Novel Ria Jumriati yang berjudul Dunia kristal ini
menceritakan kisah yang menggambarkan dengan utuh kasih sayang seorang ibu dan
seluk beluk autisme. Tokoh-tokoh dalam Novel yang berjudul “DUNIA KRISTAL”
tersebut yaitu Keisha adalah seorang anak penyandang penyakit autis, Miranda
adalah ibu dari Keisha yang terpaksa menjadi single parent yang harus mengasuh Keisha dengan segenap tenaga dan
kasih sayangnya, setelah suaminya dinyatakan hilang tanpa kabar, Mayong adalah
suami miranda dan sekaligus ayah dari keisa yang dinyakan hilang oleh polisi,
Mori adalah teman yang hanya bisa di temui Keisha di dalam dunianya yang
abstrak, Aksa adalah seseorang dari masalalu kehidupan Miranda dan merupakan
orang ketiga dalam kehidupan rumah tangga antara hubungan Miranda dan Mayong,
Dion yang merupakan anak dari Aksa, Merry adalah tokoh antagonis dalam cerita
ini, Noni adalah sahabat baik Miranda yang selalu siap membantu Miranda di
setiap Miranda ada dalam masalah, Rosida dan suaminya yang bernama candra mereka
yang menemukan mayong dan membantu Miranda untuk mengembalikan ingatan Mayong
yang telah hilang.
Ceritanya dimulai ketika Keisha mulai menghuni dunia
abstrak dan dunia misteriusnya yang tidak dapat dimengerti oleh orang normal
disekitarnya. kecuali orang yang bernasib sama dengannya. Keisha beruntung
memiliki ibu seperti Miranda yang mengasuhnya dengan sabar dan tabah dalam
menghadapi perlakuan yang kurang menyenangkan dari masyarakat disekitarnya. Kehiduan
yang selalu penuh dikelilingi dengan masalah yang dihadapi oleh Miranda sebagai
seorang ibu tidak membuat Miranda menyerah dan putus asa. Ambang batas
kesabaran dan kasih sayangnya sebagai seorang ibu tak henti-hentinya di uji.
Sebagai manusia biasa, tak jarang Miranda hampir menyentuh garis ketabahan yang
sewajarnya, namun Keisha yang pernah menjadi organ tubuhnya selama 9 bulan,
pernah menjadi satu nafas, darah dan bahkan jiwa dengan gadis kecil itu,
ternyata terlalu agung dan kuat untuk menggoyah kekokohan cintanya terhadap
buah hati spesialnya.
Banyak pelajaran positif yang dapat kita petik dari
dalam novel ini yaitu perjuangan hidup dalam mencapai sesuatu yang di inginkan
seperti kebahagiaan, cinta dan kasih sayang yang memerlukan pengorbanan yang
cukup besar, untuk mendapatkan semua itu kita harus selalu memiliki rasa percaya diri, berani mengambil
suatu resiko dan pantang menyerah dan selalu semangat, dan masih bayak lagi
pelajaran yang bisa kita petik setelah membaca novel ini. Alur ceritanya juga
sangat menarik serasa membius kita untuk mengetahui bagaimana perjuangan
seorang ibu dan besarnya kasih sayang yang dimiliki seorang ibu untuk dia
berikan kepada anaknya.
Dalam cerita ini Miranda memiliki seorang teman yang bernasib
sama dengannya yaitu Noni. Kedatangan Noni
bertujuan untuk memesan kue ulang tahun untuk acara anaknya yang akan
dilaksanakan dua minggu lagi dan berniat mengajak Miranda untuk hadir dalam
pesta tersebut karena memang tujuan acara itu untuk mengundang ibu-ibu anggota
milist autis lainnya agar beban yang dirasakan Miranda bisa berkurang.
Sementara itu Miranda dan Noni sedang asyik ngobrol, diluar sana Keisha tengah
asyik menari bersama Mori, mori merupakan sahabat baiknya Keisha yang hanya
bisa di temuinya di dalam dunianya yang abstrak dan misterius. Kali ini ia di
ajarkan mori menari dijuntai pelangi. Tak sekedar indah tapi bersimbah kedamaian
yang tak pernah ditemui Keisha di dunia ibunya. Dunia senyap dan memiliki satu
arti tanpa Tanya dan jawaban yang rumit. Satu warna, kadang redup tanpa cahaya,
menolak segala kebisingan dan Keisha nyaman berada disana.
Suatu ketika disaat Miranda berencana ketoko bahan kue
langgananya untuk membeli racikan bahan kue yang dipesan Noni, tiba-tiba saja Keisha
menangis kencang dan mengamuk karena tidak tahan dengan udara yang semakin
panas dan tak bersahabat. Disaat Miranda tak mampu berkata lagi. Tiba-tiba di
tengah kebingungannya sebuah mobil sedan merapat kepinggir trototoar. yang
mengejutkan lagi ternyata yang ada dalam mobil itu adalah Aksa, Aksa adalah
seorang lelaki yang datang kembali dari masalalunya Miranda. Pada saat pertama
kali Aksa bertemu dengan Miranda, Aksa mencoba dapat akrab dengan Keisha dan mencoba melakukan berbagai cara lainnya,
termasuk meminta bantuan Noni, karena Nonilah yang merupakan sahabat baik
Miranda, hal tersebut dilakukan karena Aksa masih mencintai Miranda dan berniat
memilikinya.
Sejak
pertemuannya dengan Aksa, Miranda pun kembali di uji dengan kenyataan
hidup yang lebih menyedihkan seperti
kejadian beberapa tahun yang lalu. Namun
kali ini yang terancam bukan hanya nyawa Miranda, tetapi nyawa Keisha juga
menjadi taruhannya. Tidak lama kemudian hubungan Miranda dan Aksa pun diketahui
oleh Merry. Disaat Aksa berangkat ke singapure, Mery menggunakan kesempatan
tersebut untuk menyuruh seorang bodiguard yang bernama Wilton untuk menculik
Keisha dan mengancam akan membunuh Keisha apabila ia masih tetap berhubungan
dengan Aksa. Demi keselamatan Keisha mirandapun segera meninggalkan rumah
sendirian dan menuju tempat yang telah ditentukan Merry agar dia bisa bertemu
kembali dengan anaknya.
Ketika Aksa
mengetahui kejadian tersebut dari Noni, tampa pikir panjang Aksa pun
langsung kembali dan membatalkan semua urusan bisnisnya yang berada di singapure
dan tujuan utamanya Aksa saat mendarat di bandara adalah rumah Miranda. Tapi
dia hanyalah menemui kekosongan. Dalam kebingungannya ia pun langsung menuju
rumah Noni. Ketika ia sampai di rumah Noni, ia pun tidak mendapat kabar apa pun
dari Noni tentang miranda.
Sepanjang perjalanan pulang ia terus saja mengingat
pesan ancaman untuk Miranda. “tinggalkan
Aksa atau anak ini yang akan meninggal!”. Dengan jari terkepal, batinnya
terus saja memaki Merry. Niatnya untuk ke rumah megahnya mendadak urung. Ia
malah membelokkan stir mobilnya menuju rumah mungil yang diam-diam telah ia
persiapkan untuk Miranda. Namun aksa sama sekali tak bisa istrahat apalagi
memejamkan matanya, ia terus saja dihantui rasa bersalah pada wanita yang
paling dicintainya. Bayangan Miranda dan Keisha terus saja berkelebat di
angannya. Akhirnya, Aksapun bangkit. Ia memutuskan untuk mencari miranda di Bandung.
Tapi sampai disana, ia juga tak menemukan Miranda. Malah menambah kebingungan
keluarganya disana.
Dari bandung, Aksa pun lansung menuju semarang tempat
kediaman ibu Miranda yang telah menjanda. Tanpa merasakan lelah sedikit pun,
Aksa terus saja menjelajahi alamat demi alamat yang telah di dapatnya dari
Tante Miranda. Namun ia pun tidak mendapatkan hasil apapun.
Seminggu sesudah Miranda tak memberi kabar baik pada
Noni terlebih Aksa. Iapun semakin limbung dan uring-uringan. Pernah pula aksa
menyuruh anak buahnya untuk melakukan pengintaian di Rumah ibu miranda. Tapi
tidak ada hasil. sosok Miranda dan Keisha
tak pernah terlihat sama sekali. Akhirnya, Aksa pun nekat melabrak Merry untuk
menanyakan keberadaan Miranda sehingga terjadi pertengkaran antara keduanya.
Setelah kejadian itu dengan kemantapan hati, Aksa pun pergi dengan meninggakan
rumah dengan satu tekat untuk menjemput dan membawa Dion selamnya dari
kehidupan Merry.
Ketika Miranda selesai membujuk Keisha dan meletakkan
Keisha ke pembaringannya, Miranda di kagetkan dengan kemunculan seorang
laki-laki yang berdiri di depan pagar
rumahnya sambil memanggil namanya. Miranda hanya menatap tak percaya sosok
lelah dan tak sehat di hadapannya. Beberapa menit mereka hanya saling
bertatapan. Sampai akhirnya Aksa menghampirinya Miranda dan memeluknya erat.
Begitu erat hingga terasa semua berat tubuh Aksa menopang di bahunya. Ia pun
terkulai pingsan di pelukan Miranda. Perasaan takut kehilangan pria itu
serta-merta menyerbu relungnya. Dalam perjalanan dalam taksi, Miranda terus
saja memandangi wajah Aksa yang rebah dipangkuannya. Terlihat jelas kerinduan
dan kelelahan yang terbalut sempurna rasa sakit yang selama ini terus
ditahannya.
Kedatangan Aksa dan dirawatnya ia di rumah sakit, tentu
membuat ibu Miranda merasa kesal. Entah siapa yang harus dipersalahkan. Meski
ia maklum bahwa Aksa lah yang terus mengejar anaknya. Tapi tindakan tak tegas
Miranda terhadap Aksa, membuatnya semakin hawatir akan keselamatan Keisha.
Untuk menenangkan hati ibunya, Miranda memilih untuk diam dan kembali ke
ruangan tengah. Ditemuinya Keisha yang tengah bermain seorang diri. Miranda tak
mau mengganggu keasyikan putrinya. Ia pun hanya duduk di sisi Keisha sambil
menyalakan televisi. Dari beberapa berita yang ada, tiba-tiba Miranda di
kejutkan oleh salah satu tayangan yang menampilkan rumah megah Aksa dan Merry.
Ibu satu anak ini di duga meminum racun hingga mati,
sedangkan anaknya yang masih berusia 3 tahun kini juga tengah terkapar dalam
kondisi sekarat, sepertinya telah dipaksanya pula untuk menegak racun serupa. Tidak
lama setalah mendengar kejadian tersebut. Miranda pun meminta izin ibunya untuk
menjenguk Aksa dan menitipkan keisha sementara waktu. Miranda pun berangkat
meski diiringi tatapan kesal ibunya.
Dalam kondisi yang masih setengah pulih, Aksa berangkat
juga ke Jakarta dengan penerbangan paling awal. Ia langsung menuju rumah sakit
dan menemui Dion kecilnya tengah bertarung melawan maut. Aksa membelai rambut
ikal Dion dengan hati miris. Ia merasa sangat berdosa telah menempatkan benih
terbaiknya pada rahim yang salah. Apa yang dilakukan Merry adalah tindakan
terbodoh dan penghianatan terbesar terhadap nalurinya sebagai perempuan yang
ditakdirkan menjadi seorang ibu.
Momen selanjutnya adalah rangkaian kebahagiaan yang
selama ini telah begitu lama mengkristal di angan Aksa. Lalu mencair dan
mengaliri segenap relungnya yang sempat gersang sejak kepergian miranda.
Hari berlalu bak laju kereta api. Memberi warna bagi
setiap kanvas hidup yang terhampar di setiap harinya. Tak terasa Miranda dan Aksa telah melewati
masa 3 tahun perkawinan mereka. Selama 3 tahun ini, telah banyak perubahan yang
terjadi pada diri Keisha. Ciri autisnya perlahan hilang. Ia mulai bisa
berkomunikasi meski dengan interaksi yang seerhana. Bisa melakukan kontak mata
dalam hitungan menit dan telah sedikit memiliki rasa empati dan berbagi
terhadap sesama.
Ketika Miranda selesai menjemput Aksa di bandara yang
baru saja menyelesaikan serangkaian perjalanan bisnisnya ke beberapa Negara di
Asia. Miranda terkejut dan terus saja menggerutu dan menyesali tindakan ceroboh
Mbok Sarti dan Mbok Ipah yang membiarkan Keisha sendirian di taman. akhirnya ia
tersadar ada sesuatu yang lain pada suaminya. Wajah Aksa begitu pucat dan
menguning, lalu nafasnya yang tersenggah lelah.
Ketika dokter Stephen secara tenang menyatakan bahwa
Aksa mengalami komplikasi lever dan gagal ginjal, Miranda hampir menangis mendengarnya.
Menyadari kenyataan bahwa Aksa harus dirawat di rumah sakit apalagi beberapa
hari. Membuat aksa uring-uringan dan memaksa pulang. Tetapi karena Miranda
bersikeras memintanya untuk beristrahat, Aksa pun pasrah.
Minggu ini bisa di katakan minggu tersibuk Miranda. Seperti
siang ini, miranda tengah tekun memeriksa laporan keuangan di salah satu perusaan suaminya,
sampai-sampai tak menyadari waktu telah melewati satu jam dari kepulangan
Keisha seperti biasanya.
Di saat Mboh Ipah memberitahukan kepada Miranda bahwa
Keisha belum pulang, Miranda tersentak kaget, apalagi ketika pak Tono pulang
dan mengatakan bahwa ia tidak menemukan Keisha sepulang sekolah tadi. Tapi ia
berkata bahwa ada soerang temannya yang melihat dia menaiki mobilnya Vera.
Tanpa pikir panjang Miranda pun langsung meminta pak Tono untuk mendatangi
rumah Wali kelasnya untuk meminta alamat Vera. Ketika Miranda sampai di rumah
Vera, ia disambut seorang perempuan seusianya yang bernama Rosida. Rosida
merupakan ibu dari Vera. Di saat Miranda di antar oleh bu Rosida ke tempat
Keisha yang tengah bermain dengan Pak Mario, mirandapun tersentak kaget melihat
sosok pak Mario, lalu ia pun roboh tak sadarkan diri.
Saat tersadar Miranda masih menemui sosok ibu Vera.
Perempuan itu terlihat bingung dengan wajah yang diliputi tanda tanya. Ketika
Miranda bertanya kepada ibu Vera tentang dimana ia menemukan orang yang bernama
pak Mario itu, ia pun dengan halus meminta pak Mario agar membiarkan mereka
berbicara berdua dan menceritakan semua kejadian bagaimana pak Mario bisa
bersama di keluarga mereka dan tentang
trauma otak yang di alaminya akibat pukulan benda keras di kepalanya.
Setelah Miranda mendengar cerita tersebut dari ibunya Vera. Dengan wajah yang
kian masih terlihat sedih itu, Miranda pun langsung memberitahukan identitas
asli pak Mario. Ketika Miranda memberitahukan bahwa sebenarnya nama asli pak
Mario itu adalah Mayong yang merupakan suaminya dan ayah dari Keisa yang
dinyaakan hilang oleh polisi empat tahun yang lalu, bu Rosida pun terkejut
heran mendengar cerita Miranda.
Sejak ia mengetahui keberadaan mayong. Tak ada satupun
dirumahnya yang diberitahu. Disaat Miranda berusaha mendekati Mayong, Mayong
pun menoleh pelan dengan kenyitan di alisnya. Ia menatap mata Miranda dengan
mata bingung lalu kembali memegang kepalanya yang mendadak sakit. Miranda
mencoba merainya dan membelai pundaknya pelan. Namun tak di sangka ia malah
marah dan megusir Miranda. Sejak kejadian itu Miranda hanya diliputi oleh
kebimbangan dan sering melamun. Kunjungan ke rumah sakit pun menjadi berkurang.
Ketika keesokan
harinya miranda datang kerumah sakit, Aksa pun dengan kondisi yang masih lemah
meminta Miranda memeluknya. Miranda pun langsung memeluk tubuh suaminya yang
semakin ringkih. Aksa pun menbalasnya, ada kehangatan yang mengaliri benak Miranda.
Ketika Aksa berusaha bangkit dari posisi dengan badannya yang masih terasa
lemah ia berkata “berjanjilah untuk tidak membenciku apa pun yang terjadi”
kata-kata itu pun di ulanginya berulangkali sehingga membuat Miranda semakin bingung.
Rahasia apa sebenarnya yang ingin di ungkapkan Aksa padanya. Namun hingga malam
tiba. Aksa tak kunjung mengatakan apapun padanya. Akhirnya Miranda pun tertidur
lelah di sisi pembaringan sambil terus menggenggam jemari Aksa. Dalam keadaan
batin yang morat-marit Miranda merasakan jiwa raganya lelah luar biasa, ia pun
bermimpi seolah melihat Mayong dan Aksa saling bertarung keras
mempertahankannya, namun Mayong pun tak mau kalah hingga akhirnya ia melihat
darah segar mengucur keras dari kepala Aksa. Tubuhnya pun terjatuh menyentuh
tanah. Miranda berteriak keras memanggil nama suaminya hingga terdengar suara
lembut suster sianny yang membangunkannya dan mengatakan Aksa telah telah
meninggal dunia. Miranda kaget bukan kepalang. Di tatapnya wajah Aksa yang
masih terlihat seperti orang tidur. Sedetik kemudian tangisan keras pun
terdengar di kamar VVIP itu.
Setelah kematian Aksa miranda pun bertekat untuk
mengembalikan ingatan Mayong. Miranda meminta bantuan bu Rosida yang merupakan
Ibu dari Vera untuk membujuk mayong melakukan serangkaian tes dan terapi untuk
mengetahui sejauh mana trauma dan kerusakan otak yang di deritanya. Setelah
berulang kali bu Rosida membujuk mayong, Mayong pun mau dan menurut saja untuk
melakukan serangkaian tes tersebut hingga akhirnya mayong pun harus melekukan
operasi ke singapore yang di temani Pak Candra-suami rosida.
Setelah operasi berjalalan lancar, Mayong pun akhirnya
sadar dan tatapannya pun lansung tertuju pada Keisha. Ia pun tersenyum dan
memeluk tubuh mungil di hadapannya. Begitu lama mayong memeluk putrinya.
Miranda pun berbisik pelan memanggil nama mayong sambil menggenggam jemarinya. Namun
miranda hanya tersedu pedih ketika Mayong masih belum juga mengenalinya.
Perlahan ada kehampaan yang merayapi segenap sanubarinya. Kelelahan dan
kecewaan lebur menjadi satu hal yang perlahan memadamkan energi dan semangat
juangnya. Namun, tekat itu kembali membulat di dadanya.
Cinta adalah segalanya. Karena cinta pula ada surga dan
neraka. Banyak hal yang terjadi karena rumitnya cinta dan keunikan dari suatu
rasa yang selalu bergelora, membara, dan memicu adrenalin hingga ketika membawa
kita pada titik di atas kewajaran yang ada. Namun kepercayaan kepada cinta
putih dan belahan jiwa pemberian ilahi, tetap menjadi suatu keyakinan bahwa kerumitan
cinta itu sebenarnya tak perlu ada, ketika kita bisa menyelaraskan antara
banyak rasa yang berperan dalam cinta, termasuk berahi dan nafsu yang selalu
menjadi pernik paling menggairahkan dalam suatu hubungan bernama cinta.
Tiga bulan sudah Mayong menempati rumah Miranda dimana
ada Dion di antara rumah kecilnya. Namun meski segala usaha telah di lakukan
oleh miranda untuk membuat Mayong kembali mengingatnya, yang dia dapatkan
hanyalah bentakan dan usiran.
Ketika Miranda baru pulang dari rumah Noni, ia berniat
untuk kesalon. Namun tiba-tiba ia mengurungkan niatnya dan ia malah berhenti di
pinggir trotoar yang banyak menjual bunga-bunga segar. Lama ia menyusuri jalan
demi jalan dan membeli satu pot tanaman “Gelombang
Cinta”. Meski tak ada makna mendasar sesuai namanya. Miranda berharap agar
tanaman itu bisa memberi efek gelombang cinta untuk mayong. Tapi matanya
kembali tertarik pada lukisan sekumpulan merpati yang dijual di seberang jalan.
Melihat jembatan penyeberangan yang masih jauh dari tempatnya dan teriknya
matahari, akhirnya membuat miranda nekat menyeberang di tengah jalur cepat yang
di lalui kendaraan dengan kecepatan tinggi. Dengan badan yang sedikit letih dan
kantuk yang terus di tahannya. Ia pun menyeberang dengan kewaspadaan rendah dan
Brukk! Miranda pun roboh dengan darah segar mengalir dari bibir dan telinganya.
Seorang pria segera keluar bersama seorang wanita dan anaknya. Mereka tak lain
adalah mayong dan majikannya. Bukan main terkejutnya Rosida ketika mengetahui
Miranda adalah korbannya. ketika Rosida menyuruh mayong mengankat Miranda,
Mayong hanya terdiam, ia terlihat bingung. Mayong terus saja memperhatikan
tubuh miranda dengan dengan tatapan tak percaya. Ketika dalam perjalanan ke
rumah sakit, pikiran Mayong pun mendadak semakin kalut. Ia seolah baru saja
tersadar dari mimpi panjang. Ia mengenali sosok berlumur darah itu!
Miranda mengalami koma selama tiga hari. Dan selam itu
pula Mayong terus menungguinya di rumah sakit. Ada cermin buram yang kian
memantulkan bayangan sempurna. Dan mayong menemuka sosok Miranda seutuhnya
disana….laki-laki itu menangis di sisi pembaringan istrinya. Diciuminya jemari
lembut Miranda yang memakai cincin yang sama dengannya. Perlahan ia mencopot
cincin itu dari jari manis Miranda, dan masih namanyayang terpatri disana. “my One and Only, Mayong”. Ia pun tersedu
pelan.
Mayong yang kelelahan akhirnya tertidur di sisi Miranda.
Hingga waktu pun terus berjalan menempuh jejak-jejak takdir. Ketika Miranda
tersadar, ia melihat Mayong masih tertidur dengan wajah tertelungkup, tapi satu
tanganya berada di dadanya. Miranda langsung melihat cincin kawin itu.
Pelan-pelan ia mencoba mengelus rambut laki-laki disampingnya. Hati miranda pun
kontak menharu biru. Hingga mayong tiba-tiba menggeliat pelan dan terbangun.
Lalu terpana ketika matanya tertuju pada Miranda yang tengah tertegun
memerhatikannya. Keduanya hanya saling bertatapan penuh arti. Miranda yang
masih diliputi trauma dan kekhawatiran akan penolakan Mayong, akhirnya lebur
ketika kemudian Mayong memeluknya erat. Tak ada kata yang terucap, hanya isak
sedu dari dua rasa yang membiaskan kerinduan, kasih sayang, dan cinta yang tak
lagi bisa di urai lewat kata. Perlahan dan pasti, di ingatan Mayong semua masih
tergambar jelas. Ketulusan dan hangatnya pelukan Miranda, baru saja mencairkan
segala kebekuan masa lalu.
Hukum alam yang sebagian diamini logika, memang selalu
menempatkan apapun yang ada dibumi ini, sebagai sesuatu atau seseorang
dalamkeadaan berpasangan. Ada siang dan malam, atas bawah, tua muda,
miskin-kaya serta pria dan wanita. Sepertinya, semua yang ada memang sengaja
diciptakan untuk saling melengkapi, terpasang kokoh satu sama lain. Dan ketika
sebuah roh di tiupkan di kedamaian alam rahim. Hampir semua yang di tubuh anak
manusia memang akhirnya tercipta secara berpasangan. Dua mata, duatelinga, dua
tangan dan kaki, bahkan jantung dengan bilik kiri dan kanan. Tapi ada yang
hanya di ciptakan setengah jiwa saja oleh-Nya, yaitu jiwa…hingga kita
senantiasa selalu mencari pasangan jiwa kita yang paling tepat hingga tak akan
terlepas sampai ajal datang menyapa.
Novel ini
memang sangat unik dan menarik karena novel ini mampu memberikan informasi
kepada pembaca, mengenai bagaimana cara memperlakukan dan mengatasi anak autis.
Selain itu novel ini juga dapat memberi pelajaran untuk kita semua agar
memiliki sifat sabar dalam menghadapi rintangan atau cobaan dalam menjalani
kehidupan.
Selain judulnya yang membuat saya tertarik, cerita dalam
novel ini juga bagus dan saya bisa menarik kesimpulan bahwa Apabila kita mendapat
cobaan, cobalah hadapi dengan penuh kesabaran, dan berusahan untuk merubah
cobaan itu menjadi sesuatu yang membuat bahagia dan berharga,
0 komentar:
Posting Komentar