Esai Riset
Esai
jenis ini menuntun Anda menelusuri karya-karya atau tulisan-tulisan
orang lain dan meminta Anda untuk membandingkan pemikiran mereka dengan
pemikiran Anda. Menulis esai riset melibatkan Anda untuk mencari
sumber-sumber yang relevan dan melakukan sintesa atas temuan-temuan yang
Anda dapatkan dari berbagai sumber tulisan. Temuan dan gagasan yang
Anda dapatkan ini kemudian dibandingkan dengan gagasan yang Anda miliki.
Anda harus mendapatkan teks atau tulisan mengenai subjek yang Anda akan
tulis dan menggunakan gagasan yang didapatkan untuk mendukung topik
yang Anda akan tulis. Karena begitu mudah tenggelam dalam berbagai
tulisan yang begitu banyak didapatkan, Anda harus sangat berhati-hati
dalam membatasi topik yang akan ditulis. Dalam hal ini Anda harus
melakukan klasifikasi dan memilah-milah informasi mana yang valid dan
handal unutk mendukung gagasan atau topik yang Anda tulis. Bahaya yang
paling sering terjadi dalam penulisan esai jenis ini adalah penjiplakan
(plagiarism). Jika esai Anda lebih banyak berupa kutipan atau parafrase
ketimbang gagasan asli Anda, Anda tidak melakukan sintesa tetapi hanya
mengkopi gagasan orang lain. Dosen atau guru akan memberi nilai yang
rendah untuk esai yang lebih banyak berupa kutipan atau parafrase.
Apalagi jika kutipan atau parafrase ini tidak menyertakan sumber dari
mana mereka didapatkan, tulisan ini tergolong sebagai plagiat dan harus
dimasukkan ke tong sampah.
Esai Literatur
Dalam
esai jenis ini, Anda melakukan eksplorasi dan melakukan konstruksi atas
makna dari sebuah karya sastra. Tulisan ini jelas lebih rumit dari pada
sekedar tinjauan meskipun keduanya bermaksud untuk memberikan evaluasi
atas sebuah karya. Esai literatur lebih condong memberikan komentar atau
opini Anda atas karya literatur yang ditinjau dengan memfokuskan pada
aspek-aspek tertentu yang lebih spesifik. Esai literatur menitikberatkan
pada pembahasan mengenai bangunan karya sastra yang dibahas seperti:
struktur, karakter dan karaketerisasi, tema, gaya penulisan, nada dan
suasana, dan keunggulan khusus dari kari karya yang dibahas. Tulisan
harus membahas bagaimana karya ini menjelaskan atau menyinggung suatu
persoalan tertentu dengan memakai sudut pandang tertentu dan bagaimana
detil-detil karya ini mendukung sudut pandang tersebut. Anda harus
mengambil sudut pandang tertentu terhadap karya ini dan mempertanyakan
esensi dari tema yang dibahas dan menemukan bagaimana dan mengapa
detil-detil karya ini mendukung sudut pandang Anda. Sebuah esai
literatur bisa jadi merupakan interpretasi yang Anda simpulkan yang
hanya didasarkan atas membaca karya sastra tersebut. Esai literatur juga
bisa berupa percampuran pedapat dan interpretasi Anda sendiri dan
kritik-kritik yang ditulis oleh orang lain. Sekali lagi, waspada
terhadap penjiplakan karena mengutip pandangan para kritikus sastra
tanpa menyebutkan sumbernya.
Esai Argumentasi
Seni
menulis esai argumentasi tidak mudah didapatkan. Banyak orang mungkin
berpikir bahwa jika sesorang menyatakan pendapat, dia dapat memberikan
argumen secara efektif. Kenyataannya, orang-orang semacam ini sering
terkejut ketika orang lain tidak sependapat dengan mereka karena logika
yang nampaknya kurang meyakinkan. Tambahan pula, penulis argumentasi
sering lupa bahwa tujuan utama dalam menyampaikan argumen adalah
memenangkan/merebut hati dan pikiran pembaca. Mudah sekali menyebut
nama, mengabaikan pandangan penulis lain yang didapat dari riset, mudah
menerima argumen penulis lain dan menganggapnya sebagai ajaran suci, dan
bahkan lalai untuk mengecek landasan argumennya yang dalam beberapa
tahun belakangan sering dipertanyakan kebenarannya. Hal semacam ini
sering terjadi pada para penulis argumentasi pemula. Untuk menjadi
penulis esai argumentasi yang handal, Anda harus menjadi ahli di bidang
yang Anda tulis. Ketika Anda memilih topik, hindari menulis persoalan
yang tidak mungkin dapat Anda menangkan, betapa pun kuat perasaan dan
hasrat Anda untuk menulis topik atau persoalan tersebut. Lima topik
terpopuler sepanjang waktu meliputi kepemilikan senjata api untuk warga
sipil, aborsi, hukuman mati, kebebasan berbicara, dan euthanasia
atau hak untuk mengakhiri hidup. Jika memungkinkan, hindari menulis
kelima topik ini karena Anda tidak mungkin akan dapat memenangkan hati
dan pikiran pembaca karena telah begitu banyak ahli dan praktisi yang
menulis tentang kelima topik ini. Sebagai pemula, Anda hanya akan
menjadi pengekor dan pengikut saja. Pilihlah topik-topik yang sedang
hangat dibicarakan namun belum banyak ditulis orang. Dengan begitu,
tulisan Anda akan menjadi rujukan awal dari suatu persoalan yang menyita
perhatian publik. Karena itulah, esai argumentasi menjadi esai ajuan
bagi para editor surat kabar untuk dimuat di halaman atau rubrik opini
mereka.
Esai Sebab-Akibat
Esai
sebab-akibat menyertakan beberapa elemen penulisan yang dianggap lebih
bergengsi ketimbang esai deskripsi atau narasi. Yang perlu diperhatikan
ketika menulis esai jenis ini adalah nada esai yang harus dijaga untuk
selalu kedengaran masuk akal dan bahwa apa yang Anda sajikan dalam esai
merujuk pada fakta dan dapat dipercaya. Sumber-sumber yang mendukung
sering diperlukan dan pilihan atas sumber-sumber yang handal juga
merupakan seni tersendiri karena mereka akan merefleksikan kesahihan
esai Anda. Jangan pernah menggunakan sudut pandang orang pertama
(persona saya). Esai sebab-akibat harus objektif dan tidak memihak
(imparsial). Perhatikan contoh sudut pandang yang lemah berikut:
1. Saya kira aborsi harus dilarang di bumi Indonesia.
Pemihakan
dan penggunaan kata “saya” dalam argumen di atas kurang objektif. Jauh
lebih baik kalau kita menuliskannya secara langsung dan tidak memihak,
menjadi:
2. Aborsi harus dilarang di bumi Indonesia.
Kalimat
1 menggunakan sudut pandang orang pertama (saya). Kalimat seperti ini
memberi kesan pandangan penulis yang lemah dan lebih cocok digunakan
dalam esai narasi. Kalimat 2 jauh lebih berdaya dan pernyataannya tidak
hanya membatasi pandangan penulis, tetapi juga mewakili pandangan
pembaca. Tujuan esai sebab-akibat adalah untuk meyakinkan pembaca bahwa
segala sesuatu ada sebabnya atau bahwa peristiwa satu mempengaruhi
peristiwa lainnya.
Esai Perbandingan
Tujuan
dan fungsi utama esai perbandingan adalah jelas – menemukan persamaan
dan perbedaan antara dua objek yang diperbandingkan. Jenis esai ini
menyaratkan penulisnya sebagai seorang pengamat. Dalam banyak kasus,
penulis esai perbandingan tidak harus seorang pakar atau sarjana yang
tahu persis akan objek yang ditulisnya. Esai ini juga tidak mengharuskan
perlunya referensi yang bersifat akademis. Esai
perbandingan pada umumnya bersifat subjektif dan penulisnya diminta
untuk memunculkan perbedaan atau persamaan yang signifikan dari objek
yang ia tulis agar dapat dijabarkan dan dianalisis dalam tulisan.
Meskipun terdapat penekanan yang berbeda ketika penulis menitikberatkan
pada perbedaan atau persamaan dari objek yang dia tulis, pola penulisan
esainya tetap sama, yaitu diawali dengan satu paragraf pendahuluan,
beberapa paragraf isi (tubuh esai), dan satu paragraf penutup. Ketika
menulis esai jenis ini, jangan lupa untuk menggunakan ungkapan-ungkapan
bahasa yang menjadi cirikhas dari esai ini. Ungkapan-ungkapan spesifik
yang cocok digunakan untuk penulisan esai ini dapat membantu memperjelas
tujuan penulisan esai. Misalnya, Anda dapat menggunakan ungkapan “di
lain pihak”, “sebaliknya”, demikian pula”, “sama halnya dengan”,
“dibandingkan dengan”, “tidak seperti”, “meskipun demikian”, dan
lain-lain. Ungkapan-ungkapan ini akan membuat gagasan yang Anda
sampaikan menjadi melekat dan menyatu dalam satu kesatuan pandangan,
sehingga secara otomatis membuat esai Anda semakin meyakinkan.
0 komentar:
Posting Komentar