Translate

unsur intrinstik cerpen sueat karya putu sugih arta

Written By iqbal_editing on Jumat, 09 September 2016 | 05.56

4.3 Unsur Intrinsik Cerpen “Surat” karya Putu Sugih Arta sebagai berikut:   4.3.1 Tema Tema dapat kita ketahui setelah membaca cerita secara keseluruhan dengan kata lain tema atau titik tolak sebuah cerita biasanya merupakan sesuatu yang tersirat bukan tersurat.Penulis menyimpulkan bahwa tema yang terdapat dalam cerpen “Surat” karya Putu Sugih Arta adalah tema perjuangan melawan penjajah untuk mempertahankan kemerdekaan rakyat.Tema ini tercermin dari tokoh Dirjo. Perjuangan yang ditampakan Dirjo dapat dilihat dalam kutipan cerita dibawah ini:
Kutipan 1 :
                        Pada waktu perang melawn NICA di gunung Duren. Si suami (Hadi) menitipkan surat orang tuanya pada Hadi”. Di......... kala aku tewas dalam pencegatan di Lembah Nangka. Tolong, kau sampaikan surat ini pada tujuannya.........”
Kutipan 2 :
                        “Pertempuran dahsyat pun terjadi. Seluruh pasukan pencegat pun terkurung di Lembah Nangka. Tidak ada yang bisa lolos. Semua tewas, menggenaskan. Ruopa-rupanya si suami selamat, tertindih mayat kawannya”
            4.3.2  Latar / Setting
                         Latar atau seting adalah tempat dan waktu serta keadaan yang menimbulkan suatu peristiwa dalam sebuah cerita. Sebuah certita harus jelas di mana berlangsungnya suatu kejadian, latar merupakan elemen penting dalam sebuah cerita.
            Dalam cerpen “Surat” karya Putu Sugih Arta dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a.Latar tempat yaitu tempat terjadinya peristiwa dalam cerita.
            Dalam cerpen “Surat” karya Putu Sugih Arta tempat terjadinya peristiwa yang mendominasi adalah daerah tempat terjadinya peperangan. Sebagai mana kutipan cerita dibawah ini :
            “Pada waktu perang melawan NICA di gunung Duren. Si suami menitipkan surat orang tuanya pada Hadi”
            “Pertempuran dahsyatpun terjadi. Seluruh pasukan pencegatpun terkurung di Lembah Nangka”
b.Latar suasana
            Latar suasana adalah latar yang menggambarkan keadaan batin atau suasana jiwa pada tokoh. Dlam cerpen “Surat” karya Putu Sugih Arta mengalami suasana hati yang bragam. Ada cinta, bahagia, sedih dan sebagainya.
Kutipan 1 :    
            Sebagaimana kutipan berikut :
            “Dipaksa kawin?”
            “Ya, Mas dengan putrinya itu lo. Aku sempat nolak. Beliau marah. Begini katanya, ‘kamu sebagai anak harus nurut pada orang tua jangan berlagak gitu, ‘ Aku jadi bingung.
            “Bingung?”
            “Ya to Mas. Aku kan belum kepingin kawin. Aku kepingin berkarir dulu. Republik ini, belum sepenuhnya merdeka. Gaji prajurit belum menjadi jaminan. Kalau kawin aku bisa keluar dari kesatuan. Mendadak  gini kan aku jadi bingung”.
Kutipan 2 :
            “Semua hadirin terhenyak, surat singkat bitu menimbulkan pertanyaan dihati mereka. Orang tua Dirjo sudah mempercayakansepenuhnya pada keluarga besarnya untuk prosesi akad nikah sampai selesai. Berarti orang tua lelaki tidak bisa datang. Namun yang jadi teka-teki keluarga pihak suami bersikeras datang, dan meminta untuk menunggu acara digelar sampai mereka datang? . Lama mereka bengong. Setiap kepala yang hadir disana, memutar otak. Saling toleh. Kemudian semua tertawa terpingkal-pingkal. Mereka paham. PutraRadenMas Aryo Setiawan itu, tidak lain pejuang yang baru datang. Yang disangka tewas. Ternyata selamt. Dan, datng tepat saat detik-detik akad nikah akan dimulai”.
            4.3.3 Tokoh dan penokohan
                        Tokoh-tokoh yang diceritakan dalam sebuah cerita fiksi sebagain besar adalah tokoh rekaan, kendati berupa rekaan atau hayal imajinasi pengarang. Masalah penokohan merupakan suatu bagaian penting dalam membangun sebuah cerita.
            Dilihat dari besar kecilnya peran tokoh dalam cerpen “Surat” karya Putu Sugih Arta. Maka tokoh sentral cerpen ini adalah Dirjo, Hadi, Raden Mas Aryo Setiawan, Raden Mas Aryo Benang. Sebagaimana kutipan berikut:
Kutipan 1 :
            Munculnya orang ketiga  bernama Hadi, membuat suasana runyam. Hadi bersahabat dengan si suami.Orangnya pendiam dan penurut. Perbendaharaan katanya “ya” dan “tidak”. Keperibadiannya sangat tertutup. Sehingga korps pejuang pembela kemerdekaan  memilihnya sebagai anggota divisi intelejen. Hadi juga krturunan bangsawan dengan marga yang sama dengan si suami.”
Kutipan 2 :
            “Dirjo tidak tahu topik permasalahan sebenarnya. Di hatinya, ribuan pertanyaan menyerbunya. Pada saat bersamaan ayah dari pihak istri keluar dari kamarnya.”
Kutipan 3 :
            “Sahabatku, Raden Mas Aryo Benang. Ini aku hadapkan putraku supaya kamu nikahkan dengan putrimu. Aku percaya,sama kalian. Selesaikan secara tuntas. Dari sahabatmu : Raden Mas Aryo Setiawan.”
4.3.4 Alur (plot)
            Alur merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam membangun sebuah prosa fiksi. Dalam pengertiannya secara umum plot atau alur diartikan sebagai keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam cerita.
            Jenis alur dalam cerpen “Surat” karya Putu Sugih Arta ini dijelaskan mulai dari akhir cerita kemudian awal cerita (alur mundur). Sebagaimana kutipan berikut:
            “Dulu, saat-saat kemerdekaan negeri ini baru seumur jagung. Para pemuda dengan gigihnya mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diproklamasian oleh sepasang putra bangsa Soekarno dan Hatta. Didaerah-daerah sporadik, sebagian pemuda memakai cara konvensional. Mengandalkan otot. Mengandalkan taktik grilia menggunakan sarana bambu runcing mengusir penjajahyang ingin menguasai republik ini”
Kemudian pengarang menceritakan kejadian paa masa sekarang seperti kutipan dibawah ini :
            Semua hadirin terhenyak, surat singkat itu menimbulkan pertanyaan di hati mereka. Orang tua Dirjo sudah mempercayakan sepenuhnya pada keluarga besarnya untuk prosesi akad nikah sampai selesai. Berarti orang tua lelaki tidak bisa datang. Namun yang jadi teka-teki kenapa pihak suami berkeras datang, dan minta untuk menunggu acara digelar sampai mereka datang?. Lama mereka bengong. Setiap kepala yang hadir disana memutar otak. Saling toleh. Kemudian tertawa terpingkal-pingkal. Mereka paham. Putra Raden Mas Aryo Setiawan itu, tidak lain pejuang yang baru datang. Yang disangka tewas. Ternyata selamat. Dan, datang tepat saat detik-detik akad nikah akan dimulai”.
4.3.5  Sudut pandang
            Berbicara tentang sudut pandang berarti berbicara tentang cara pengarang menempatkan diri dalam cerita.
            Dalam cerpen “Surat” karya Putu Sugih Arta ini pengarang menggunakan teknis bercerita akuan dan orang ketiga sebagaimana kutipan cerita dibawah ini:
Kutipan 1 :
            “Pada waktu perang melawan NICA di gnung Duren. Si suami menitipkan surat orang tuanya pada Hadi, sama sekali belum dibacanya. Jangankan membaca isinya, membuka amplopmya pun tidak”
Kutipan 2 :                                                                                                  
            “Aku tak pernah membaca isinya. Ini amanat. Di.......... kala aku tewas dalam penjegatan di Lembah Nangka. Tolong, kau sampaikan surat ini pada tujuannya.......” pesan terakhirnya pada Hadi. Hadi pun mengangguk tanda setuju
Kutipan 3 :
           
            “Ya to Mas. Aku kan belum kepingin kawin. Aku kepingin berkarir dulu. Republik ini, belum sepenuhnya merdeka. Gaji prajurit belum menjadi jaminan. Kalau kawin aku bisa keluar dari kesatuan. Mendadak gini kan aku jadi bingung. Aku pulang, lalu cerita sama Pak De di Keraton Kesunanan. Beliau malah mendukung dengn alasan pertalian kaluarga. Malah Pak De janji menjemput Bapak sama Ibuku. Mereka mau hadir dalam pesta mantu ini. Aku tak bisa lagi menghindar.”
4.3.6.Gaya Bahasa
            Persoalan gaya bahasa merupakan persoalan yang penting. Gaya bahasa menunjukkan diri pengarang dan sekaligus dapat membedakan pengarang yang satu dengan pengarang yang lain.
            Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen “Surat” karya Putu Sugih Arta sebagai berikut :
a.Personifikasi
            Gaya bahasa personifikasi, yaitu mengumpamakan benda mati dapat berbuat seperti manusia.Sebagaimana kutipan berikut :
            “Siluet mengambang pada garis awan. Langit sebelah timurmermbat gelap. Serumpun bunga sedap malam menebar harumnya. Wangi melanglang, terbawa arah angin meniup, mengunjungi pintu-pintu dan jenela rumah. Hinggap sebentar, lantas sirna, terbang lagi mencari celah ruang yang kosong”
4.3.7 Amanat
            Amanat adalah pesan, gagasan, pemikiran yang  ingin di sampaikan oleh penulis lewat cerita yang dibuatnya.
            Pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam cerpen “Surat” karya Putu Sugih Arta ini adalah kita sebagi manusia yang memiliki kekuatan baik jiwa, pikiran dan raga harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencapai suatu cita-cita. Berjuanglah sekuat tenaga walupun sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa kita sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pejuang-pejuang bangsa terdahulu.





0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik