FISKA
DAN FISIKA
Turun dari motor, aku jalan
terburu-buru ke kelas soalnya hari ini ada kuis mata pelajaran fisika. Pelajaran
yang sangat-sangat aku benci, dengan seribu rumus yang harus dihapal, rumus gravitasi
lah, usaha, energi, momentum, impuls dan banyak lagi bikin kepala aku
mau meledak aja ngapalinnya, ditambah lagi dengan gurunya yang super jadul, dan
galak… tambah benci saja aku sama fisika..
Aku berlari dengan kecepatan
penuh… karena kelas aku lumayan jauh. Tanpa aku sadari, aku nabrak seorang
cewek yang melintas didepanku…
“maaf” kataku…
Mendengar bunyi bel masuk,
aku makin nambah kecepatan dan energiku berjalan menuju kekelas.
Setiba dikelas aku langsung duduk ditempat biasa aku tempati saat pelajaran fisika
dibelakang dan disudut deviasi. Hari itu, bapak magnet (pak
imbang) terlambat masuk kelas ada masalah yang harus diselesaikan. Kebencianku
dengan fisika membuatku dengan guru fisikaku pak imbang bagai medan
magnet dengan kutub positif dan kutub negatif yang selalu
menempel, soalnya ketika belajar fisika, aku selalu tidur dikelas, kalau
pelajaran fisika pasti aku yang menjadi sasaran empuk pak imbang. Hari
itu gelombang elektromagnetik dalam suatu medium sangat tinggi,
sampai-sampai aku merasa kepanasan dan energiku turun menjadi nol.
Berapa menit kemudian, bapak imbang
masuk kelas deng cirri khasnya yang jadul dan membawa sebuah penghapus papan
tulis. Aku tidak menyadari kedatangan pak imbang karena aku asik mendengar
musik dengan gelombang bunyi dengan kecepatan yang cukup keras.
Tiba-tiba sebuah penghapus mendarat dikepalaku, tanpa gaya gravitasi dan
gaya gesek untuk merubah arah untuk belok, penghapus tepat jatuh diatas
kepalaku. Aku pun kaget dan langsung matikan musik yang aku dengar..
Energi kinetikku berubah menjadi nol, momentum aku jadi nol, energi
kinetikku berubah menjadi panas, bunyi, dan getaran pak imbang,
sesuai dengan hukum kekekalan energi dan momentum. Alias
dalam bahasa aku kepala aku mental dan nyut-nyutan karena lemparan penghapus.
Ditambah gelombang bunyi dari energi kinetik dari elektron-elektron
(teman-teman) yang membuat energi kinetikku menjadi tinggi.
Tiba-tiba masuk seorang cewek dari
pintu kelas, dengan polos, berjilbab putih memperkenalkan diri didepan kelas.
Namanya fiska anak pindahan dari Surabaya. Setelah selesai memperkenalkan diri,
fiska langsung duduk yang tepat disampingku.
“itu kan cewek tadi” kataku dengan gelombang
bunyi yang kecil.
Pak imbang langsung membagi kelompok
kuis hari ini. Hari ini adalah hari keberuntunganku karena aku satu kelompok
dengan fiska.
“kenalin, aku alan… m. alan wijaya”
dengan kecepatan tinggi aku mengulurkan tanganku.
“ya… aku fiska” jawab fiska setelah
duduk satu kelompok.
“kamu suka fisika ya?” kataku
pada fiska.
“bangat..” jawab fiska.
“sama,, aku juga suka fisika”
tuntas alan pada fiska, kali ini aku berbohong padahal fisika adalah
mata pelajaran yang sangat tidak aku sukai.
Pukul menunjukkan 09.00 wib. Bunyi
bel istirahat telah dibunyikan, semua siswa keluar istirahat, termasuk
bapak magnet (pak imbang). Tapi tidak dengan fiska. Bukannya tidak bawak
uang jajan tapi dia lagi asik ngerjain soal kuis fisika dari bapak
imbang yang seharusnya disuruh ngerjain dirumah, tapi fiska langsung tuntas
disekolah.
“kamu nggak kekantin?” tanyaku
“nggak aku lagi ngerjain ini.” Jawab
fiska nunjuk buku fisikanya.
Aku melihat pena dipegang jari-jari
fiska, dengan kecepatan dan kepintarannya yang tinggi, dalam waktu satu
menit fiska bias menjawab soal yang anggap aku sangat-sangat munusuk tulang
bila aku ngerjain. Alias sulit.
“selain fisika, pelajaran apa
lagi yang kamu suka?” Tanyaku duduk.
“semuanya tapi yang lebih aku suka fisika.
Aku dan fisika bagai medan magnet satu hari saja tanpa fisika
energi kinetikku akan menjadi nol” jawab fiska sambil menulis.
Aku cuma tersenyum mendengar jawaban
fiska. Dan aku langsung keluar pergi kekantin. Setelah semua pelajaran selesai
aku, fiska dan siswa yang lain pulang kerumah masing-masing, kini sekolah bagai
tata surya diruang hampa. Diam-diam aku mendapatkan nomor handphone (hp)
fiska ketika aku dan fiska duduk didalam kelas waktu istirahat.
Malamnya aku mengirim pesan singkat
pada fiska yang menanyakan pelajaran besok. Aku selalu melihat ke jam bandul
aku yang bergerak kekanan dan kekiri, menunggu jawaban dari fiska. Tiba-tiba
hpku bunyi, dengan sengaja aku buat nada bunyi dan getaran
hpku keras, agar terdengar berbunyi. Dengan energi kecepatan yang
tinggi aku langsung membuka pesan singkat balasan dari fiska. Hatiku bagai atom
Thomson yang penuh dengan muatan elektron. Kebahagianku tak
terkendali dengan memperbesar energi kinetik dan diameterku.
*****
Dua bulan sudah, kedekatanku dan
fiska bagai magnet kutub positi menempel dikutub negatif. Awal
aku bertemu dengan fiska aku langsung tertarik dengannya dan mencoba menyatakan
cinta saat pertama kali aku sms dia, dimalam aku nanyakan peajaran untuk besok.
Aku selalu kerumah fiska bila ada tugas fisika. Kita selalu
mengerjakan tugas bersama-sama. Dulu aku yang benci dengan fisika,
rambut romaku akan berdiri sendiri bagai disentrum listrik statis bila
mendengar dan melihat kata fisika. Kini sekarang aku berbeda dengan aku
yang dulu, sekarang aku sangat menyukai fisika dan menerima dengan baik
setiap rumus yang diberi guru fisikaku pak imbang.
“terima kasih ya, kamu telah
mengubah aku menjadi seperti ini?” ucapku pada fiska.
“terima kasih untuk apa? Mengubah
seperti apa? Dari dulukan kamu seperti ini?” fiska tersenyum manis dengan panjang
gelombang mulutnya yang kecil.
“maksudku, sebenarnya aku benci
dengan pelajaran fisika, setiap pelajaran fisika aku selalu
dimarahi, aku juga nggak ngerti dengan rumus-rumusnya tapi kini nggak lagi, aku
sekarang sangat suka dengan fisika, dulu pak imbang tidak suka denganku
tapi kini menempel bagai magnet dengan kutub positif dan negatif
dengan mudah melumpuhkan pak imbang dengan menjawab soal-soal fisika,
dan juga dengan fisika aku dekat denganmu, fiska” kataku sedikit gombal.
“hhmm.. itu bukan karena aku, itu
semua dari niat kita, bila kita sungguh-sungguh pasti kita bisa, walaupun
seberat apa pun bentuknya. Awalnya aku juga tidak suka dengan fisika
tapi dengan rajin aku menjawab soal-soal aku jadi terbiasa mengerjakan soal fisika
jadi kalau kita pengen pintar itu niat dari kita sendiri” kata fiska.
Ketika cukup lama berbicara kita
langsung pergi kekantin setelah pelajaran bapak imbang selesai. Kini aku tidak
pernah dilempar atau dimarahi pak imbang, malah kini aku jadi sasaran empuk
mengerjakan soal fisika. Itu semua berkat fiska dan fisika.
Selama ini aku salah menilai fisika,
fisika yang dulu jauh dari kehidupanku kini telah melekat bagai jari-jari
atom yang selalu menempel. Begitu pun dengan fiska, akibat dari efek
dopler dari fisika aku menemukan fiska. Dulu, akibat kebencianku
terhadap pak imbang yang selalu menjadi sasaran empuknya membuat aku benci
padanya, tapi kini tidak... Dengan kecerdasan bapak imbang kini aku mulai
ngfans dengan guru fisika itu. Dan akupun ingin menjadi seorang fisikawan
yang hebat seperti professor fisika JEARI WALKER dari Cleveland
state university yang menemukan magnet. Agar aku bisa melekat pada
pujaan hatiku selamanya… Terima kasih fisika. Dari efek doplermu
aku nemukan fiska. Kini ada dua hal yang menyemangatkan hidupku fiska dan fisika.
0 komentar:
Posting Komentar