Masa kecilku mengenal olahraga bolavoli
Aku punya temen deket masa kecil bernama Andi. Suatu saat didesaku ada pertandingan bolavoli antar pedukuhan ( bagian lebih kecil dari desa ) untuk meramaikan acara 17an.Dari kecil aku diajarkan olahraga bulutangkis oleh ayahku. Prestasiku pun tidak buruk-buruk amat waktu itu. Bisa ikut porseni SD mewakili kabupaten saat kelas 2, membuat aku bisa menginjakkan kaki dikota Yogya. Prestasi tertinggiku yang lain adalah juara 2 kejuaraan bulutangkis se kabupaten saat kelas 4 SD. Meski hanya tingkat kabupaten, aku cukup bangga karenanya.Itu medali pertamaku.
Kembali ke cerita bolavoli. Aku waktu itu tidak boleh ikut tim didesaku meski cuma untuk latihan. Aku dianggap anak kecil yang cuma bisa bulutangkis. Namun keadaan itu justru membuat aku berpikir. Bersama Andi temen kecilku itu, aku bermain – main selayaknya pemain voli sungguhan. Kami sering menggunakan bambu tempat jemuran baju sebagai net. Namun karena merasa mengganggu tempat menjemur, lalu kami membeli tali rafia dan merajutnya menjadi sebuah net bolavoli. Dikebun pisang sebelah rumah Andi yang juga tetangga rumahku, kami berdua membuat lapangan kecil. Diantara rimbunnya pohon-pohon pisang, kami menyapu dan membersihkan kebun untuk tempat kami bermain-main. Kebetulan orangtua Andi membelikan sebuah bola plastik. Kami memasang net rafia rajutan kami diantara 2 batang pohon pisang. Setiap sore, sebelum orang-orang dewasa latihan, aku dan Andi bermain pertandingan bolavoli dikebun itu. Sesekali kami berpasangan melawan teman yang lain, Sapto dan Suroto. Setelah dilapangan orang-orang dewasa mulai berkumpul dan berlatih, aku dan Andi pasti datang meski cuma melihat sambil mengambilkan bola yang terlempar jauh. Jadi semacam anak gawang.
Selang waktu berganti, aku lulus SD. Sebelumnya kegiatan bulutangkis ku mulai berhenti karena aku harus konsentrasi EBTANAS waktu itu. Karena berhenti kuranglebih 1 tahun, ak jadi malas untuk memulainya lagi.
Badanku bongsor, mulai kelihatan setelah sunat saat libur kelulusan SD. Waktu awal SMP aku masih sempat bermain bulutangkis lagi, karena ada kejuaraan antar sekolah dan pemilihan bibit unggul. Aku kalah.
Saat itu aku belum berpikiran untuk bolavoli. Hingga suatu ketika ayahku bilang,
” Biaya ikut bulutangkis mahal nak, bapak keberatan, lagipula kamu sudah tidak berkembang lagi dicabang itu.”
Aku cuma bisa ikuti kata-kata itu, lagipula aku belum bisa mikir bagaimana masadepanku.
Kebetulan di SMP saat itu ada classmeeting bolavoli. Karena bongsor, aku diajukan jadi ikut tim sekolah. Disitulah aku mulai tahu bolavoli. Sepatu yang dulu aku pakai untuk bulutangkis, sekarang aku pakai untuk bolavoli.
Sejak kelas 2 SMP itu aku mulai ikut beberapa pertandingan bolavoli antar SMP,meski selalu jadi pemain cadangan.
Hal yang aku ingat hingga sekarang adalah waktu tim SMP ku berlatih tanding melawan SMP Trimurti di halaman belakang polsek Temon.
Itu pertandingan pertamaku. Sebagai pemain cadangan aku mengganti kakak kelasku yang kecapekan.
Aku sama sekali belum tahu permainan bolavoli. Saat itu mukaku benar-benar telak terkena smash keras pemain lawan ditengah lapangan. Mukaku merah, terasa panas dan air mata tak berhenti menetes dari mataku. Aku hanya disuruh cuci muka menggunakan air sisa menyirami lapangan tadi. Pertandingan dilanjutkan.
Melihat aku sering bermain voli, aku dibelikan sepatu merk Worldgame oleh ayahku. Aku mulai ikut didaftarkan masuk di klub Padmanaba Wates untuk berlatih.
Baru beberapa bulan bergabung, aku harus kembali konsentrasi ujian EBTA dan EBTANAS SMP, sehingga aku harus meninggalkan hobi baruku itu.
Akhirnya aku lulus dengan nilai terbaik ke-2 se-Kecamatan. Aku mendapat tawaran untuk melanjutkan di SMU Atlet Ragunan, Jawa Barat. Namun Ibu tidak mengijinkan, dan akhirnya aku mendaftar di SMU unggulan di kota Yogyakarta. Dan puji Tuhan aku diterima di SMU 3 Padmanaba Yogyakarta.
Aku mendapat hadiah sepatu olahraga merk Mikasa warna merah size 44 dengan harga 49ribu dari ayahku. Beli di toko olahraga deket monumen Tugu Jogja.
Sejak masuk SMA itulah aku bergabung dengan klub yang membesarkan aku hingga sekarang, klub GANEVO Yogyakarta. Disitu aku mulai mengikuti beberapa pertandingan penting tingkat daerah dan nasional.
Bahkan ditahun 2005 aku mulai mencicipi kerasnya PROLIGA ( Liga Professional ) untuk pertamakalinya, meski hanya ikut di putaran terakhir.
Di tahun 2006 aku mengikuti PROLIGA 2 putaran penuh, turut serta membawa tim Jakarta Sananta masuk 4 besar. Diputaran pertama aku jadi pemain terbaik dan best server, tapi di akhir musim aku hanya mendapatkan gelar Best Server saja. Meski begitu, aku cukup bangga. Semua ini berkat campur tangan Tuhan Allah.
0 komentar:
Posting Komentar