Akan tetapi, hal itu tidak terjadi dikelasku. Pak Joko guru matematika begitu pandai membuat pelajaran matematika menjadi hal yang menarik anak-anak dikelasku. Peristiwa yang tidak akan kulupakan berawal dari mataku yang tak dapat menahan rasa kantuk. Tidak seperti biasanya, perhatianku tidak tertuju pada Pak Joko yang sedang mengajar. Suasana angin yang berhembus, membuat mataku serasa ingin terpejam, sehingga membuyarkan konsentrasi belajarku. Aku begitu kaget, ketika Ferdi menepuk pundakku dan berkata “Gus, sekarang tugasmu!” Tanpa sempat berfikir, aku bergegas maju ke depan kelas, mengambil penghapus dan segera menghapus papan tulis yang penuh dengan tulisan Pak Joko.
Setelah mendapat separuh bagian papan tulis, aku berhenti karena mendengar tawa teman teman sekelasku. Rupanyya aku menjadi korban kejahilan temanku Ferdi. Sialnya Pak Jok hanya tersenyum melihatku. Karena Pak Joko tidak memintaku untuk menghapus papan tulis. Kupandangi Ferdi dengan geram sambil berjalan keluar kekamar mandi untuk cuci muka.
Cerpen Karangan: Rudi Hartono
0 komentar:
Posting Komentar