Daftar isi
Riwayat Hidup Ringkas
Dante lahir di kota Florence (Fierenze) pada pertengahan Mei 1265.[3] Di kota itu pula, ia aktif di bidang politik dan militer.[1][2] Pada saat itu, situasi kota Florence sedang bekercamuk.[3] Kota Florence merupakan kota yang memiliki konstitusi demokrasi pertama kali.[3]Dante sendiri mengenyam pendidikan di Sekolah Fransiskan bernama Santa Croce.[3] Dia dipengaruhi oleh seorang filsuf dan prosais bernama Brunetto Latini.[3] Dante begitu menekuni dunia sastra.[3]
Pada saat Dante tumbuh dewasa, ada dua partai yang sedang tumbuh, yaitu Partai Guelph (Guelf) partainya orang kulit putih, dan Partai Ghibellins partainya orang kulit hitam.[3] Keluarga Dante sendiri berada di pihak partai Guelf.[3] Pada tahun 1302, Dante dan anggota partai berjumlah kira-kira 600 orang di sana dijatuhi hukuman pembuangan dan diancam hukuman mati jika berani kembali ke kota itu.[1][2][3] Di tempat pemukimannya yang baru, ia masih juga menulis beberapa prosa, namun tidak ada yang selesai.[1] Karya puncaknya yang paling terkenal di seluruh dunia adalah Divina Commedia yang berjudul asli La Commedia.[1] Ilham dalam karya itu didapatinya dari peristiwa jatuh cinta kepada Beatrice Portinaire yang dalam kenyataannya, sepanjang hidup Dante hanya dua kali dilihatnya.[1]
Menurut buku Boccacio's life of Dante (Buku Riwayat Hidup Dante), Dante bertemu dengan perempuan itu pertama kali pada usia sama-sama 9 tahun, dan sempat saling sapa pada pertengahan Mei 1283.[3] Setelah perempuan bernama Beatrice Portinaire itu meninggal (konon berusia 24 tahun setelah menikah dengan seorang bankir kaya[3]), barulah Dante menikah dengan wanita lain.[1] Ketika Beatrice meninggal (tahun 1290), Dante menulis sebuah lagu yang menjadi awalan Divina Commedia berjudul La vita nouva (hidup baru).[3]
Pada tahun 1306, Dante dalam awal pembuangan mengunjungi Paris untuk belajar filsafat dan teologi sebagaimana ia belajar tentang puisi.[3] Karyanya yang berjudul Convivo kemungkinan ia tulis pada tahun 1305-1308, dia menceritakan bagaimana, setelah kematian Beatrice, ia berbelok kepada filsafat Cicero yang terdapat dalam buku de Amicitia dan Consolatio Philosophies.[3] Cicero adalah seorang orator, penulis, filsuf dari Romawi pada zaman Stoikisme (sebuah filsafat yang berpusat di Athena) sedang berkembang.[4] Selain Dante dipengaruhi filsafat Yunani Romawi Kuno, ia juga dipengaruhi oleh Thomas Aquinas yang menjunjung tinggi peran akal budi dalam agama.[5] Dante sendiri menyadari bahwa peran akal sangat penting, namun baginya, tujuan hidup akhir adalah bersama Allah.[5]
Karya yang tak selesai ia tulis adalah karya bersifat Ensiklopedik berjudul Convivo, sebuah puisi berbahasa Italia berjudul De vulgari eloquentia, dan sebuah pembelaan yang cemerlang untuk bentuk pemerintahan di dunia berjudul Monarchia.[2] Karya ini de Monarchia ditulis ketika ia hidup dalam lingkaran kekuasaan Raja Henri dari Luxemburg yang terpilih pada 1308.[3]
Dante sendiri mati dalam pembuangan di Ravenna pada 14 Septermber 1321.[1][3]
Divina Commedia
la Divina Commedia (The Divine Comedy), dianggap sebagai salah satu karya literatur terbesar di Eropa selama Zaman Pertengahan, dan merupakan dasar bahasa Italia modern.[1] Divina Commedia bertutur tentang perjalanan imajiner Dante ke Surga dan Neraka dengan bimbingan Virgilius, seorang penyair Romawi yang merupakan sahabat karib Dante.[1] Alkisah, setelah menyaksikan keadaan di Neraka dan Tempat Penyucian, akhirnya mereka tiba di Surga.[1] Di situlah Virgilius menyerahkan Dante kepada Beatrice dan kedua insan itu sampai di Takhta Tuhan diiringi bidadari.[1] Namun Dante tak berhasil melihat wajah Tuhan, karena pandangannya silau oleh gilang-gemilang Sang Maha Pencipta.[1]Karya Dante memang sarat dengan ajaran teologi, terutama ajaran teologi Katolik tentang api penyucian (purgatorium) di mana orang yang melaluinya berarti beralih dari hidup lama penuh dosa menuju hidup baru yang diselamatkan.[5] Di neraka disebutkan ada beberapa paus yang menghuni Lingkaran 4 (ketamakan), Lingkaran 6 (bidaah), Lingkaran 8 (penipuan);[6] dan di surga dihuni oleh orang-orang kudus.[5] Penempatan tokoh-tokoh dan penggambaran tempat-tempat dalam karya Divina Commedia menggambarkan iman kepercayaan yang berlangsung pada abad pertengahan, dan Dante mengkritiknya secara sastra.[5]
0 komentar:
Posting Komentar