Translate

cerita rakyat jepang

Written By iqbal_editing on Kamis, 29 September 2016 | 19.36

3.  MONOGATARI, SETSUWA DAN OTOGIZOOSHI
Monogatari
Hikayat masih juga giat ditulis meskipun telah memasuki Zaman Kamakura, tetapi penulisan ini mempunyai sifat yaitu kecenderungan untuk mengenang kembali kehidupan kaum istana. Diantaranya banyak karya yang ditulis panjang lebar, meniru gaya tulisan Genji Monogatari (Hikayat Genji) yang muncul sebelumnya.
Pada tahap pertama muncullah karya-karya seperti Sumiyoshi Monogatari (Hikayat Sumiyoshi), Iwashimizu Monogatari (Hikayat Iwashimizu) dan Matsuranomiya Monogatari (Hikayat Matsuranomiya) dan lain-lain. Ketiga cerita ini mempunyai ciri-ciri tersendiri yang cukup menonjol, tetapi selain karya-karya tersebut hamper semua cerita yang muncul kemudian terdiri dari cerita klasik dan menghilang pada akhir Zaman Kamakura.
Pada awal Zaman Kamakura muncul seua buku kritik dan komentar terhadaphikayat berjudul Mumyoozooshi yang sangat mengangungkan Genji Monogatari dan juga memuat kritikan terhadap hikayat yang muncul sesudah itu, yang diuraikan berdasarkan zamannya. Pada masa mundurnya kesusastraan yang berpusat pada hikayat ini, yang sangat menarik perhatian adalah munculnya beberapa karya kritikan yang mencatat tentang sejarah hikayat itu sendiri.
Cerita Sejarah
Untuk meneruskan langkah-langkah yang dirintis dalam bidang cerita sejarah pada zaman sebelumnya, pada permulaan abad pertengahan ditulislah cerita sejarah dengan judul Mizukagami. Mizukagami ditulis untuk melengkapi cerita sejarah berjudul Ookagami dan Imakagami yang sudah ada sebelumnya. Dalam Mizukagami dikisahkan cerita sejak Jinmu Tennoo sampai Ninmyoo Tennoo sebanyak 54 generasi berikut kronologinya selama 1500 tahun. Cerita sejarah yang terakhir adalah Masukagami, yang disebut-sebut sebagai hasil karya Nijoo Yoshimoto. Masukagami mengisahkan kejadian-kejadian sejak lahirnya Gotoba Tennoo sampai kembalinya Godaigo Tennoo dari pengasingan di pulau Oki ke Kyooto, yang mencakup kisah 15 generasi dan berlangsung selama kurang lebih 150 tahun. Masukagami adalah karya tulis klasik yang indah dan bernilai tinggi yang merupakan cerita sejarah yang bersumber pada kraton, dan dapat dikatakan mempunyai nilai sejarah dengan Ookagami.
Argumentasi Sejarah
Kemudian muncullah buku berjudul Gukanshoo yang merupakan kesusastraan sejarah yang berisikan argumentasi sejarah. Selain Gukanshoo muncul pula buku yang sejenis yaitu Jinnooshootooki. Gukanshoo adalah karya seorang penyair bernama Jien, mengisahkan bagian-bagian penting dalam sejarah mulai dari Jinmu Tennoo sampai Juntoku Tennoo dan juga menguraikan teori sejarah. Tidak seperti lazimnyacerita-cerita sejarah yang hanya menoleh ke belakang saja, di dalam Gukanshoo kita diajak memperhatikan pergerakan zaman yang sedang berlangsung, untuk menentukan langkah yang akan di ambil bagi masa yang akan datang.  Gukanshoo ditulis dengan mempergunakan bahasa rakyat agar dapat dengan mudah dimengerti pembacanya. Hal ini sangat berbeda skali dengan tulisan-tulisan sebelumnya.
Jinnooshootooki mengisahkan bagian-bagian penting sejarah yang dimulai sejak masa sebelum Jinmu Tenno sampai naik tahtanya Gomurakami Tenno termasuk komentar dan kritik. Masa ini diperkirakan lamanya kira-kira 2000 tahun.
Jinooshootooki tidak berbeda dengan Gukanshoo, yaitu Jinnooshootooki juga menguraikan teori tentang pemerintahan yang diperuntukkan bagiu Tennoo yang masih dibawah umur.
Karya ini memberikan perasaan cinta tanah air kepada pembaca dan juga merupakan argumentasi sejarah yang memiliki nilai kesusastraan yang memikat pembaca.
Gunki Monogatari
Gunki Monogatari (Cerita Peperangan) sebagai kesusastraan yang menggambarkan sejarah, dianggap memliki nilai yang tinggi. Meskipun pada zaman Heian telah ada Masakadoki yaitu catatan pertempuran yang ditulis dengan Kanbun (gaya penulisan) dan Konjaku Monogatarishuu (Kumpulan Cerita Lama) yang mengandung beberapa bab yang berisi cerita peperangan, tetapi kedua cerita ini belum dapat dikatakan sebagai kesusastraan yang istimewa.
Beberapa cerita yang termasuk Gunki Monogatari antara lain adalah Hoogen Monogatari (Hikayat Hoogen), Heiji Monogatari (Hikayat Heiji), Heike Monogatari (Hikayat Heike), Taiheiki (Hikayat Taihei), Soga Monogatari (Hikayat Soga) dan Gikeiki Monogatari (Hikayat Gikei).
Hoogen Monogatari dan Heiji Monogatari
Hoogen Monogatari dan Heiji Monogatari masing-masing terdiri dari tiga jilid, ditulis pada permulaa Zaman Kamakura. Kedua cerita ini tidak diketahui siapa pengarangnya. Hoogen Monogatari menggambarkan Pemberontakan Hoogen (1156) dan Heiji Monogatari menggambarkan Pemberontakan Heiji (1159), yang dapat dikatakan sebagai permulaan sejarah politik samurai, karena menggambarkan kelemahan dan peruntuhan kaum bangsawan serta bangunnya kekuatan kaum samurai.
YangmenjadipahlawandalamHoogeMonogatari adalahseorangsamuraibernamaMinamoto dan Tametomo, dan pahlawan dalam Heiji Monogatari adalah Akugenda yoshihira, keduanya di likiskan sangat berani dan gagah perkasa. Kedua cerita ini melukiskan gambaran manusia baru yaitu kaum samurai. Pengarangnya dengan indahnya melukiskan perpaduan antara semangat kepahlawanan pada waktu pertempuran dan kesedihan setelah peperangan berakhir.
Heike Monogatari
Heike Monogatari biasanya terdiri dari 12 jilid yang ditambah dengan Kanjoo no Maki, sehingga menjadi 13 jilid, tetapi selain itu ada juga buku yag terdiri 6 jilid, 12 jilid dan 20 jilid. Selain bentuk seperti itu, ada juga buku bernama Genpei Joosuiki (cerita tentang masa jaya dan hancurnya Genji dan Heishi) yang berjumlah 48 jilid. Mungkin aslinya terdiri dari 3 jilid yang dibuat pada Zaman Kamakura, tetapi sejalan dengan perkembangan zaman diperkirakan makin lama makin  bertambah banyak. Mengenai pengarangnya terdapat beberapa pendapat, tetapi dugaan yang paling kuat adalah Shinano no Zenji Yukinaga, seperti yang tertulis dalam Tsurezure Gusa bagian ke-226.
Yukinaga adalah seorang bangsawan yang mempunyai pengetahuan luas dan bekerja pada Gotobain.
Heike Monogatari adalah hasil kerja sama antara sastrawan dari keluarga bangsawan yang sudah menjadi pendeta agama Budha yaitu Yukinaga dan seniman yang berasal dari rakyat jelata yaitu Shoobutsu yang mempunyai hubungan erat dengan kaum samurai yang sedang berkuasa. Dalam isi cerita terlihat pula hubungan yang erat dengan agama Budha. Heike Monogatari juga menceritakan tentang tentang berdiri dan runtuhnya keluarga Heike dan munculnya keluarga Genji.
Cerita yang ada dalam Heiki Monogatari ini dapat juga disebut sebagai seni rakyat zaman pertengahan, yang mempunyai pengaruh besar pada kesusastraan setelah zaman Kamakura.
Taiheiki
Buku Jookyuuki menceritakan tentang peristiwa Jookyuu yaitu kudeta yang berhasil yang dilaksanakan oleh Godaigo Tenno terhadap pemerintahan Kamukura. Setelah Shibu Kassenjoo ini diterbitkan, maka muncullah sebuah buku tentang peperangan anatara Kerajaan Selatan di Kyooto.
Buku Taiheiki baru selesai ditulis pada tahun 1371. Secara resmi pengarangnya adalah Kojima Hooshi, akan tetapi apakah karangan itu berasal dari penyelidikan sendiri atau saduran dari buku-buku lain, tidak dapat dipastikan. Taiheiki terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian pertama menceritakan sampai Kenmuchuukoo atau berdirinya pemerintahan Godaigo Tennoo setelah berhasil menjatuhkan pemerintahan Kamakura, bagian kedua mengisahkan kejadian-kejadian sampai meninggalnya Godaigo Tennoo pada tahun 1339 dan bagian ketiga menceritakan peristiwa sampai pemerintahan Jendral Yoshimitsu.
Pengarang buku Taiheiki zaman Nambakuchoo ini menampilkan pandangan baru yang tajam dengan melukiskan kritikan rakyat terhadap pemerintahan yabg tidak beres dan juga melukiskan kejelekan-kejelekan manusia pada masa itu.
Soga Monogatari dan Gikeiki
Sejak keluarnya buku Taiheiki ini sampai Zaman Muromachi, banyak juga diterbaitkan buku lain yang bertemakan peperangan di daerah-daerah. Tetapi yang paling bermutu diantaranya adalah cerita yang cenderung disebut sebagai Eiyuu Denki Monogatari (Biografi Para Pahlawan). Pada zaman ini cerita-cerita kepahlawanan sangat disenangi orang, diantaranya adalah legenda kepahlawanan Soga Bersaudara dan Minamoto Yoshitsune. Buku tentang Soga Bersaudara ini ditulis dalam Soga Monogatari dan tentang kepahlawanan Minamoto Yoshitsune ditulis dalam buku berjudul Gikeiki. Pengumpulan dan pengolahan cerita kepahlawanan dalam kedua buku tersebut dimulai sejak Zaman Kamakura sampai pada permulaan Zaman Muromachi.
Cerita yang diuraikan dalam Soga Monogatari bertemakan pembalasan dendam yang dijiwai semangat samurai Kantoo (daerah Tokyo sekarang), dan di bumbui dengan ajaran-ajaran agama Budha. Sebaliknya Gikeiki meninjilkan perasaan belas-kasihan yang keluar dari perasaan kemanusiaan, dengan berlatar-belakang kehidupan Yoshitsume pada masa kanak-kanak dan pada masa tuanya.
Setsuwa
Legenda yang sejenis dengan Konjaku Monogatarishuu masih terus ditulis sampai Zaman Pertengahan seperti Ujishuui Monogatari, Kokonchomonjuu, Jikkinshoo dan lain-lain. Dalam Ujishuui Monogatari ditulis legenda tentang setan yang mengambil benjolan dari kepala, burung gereja membalas budi dna lain-lain. Legenda seperti ini sangat menarik dan merupakan contoh-contoh legenda Zaman Pertengahan. Antologi legenda agama Budha yang ditulis oleh pendeta dan pertapa diantaranya terdapat  Hoobutsushuu yang ditulis oleh Taira no Yasuyori, Hosshinshuu yang ditulis oleh Kamo no Choomci dan lain-lain. Mujuu juga banyak menulis legenda yang diceritakannya sambil mengajarkan agama Budha, misalnya Shasekishuu. Semuanya ini membawa angin baru bagi legenda rakyat hingga Zaman Pra Modern. Buku Shintooshuu yang disusun pada Zaman Nanbokuchoo, selain berisi ajaran Shintoo, juga banyak memuat legenda-legenda yang berhubungan dengan dewa-dewa Shintoo dan Budha.
Otogizooshi (sejenis dongeng)
Di Zaman Heian cerita hikayat sangat populer sekali, tepapi pada Zaman Pertengahan hal ini berubah, karena otogizooshi lebih digemari. Dongeng ini banyak mendapat pengaruh dari cerita-cerita perang yang seluruhnya berjumlah sekitar 400 sampai 500 buah berupa cerita pendek yang tidak diketahui dengan jelas siapa pengarangnya.
Isi dongenng ini bermacam-macam, ada yang mengambil contoh dari cerita roman, cerita perang, cerita kepahlawanan seperti Shutendooji, ada yang menggambarkan tentang pendeta seperti Chigo Monogatari yang disebut juga Akinoyononaga Monogatari, dongeng pertapa seperti Sanin Hoshi, dongeng tentang hubungan dewa agama Shintoo dengan dewa agama Budha seperti Kumano no Honji, dongeng tentang flora dan fauna yang dilukiskan sebagai manusia seperti Arokassen Monogatari dan lain-lain. Selain itu ada juga yang bersumber dari dongeng rakyat, misalnya Bunshozooshi, Issunbooshi, Hachikazuki, dan sebagainya. Karya tulis dongeng ini merupakan pertanda kebangkitan rakyat biasa dan mempunyai pengaruh sampai dengan kesusastraan zaman berikutnya yakni Zaman Pra Modern.
Dongeng pada umumnya isinya sangat sederhana dan dangkal, karena berlainan dengan jenis kesusastraan yang berpusat pada bmonogatari yang pengarang dan pembacanya terbatas dengan kaum bangsawan, dongeng ditulis oleh bangsawan kelas rendah, pertapa dan pedagang. Ruang lingkup para pembaca dongeng pun lebih luas mulai dari samurai, pendeta, pedagang hingga rakyat banyak.
    

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik