Judul Cerpen Pria LDR ku
Cerpen Karangan: Siska Pratiwi
Kategori: Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Patah Hati, Cerpen Perpisahan
PRIA LDR ku
Aku mengenang kisah beberapa bulan yang lalu. Dia teman dari salah
seorang temanku. Dia tidak ku impikan dan juga tidak ku kagumi. Setiap
pesan yang masuk darinya aku balas seadanya. Tapi semua berubah semenjak
dia sering menelponku hanya sekedar membicarakan hal-hal yang merutku
tak penting. Tapi aku nyaman dan tanpa aku sadari rasa sayang itu
perlahan tumbuh.
Tiwi itu namaku. Gadis yang tidak lagi mempercayai pria karena sering
terluka. Dan dia adalah Yudi, cowok yang membuat ku mimpi indah di
setiap tidurku beberapa hari ini.
Pada malam itu yudi mengatakan dia menyukaiku. Sangat mustahil bagi
siapa saja yang mengalami sepertiku. Aku dan dia tidak pernah bertemu
sama sekali, dan perkenalan itu pun sangat singkat. Akan tetapi,
kemustahilan musnah apabila semua menjadi nyata.
Aku dan Yudi kini berpacaran. Aku tak tau akan sanggup atau tidak
menjalani semua dengan dipisahkan jarak. Aku tidak pernah mengerti apa
itu long distance relationship (LDR) karena Yudi adalah pria LDR
pertamaku, tapi yang aku tau sekarang aku mulai menyayanginya.
Beberapa minggu setelah kami berdua resmi pacaran pertengkaran terjadi antara kami berdua.
“kita putus” Kata-kata itu keluar dari mulutnya.
Aku yang baru saja menikmati indah hari bersamanya langsung terdiam mendengar kalimat itu.
“kamu yang meyakinkanku tentang cinta setelah sekian lama aku diam dan
memendam sakit hati, kamu yang buat aku keluar dari lubang masa lalu ku
yang menyakitkan, kamu yang pernah bilang kamu yang akan menjagaku, tapi
sekarang kamu yang menyakitiku dan membawaku ke lubang yang sama!” kata
ku sambil menangis
“ya aku pembohong, aku tak bisa tepati janji” jawabnya dengan nada tegas.
Tuutt tuutt ttuutt telpon itu di putuskan olehnya. Berulang kali aku
mencoba menghubunginya tapi ponselnya tak aktif. Aku hanya bisa menangis
sendiri dalam kesakitanku.
Beberapa hari kemudian,
Ponselku berdering, aku lihat ternyata ada satu pesan masuk
“aku sayang kamu” isi pesan yang ternyata dikirim oleh Yudi
“apa maksud kamu?” balasan ku kirim
Beberapa saat kemudian ponselku berdering lagi, tanda ada balasan dari Yudi.
“aku masih sayang kamu”
Aku memilih diam dan tak membalas pesan itu.
Ponselku berdering lagi. Kulihat ada panggilan masuk dari Yudi, ku angkat telpon itu.
“lagi ngapain?” tanyanya
“baring-baring” jawabku singkat
“aku minta maaf ya, aku masih sayang kamu, kamu mau kembali lagi sama aku?” kata Yudi
“aku tak pernah menganggap kata-kata putus darimu” Ku jawab seperti itu karena aku masih sangat menyayanginya.
“makasih sayang, love u :*” jawab yudi, aku bisa merasakan dia tersenyum bahagia.
“love u too sayang :*” jawabku
Hubungan kami semakin mesra walaupun jarak memisahkan. Aku bahagia bisa bersamanya lagi.
Singkat cerita. Aku dan Yudi semakin sering terlibat dalam
pertengkaran-pertengkaran yang berawal dari masalah sepele. Terhitung
dari satu bulan yang lalu sudah dua kali Yudi minta putus dan sekali
minta break. Apa pun yang terjadi aku akan berusaha sebisaku untuk
mempertahankan hubungan kami. Karena aku sangat menyayanginya.
Sekarang sudah tiga bulan aku menjalani hubungan jarak jauh. Aku masih
bisa menghendle rasa rindu yang selalu datang menghampiriku.
Sampai pada malam itu cerita cinta kami masih berlanjut sampai tiba-tiba hal yang terburuk pun terjadi. Ya, pertengkaran lagi.
“sudahlah aku mau tidur” bentak Yudi
Aku menghela nafas panjang “ya sudahlah” jawabku
Tuutt Yudi memutuskan sambungan telpon itu.
Keesokan harinya aku terus berusaha menghubungi Yudi. Tapi dia masih saja dingin terhadapku.
Iseng-iseng ku buka akun facebook miliknya. Tujuan utamaku adalah
melihat pesan masuk. Ada satu pesan yang sangat menarik perhatianku,
Pesan itu dari Tya teman Yudi waktu di SMA. Pesan itu masuk sekitar dua
minggu yang lalu saat Yudi memutuskan untuk break denganku.
“kamu masih sama Tiwi” Tya memulai pesan
“masih, tapi lagi break” balasan dari Yudi
“kenapa?” Tanya Tya lagi
“bosan, aku dikekang terus” balasan dari Yudi
Membaca percakapan itu membuat hatiku merasakan sakit. Bukan karena
pesan yang datang dari cewek lain, tapi karena isi pesannya yang
membuatku benar-benar terdiam. “Apa iya aku mengekangnya? Aku tidak
pernah melarang-larangnya” kataku dalam hati. Seharian aku memikirkan
pesan itu. Tekat ku sudah bulat untuk pergi darinya jika dia
menginginkan itu, tak akan ku pertahan kan lagi seperti biasa saat dia
bilang putus. Aku tak ingin dia semakin tersiksa bersamaku, aku tak mau
hanya aku yang bahagia, aku mencoba menahan keegoisanku agar dia tak
lagi menderita.
Malam itu aku kembali menelpon Yudi. Ya dengan dinginya dia menyambut
telpon ku. Bukanya memperbaiki suasana Yudi malah membuat suasana
semakin panas.
“kita putus” katanya.
“ya, itu memang mau mu dari dulu. Ok kita putus, aku tau kamu bosan. Aku
tak mau kamu tersiksa apabila terus bersamaku” aku mencoba menjawab
dengan tenang.
“iya” jawabnya.
Deg!!! air mata mengucur deras di pipiku. Aku tak percaya dia menginjak-nginjak perasaanku.
“kamu tau gimana susahnya aku mempertahankan semua ini? Kamu tau
bagaimana aku sekuat hati mencoba untuk sabar menghadapimu? Aku kecewa,
aku benci kamu, aku benci kamu Yudi, fine, makasih untuk semuanya karena
kamu yang minta maka aku akan pergi” kataku sambil terisak.
Tuutt kali ini aku yang mematikan telpon itu. Aku hapus air mataku, aku harus kuat.
Tak pernah aku sesali mencintainya karena itulah pilihanku. Hmm kalau
pun aku menyesal keadaan takkan berubah. Dia takkan kembali lagi padaku.
Darinya aku belajar kesetiaan, kepercayaan, dan kesabaran. Sekarang aku
juga belajar keikhlasan. Jarak antara aku dan dia kini telah musnah.
Berakhirlah kisah long distance relationship (LDR) yang aku dan dia
jalani. Kisah LDR ini akan selalu ku ingat. Selamat menjalani hari
tanpa aku priaku :’).
Cerpen Karangan: Siska Pratiwi
Facebook: siskatiwi[-at-]facebook.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar