Translate

resensi novel pengurus MOS harus mati

Written By iqbal_editing on Minggu, 01 Januari 2017 | 06.25

Pengurus MOS Harus Mati


Judul            : Pengurus MOS Harus Mati
Pengarang     : Lexie Xu
Tahun terbit : 2011
Penerbit       : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Hal      : 304 halaman
Ukuran         : 13,5 x 20 cm
ISBN            : 978-979-22-6974-1

Guysss… pada kesempatan kali ini gue akan bahas teenlit Pengurus MOS Harus Mati (PMHM). FYI, Novel ini adalah novel kedua dari tetralogi Johan Series. Novel sebelumnya berjudul “Obsesi”.

Novel ini berkisah tentang seorang gadis SMA bernama Hanny Pelangi; cewek paling populer di SMA Persada Internasional.

Awalnya semuanya baik-baik saja. Hanny yang saat itu sedang berlibur di Singapura bersama sohibnya—Jenny, tiba-tiba menerima panggilan mendadak dari pacar barunya, Benji—sang ketua OSIS, agar segera pulang ke Jakarta karena dia—Hanny—terpilih sebagai salah satu pengurus MOS. Wow! Terpilih menjadi anggota tim elite dan mendapat kesempatan menyiksa murid-murid baru? Siapa yang tidak mau?

Nah, akhirnya, demi menyambut tawaran yang sangat langka tersebut, Hanny terbang ke Jakarta dan siap menerima mandat tersebut!

Namun, semuanya tidak seindah yang dibayangkan. Belum apa-apa, dia sudah diganggu seorang cowok menyebalkan yang pernah tidak naik kelas dan tampaknya sangat benci pada Hanny. Namanya Frankie.

Dan semuanya bertambah buruk ketika Benji mengajak anggota Pengurus MOS untuk mengarang cerita horor bohongan seputar sekolah mereka dengan maksud menakut-nakuti anak-anak baru yang masih cupu. Benji—si ketua OSIS yang gila hormat, bertekad akan membuat MOS kali ini menjadi MOS paling berkesan sepanjang masa dan dirinya akan diingat sebagai ketua OSIS dengan pencapaian paling sukses sepanjang sejarah sekolah.

Somehow, terciptalah 6 kisah horror yang berdarah-darah.

Tak disangka-sangka, kisah-kisah horor bohongan tersebut menjelma menjadi kenyataan!
Setelah kejadian kisah horor pertama yang menjadi kenyataan dan melibatkan beberapa nyawa murid MOS serta dua pengurus MOS—termasuk Hanny—yang hampir melayang, esok paginya, muncul sebuah tulisan misterius di dinding sekolah yang ditulis menggunakan darah:

Pengurus Mos Harus Mati!

Namun, apapun yang terjadi, tampaknya tekad para pengurus MOS lebih besar daripada rasa takut mereka akan teror yang ditimbulkan tulisan misterius tersebut! MOS tetap harus berlanjut! Cerita horor tetap harus dikumandangkan!!

Seolah takkan ada yang lebih buruk lagi, tiba-tiba satu demi satu para pengurus MOS mengalami kecelakaan mengerikan yang sulit untuk dijelaskan!—yang masing-masing sesuai dengan cerita bohongan yang dituturkan. Puncaknya, saat nyawa Hanny benar-benar nyaris melayang.

Jadi, apakah yang menyebabkan kecelakaan-kecelakaan aneh tersebut? Apakah benar bahwa kutukan kisah horor yang berbalik menimpa para pengurus MOS? Ataukah memang ada anak baru yang dendam pada mereka lantaran MOS yang begitu keterlaluan?

Faktanya, otak dari semua kejadian mengerikan tersebut adalah Johan. Mantan teman sekelas Hanny yang merupakan seorang psikopat. Johan berhasil kabur setelah sebelumnya dijebloskan ke rumah sakit jiwa oleh Jenny, Hanny, Tony, dan Markus (baca “Obsesi”), dan saat ini, dia menuntut pembalasan dendam.

Johan memang tidak terlibat langsung dalam kejadian-kejadian yang menimpa para pengurus MOS, tapi Johan selalu terlalu cerdas dan licik, dia menghasut dan menggerakkan orang lain untuk menjalankan pekerjaan-pekerjaan kotornya, seolah-olah mereka (orang-orang yang dimanfaatkan Johan) hanyalah pion-pion tak berharga yang bisa dikorbankan sewaktu-waktu.

Pada akhirnya, walaupun Hanny berhasil selamat dari maut yang mengintai, cerita tetap belum berakhir sampai disini. Karena teror Johan masih akan terus berlanjut.
Disamping sisi thriller yang disuguhkan dan suasana mencekam yang mengiringi, novel ini tidak meninggalkan ciri khas remajanya (berhubung ini novel teenlit); romance. Hanny-Frankie cukup berhasil bikin gue senyum-senyum sendiri—dan ngakak di waktu yang lain. Dan harus gue akui, gue suka banget gaya berceritanya Lexie Xu yang begitu hidup dan mengalir dengan cerdas. Dan pemikiran-pemikiran konyol si tokoh (dalam hal ini si Hanny, karena novel ini mengambil PoV orang utama pelaku utama) yang jujur dan apa adanya bikin gue menggelinjang nahan tawa.

At least, untuk sebuah novel yang berhasil bikin gue ngakak geli-geli sendiri di bab awal dan kemudian—crap—mendadak jadi nahan napas serta sukses bikin tangan gue jadi dingin saking tegangnya di bab selanjutnya, gue bener-bener ngasih A+ buat pengarangnya, LEXIE XU.

What a great novel, mbak Lexie :)

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik