Translate

cerpen fiska dan fisika

Written By iqbal_editing on Jumat, 06 Januari 2017 | 07.21

FISKA DAN FISIKA
Turun dari motor, aku jalan terburu-buru ke kelas soalnya hari ini ada kuis mata pelajaran fisika. Pelajaran yang sangat-sangat aku benci, dengan seribu rumus yang harus dihapal, rumus gravitasi lah, usaha, energi, momentum, impuls dan banyak lagi bikin kepala aku mau meledak aja ngapalinnya, ditambah lagi dengan gurunya yang super jadul, dan galak… tambah benci saja aku sama fisika..
Aku berlari dengan kecepatan penuh… karena kelas aku lumayan jauh. Tanpa aku sadari, aku nabrak seorang cewek yang melintas didepanku…
“maaf” kataku…
Mendengar bunyi bel masuk, aku makin nambah kecepatan dan energiku berjalan menuju kekelas. Setiba dikelas aku langsung duduk ditempat biasa aku tempati saat pelajaran fisika dibelakang dan disudut deviasi. Hari itu, bapak magnet (pak imbang) terlambat masuk kelas ada masalah yang harus diselesaikan. Kebencianku dengan fisika membuatku dengan guru fisikaku pak imbang bagai medan magnet dengan kutub positif dan kutub negatif yang selalu menempel, soalnya ketika belajar fisika, aku selalu tidur dikelas, kalau pelajaran fisika pasti aku yang menjadi sasaran empuk pak imbang. Hari itu gelombang elektromagnetik dalam suatu medium sangat tinggi, sampai-sampai aku merasa kepanasan dan energiku turun menjadi nol.
Berapa menit kemudian, bapak imbang masuk kelas deng cirri khasnya yang jadul dan membawa sebuah penghapus papan tulis. Aku tidak menyadari kedatangan pak imbang karena aku asik mendengar musik dengan gelombang bunyi dengan kecepatan yang cukup keras. Tiba-tiba sebuah penghapus mendarat dikepalaku, tanpa gaya gravitasi dan gaya gesek untuk merubah arah untuk belok, penghapus tepat jatuh diatas kepalaku. Aku pun kaget dan langsung matikan musik yang aku dengar..
Energi kinetikku berubah menjadi nol, momentum aku jadi nol, energi kinetikku berubah menjadi panas, bunyi, dan getaran pak imbang, sesuai dengan hukum kekekalan energi dan momentum. Alias dalam bahasa aku kepala aku mental dan nyut-nyutan karena lemparan penghapus. Ditambah gelombang bunyi dari energi kinetik dari elektron-elektron (teman-teman) yang membuat energi kinetikku menjadi tinggi.
Tiba-tiba masuk seorang cewek dari pintu kelas, dengan polos, berjilbab putih memperkenalkan diri didepan kelas. Namanya fiska anak pindahan dari Surabaya. Setelah selesai memperkenalkan diri, fiska langsung duduk yang tepat disampingku.
“itu kan cewek tadi” kataku dengan gelombang bunyi yang kecil.
Pak imbang langsung membagi kelompok kuis hari ini. Hari ini adalah hari keberuntunganku karena aku satu kelompok dengan fiska.
“kenalin, aku alan… m. alan wijaya” dengan kecepatan tinggi aku mengulurkan tanganku.
“ya… aku fiska” jawab fiska setelah duduk satu kelompok.
“kamu suka fisika ya?” kataku pada fiska.
“bangat..” jawab fiska.
“sama,, aku juga suka fisika” tuntas alan pada fiska, kali ini aku berbohong padahal fisika adalah mata pelajaran yang sangat tidak aku sukai.
Pukul menunjukkan 09.00 wib. Bunyi bel istirahat telah dibunyikan, semua siswa keluar istirahat, termasuk bapak magnet (pak imbang). Tapi tidak dengan fiska. Bukannya tidak bawak uang jajan tapi dia lagi asik ngerjain soal kuis fisika dari bapak imbang yang seharusnya disuruh ngerjain dirumah, tapi fiska langsung tuntas disekolah.
“kamu nggak kekantin?” tanyaku
“nggak aku lagi ngerjain ini.” Jawab fiska nunjuk buku fisikanya.
Aku melihat pena dipegang jari-jari fiska, dengan kecepatan dan kepintarannya yang tinggi, dalam waktu satu menit fiska bias menjawab soal yang anggap aku sangat-sangat munusuk tulang bila aku ngerjain. Alias sulit.
“selain fisika, pelajaran apa lagi yang kamu suka?” Tanyaku duduk.
“semuanya tapi yang lebih aku suka fisika. Aku dan fisika bagai medan magnet satu hari saja tanpa fisika energi kinetikku akan menjadi nol” jawab fiska sambil menulis.
Aku cuma tersenyum mendengar jawaban fiska. Dan aku langsung keluar pergi kekantin. Setelah semua pelajaran selesai aku, fiska dan siswa yang lain pulang kerumah masing-masing, kini sekolah bagai tata surya diruang hampa. Diam-diam aku mendapatkan nomor handphone (hp) fiska ketika aku dan fiska duduk didalam kelas waktu istirahat.
Malamnya aku mengirim pesan singkat pada fiska yang menanyakan pelajaran besok. Aku selalu melihat ke jam bandul aku yang bergerak kekanan dan kekiri, menunggu jawaban dari fiska. Tiba-tiba hpku bunyi, dengan sengaja aku buat nada bunyi dan getaran hpku keras, agar terdengar berbunyi. Dengan energi kecepatan yang tinggi aku langsung membuka pesan singkat balasan dari fiska. Hatiku bagai atom Thomson yang penuh dengan muatan elektron. Kebahagianku tak terkendali dengan memperbesar energi kinetik dan diameterku.
*****
Dua bulan sudah, kedekatanku dan fiska bagai magnet kutub positi menempel dikutub negatif. Awal aku bertemu dengan fiska aku langsung tertarik dengannya dan mencoba menyatakan cinta saat pertama kali aku sms dia, dimalam aku nanyakan peajaran untuk besok. Aku selalu kerumah fiska bila ada tugas fisika. Kita selalu mengerjakan tugas bersama-sama. Dulu aku yang benci dengan fisika, rambut romaku akan berdiri sendiri bagai disentrum listrik statis bila mendengar dan melihat kata fisika. Kini sekarang aku berbeda dengan aku yang dulu, sekarang aku sangat menyukai fisika dan menerima dengan baik setiap rumus yang diberi guru fisikaku pak imbang.
“terima kasih ya, kamu telah mengubah aku menjadi seperti ini?” ucapku pada fiska.
“terima kasih untuk apa? Mengubah seperti apa? Dari dulukan kamu seperti ini?” fiska tersenyum manis dengan panjang gelombang mulutnya yang kecil.
“maksudku, sebenarnya aku benci dengan pelajaran fisika, setiap pelajaran fisika aku selalu dimarahi, aku juga nggak ngerti dengan rumus-rumusnya tapi kini nggak lagi, aku sekarang sangat suka dengan fisika, dulu pak imbang tidak suka denganku tapi kini menempel bagai magnet dengan kutub positif dan negatif dengan mudah melumpuhkan pak imbang dengan menjawab soal-soal fisika, dan juga dengan fisika aku dekat denganmu, fiska” kataku sedikit gombal.
“hhmm.. itu bukan karena aku, itu semua dari niat kita, bila kita sungguh-sungguh pasti kita bisa, walaupun seberat apa pun bentuknya. Awalnya aku juga tidak suka dengan fisika tapi dengan rajin aku menjawab soal-soal aku jadi terbiasa mengerjakan soal fisika jadi kalau kita pengen pintar itu niat dari kita sendiri” kata fiska.
Ketika cukup lama berbicara kita langsung pergi kekantin setelah pelajaran bapak imbang selesai. Kini aku tidak pernah dilempar atau dimarahi pak imbang, malah kini aku jadi sasaran empuk mengerjakan soal fisika. Itu semua berkat fiska dan fisika.
Selama ini aku salah menilai fisika, fisika yang dulu jauh dari kehidupanku kini telah melekat bagai jari-jari atom yang selalu menempel. Begitu pun dengan fiska, akibat dari efek dopler dari fisika aku menemukan fiska. Dulu, akibat kebencianku terhadap pak imbang yang selalu menjadi sasaran empuknya membuat aku benci padanya, tapi kini tidak... Dengan kecerdasan bapak imbang kini aku mulai ngfans dengan guru fisika itu. Dan akupun ingin menjadi seorang fisikawan yang hebat seperti professor fisika JEARI WALKER dari Cleveland state university yang menemukan magnet. Agar aku bisa melekat pada pujaan hatiku selamanya… Terima kasih fisika. Dari efek doplermu aku nemukan fiska. Kini ada dua hal yang menyemangatkan hidupku fiska dan fisika.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik