Translate

essai novel kristal

Written By iqbal_editing on Kamis, 06 Oktober 2016 | 23.42



Novel Ria Jumriati yang berjudul Dunia kristal ini menceritakan kisah yang menggambarkan dengan utuh kasih sayang seorang ibu dan seluk beluk autisme. Tokoh-tokoh dalam Novel yang berjudul “DUNIA KRISTAL” tersebut yaitu Keisha adalah seorang anak penyandang penyakit autis, Miranda adalah ibu dari Keisha yang terpaksa menjadi single parent yang harus mengasuh Keisha dengan segenap tenaga dan kasih sayangnya, setelah suaminya dinyatakan hilang tanpa kabar, Mayong adalah suami miranda dan sekaligus ayah dari keisa yang dinyakan hilang oleh polisi, Mori adalah teman yang hanya bisa di temui Keisha di dalam dunianya yang abstrak, Aksa adalah seseorang dari masalalu kehidupan Miranda dan merupakan orang ketiga dalam kehidupan rumah tangga antara hubungan Miranda dan Mayong, Dion yang merupakan anak dari Aksa, Merry adalah tokoh antagonis dalam cerita ini, Noni adalah sahabat baik Miranda yang selalu siap membantu Miranda di setiap Miranda ada dalam masalah, Rosida dan suaminya yang bernama candra mereka yang menemukan mayong dan membantu Miranda untuk mengembalikan ingatan Mayong yang telah hilang.
Ceritanya dimulai ketika Keisha mulai menghuni dunia abstrak dan dunia misteriusnya yang tidak dapat dimengerti oleh orang normal disekitarnya. kecuali orang yang bernasib sama dengannya. Keisha beruntung memiliki ibu seperti Miranda yang mengasuhnya dengan sabar dan tabah dalam menghadapi perlakuan yang kurang menyenangkan dari masyarakat disekitarnya. Kehiduan yang selalu penuh dikelilingi dengan masalah yang dihadapi oleh Miranda sebagai seorang ibu tidak membuat Miranda menyerah dan putus asa. Ambang batas kesabaran dan kasih sayangnya sebagai seorang ibu tak henti-hentinya di uji. Sebagai manusia biasa, tak jarang Miranda hampir menyentuh garis ketabahan yang sewajarnya, namun Keisha yang pernah menjadi organ tubuhnya selama 9 bulan, pernah menjadi satu nafas, darah dan bahkan jiwa dengan gadis kecil itu, ternyata terlalu agung dan kuat untuk menggoyah kekokohan cintanya terhadap buah hati spesialnya.
Banyak pelajaran positif yang dapat kita petik dari dalam novel ini yaitu perjuangan hidup dalam mencapai sesuatu yang di inginkan seperti kebahagiaan, cinta dan kasih sayang yang memerlukan pengorbanan yang cukup besar, untuk mendapatkan semua itu kita harus selalu  memiliki rasa percaya diri, berani mengambil suatu resiko dan pantang menyerah dan selalu semangat, dan masih bayak lagi pelajaran yang bisa kita petik setelah membaca novel ini. Alur ceritanya juga sangat menarik serasa membius kita untuk mengetahui bagaimana perjuangan seorang ibu dan besarnya kasih sayang yang dimiliki seorang ibu untuk dia berikan kepada anaknya.
Dalam cerita ini Miranda memiliki seorang teman yang bernasib sama dengannya yaitu Noni. Kedatangan Noni  bertujuan untuk memesan kue ulang tahun untuk acara anaknya yang akan dilaksanakan dua minggu lagi dan berniat mengajak Miranda untuk hadir dalam pesta tersebut karena memang tujuan acara itu untuk mengundang ibu-ibu anggota milist autis lainnya agar beban yang dirasakan Miranda bisa berkurang. Sementara itu Miranda dan Noni sedang asyik ngobrol, diluar sana Keisha tengah asyik menari bersama Mori, mori merupakan sahabat baiknya Keisha yang hanya bisa di temuinya di dalam dunianya yang abstrak dan misterius. Kali ini ia di ajarkan mori menari dijuntai pelangi. Tak sekedar indah tapi bersimbah kedamaian yang tak pernah ditemui Keisha di dunia ibunya. Dunia senyap dan memiliki satu arti tanpa Tanya dan jawaban yang rumit. Satu warna, kadang redup tanpa cahaya, menolak segala kebisingan dan Keisha nyaman berada disana.
Suatu ketika disaat Miranda berencana ketoko bahan kue langgananya untuk membeli racikan bahan kue yang dipesan Noni, tiba-tiba saja Keisha menangis kencang dan mengamuk karena tidak tahan dengan udara yang semakin panas dan tak bersahabat. Disaat Miranda tak mampu berkata lagi. Tiba-tiba di tengah kebingungannya sebuah mobil sedan merapat kepinggir trototoar. yang mengejutkan lagi ternyata yang ada dalam mobil itu adalah Aksa, Aksa adalah seorang lelaki yang datang kembali dari masalalunya Miranda. Pada saat pertama kali Aksa bertemu dengan Miranda, Aksa mencoba dapat akrab dengan Keisha  dan mencoba melakukan berbagai cara lainnya, termasuk meminta bantuan Noni, karena Nonilah yang merupakan sahabat baik Miranda, hal tersebut dilakukan karena Aksa masih mencintai Miranda dan berniat memilikinya.
 Sejak pertemuannya dengan Aksa, Miranda pun kembali di uji dengan kenyataan hidup  yang lebih menyedihkan seperti kejadian  beberapa tahun yang lalu. Namun kali ini yang terancam bukan hanya nyawa Miranda, tetapi nyawa Keisha juga menjadi taruhannya. Tidak lama kemudian hubungan Miranda dan Aksa pun diketahui oleh Merry. Disaat Aksa berangkat ke singapure, Mery menggunakan kesempatan tersebut untuk menyuruh seorang bodiguard yang bernama Wilton untuk menculik Keisha dan mengancam akan membunuh Keisha apabila ia masih tetap berhubungan dengan Aksa. Demi keselamatan Keisha mirandapun segera meninggalkan rumah sendirian dan menuju tempat yang telah ditentukan Merry agar dia bisa bertemu kembali dengan anaknya.
Ketika Aksa  mengetahui kejadian tersebut dari Noni, tampa pikir panjang Aksa pun langsung kembali dan membatalkan semua urusan bisnisnya yang berada di singapure dan tujuan utamanya Aksa saat mendarat di bandara adalah rumah Miranda. Tapi dia hanyalah menemui kekosongan. Dalam kebingungannya ia pun langsung menuju rumah Noni. Ketika ia sampai di rumah Noni, ia pun tidak mendapat kabar apa pun dari Noni tentang miranda.
Sepanjang perjalanan pulang ia terus saja mengingat pesan ancaman untuk Miranda. “tinggalkan Aksa atau anak ini yang akan meninggal!”. Dengan jari terkepal, batinnya terus saja memaki Merry. Niatnya untuk ke rumah megahnya mendadak urung. Ia malah membelokkan stir mobilnya menuju rumah mungil yang diam-diam telah ia persiapkan untuk Miranda. Namun aksa sama sekali tak bisa istrahat apalagi memejamkan matanya, ia terus saja dihantui rasa bersalah pada wanita yang paling dicintainya. Bayangan Miranda dan Keisha terus saja berkelebat di angannya. Akhirnya, Aksapun bangkit. Ia memutuskan untuk mencari miranda di Bandung. Tapi sampai disana, ia juga tak menemukan Miranda. Malah menambah kebingungan keluarganya disana.
Dari bandung, Aksa pun lansung menuju semarang tempat kediaman ibu Miranda yang telah menjanda. Tanpa merasakan lelah sedikit pun, Aksa terus saja menjelajahi alamat demi alamat yang telah di dapatnya dari Tante Miranda. Namun ia pun tidak mendapatkan hasil apapun.
Seminggu sesudah Miranda tak memberi kabar baik pada Noni terlebih Aksa. Iapun semakin limbung dan uring-uringan. Pernah pula aksa menyuruh anak buahnya untuk melakukan pengintaian di Rumah ibu miranda. Tapi tidak ada hasil.  sosok Miranda dan Keisha tak pernah terlihat sama sekali. Akhirnya, Aksa pun nekat melabrak Merry untuk menanyakan keberadaan Miranda sehingga terjadi pertengkaran antara keduanya. Setelah kejadian itu dengan kemantapan hati, Aksa pun pergi dengan meninggakan rumah dengan satu tekat untuk menjemput dan membawa Dion selamnya dari kehidupan Merry.
Ketika Miranda selesai membujuk Keisha dan meletakkan Keisha ke pembaringannya, Miranda di kagetkan dengan kemunculan seorang laki-laki yang  berdiri di depan pagar rumahnya sambil memanggil namanya. Miranda hanya menatap tak percaya sosok lelah dan tak sehat di hadapannya. Beberapa menit mereka hanya saling bertatapan. Sampai akhirnya Aksa menghampirinya Miranda dan memeluknya erat. Begitu erat hingga terasa semua berat tubuh Aksa menopang di bahunya. Ia pun terkulai pingsan di pelukan Miranda. Perasaan takut kehilangan pria itu serta-merta menyerbu relungnya. Dalam perjalanan dalam taksi, Miranda terus saja memandangi wajah Aksa yang rebah dipangkuannya. Terlihat jelas kerinduan dan kelelahan yang terbalut sempurna rasa sakit yang selama ini terus ditahannya.
Kedatangan Aksa dan dirawatnya ia di rumah sakit, tentu membuat ibu Miranda merasa kesal. Entah siapa yang harus dipersalahkan. Meski ia maklum bahwa Aksa lah yang terus mengejar anaknya. Tapi tindakan tak tegas Miranda terhadap Aksa, membuatnya semakin hawatir akan keselamatan Keisha. Untuk menenangkan hati ibunya, Miranda memilih untuk diam dan kembali ke ruangan tengah. Ditemuinya Keisha yang tengah bermain seorang diri. Miranda tak mau mengganggu keasyikan putrinya. Ia pun hanya duduk di sisi Keisha sambil menyalakan televisi. Dari beberapa berita yang ada, tiba-tiba Miranda di kejutkan oleh salah satu tayangan yang menampilkan rumah megah Aksa dan Merry.
Ibu satu anak ini di duga meminum racun hingga mati, sedangkan anaknya yang masih berusia 3 tahun kini juga tengah terkapar dalam kondisi sekarat, sepertinya telah dipaksanya pula untuk menegak racun serupa. Tidak lama setalah mendengar kejadian tersebut. Miranda pun meminta izin ibunya untuk menjenguk Aksa dan menitipkan keisha sementara waktu. Miranda pun berangkat meski diiringi tatapan kesal ibunya.
Dalam kondisi yang masih setengah pulih, Aksa berangkat juga ke Jakarta dengan penerbangan paling awal. Ia langsung menuju rumah sakit dan menemui Dion kecilnya tengah bertarung melawan maut. Aksa membelai rambut ikal Dion dengan hati miris. Ia merasa sangat berdosa telah menempatkan benih terbaiknya pada rahim yang salah. Apa yang dilakukan Merry adalah tindakan terbodoh dan penghianatan terbesar terhadap nalurinya sebagai perempuan yang ditakdirkan menjadi seorang ibu.
Momen selanjutnya adalah rangkaian kebahagiaan yang selama ini telah begitu lama mengkristal di angan Aksa. Lalu mencair dan mengaliri segenap relungnya yang sempat gersang sejak kepergian miranda.
Hari berlalu bak laju kereta api. Memberi warna bagi setiap kanvas hidup yang terhampar di setiap harinya.  Tak terasa Miranda dan Aksa telah melewati masa 3 tahun perkawinan mereka. Selama 3 tahun ini, telah banyak perubahan yang terjadi pada diri Keisha. Ciri autisnya perlahan hilang. Ia mulai bisa berkomunikasi meski dengan interaksi yang seerhana. Bisa melakukan kontak mata dalam hitungan menit dan telah sedikit memiliki rasa empati dan berbagi terhadap sesama.
Ketika Miranda selesai menjemput Aksa di bandara yang baru saja menyelesaikan serangkaian perjalanan bisnisnya ke beberapa Negara di Asia. Miranda terkejut dan terus saja menggerutu dan menyesali tindakan ceroboh Mbok Sarti dan Mbok Ipah yang membiarkan Keisha sendirian di taman. akhirnya ia tersadar ada sesuatu yang lain pada suaminya. Wajah Aksa begitu pucat dan menguning, lalu nafasnya yang tersenggah lelah.
Ketika dokter Stephen secara tenang menyatakan bahwa Aksa mengalami komplikasi lever dan gagal ginjal, Miranda hampir menangis mendengarnya. Menyadari kenyataan bahwa Aksa harus dirawat di rumah sakit apalagi beberapa hari. Membuat aksa uring-uringan dan memaksa pulang. Tetapi karena Miranda bersikeras memintanya untuk beristrahat, Aksa pun pasrah.
Minggu ini bisa di katakan minggu tersibuk Miranda. Seperti siang ini, miranda tengah tekun memeriksa laporan  keuangan di salah satu perusaan suaminya, sampai-sampai tak menyadari waktu telah melewati satu jam dari kepulangan Keisha seperti biasanya.
Di saat Mboh Ipah memberitahukan kepada Miranda bahwa Keisha belum pulang, Miranda tersentak kaget, apalagi ketika pak Tono pulang dan mengatakan bahwa ia tidak menemukan Keisha sepulang sekolah tadi. Tapi ia berkata bahwa ada soerang temannya yang melihat dia menaiki mobilnya Vera. Tanpa pikir panjang Miranda pun langsung meminta pak Tono untuk mendatangi rumah Wali kelasnya untuk meminta alamat Vera. Ketika Miranda sampai di rumah Vera, ia disambut seorang perempuan seusianya yang bernama Rosida. Rosida merupakan ibu dari Vera. Di saat Miranda di antar oleh bu Rosida ke tempat Keisha yang tengah bermain dengan Pak Mario, mirandapun tersentak kaget melihat sosok pak Mario, lalu ia pun roboh tak sadarkan diri.
Saat tersadar Miranda masih menemui sosok ibu Vera. Perempuan itu terlihat bingung dengan wajah yang diliputi tanda tanya. Ketika Miranda bertanya kepada ibu Vera tentang dimana ia menemukan orang yang bernama pak Mario itu, ia pun dengan halus meminta pak Mario agar membiarkan mereka berbicara berdua dan menceritakan semua kejadian bagaimana pak Mario bisa bersama di keluarga mereka dan tentang  trauma otak yang di alaminya akibat pukulan benda keras di kepalanya. Setelah Miranda mendengar cerita tersebut dari ibunya Vera. Dengan wajah yang kian masih terlihat sedih itu, Miranda pun langsung memberitahukan identitas asli pak Mario. Ketika Miranda memberitahukan bahwa sebenarnya nama asli pak Mario itu adalah Mayong yang merupakan suaminya dan ayah dari Keisa yang dinyaakan hilang oleh polisi empat tahun yang lalu, bu Rosida pun terkejut heran mendengar cerita Miranda.
Sejak ia mengetahui keberadaan mayong. Tak ada satupun dirumahnya yang diberitahu. Disaat Miranda berusaha mendekati Mayong, Mayong pun menoleh pelan dengan kenyitan di alisnya. Ia menatap mata Miranda dengan mata bingung lalu kembali memegang kepalanya yang mendadak sakit. Miranda mencoba merainya dan membelai pundaknya pelan. Namun tak di sangka ia malah marah dan megusir Miranda. Sejak kejadian itu Miranda hanya diliputi oleh kebimbangan dan sering melamun. Kunjungan ke rumah sakit pun menjadi berkurang.
 Ketika keesokan harinya miranda datang kerumah sakit, Aksa pun dengan kondisi yang masih lemah meminta Miranda memeluknya. Miranda pun langsung memeluk tubuh suaminya yang semakin ringkih. Aksa pun menbalasnya, ada kehangatan yang mengaliri benak Miranda. Ketika Aksa berusaha bangkit dari posisi dengan badannya yang masih terasa lemah ia berkata “berjanjilah untuk tidak membenciku apa pun yang terjadi” kata-kata itu pun di ulanginya berulangkali sehingga membuat Miranda semakin bingung. Rahasia apa sebenarnya yang ingin di ungkapkan Aksa padanya. Namun hingga malam tiba. Aksa tak kunjung mengatakan apapun padanya. Akhirnya Miranda pun tertidur lelah di sisi pembaringan sambil terus menggenggam jemari Aksa. Dalam keadaan batin yang morat-marit Miranda merasakan jiwa raganya lelah luar biasa, ia pun bermimpi seolah melihat Mayong dan Aksa saling bertarung keras mempertahankannya, namun Mayong pun tak mau kalah hingga akhirnya ia melihat darah segar mengucur keras dari kepala Aksa. Tubuhnya pun terjatuh menyentuh tanah. Miranda berteriak keras memanggil nama suaminya hingga terdengar suara lembut suster sianny yang membangunkannya dan mengatakan Aksa telah telah meninggal dunia. Miranda kaget bukan kepalang. Di tatapnya wajah Aksa yang masih terlihat seperti orang tidur. Sedetik kemudian tangisan keras pun terdengar di kamar VVIP itu.
Setelah kematian Aksa miranda pun bertekat untuk mengembalikan ingatan Mayong. Miranda meminta bantuan bu Rosida yang merupakan Ibu dari Vera untuk membujuk mayong melakukan serangkaian tes dan terapi untuk mengetahui sejauh mana trauma dan kerusakan otak yang di deritanya. Setelah berulang kali bu Rosida membujuk mayong, Mayong pun mau dan menurut saja untuk melakukan serangkaian tes tersebut hingga akhirnya mayong pun harus melekukan operasi ke singapore yang di temani Pak Candra-suami rosida.
Setelah operasi berjalalan lancar, Mayong pun akhirnya sadar dan tatapannya pun lansung tertuju pada Keisha. Ia pun tersenyum dan memeluk tubuh mungil di hadapannya. Begitu lama mayong memeluk putrinya. Miranda pun berbisik pelan memanggil nama mayong sambil menggenggam jemarinya. Namun miranda hanya tersedu pedih ketika Mayong masih belum juga mengenalinya. Perlahan ada kehampaan yang merayapi segenap sanubarinya. Kelelahan dan kecewaan lebur menjadi satu hal yang perlahan memadamkan energi dan semangat juangnya. Namun, tekat itu kembali membulat di dadanya.
Cinta adalah segalanya. Karena cinta pula ada surga dan neraka. Banyak hal yang terjadi karena rumitnya cinta dan keunikan dari suatu rasa yang selalu bergelora, membara, dan memicu adrenalin hingga ketika membawa kita pada titik di atas kewajaran yang ada. Namun kepercayaan kepada cinta putih dan belahan jiwa pemberian ilahi, tetap menjadi suatu keyakinan bahwa kerumitan cinta itu sebenarnya tak perlu ada, ketika kita bisa menyelaraskan antara banyak rasa yang berperan dalam cinta, termasuk berahi dan nafsu yang selalu menjadi pernik paling menggairahkan dalam suatu hubungan bernama cinta.
Tiga bulan sudah Mayong menempati rumah Miranda dimana ada Dion di antara rumah kecilnya. Namun meski segala usaha telah di lakukan oleh miranda untuk membuat Mayong kembali mengingatnya, yang dia dapatkan hanyalah bentakan dan usiran.
Ketika Miranda baru pulang dari rumah Noni, ia berniat untuk kesalon. Namun tiba-tiba ia mengurungkan niatnya dan ia malah berhenti di pinggir trotoar yang banyak menjual bunga-bunga segar. Lama ia menyusuri jalan demi jalan dan membeli satu pot tanaman “Gelombang Cinta”. Meski tak ada makna mendasar sesuai namanya. Miranda berharap agar tanaman itu bisa memberi efek gelombang cinta untuk mayong. Tapi matanya kembali tertarik pada lukisan sekumpulan merpati yang dijual di seberang jalan. Melihat jembatan penyeberangan yang masih jauh dari tempatnya dan teriknya matahari, akhirnya membuat miranda nekat menyeberang di tengah jalur cepat yang di lalui kendaraan dengan kecepatan tinggi. Dengan badan yang sedikit letih dan kantuk yang terus di tahannya. Ia pun menyeberang dengan kewaspadaan rendah dan Brukk! Miranda pun roboh dengan darah segar mengalir dari bibir dan telinganya. Seorang pria segera keluar bersama seorang wanita dan anaknya. Mereka tak lain adalah mayong dan majikannya. Bukan main terkejutnya Rosida ketika mengetahui Miranda adalah korbannya. ketika Rosida menyuruh mayong mengankat Miranda, Mayong hanya terdiam, ia terlihat bingung. Mayong terus saja memperhatikan tubuh miranda dengan dengan tatapan tak percaya. Ketika dalam perjalanan ke rumah sakit, pikiran Mayong pun mendadak semakin kalut. Ia seolah baru saja tersadar dari mimpi panjang. Ia mengenali sosok berlumur darah itu!
Miranda mengalami koma selama tiga hari. Dan selam itu pula Mayong terus menungguinya di rumah sakit. Ada cermin buram yang kian memantulkan bayangan sempurna. Dan mayong menemuka sosok Miranda seutuhnya disana….laki-laki itu menangis di sisi pembaringan istrinya. Diciuminya jemari lembut Miranda yang memakai cincin yang sama dengannya. Perlahan ia mencopot cincin itu dari jari manis Miranda, dan masih namanyayang terpatri disana. “my One and Only, Mayong”. Ia pun tersedu pelan.
Mayong yang kelelahan akhirnya tertidur di sisi Miranda. Hingga waktu pun terus berjalan menempuh jejak-jejak takdir. Ketika Miranda tersadar, ia melihat Mayong masih tertidur dengan wajah tertelungkup, tapi satu tanganya berada di dadanya. Miranda langsung melihat cincin kawin itu. Pelan-pelan ia mencoba mengelus rambut laki-laki disampingnya. Hati miranda pun kontak menharu biru. Hingga mayong tiba-tiba menggeliat pelan dan terbangun. Lalu terpana ketika matanya tertuju pada Miranda yang tengah tertegun memerhatikannya. Keduanya hanya saling bertatapan penuh arti. Miranda yang masih diliputi trauma dan kekhawatiran akan penolakan Mayong, akhirnya lebur ketika kemudian Mayong memeluknya erat. Tak ada kata yang terucap, hanya isak sedu dari dua rasa yang membiaskan kerinduan, kasih sayang, dan cinta yang tak lagi bisa di urai lewat kata. Perlahan dan pasti, di ingatan Mayong semua masih tergambar jelas. Ketulusan dan hangatnya pelukan Miranda, baru saja mencairkan segala kebekuan masa lalu.
Hukum alam yang sebagian diamini logika, memang selalu menempatkan apapun yang ada dibumi ini, sebagai sesuatu atau seseorang dalamkeadaan berpasangan. Ada siang dan malam, atas bawah, tua muda, miskin-kaya serta pria dan wanita. Sepertinya, semua yang ada memang sengaja diciptakan untuk saling melengkapi, terpasang kokoh satu sama lain. Dan ketika sebuah roh di tiupkan di kedamaian alam rahim. Hampir semua yang di tubuh anak manusia memang akhirnya tercipta secara berpasangan. Dua mata, duatelinga, dua tangan dan kaki, bahkan jantung dengan bilik kiri dan kanan. Tapi ada yang hanya di ciptakan setengah jiwa saja oleh-Nya, yaitu jiwa…hingga kita senantiasa selalu mencari pasangan jiwa kita yang paling tepat hingga tak akan terlepas sampai ajal datang menyapa.
   Novel ini memang sangat unik dan menarik karena novel ini mampu memberikan informasi kepada pembaca, mengenai bagaimana cara memperlakukan dan mengatasi anak autis. Selain itu novel ini juga dapat memberi pelajaran untuk kita semua agar memiliki sifat sabar dalam menghadapi rintangan atau cobaan dalam menjalani kehidupan.
Selain judulnya yang membuat saya tertarik, cerita dalam novel ini juga bagus dan saya bisa menarik kesimpulan bahwa Apabila kita mendapat cobaan, cobalah hadapi dengan penuh kesabaran, dan berusahan untuk merubah cobaan itu menjadi sesuatu yang membuat bahagia dan berharga,

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik