Puisi - Ketika Kau Mengaji...
Tak masalah bagiku jika kau tidak bisa bernyanyi.
Bagiku yang terpenting adalah ketika aku bisa selalu mendengarkan suaramu setiap hari melantunkan ayat suci.
Suaramu manis, jika aku mendengarmu menghafal ayat suci.
Seakan ada kesejukan yang datang tiba-tiba memeluk hatiku yang sepi.
Hatiku, bermuara kepadamu sang pria bersuara merdu.
Bukan...bukan karena nyanyianmu.
Tapi karena suaramu tak pernah berhenti mengucap ayat-ayat Allah dengan Al-Qur'an yang selalu kau pegang di kedua tanganmu.
Tak peduli betapa banyak orang yang berkata bahwa suaramu tidak enak untuk di dengar...
Tak peduli berapa banyak orang yang menghina suaramu yang katanya merusak telinga siapa saja yang mendengar...
Bagiku, suaramu bagaikan lantunan kaset indah yang terus berputar,
karena dari suaramulah ayat-ayat Al-Qur'an terus terdengar.
Mencerahkan hari-hariku yang biasanya terasa hambar.
Terima kasih, karena kau selalu mau meluangkan waktu.
Meluangkan waktu untuk membaca Al-Qur'an selalu.
Karena ketika mendengar suaramu mengaji, aku selalu merasa bahwa Allah dekat denganku.
Sedekat hatiku, yang selalu mendamba suara mengajimu yang merdu.
Jangan pernah berhenti mengaji, wahai pria yang indah suaranya.
Jangan pernah berhenti menghafal ayat suci, wahai pria yang lapang hatinya.
Karena aku ingin Allah terus bersamamu, melindungimu selalu dengan kuasa-Nya.
Sebab hatiku bukan besi,
aku pasti luluh jika mendengarmu mengaji.
Di sudut ini, 21 Mei 2015
Terima kasih, sekali lagi.
Untukmu, pria yang selalu mengaji.
0 komentar:
Posting Komentar