Bertolt Brecht adalah seorang penyair, dramawan, sutradara teater,
sekaligus seorang Sosialis-Marxis berdarah Jerman kelahiran 19 Februari
1898. Brecht merupakan mahasiswa lulusan Universitas Munich dengan studi
filsafat dan obat-obatan. Ia kemudian ditugaskan sebagai dokter dalam
Perang Dunia Pertama (PD I). Pengalaman merawat prajurit yang mati
maupun menderita kena tembak, ranjau, ledakan, dan lainnya menumbuhkan
kebenciannya terhadap perang dan menarik minatnya pada studi dan teori
Marxisme serta perjuangan kelas buruh. Brecht juga mendukung kaum
komunis saat Revolusi Sosialis meletus di Jerman pada tahun 1919. Namun
revolusi tersebut gagal.
Saat Hitler dan kaum fasis NAZI Jerman meraih kekuasaan di Jerman
pada tahun 1933, Brecht terpaksa melarikan diri ke luar negeri, ke
Denmark, Swedia, Finlandia, hingga akhirnya ke Amerika Serikat (AS).
Ketika Perang Dunia Dua (PD II) usai, Brecht menjadi korban
komunistophobi yang tumbuh dan mengawali perang dingin. Naskah dramanya
ditolak berbagai produser, ijin teaternya dicabut atau dilarang, bahkan
ia berkali-kali dipaksa menghadiri interogasi. Brecht pada 31 Oktober
1947 memutuskan kembali ke Jerman yang saat itu terbagi dua.
Kali ini Brecht memilih Republik Demokratik Jerman atau lebih dikenal
sebagai Jerman Timur untuk menghabiskan sisa hidupnya. Tahun 1953
meletus perlawanan yang bermula dari pemogokan buruh konstruksi bangunan
dan berkembang menjadi gerakan luas menentang rezim penguasa di Jerman
Timur. Meskipun tidak ikut menyampaikan perlawanan secara
terang-terangan, melalui peristiwa ini Brecht semakin menyadari bahwa
rezim yang berkuasa di Jerman Timur bukanlah rezim sosialis. Kekecewaan
ini ditumpahkannya melalui sajaknya Die Lösung (Solusi) yang ditulisnya
mengenai peristiwa tersebut. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 14
Agustus 1956, Bertolt Brecht meninggal akibat serangan jantung. Kini
makamnya bisa dikunjungi di pemakaman Dorotheenstädtischer di Mitte,
Berlin. Makam Bertolt Brecht berdampingan dengan makam istrinya, Helene
Weigel, yang menyusul meninggal lima tahun kemudian. Berikut sembilan
sajak yang dihimpun dan diterjemahkan oleh Bumi Rakyat.
asur di Malam Hari
Kudengar bahwa di New York sana
Di Broadway di pojokan Jalan 26
Seorang pria berdiri tiap malam di musim dingin
Mendapatkan kasur-kasur untuk kaum gelandangan
Dengan cara meminta ke orang-orang yang lewat di jalan
Hal itu tak akan mengubah dunia
Tak akan meningkatkan hubungan antar manusia
Tak akan memendekkan zaman penindasan
Namun beberapa orang akan punya kasur untuk semalam
Untuk semalam mereka tidak akan kena angin jalanan
Salju yang seharusnya menghujani mereka akan jatuh di jalan
Jangan tutup bukunya karena kau membaca hal ini
Beberapa orang dapat kasur untuk semalam
Untuk semalam mereka tidak akan kena angin jalanan
Salju yang seharusnya menghujani mereka akan jatuh di jalan
Namun hal itu tak akan mengubah dunia
Tak akan meningkatkan hubungan antar manusia
Tak akan memendekkan zaman penindasan
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Balada Setitik Air di Tengah Lautan
1
Musim panas telah tiba, dan langit musim panas menyinarimu pula
Airnya hangat dan di dalam air hangat engkau berbaringjuga
Di padang rumput hijau engkau telah
Mendirikan tenda. Jalanan
Mendengarmu bernyanyi. Hutan
Menyambut kedatanganmu. Jadi
Apakah kau tidak miskin lagi? Apakah masih ada lagi dalam panci?
Apakah kau ada yang merawat dan peduli? Apakah kau senang dengan keadaanmu ini?
Apakah semuanya makin membaik? Sebenarnya tidak sama sekali.
Semuanya hanyalah setitik air di tengah lautan. Itulah yang sebenarnya terjadi
2
Hutan menyambut kedatangan kaum gelandangan. Langit yang indah menyinari
orang-orang yang tak punya harapan. Mereka yang hidup di tenda-tenda
musim panas
Tidak punya tempat lain untuk berlindung. Mereka yang berbaring di air hangat
Tidak punya apapun untuk dimakan. Mereka
Yang memijak jalanan harus terus berjalan
Terus-menerus mencari pekerjaan
Kalian masih miskin. Tak ada lagi yang tersisa dalam panci.
Kalian tidak ada yang merawat dan peduli. Apa yang bisa disenangi dengan keadaan ini?
Apakah semuanya makin membaik? Tidak sama sekali.
Semuanya hanyalah setitik air di tengah lautan. Itulah yang sebenarnya terjadi.
Akankah kalian bisa bahagia hanya dengan langit yang cerah?
Akankah air yang hangat tak akan pernah melepas kalian lagi?
Akankah hutan mempertahankan kalian?
Apakah kalian terlena? Apakah kalian terhibur?
Dunia menunggu kalian menyerukan tuntutan
Ia membutuhkan ketidakbahagiaan dan saran kalian
Dunia mencari kaliandengan sisa-sisa harapan
Sudah saatnya kalianmengatakan dengan penuh ketegasan
“Kami tidak akan menerima setitik saja, kami harus memiliki semuanya”
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Balada Paragraf 218
Tolonglah dokter, mens saya sudah terlambat datang
Lalu kenapa, bukankah ini kabar menggembirakan.
Kalau boleh saya berterus terang
Anda meningkatkan angka kelahiran
Tolonglah dokter, kami sudah tidak punya rumah
Tapi pasti kalian bisa tidur di suatu tempat
Jadi lebih baik kencangkan ikat pinggang dan berhenti berkeluh kesah
Sekarang tersenyumlah dan bertahanlah
Anda pasti akan jadi sebaik-baiknya seorang ibu
Melahirkan seorang tentara dari perutmu
Itulah gunanya tubuhmu, seperti yang kau tahu, dan sebagaimana
Digariskan oleh hukum yang ada
Sekarang pahami ini dan jangan keliru
Anda akan jadi seorang ibu, tinggal tunggu waktu
Tapi dokter, kami tidak punya pekerjaan ataupun rumah
Suamiku tidak akan mampu memberi anak-anak kami makanan
Tidak, justru itu akan memberi dorongan baru dan amanah
Agar kalian semakinpunya tujuan untuk dikerjakan
Tapi dokter…Benar, Nyonya Griebel yang terhormat
Saya sendiri bertanya-tanya, semua ini apa arti dan maknanya
Anda tahu bahwa negara membutuhkan rakyat
Agar mesin-mesin terus berputar dan bekerja
Anda pasti akan jadi sebaik-baiknya seorang ibu
Melahirkan seorang pekerja dari perutmu
Itulah gunanya tubuhmu, seperti yang kau tahu, dan sebagaimana
Digariskan oleh hukum yang ada
Sekarang pahami ini dan jangan keliru
Anda akan jadi seorang ibu, tinggal tunggu waktu
Tapi dokter, ada masalah pengangguran di luar sana
Saya tidak mengerti apa yang ibu bicarakan
Kalian bersenang-senang seenaknya
Namun menggerutu kalau ada yang harus dipertanggungjawabkan
Kalau kami mengeluarkan suatu larangan
Itu semua karena ada tujuannya
Dan begitu anda setuju kami menyerahkan diri ke tangan kami, anda harus camkan
Anda pasti akan jadi sebaik-baiknya seorang ibu
Melahirkan seorang tentara dari perutmu
Itulah gunanya tubuhmu, seperti yang kau tahu, dan sebagaimana
Digariskan oleh hukum yang ada
Sekarang pahami ini dan jangan keliru
Anda akan jadi seorang ibu, tinggal tunggu waktu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar