- Fungsi Kritik Sastra
Jika
kita lihat pengertiannya, kritik sastra melakukan penilaian terhadap sebuah
karya sastra dengan mempertimbangkan baik buruknya karya sastra dari berbagai
aspek kepengarangan serta menyandarkan diri pada suatu teori sastra tertentu.[3]
Secara garis besar dapat kita katakan bahwa kritik sastra mempunyai fungsi sebagai
media penghantar antara sastrawan atau pencipta karya sastra dan penikmat
sastra untuk memahami karya sastra itu sendiri. Baik atau buruknya sebuah
karya sastra akan diketahui melalui kritik sastra, dimana seorang kritikus
bertugas menerangkan teknik dan arti karya sastra. Suatu karya sastra yang
belum atau sulit difahami belum tentu tidak mengandung isi sama sekali,
melainkan disebabkan oleh idiom yang berbeda, realitas sosial, dan munculnya
pembaharuan yang tidak langsung dapat diterima tetapi membutuhkan waktu dan
proses.[4]
Tentang
peranan dan fungsi kritik sastra dapat diketahui melalui pemahaman tentang
hakekat perbuatan penciptaan kritik sastra serta manfaatnya bagi pembaca dalam
membantu memahami suatu karya sastra.[5]
Kritik sastra berfungsi sebagai sarana penghubung antara karya sastra dengan
masyarakat penikmat karya sastra.[6]
Tak terlepas dari kepentingan kritik sastra sendiri, yaitu untuk penerangan
bagi masyarakat selain untuk mendukung perkembangan kesusastraan sendiri.
Kritik sastra juga berfungsi sebagai guide pembaca dalam
menikmati karya sastra di samping sebagai pendorong kepada sastrawan terutama
sastrawan muda yang baru mulai mengembangkan bakatnya.
Pada
intinya, kritik sastra memiliki tiga fungsi, yaitu:
- Kritik sastra berguna bagi keilmuan sastra sendiri.
- Kritik sastra berguna bagi perkembangan kesusastraan.
- Kritik sastra berguan bagi masyarakat umum dimana kritik sastra memberikan penjelasan tentang karya sastra.
Kritik
sastra sebagai suatu karya seorang kritikus juga memiliki fungsi sebagai pembina
tradisi kultural. Untuk memenuhi fungsi kritik sastra, beberapa syarat yang
harus diperhatikan, antara lain:
1) Harus berupaya
membangun dan menaikkan tingkat kehidupan sastra;
2) Dijalankan secara
objektif tanpa prasangka, dalam arti dengan jujur mengatakan yang mana yang
baik dan yang buruk;
3) Mampu memperbaiki
cara berfikir, cara hidup, dan cara berkarya seorang sastrawan;
4) Dapat menyesuaikan
diri dengan lingkup kebudayaan dan aturan nilai yang berlaku serta memiliki
rasa cinta dan tanggung jawab terhadap pembinaan kebudayaan dan aturan nilai
yang benar;
5) Dapat memberikan
rangsangan kepada pembaca agar berpikir kritis dan dapat meningkatkan kemampuan
penilaian dan penghargaan masyarakat terhadap karya sastra.
Sebagaimana
telah dijelaskan di awal bahwa kritik sastra berfungsi memberikan penilaian
atas baik buruknya sebuah karya sastra. Penilaian ini dilakukan dengan
alasan-alasan tertentu, tidak hanya berdasarkan ketentuan yang diberikan oleh
seorang kritikus.
Kritik
sastra yang berfungsi mendidik pembaca untuk menghargai karya sastra yang
memiliki nilai yang berkualitas. Kebanyakan pembaca telah memiliki jiwa kritis
setelah menikmati sebuah karya sastra, akan tetapi beberapa hal yang menjadi
kendala dalam menuliskan kritikan tersebut diantaranya; perlu memiliki
konsep atau teori sastra. Meskipun konsep ini dapat dipelajari, namun banyak
orang yang senang melakukan kritik sastra secara terbuka (lisan). Perlu
memiliki kemampuan menulis, tersedianya media massa atau penerbitan, dan
perlunya berkembang tradisi dalam mengkritik sastra.
Konsep
tentang satra berhubungan dengan penilain karya sastra berupa nilai baik atau
buruk dan indah atau tidak indah. Kemampuan menulis mewujudkan kritikan itu.
Karena melalui tulisan itulah pembaca dapat membuktikan bahwa ia telah
melakukan proses kritik sastra. Media penerbit diperlukan baik secara sederhana
maupun kompleks.[7]
Terbitan sederhana berupa stensil, sedangkan secara kompleks berupa surat
kabar, majalah, buku, dan lain sebagainya yang memerlukan proses yang begitu
rumit. Sedangkan mentradisikan kritik sastra merupakan kebiasaan masyarakat sastra
dalam menaruh perhatian terhadap karya sastra sehingga masyarakat mengakui
bahwa kritik sastra memiliki manfaat yang sangat besar.
1. Fungsi Kritik Sastra Bagi Keilmuan Sastra.
Dalam
menilai sebuah karya sastra, seorang kritikus perlu dah harus menggunakan
kritik sastra sebagai dasar hukumnya. Akan tetapi, kritik sastra tidak hanya
menilai tetapi juga menganalisis dan dan hal lain sebagainya yang termasuk di
dalamnya adalah pendefinisian, penggolongan, pengkiasan, penguraian, dan
penilian (evaluasi).
Kritik
sastra berusaha menguraikan unsur-unsur karya sastra berdasarkan teori
sastra. Apakah bernilai atau tidak. Memiliki kualitas seni atau tidak.
Kemudian mempertimbangkan seluruh penilaian yang menjadi kesatuan erat, barulah
seorang kritikus menentukan karya sastra itu bernilai tinggi, sedang, kurang,
atau tidak bernilai.
2. Fungsi Kritik Sastra Bagi Perkembangan Kesusastraan.
Dalam
menilai sebuah karya sastra, kritik menjelaskan tentang diantaranya penggunaan
bunyi, gaya bahasa, dan sebagainya juga diuraikan pikiran lain di luar unsur
karya sastra, yaitu nilai psikologi (jiwa), pandangan hidup, dan filsafat.
Dengan
melakukan perbandingan dengan karya sastra lain yang sudah memiliki nilai
sastra yang tinggi, sebuah karya sastra dibandingkan dalam penilaiannya.
Beberapa hal ini secara signifikan mampu mendorong sastrawan yang sudah mumpuni
ataupun sastrawan muda untuk meningkatkan mutu karyanya sehingga disinilah
letak perkembangan karya sastra dengan banyak bermunculan karya-karya yang baru
dan inovatif.
3. Fungsi Kritik Sastra Bagi Masyarakat.
Masyarakat
umum dan masyarakat sastra yang dalam hal ini termasuk ahli teori sastra, ahli
sejarah sastra, kritikus sastra, dan penikmat sastra (pembaca) dapat mengetahui
nilai sebuah karya sastra melalui kritik sastra. Kritik sastra dapat memberikan
jawaban atas pertanyaan yang mungkin timbul dari diri pembaca setelah menikmati
sebuah karya sastra.[8]
Khususnya
masyarakat umum yang tidak mengetahui dan menguasai teori sastra, kritik sastra
berfungsi dan berperan sebagai mediator antara pembaca dan karya sastra dimana
kritik sastra menjelaskan secara keseluruhan hal-hal yang bersangkutan dengan
karya sastra tersebut. Selain itu kritik sastra juga secara tidak langsung
menggugah pembaca untuk menjadi seorang kritikus meskipun kritikannya tidak
berupa tuliasan ilmiah ataupun hanya sebuah resensi. Pengetahuan pembaca yang
bertambah tentang teori sastra dengan tidak langsung pembaca akan mengungkapkan
“karya ini baik” dan “karya ini buruk”.
Kritik
sastra berguna memberikan bahan-bahan dalam penyusunan sejarah sastra ataupun
teori sastra. Apabila kita simpulkan secara sederhana, kritik sastra memiliki
fungsi sebagai berikut:
2) Mendudukan persoalan
yang muncul dan menjawab pertanyaan yang timbul setelah menikmati karya sastra
yang dilakukan dengan menafsirkan, menganalisis, dan mengevaluasi (memberikan
penilaian) terhadap karya sastra berdasarkan teori dan sejarah sastra.
3) Menjadi media
konduksi antara karya sastra dengan masyarakat penikmat sastra berupa pemberian
motivasi kepada penikmat sastra untuk secara tidak langsung menjadi seorang
kritikus sastra.
4) Menjadi guide
pembaca dalam menikmati sebuah karya sastra yang baik dan karya sastra yang
tidak baik, yang asli dan tidak asli.
5) Menjadi pengarah atau
pembimbing dengan memberikan pendapat atau pertimbangan bagi sastrawan muda
atau pengarang pemula untuk meningkatkan kualitas karya sastranya.
6) Mematangkan pemikiran
ataupun ide bagi pengarang yang telah banyak berkarya dan banyak mendapat
impuls dari kritik sastra.
7) Menjadi media untuk
membangkitkan emosi yang baik terhadap karya-karya pengarang tertentu.
8) Memberikan sumbangan
pendapat atau bahan-bahan bagi penyusunan atau pengembangan teori sastra dan
sejarah sastra.
- Peran Kritik Sastra
Karya
sastra sebagai karya seni menghendaki penilaian yang bermutu seni. Disinilah
kritik sastra berperan memberikan nilai tinggi rendahya karya tersebut. Peran
kritik sastra sangatlah besar dalam perkembangan kesusastraan terutama dalam
perkembangan ilmu lainnya, karena kritik sastra memberikan niali kepada sebuah
karya sastra yang mengambil dari beberapa ilmu di antaranya, filsafat, ilmu
sosial, politik, dan sebagainya. Selain kritik sastra memberikan penilaian yang
berdasarkan hakikat sastra dan hukum-hukum objektif. Seorang kritikus
memerlukan pengetahuan lain selain teori sastra, sejarah sastra dan kritik sastra
itu sendiri. Sehingga, perkembangan sastra ini diikuti berkembangnya pula
pengetahuan yang lain seperti ilmu sosial, psikologi, filsafat, etika, agama
bahkan ilmu eksak sekalipun dan ilmu lain sebagainya.
Fungsi
dan peran kritik sastra tidak dapat dibedakan secara jelas. Seperti dalam
fungsi kritik sastra yang telah dijelaskan di atas, kritik sastra juga memegang
peranan penting dalam penyusunan sejarah sastra ataupun teori sastra.[9]
Seperti menyusun perkembangan penggunaan unsur bunyi, kombinasi kata, gaya
kalimat, gaya bahasa, diksi, dan lain-lain. Sama halnya dengan pikiran yang
dikemukakan oleh seorang sastrawan yang berisi ajaran filsafat, pandangan hidup
dan lain sebagainya.
Peran
yang paling utama dalam kesusastraan adalah berkembangnya penyusunan teori
sastra sehingga unsur-unsur kesusastraan dan unsur-unsur karya sastra tetap
terjaga dan mengalami peningkatan baik secara kuantitif maupun kualitatif
dengan angka yang cukup signifikan.
Pada
dasarnya, seorang kritikus yang bertanggung jawab memiliki tiga peran, yaitu[10]:
1. Menjalankan disiplin
pribadinya sebagai jawaban terhadap karya sastra tertentu. Berbeda dengan
estetikus, seorang kritikus sastra adalah orang yang terlatih dan mampu
memisahkan antara hal yang bersifat emosional dan hal yang rasional.
2. Bertindak sebagai
pendidik yang berupaya membina dan mengembangkan kejiwaan suatu masyarakat.
3. Bertindak sebagai
hakim yang bijaksana yang dapat membangkitkan kesadaran serta menghidupkan
nurani, akal budi, intelektual, dan perasaan.
0 komentar:
Posting Komentar