Munculnya
orang ketiga bernama Hadi, membuat
suasana runyam. Hadi bersahabat dengan si suami.Orangnya pendiam dan penurut.
Perbendaharaan katanya “ya” dan “tidak”. Keperibadiannya sangat tertutup.
Sehingga korps pejuang pembela kemerdekaan
memilihnya sebagai anggota divisi intelejen. Hadi juga krturunan
bangsawan dengan marga yang sama dengan si suami.
Pada
waktu perang melawan NICA di gnung Duren. Si suami menitipkan surat orang
tuanya pada Hadi, sama sekali belum dibacanya. Jangankan membaca isinya,
membuka amplopmya pun tidak.
“Aku
tak pernah membaca isinya. Ini amanat. Di.......... kala aku tewas dalam
penjegatan di Lembah Nangka. Tolong, kau sampaikan surat ini pada
tujuannya.......” pesan terakhirnya pada Hadi. Hadi pun mengangguk tanda
setuju.
Pertempuran
dahsyat pun terjadi. Seluruh pasukan pencegat pun terkurung di Lembah Nangka.
Tidak ada yang bisa lolos. Semua tewas, menggenaskan. Rupa-rupanya si suami
selamat, tertindih mayat kawannya. Ketika suasana dirasa telah aman. Ia pun
keluar dari persembunyiannya. Ia langsung menuju rumah sahabat ayahnya. Rumah
itu, tidak jauh dari letak Lembah Nangka yang dibatasi kelokan perbukitan.
Mengandalkan ketajaman instingnya ia temukan rumah sahabat ayahnya. Sampai
disana ia terasa disambar petir siang bolong. Hadi, sahabatnya, sedang bersiap-siap
melaksanakan akan nikah dengan putri sahabat ayahnya. Prosesinya, belum
dimulai. Karena orang tua Hadi belum datang. Kedatangan sahabatnya, disambut
Hadi dengan hangat. Ia pun merangkul sahabatnya erat.
“Selamat
Di, mudah-mudahan pernikahanmu ini dapat mewujudkan keluarga sakinah......’’
“Terimakasih
Mas. O,ya Mas Dirjo surat yang kamu titipi padaku tempo hari sudah aku
sampaikan pada beliau.....dan aku dipaksa kawin, “ katanya.
“Dipaksa
kawin?”
“Ya, mas dengan putrinya itu lo. Aku sempat nolak.
Beliau marah. Begini katanya,”kamu jadi anak harus nurut pada oarang tua jangan
berlagak, gitu.” Aku jadi bingung.”
“Bingung?
“Ya
to Mas. Aku kan belum kepingin kawin. Aku kepingin berkarir dulu. Republik ini,
belum sepenuhnya merdeka. Gaji prajurit belum menjadi jaminan. Kalau kawin aku
bisa keluar dari kesatuan. Mendadak gini kan aku jadi bingung. Aku pulang, lalu
cerita sama Pak De di Keraton Kesunanan. Beliau malah mendukung dengn alasan
pertalian kaluarga. Malah Pak De janji menjemput Bapak sama Ibuku. Mereka mau
hadir dalam pesta mantu ini. Aku tak bisa lagi menghindar.” Kata Hadi
mencurahkanperasaannya pada Dirjo. Ia sendiri kaget, tumben saja ia bisa lancar
berbicara disaat keadaan genting. Biasanya, ia hanya bisa diam saja.
Dirjo
tidak tahu topik permasalahan sebenarnya. Di hatinya, ribuan pertanyaan
menyerbunya. Pada saat bersamaan ayah dari pihak istri keluar dari kamarnya.
“Oh,
ini temanmu yang pejuang itu?”
“Ya
pak,” sambutnya naif” Sahabat saya ini, putra kebanggaan Maijen. Raden Mas Aryo
Setiawan yang suratnya saya berikan tempo hari, Pak.....”
“Apa?”
Tiba-tiba
saja langit berputar. Orang tua itu jatuh pingsan. Semua terkejut. Mereka
menggotongnya ramai-ramai keruang tengah. Setelah siuman, mereka dikumpulkan.
Tidak terkecuali, tamu undangan menyaksikan.
“Maaf
Pak penghulu, boleh saya bacakan surat wasiat kakang Raden Mas Aryo
Setiawan........”
Penghulu
mengangguk.Setengah berteriak, ia membacakan surat itu.
“Sahabatku,
Raden Mas Aryo Benang. Ini aku hadapkan putraku supaya kamu nikahkan dengan
putrimu. Aku percaya,sama kalian. Selesaikan secara tuntas. Dari sahabatmu :
Raden Mas Aryo Setiawan.”
Semua
hadirin terhenyak, surat singkat itu menimbulkan pertanyaan di hati mereka.
Orang tua Dirjo sudah mempercayakan sepenuhnya pada keluarga besarnya untuk
prosesi akad nikah sampai selesai. Berarti orang tua lelaki tidak bisa datang.
Namun yang jadi teka-teki kenapa pihak suami berkeras datang, dan minta untuk
menunggu acara digelar sampai mereka datang?. Lama mereka bengong. Setiap
kepala yang hadir disana memutar otak. Saling toleh. Kemudian tertawa
terpingkal-pingkal. Mereka paham. Putra Raden Mas Aryo Setiawan itu, tidak lain
pejuang yang baru datang. Yang disangka tewas. Ternyata selamat. Dan, datang
tepat saat detik-detik akad nikah akan dimulai.
0 komentar:
Posting Komentar