SEBUAH
PERJUANGAN MENGAJI
Suatu
ketika ada seorang anak perempuan yang cantik, Dina. Dia merupakan anak tunggal
tetapi dia sudah ditinggal ayahnya sejak dia lahir. Sekarang dia tinggal
bersama neneknya sedangkan ibunya merantau di luar kota. Sumi adalah nama
neneknya yang begitu sayang sama dia dan sebaliknya. Dina sekarang sudah duduk
dibangku SMA. Dina itu merupakan anak yang sangat rajin dan mandiri.
Suatu
ketika Dina bingung karena dia ingin membeli kitab tetapi dia tidak mempunyai
uang. “kalau aku minta uang ke mamak mungkin mamak belum bisa mengasihnya masak
beli kitab aja minta uang mamak sih,” fikirnya. Mamak itu merupakan panggilan
Dina kepada ibunya. Sekarang di desanya sedang musim hujan.
Minggu
pagi Dina melihat tetangga dengan anaknya yang ingin pergi ke ladang untuk
memanen kacang milik orang lain, “bude aku boleh ikut?” mohon Dina. Tetangganya
itu fikir-fikir dulu karena di bingung apa bosnya nanti mengizinkannya. “gimana
ya Din, kamu tanya saja langsung sama pemiliknya ya nanti kalau ketemu,”
jawabnya. Dina pun langsung pergi ke ladang dengan mereka berdua. Setiba di
ladang ternyata si pemilik berada di sana. Maka Dina pun langsung menemui
pemilik lahan tersebut.
“pak bolehkah aku ikut
memanen kacang?”tanya Dina pada pemilik lahan tersebut
“emang kamu bisa nak?
Kalau bisa ya silahkan,” jawab si pemilik.
“makasih ya pak,”
jawabku.
“ya sudah kamu sekarang
ambil keranjang itu dan mulailah untuk bekerja,” suruhnya pada Dina.
“baiklah pak,” jawabku.
Dina
pun langsung mengerjakan apa yang diperintahnya. Ketika keranjang sudah penuh
terengarlaah suara azan dhuhur yang mengingatkan kita untuk melakukan ibadah
wajib sebagai umat islam. Dina mengerjakan itu Cuma bertiga dengan tetangganya
tadi yang dibantu oleh anaknya. Setelah azan dhuhur berkumandang tibalah waktu
istirahat buat kita untuk makan siang dan menunaikan shalat dhuhur.
Setiba di rumah Dina
pun langsung mandi dan makan siang.
“kamu tadi dari mana
saja Din kok jam segini baru pulang,” tanya neneknya ketika sedang makan
bersama dengannya.
“iya nek tadi saya....” jawabnya dengan gugub.
“ya sudah lanjutkan saja makanmu,” suruh
nenek.
“nek nanti aku mau ke rumahnya Sasa untuk
mengerjakan tugas?” katanya pada Sumi. “ya silahkan,” jawab neneknya. Kali ini
Dina harus bohong pada neneknya karena dia tidak mau neneknya mengethuinya.
Di
tengah panas teriknya matahari siang itu tidak membuatnya untuk berputus asa
melakukan itu semua karena dia sangat membutuhkan. Sedikit demi sedikit
akhirnya matahari hampir tenggelam. Ketika itu Dina tidak langsung pulang
karena dia ingin menikmati sunset terlebih dahulu. “bude pulang duluan aja
nanti saya nyusul. Bude saya titip ini ya kalau nanti aku yang bawa aku takut
kalau nenek tahu dan dia marah padaku,” kataku padanya. “iya Din, tapi kamu
juga harus cepat pulang kasihan nenek kamu kalau nanti mencarimu,” pesannya.
Tetangganya
tadi pulung duluan dan dia masih duduk di galeng sambil menikmati sunset. “ya
Allah kapan aku bisa menikmati ini semua dengan mereka berdua?” sambil
memperhatikan matahari yang hampir tenggelam. Ditenga-tengah lamunannya
tiba-tiba ada orang yang memanggilnya. “Din kamu lagi ngapain? Tanya Rudy
padanya. Dia adalah teman sekelasnya ketika SMP.
“eh Rudy (terkejut
melihatnya), ni lagi menikmati sunset. Kamu dari mana?”
“ni habis main layang-layang,”
jawab Rudy sambil menunjukkan layang-layang yang dibawanya.
0 komentar:
Posting Komentar