Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main. Ciri-ciri puisi mbeling Mengutamakan unsur kelakar; pengarang memanfaatkan semua unsur puisi berupa bunyi, rima, irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan (tersirat).
Lalu apa bedanya Puisi Mbeling dengan Puisi kontemporer? Jika Puisi Kontemporer, muncul pada masa kini yang bentuk dan gayanya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi pada umumnya, puisi yang lahir di dalam kurun waktu tertentu yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan puisi lainnya. Sedangkan Puisi mbeling lebih mengacu pada ke-apaadanya pemilihan kata. Secara awam sebenarnya sulit dibedakan antara Mbeling dan Kontemporer tetapi Puisi Kontemporer bisa berupa puisi yang sulit dibaca dan diartikan, lihat pada Contoh Puisi Kontemporer Wirasatriaji.
Dan inilah Kumpulan Puisi-puisi Mbeling yang coba saya buat. Dengan berbekal keterbatasan kemampuan dan Inajinasi semoga ini termasuk Mbeling.
Kumpulan Puisi Mbeling Karya Wirasatriaji
DATANG DAN PERGI
a
ku
datang
ka
mu
pergi
aku pergi kamu datang kamu pergi aku datang
kita pergi kita datang
mereka diam
KUTANG
Kutangmu tak menjadi kutangku
Karena dadamu merah tak membiru
Celanamu tak menjadi celanaku
Karena milikmu lebat di segala penjuru
***
Kisah Kasih
Jalinan kisah kasih yang mengisahkan sepasang kekasih tentang kasih untuk kekasih yang terkasih hingga jadilah kisah tentang kasih.
Sepasang kekasih yang selalu merindu kekasih terkasih yang terjalin dalam kisah kasih pasangan kekasih dalam balutan kasih menjadikan kisah kasih sepanjang kisah dengan kasih yang terkasih dari kekasih.
Datanglah wahai kekasih, datanglah dalam kasih agar menjadi kisah tentang tangis kasih, tawa kasih, rindu kasih, peluk terkasih, dan kasih yang terkisah dalam kasih kita yang saling mengasihi agar terukir kisah kasih sepasang kekasih yang akan selalu terkisah dalam kasih.
Inilah kisah tentang kasih kita, kekasih.
Tentang sepasang kekasih yang selalu merindu kasih dari kekasih yang terkasih dalam kisah kasih.
***
Amerta
Aku ingin ada, lebih lama
Lebih lama dari yang engkau kira
Dalam hidupku, hidupmu, atau hidup mereka
Dalam matiku, matimu, atau mati mereka
Sebab aku punya puisi, di sini
Di batu yang telah kutulisi namaku sendiri
Tak perduli dibaca atau dicibiri
Puisi akan tetap puisi
0 komentar:
Posting Komentar