 2 malam.
Alhamdulillah satu hari telah berlalu dan belum terjadi hal
yang berlebihan. Kemudian di malam kedua, semua calon anggota baru disuruh
kakak kelas kami untuk mencari syal biru sebagai bukti bahwa kami telah menjadi
anggota PMR. Tepatnya sekitar pukul 1 malam, kami dibangunkan dari tenda untuk
segera bergegas mencari syal biru yang telah tersebar di berbagai tempat di
sekolah. Awalnya aku senang tetapi ternyata seluruh lampu sekolah dimatikan. Ini
benar-benar membuat suasananya semakin seram. Kami hanya diberi waktu 15 menit.
Bagiku itu waktu benar-benar tak cukup.
Aku memutuskan untuk menelusuri kelas 9 B yang kini telah
menjadi kelas 9 I. Kelasnya terletak di
samping kanan lapangan sekolah. Aku memberanikan diri untuk memasuki ruangan
gelap tersebut. Benar-benar seram dan mencengkeram sekali suasananya, membuat
aku jadi merinding dan ketakutan. Baru 3 langkah dari tempat aku berdiri, aku
langsung menjerit dan lari ketakutan karena di pojok ruangan ada bayangan putih
samar-samar yang sedari tadi sepertinya memperhatikanku. Aku lari sekuat tenaga
untuk mencari teman-teman atau bantuan. Tanpa aku sadari ternyata aku lari
menuju toilet dekat kantor sekolah. Semua pintu toilet terbuka, kecuali toilet
wanita di sebelah kanan. Di sana terdengar suara air. Kupikir orang yang ada di
dalam toilet itu adalah temanku yang bernama Laila karena dia memanggil namaku
dan sepertinya pintunya terkunci dari luar. Aku kasian pada Laila. Aku memberanikan
diri untuk menolongnya. Setelah pintu berhasil terbuka, ternyata tidak ada
siapa-siapa di dalam toilet sana. Aku tidak percaya dan terdiam membisu. Setelah
aku berpikir, lebih baik aku berlari menuju lapangan sekolah. Aku segera
berlari. Aku terjatuh di tengah lapangan karena tersandung sesuatu. Kulihat itu
adalah sebungkus plastik hitam. Aku penasaran dan langsung membukanya. Pada saat
itu aku benar-benar tak menyangka ternyata isi dalam plastik hitam itu adalah
syal biru. Terimakasih ya Allah, ternyata aku berhasil menemukan syal biru. Ini
adalah suatu perjuangan yang menegangkan bagiku.
15 menit berlalu. Kami calon anggota PMR kelas 7 dikumpulkan
di lapangan. Seluruh lampu sekolah dinyalakan kembali.
Esoknya, kami diangkat menjadi anggota PMR baru dengan hati
yang senang dan masih sedikit agak takut. Wow… ini adalah pengalaman yang tak
akan pernah kulupakan seumur hidupku.
Setelah kejadian tersebut, aku akan berusaha lebih baik lagi
dan tidak akan takut lagi dengan kegelapan malam.
0 komentar:
Posting Komentar