Translate

tokohpuisi jawa suparto brata

Written By iqbal_editing on Minggu, 25 September 2016 | 17.57

PARA PENGARANG SASTRA JAWA
1. SUPARTO BRATA
Suparto Brata, kelahiran Surabaya, 27 Februari 1932 ini sering menggunakan nama samaran Peni, Eling Jatmiko, Tera, dan M. Sholeh. Ia lahir dari pasangan Bendara Raden Ajeng Jembawati (Keturunan Paku Buwono V) dan Raden Suratman yang berasal dari Surakarta. Pendidikannya dimulai dari sekolah Angka Loro di Sragen (1938--1934), SR (1943—1945) di Surabaya, SR dan SMPnya dilalui dalam pengungsian di Probolinggo (1946–1947), kemudian diteruskan di SMPN II dan SMA Katolik St. Louis Surabaya (1954-1956).
Suparto Brata, lahir sebagai anak ke-8 dari 8 bersaudara. Namun, saudaranya yang hidup hanya satu orang, yaitu Raden Mas Soewondo, anak ke-4, sehingga ia hanya dua bersaudara. Pengarang yang menikah dengan Raden Rara Ariayati pada tahun 1962 ini memulai pekerjaan sebagai karyawan Rumah Sakit Kelamin di Surabaya tahun 1951 – 1952, kemudian pindah menjadi karyawan kantor telegrap PTT tahun 1952 – 1960 di Surabaya, pindah lagi menjadi karyawan perusahaan Dagang Negara Djaya Bhakti di Surabaya tahun 1960 – 1967, dan terakhir tercatat sebagai pegawai kotamadya II Surabaya tahun 1971 – 1988. Bapak empat orang anak, Ir. Tatit Merapi Brata ( 1963 ), Teratai Ayuningtyas, SE ( 1965 ), Neo Semeru Brata, S.TP ( 1964 ), dan Ir. Tenno Singgalang Brata ( 1971 ), ini sekarang tinggal di Rungkut Asri III / 12 Perum YKP RL – I – C 17 Surabaya 60293
Pertama kali menulis dengan media bahasa Indonesia pada tahun 1952 di majalah Siasat dan Mimbar Indonesia. Tulisannya itu merupakan artikel, sedangkan karyanya yang berbentuk sastra pertama kali muncul di majalah Garuda Jakarta tahun 1953 tanpa diberi imbalan. Tahun 1953 itu pula tulisannya terbit di majalah Kisah dengan imbalan Rp. 60. Pertama kali menulis didorong oleh keinginannya untuk memberitakan apa yang disaksikan, dipikirkan, diimajinasikan, dan dicita-citakan. Ia selalu merasa bahwa apa yang telah dia tulis belum sempurna, belum tuntas, dan belum memuaskan sehingga ia akan terus menulis. Pendapatannya sebagai seorang pengarang cukup memberikan kontribusi bagi kehidupan ekonominya. Suparto Brata menceritakan bahwa ketika ia mengambil rumah di Rungkut, kala itu cicilannya adalah Rp. 121.000. Padahal, gajinya sebagai pensiunan pegawai negeri hanya Rp. 120.000 sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya dan biaya kuliah anak-anaknya, praktis mengandalkan dari menulis. Ketika kebutuhan ekonomi mendesak, misalnya untuk biaya kuliah anak-anaknya, ia terpaksa ‘melacurkan’ diri dengan mendaur ulang tulisan-tulisannya yang pernah terbit untuk dikirimkan kembali ke media lain. Penghasilan yang cukup lumayan itu yang menjadi salah satu pendorong untuk produktif. Semasa masih bekerja di kantor telegrap, ia selalu membawa tulisannya yang ditulis tangan dengan rapi di rumah. Ia berangkat pagi-pagi sekali dan sebelum jam kerja dimulai ia mengetik tulisannya dengan mesin ketik kantor. Dengan demikian, ia merasa tidak mengorupsi waktu kerjanya di kantor telegrap. Honor tertinggi yang pernah diterima adalah ketika cerita sambungannya saksi mata dimuat di Kompas. Ia diberi imbalan Rp. 10.000.000. Uang hasil tulisannya dibelikan perlengkapan rumah seperti kulkas dan TV. Tulisannya yang berbahasa Jawa terakhir mendapat imbalan Rp. 18.000 per sekali muat atau total 360.000 untuk cerita sambung yang dimuat dalam 20 terbitan di majalah Panjebar Semangat.
Kemampuannya menulis didapat dari belajar membaca karya orang lain, terutama karya-karya detektif dari Amerika dan Inggris. Ia gemar membaca karya-karya detektif Agatha Cristie, Shidney Sheldon dan karya-karya pengarang lainnya. Dari karya-karya yang dibaca itu timbul keinginan untuk menulis seperti mereka karena ia merasa mampu menulis seperti itu dan ia juga ingin terkenal seperti penulis-penulis tersebut.
Pendapatannya dari menulis dalam bahasa Indonesia jauh lebih besar bila dibandingkan dengan tulisannya dalam bahasa Jawa. Ia menulis karangan yang berbangsa Indonesia di Siasat, Indonesia, Zenith, dan Mimbar Indonesia. Segala genre, kecuali puisi, ia tulis karena ia ingin menulis lebih baik dari yang telah dibacanya.
Sebagai pengarang sastra Jawa yang sangat produktif, ia banyak mendapat penghargaan. Saking banyaknya penghargaan yang diperoleh, ia sampai lupa. Beberapa penghargaan yang masih diingatnya adalah (1) pemenang penulis sandiwara dari Departemen P dan K ( 1958 ) dan (2) dari yayasan Rancage tahun 2000 sebagai pembina bahasa dan sastra Jawa dan untuk kumpulan crita cekaknya yang berjudul Trem (Pustaka Pelajar) pada tahun 2001 dan Donyane Wong Culika (2005).
Kesulitan yang dialami sebagai pengarang adalah dalam hal penyebaran karya sastranya untuk sampai kepada pembaca. Selama menjadi pengarang ia merasa mendapat bantuan dari para redaktur majalah bahasa Jawa yang telah meloloskan karangannya, para penerbit buku bahasa Jawa, teman pengarang, peneliti, kritikus sastra, dan para mahasiswa yang telah menjadikan karya-karyanya sebagai objek penulisan skripsi atau tesis S-2.
Pengarang, yang bertekad akan terus menulis sampai merasa puas karena sampai sekarang ia belum merasa puas ini berharap agar sastra Jawa dapat menjadi warga sastra dunia. Dia menganggap bahwa bahasa Jawa dapat digunakan sebagai bahasa komunikasi dalam dunia modern. Hal itu didasarkan pada pengalamannya sebagai pengarang sastra Jawa yang merasa bahwa bahasa Jawa cukup sempurna sebagai bahasa pengantar di bidang apa saja dan kapan saja. Ia menganggap bahwa bahasa Jawa cukup sempurna untuk mengungkapkan kehidupan, perasaan, peradaban, dan sebagainya tentang hidup manusia kapan saja dari dahulu hingga sekarang.
Hasil karya Suparto Brata, sejak tulisannya yang pertama sampai dengan yang terbaru (2002), didokumentasikan dengan sangat baik.
  1. Tak Ada Nasi Lain (1958, diperbaiki 1989, 249 hal, diterbitkan bersambung Kompas Januari – Maret 1990).
  1. Si Gadis Datang (drama, 18-26 Desember 1958, dimainkan oleh SGTK Surabaya 1958, dimainkan oleh Sandradika Surabaya, ditayangkan TVRI Pusat Jakarta 1973 memperkenalkan Eva Rosdiana Dewi)
  2. Cinta Dan Penghargaannya (drama, Pemenang Harapan I penulisan naskah drama Departemen P& K Yogya tahun 1958).
  3. Kaum Republik (33 hal, pemenang pertama Sayembara crita sambung Panjebar Semangat. Terbit di Panjebar Semangat tahun 1959, judulnya diganti menjadi Jiwa Republik. Diterbitkan oleh CV. Ariyati 1965, dengan judul Lara Lapane Kaum Republik).
  4. Tanpa Tlacak (Seri Detektif Handaka, 1959, dimuat Panjebar Semangat 4 Maret-6 Mei 1961 (9X) dan dibukukan oleh CV Setia Kawan Surabaya tahun 1962).
  5. Kaum Republik (drama, dimuat bersambung di majalah Aneka Jakarta No. 6 Th. X 10 Mei 1960 - No. 14 Th. XI 10 Juli 1960. (9X)).
  6. Katresnan Kang Angker (dengan nama samaran Peni, 20 Juli – 10 Agustus 1961 52 hal. Dimuat bersambung di Panjebar Semangat No. 7 Th. 29. 17 Februari 1962 - No. 19 Th 29, 2 Juni 1962. (13X). Dibukukan Setia Kawan Surabaya 1962. Dimainkan jadi drama di FKIP Sanata Dharma Yogyakarta oleh Rama Th. Koendjono S.J. 1963).
  7. Pethite Nyai Blorong (dengan nama samaran Peni, 24 Januari – 12 Februari 1962. 60 hal, ide cerita Mignon G. Eberhart: White The Patient Slept, dimuat bersambung di Panjebar Semangat 1962 dan dibukukan oleh CV Ariyat Surabaya, 1965 serta dicetak ulang oleh Yayasan Penerbit Djojobojo Surabaya, 1996).
  8. Emprit Abuntut Bedug (seri Detektip Handaka. Agustus 1962, 60 hal, dimuat bersambung Panjebar Semangat 1963, dibukukan oleh CV. Ariyati Surabaya, 1966).
  9. Kaduk Wani (seri Wiradi, 1962, 18 hal, dimuat bersambung Jaya Baya, 1966).
  10. Kena Pulut (seri Wiradi, 1963, 50 hal, dimuat bersambung Jaya Baya, 1967).
  11. Mulai Dengan Senyum (drama, dimuat bersambung di majalah Gapura Surabaya 1963).
  12. Kadurakan Ing Kidul Dringu (Oktober 1963, 64 hal., dimuat bersambung Panyebar Semangat, 1963, dibukukan CV. Ariyati Surabaya, 1965).
  13. Titising Sepata (24 Januari 1964, 116 hal., cerkak (fragmen) di Jaya Baya 1966, dengan judul: Wong Wadon Narionint).
  14. Tretes Tintrim (seri Detektip Handaka, 1- 27 Agustus 1964, dimuat bersambung Jaya Baya, 1961, dibukukan oleh CV. Ariyati Surabaya, 1965).
  15. Asmarani (dengan nama samaran Peni, 1964, dimuat bersambung Jaya Baya 1964, dibukukan oleh PT. Bina Ilmu Surabaya, 1983).
  16. Pawestri Telu (dengan nama samaran Peni, Agustus – September 1964, dimuat bersambung Jaya Baya, 1964, dibukukan oleh PT. Bina Ilmu Surabaya, 1983).
  17. Sanja Sangu Trebela (dengan nama samaran Peni, 6 Oktober 1964, 64 hal. Ide cerita Friedrich Duerrenmatt, dari naskah drama Die Besuch der Alten Dame. Dimuat bersambung Panjebar Semangat, 1964. Dibukukan oleh CV. Ariyati Surabaya, 1967. Diterbitkan ulang oleh Yayasan Penerbitan Djojoboyo Surabaya, Juli 1996).
  18. Sala Lelimengan (24 Januari 1965, 65 hal., dimuat bersambung Panjebar Semangat 15 April – 15 Agustus 1965 (18X)).
  19. Guru Sangtanu (Maret - Juni 1966. 400 hal., belum terbit).
  20. November Abang (7, September – 16 Oktober 1965, 56 hal. Dimuat bersambung Jaya Baya, 1965).
  21. Jaring Kalamangga (seri Detektip Handaka. Januari – Maret 1966, 83 hal. Dimuat bersambung Jaya Baya, 1966).
  22. Patriot-patriot Kasmaran (29 April 1966, 25 hal. Diterbitkan oleh CV. Gema Solo, 1966).
  23. Lintang Panjer Sore (17 Juli 1966, 32 hal. Diterbitkan oleh CV. Gema Solo, 1966).
  24. Dinamit (19 September 1966, 36 hal. Diterbitkan oleh CV. Gema Solo, 1966).
  25. Pendekar Banjaragam (cerita silat, diterbitkan CV. Gema Solo, 1966-1967, 6 jilid).
  26. Gempar Djojocoroko (18 Juni 1967. Diterbitkan oleh CV. Gema Solo, 1967).
  27. Boyolali Ricuh (1967. Diterbitkan oleh CV. Gema Solo, 1978).
  28. Asmara Jahanam (Seri Mubagus, 1967. Diterbitkan oleh CV. Gema Solo, 1967).
  29. Clurit Bataputih (1967. Diterbitkan oleh CV. Gema Solo, 1967. Dimuat bersambung oleh Jawa Pos, 1982).
  30. Nyawa 28 (dengan nama samaran Eliang Jatmika. Dimuat bersambung Jaya Baya 1967).
  31. Gempur-gempuran di Lereng Lawu (seri Mubagus. 26 Oktober 1968. Diterbitkan oleh CV. Gema Solo, 1968).
  32. Asmara Terpendam (1968, belum diterbitkan).
  33. Bidadari Cemara Sewu (seri Mubagus 1968. Diterbitkan oleh CV. Gema Solo, 1968).
  34. Kucing Item Tergencet (seri Mubagus 1968. Diterbitkan oleh Gema Solo, 1968).
  35. Luwih Becik Neraka (Dimuat bersambung di Panjebar Semangat, 1970. Judul diganti oleh Redaksi: Tangise Prawan Sundha).
  36. Dlemok-dlemok Ireng (1971, 51 hal. Dimuat bersambung Jaya Baya, 1972. Judul diganti oleh Redaksi Ngebut).
  37. Dom Sumuruping Banyu (1971, 51 hal. Dimuat bersambung Jaya Baya, No. 14 tahun 26 5 Desember 1971 – 8 Maret 1972. (14X)).
  38. Jemini (dengan nama samarab Peni, 1971, 86 hal. Ide cerita Lin Scholte. Dimuat bersambung Jaya Baya, No. 28 Th. XXVI Maret 1972 (14X)).
  39. Jaring Kalamangga (diindonesiakan dari judul sama. Diterbitkan CV. Bina Ilmu Surabaya, 1972).
  40. Malam Pengantin (2 Agustus 1972, 50 hal. Cerita film untuk Basuki Film).
  41. Fantasi (1 Oktober 1972. Dimuat bersambung Panjebar Semangat, No. 44 th. 38-24 November 1972. (12X)).
  42. Asap Hitam (2. Oktober – 6 November 1972. Belum diterbitkan).
  43. Sang Ajudan (2 Januari – 10 Februari 1973. Belum diterbitkan).
  44. Bibit di Mantren (26 Februari – 26 Maret 1973. Belum diterbitkan).
  45. Kepelet (dengan nama samaran Peni), 18 Januari 1973. 56 hal. Dimuat bersambung Jaya Baya, no. 47/XXVII, 29 1973, judul diganti Nglacak Ilange Sedulur Ipe (8X)).
  46. Surabaya Tumpah Darahku (1973. Dimuat bersambung Kompas, 10 November 1973 (37X). Dibukukan oleh CV. Bina Ilmu Surabaya, 1978).
  47. Garuda Putih (seri Detektip Handaka, 5 Januari 1974. Dimuat bersambung Panjebar Semangat, 31 Januari 1974. (11X)).
  48. Sisa-sisa Kemarin (1974. Pemenang Harapan I, sayembara menulis novel DKJ 1974).
  49. Ngingu Kutuk Ing Suwakan (1974, 52 hal. Dimuat bersambung di Panjebar Semangat, 15 Maret 1975. (11X)).
  50. Hari Jadi Kota Surabaya (682 TAHUN SURA ING BAYA. Karya bersama Kolonel Laut Dokter Sugiyono Tirtiatmojo, diterbitkan Pemda II Kotamadya Surabaya, 1875).
  51. Gila di Abun-abun (April-Juli 1975, 206 hal. Belum diterbitkan).
  52. Harimau Mati Meninggalkan Belang (Desember 1975. Diterbitkan oleh CV. Bina Ilmu Surabaya, 1978).
  53. Oh, Surabaya (1975. Diterbitkan CV. Bina Ilmu Surabaya. (Inpres SD 1975)).
  54. Damarwulan (29 Maret 1976. Diterbitkan PT. Gramedia Jakarta, 1976. (Inpres SD)).
  55. Mata-mata (Juni-Agustus 1976. 143 hal. Diterbitkan oleh PT. Dunia Pustaka Jaya, 1967. Diindonesiakan dari Dom Sumuruping Banyu).
  56. Sayembara di Mamenang (11 November 1967. Diterbitkan oleh PT. Dunia Pustaka Jaya, 1967).
  57. Ali Baba (15 Januari 1977. Diterbitkan oleh PT. Gramedia Jakarta, 1977).
  58. Rembulan Kasmaran (28 Januari 1977, 100 hal. Dimuat bersambung Jaya Baya, 1977).
  59. Hisaplah Maduku, Lalu Campakkan (18 Agustus 1977, 50 hal. Diindonesiakan dari Dlemok-dlemok Ireng. Diterbitkan sebagai booklet VISTA 1979).
  60. Terjerat Buih Pantai Selatan (22 Maret 1977, 50 hal. Di Indonesiakan dari Kepelet, diterbitkan oleh CV. Surya Raya Surabaya, 1978).
  61. Hancurkanlah Pasukan Tartar Itu (1978. Diterbitkan CV. Surya Raya, 1978).
  62. Rembulan Kasmaran (22 Agustus 1978, 140 hal. Di Indonesiakan dari Rembulan Kasmaran, dibukukan oleh PT. Cita Bandung 1980.)
  63. Generasi Yang Hilang (1979. Pemenang II sayembara menulis novel Kartini, 1979. Dibukukan oleh Kartini Group, 1980).
  64. Panji Gandrung Anggreni (1979. 100 hal. Diterbitkan oleh PT. Bina Ilmu Surabaya 1981).
  65. Kota Angin Tercinta (Januari – September 1979. 197 hal. Dimuat bersambung oleh Jawa Pos, Februari – April 1987).
  66. Donyane Wong Culika (16 Oktober – 26 Desember 1979. pemenang Harapan I novel PKJT 1979. Belum pernah disiarkan).
  67. Jatuh Bangun Bersama Sastra Jawa (Oktober 1980. Pemenang harapan I naskah bacaan mahasiswa Dept. P.&.K. 1980. Dibukukan Dept. P.&.K. Jakarta, 1982).
  68. Kunanti di Selat Bali (29 Oktober – 21 November 1980. Pemenang I novel Majalah Putri Indonesia, 1981. dibukukan Kartini Group, 1981. Disadur oleh Prof. Madya Ju San Yuan dan diterbitkan dalam bahasa Cina di RRC, 1989).
  69. Pacarku di Bis Kota (18-23 April 1981, 33 hal. Dibukukan PT. Bina Ilmu, 1995).
  70. Kekenesan Partiyem. (Terdiri dari dua bagian. Bagian Pertama dimuat Kartini bersambung dengan judul : Tanahku, Darahku (1981). Bagian kedua dimuat Sarinah bersambung dengan judul : Dalam Irama Musim, Desember 1985, 224 hal).
  71. Memperebutkan Pusaka Jenggal (13 Oktober 1982, 67 hal. Dibukukan oleh PT. Bina Ilmu, 1982).
  72. Surabaya No Monogatari (Surabaya Zaman Jepang, Mei 1983. Dimuat bersambung Jawa Pos, 30 Mei – 21 Juni 1983. (20X)).
  73. Sugriwo Subali (1983, 100 hal. Dibukukan Tiga A Solo, 1983).
  74. Nona Sekretaris (dengan nama samaran Peni, ide cerita Jacqueline Susann: Valley of the Dolls, 1966, 15 Desember 1983 – 24 Mei 1984, 150 hal. Dimuat bersambung Jaya Baya no. 19/XXXVIII 9 Januari 1984 – 5 Agustus 1984. (28X)).
  75. November Merah (DiIndonesiakan dari November Abang. Dibukukan oleh PT. Bina Ilmu, 1984).
  76. Pahlawan November (Pemenang I Lomba naskah buku anak-anak Penerbit IK Bandung. Dibukukan oleh PT. Bina Ilmu 1985).
  77. Membakar Surabaya (skenario sinetron, 1986. 108 hal).
  78. Geger Jayacaraka (dari judul Gempar Djojocoroko, 1967. Dimuat bersambung Surabaya Post, 1986).
  79. Pertempuran 10 November 1945 (Buku sejarah karya bersama diterbitkan oleh Panitia Pelestarian Nilai-nilai Kepahlawanan 10 November 1945 di Surabaya, diketuai oleh Blegoh Soemarto (Ketua DPRD I Jawa Timur), 1985).
  80. Dimana Kamu, Yusman? (10 September 1988, 109 hal. DiIndonesiakan dari Kepelet. Belum terbit).
  81. Dokoh Jantung Hati (dari judul Boyolali Ricuh (1967). Dimuat bersambung Surabaya Post, November 1988. Januari 1980).
  82. Sejarah Pers Jawa Timur (1988. Karya bersama, Panitia SPS Jawa Timur).
  83. Sejarah Panglima-panglima Brawijaya (sampai Majen Sugeng Subroto, karya bersama Panitia LIPI Jakarta dan Seksi Sejarah Kodam V Brawijaya. 1988).
  84. Buron Papat, 1989 (skenario ludruk untuk TVRI Stasion Surabaya).
  85. Membakar Surabaya (Oktober 1989 – Desember 1989, 204 hal. Dimuat bersambung Surya, November – Desember 1989).
  86. Tokoh Hitam Putih (Oktober 1989, 42 hal. Skenario TV, seri Polwan Citra).
  87. Iklan (November 1989, 30 hal. Skenario TV, seri Polwan Citra).
  88. Pacar Si Udin (8 Desember 1989, 39 hal. Skenario TV, seri Polwan Citra).
  89. Saputangan Gambar Naga (Febaruari-April 1989. Dimuat bersambung Surabaya Post, 17 April – 6 September 1990).
  90. Spookhuis (28 Agustus 1990, 59 hal. Dimuat bersambung Panjebar Semangat, no. 6, 2 Februari 1991 – no. 16, 16 April 1991. (11X)).
  91. Mencari Sarang Angin (27 Januari 1991 – 26 April 1991, 286 hal. Dimuat bersambung Jawa Pos, 23 Oktober 1991 – 27 Desember 1991).
  92. Kunarpa Tan Bisa Kandha (seri Detektip Handaka, 20 Juni 1991, 81 hal. Dimuat bersambung Jaya Baya no. 12/17 November 1991 – no. 28/8 Maret 1992. (17X)).
  93. Detektif (16 Agustus 1991. 30 hal. Skenario TV, seri Melati Mekar Setangkai).
  94. Gadis Tangsi (2 September – 1 Oktober 1991. 150 hal. Dimuat bersambung Jawa Pos, 16 Januari – 8 April 1994 (71X)).
  95. Terjebak di Monitor (4 – 27 November 1991. Pemenang Harapan II Sayembara menulis novel Kartini 1991. 108 hal. Dimuat bersambung Kartini, Oktober 1992).
  96. Astirin Mbalela (dengan nama samaran Peni, 6 Januari – 22 Maret 1992. 100 hal. Dimuat bersambung Djaka Lodang Yogyakarta, 27 Maret – 10 Juli 1993. (16X)).
  97. Aurora, Sang Pengantin (13 Juni – 24 Juli 1992. 133 hal. Dimuat bersambung Surabata Post, 27 Agustus – 22 November 1992. (86X).
  98. Donyane Wong Culika (perbaikan cerita 1979, 7-28 September 1992, 154 hal. Belum diterbitkan).
  99. Dahuru Ing Loji Kepencil (29 Juli 1993. 40 hal. Dimuat bersambung Jawa Anyar 21 Juni – 1 September 1993).
  100. Trem (antologi crita cekak 1960 – 1993, 350 hal. Diterbitkan jadi buku oleh Pustaka Pelajar Yogyakarta November 2000).
  101. Surabaya, di Sanalah Aku Berdiri (September – 11 November 1994. 303 hal.)
  102. Kremil (11 November 1994 – Maret 1995. 273 hal. Dimuat bersambung Kompas, 7 Agustus 1995 – 9 Januari 1996. (151X). Diterbitkan buku oleh Pustaka Pelajar Yogyakarta Juli 2002).
  103. Solo Gelap Gulita (diIndonesiakan dan Solo Lelimengan, 1965, 13 Juni – 13 Juli 1995. Dimuat bersambung Republika, 2 Oktober – 3 Desember 1995 (77X). Judul diganti Buku Harian Seorang Perwira).
  104. Clemang-Clemong (8-31 Agustus 1995, 95 hal. Dimuat bersambung Jaya Baya 4 Agustus – 22 Desember 1996, (21X)).
  105. Saksi Mata (7 Oktober – 3 Desember 1995. 253 hal. Dimuat bersambung Kompas Januari 2002).
  106. Dinamit (8 Desember 1995 – 12 Januari 1996, 150 hal. Dimuat bersambung Surabaya Post, 8 September 1996 – 27 November 1996. (81X)).
  107. Teti Si Tegar Hati (perbaikan dari Gadis Tangsi, 14 Februari 1996 – 1 Oktober 1996 475 hal. Belum diterbitkan).
  108. Pariwara Mini (25 Oktober – 15 November 1998. 44 hal. Dimuat bersambung Djaka Lodang, 13 Maret 1999 – 1 Mei 1999 (10X)).
  109. Pacare Udin (25 November – 20 Desember 1998. 62 hal. Dimuat bersambung Panjebar Semangat, 2 Januari 1999 – 10 April 1999. (15X)).
  110. Bekasi Remeng-remeng (20 Maret – 12 April 2000. 65 hal. Dimuat bersambung Panjebar Semangat, 8 Juli 2000 – 30 September 2000. (13X)).
  111. Lelakone Si Lan Man (kumpulan crita cekak 1960-2002, 218 hal.).
  112. Donyane Wong Culika (perbaikan, diperbaiki 15 Maret 2001) 514 hal.).
  113. Interogasi (kumpulan cerita pendek, 188 hal. Diterbitkan oleh Dewan kesenian Jawa Timur, Surabaya, Agustus 2001).
  114. Keluwarga Pejuang (21 November 01 – 21 Januari 02, 119 hal. Dimuat bersambung Panjebar Semangat NO. 9, 2 Maret 2002 – No. 27 6 Juli 2002).
  115. Srawungku Karo Sastra Jawa (Esai, 27 Februari – 24 Mei 2002, 200 hal.).
Karyanya yang berupa cerita pendek (berbahasa Indonesia): (1) "Miss Rika Di Angkasa" (Garuda, no. 40, 25 Oktober 1953), (2) "Layar Terkembang" (Kisah, no. 5 th. I, November 1953), (3) "Di Tepi Bengawan Solo" (Mimbar Indonesia, Jakarta, no. 5 th. VIII, 30 Januari 1954), (4) "Kembali Ke Pangkalan" (Siasat, no. 357, th. VIII, 11 April 1954), (.5) "Gadis Dari Penjara" (Roman, no. 1 th. I, Oktober 1954), (5) "Gadis Dan Janda" (Roman, no. 1 th. II, Januari 1955), (6) "Rumah Hantu" (Roman, no. 1 th. I Januari 1955), (7) "Mencari Rangka" (Indonesia, no. 2 th VI, Februari 1955), (8) "Lahirnya Tuhan" (Roman, no. 5 th. II Mei 1955), (9) "Arang" (Siasat, no. 419, th. X, 19 Juni 1955), (10) "Per" (Kisah, no. 5 th. IV, Mei 1956), (11) "Pes" (Kisah, no. 10 th. IV, Oktober 1956), (12) "Hilangnya Dunia Asli" (Sadar, no. 39 th. VIII, 30 Desember 1956), (13) "Mengatur Perabot Rumah" (Mimbar Indonesia, no. 13 th XI, 13 Maret 1957), (14) "Gembala Kambing" (Siasat, no. 520, th. XI, 29 Mei 1957), (15) "Pohon Tomat" (Siasat, no. 548 dan 549 th. XI, 11 dan 18 Desember 1957), (16) "Cyrano Kami" (Aneka, no. 8 th. IX, 10 Mei 1958), (17) "Menanti Lahirnya Napoleon" (Sarinah, no. 2 th. I, Juli 1958), (18) "Dansawan Baru" (Aneka, no. 28 th. IX, 1 Desember 1958), (19) "Amarah Seorang Jurutulis" (Roman, no. 3 th. VI Maret 1959), (20) "Dendam Kesepian" (Hidangan, no. 10 th, IV, 10 Maret 1959), (21) "Dendam Seorang Bandol" (Aneka, no. 8 th. X, 10 Mei 1959), (21) "Penjual Kue Dan Tumbuhan Durian" (Roman, no. 8 th. VI Agustus 1959), (22) "Kupu-kupu Di Tengah Padang" (Aneka, no. 17 th. X, 15 Agustus 1959), (23) "Malam Tidak Jahanam" (Aneka, no. 32 th. X, 10 Januari 1960), (24) "Dua Asmarawan" (Hidangan, no. 13 th, V, 5 Maret 1960;Harian Surabaya Post (Surabaya), no. 117 th. IV, 29 Mei 1961; Harian Umum (Surabaya) no. 199 th. XII, 1 Juni 1961; Gelora (Surabaya), no. 13/14 th 11, Juli 1961), (25) "Tak Ada Nasi Lain" (Aneka, no. 3 th. XI, 21 Maret 1960), (26) "Hadaninggar" (Indah, no. 37 th. IV, Agustus 1960), (27) "Gara-gara" (Indah, no. 40 th. IV, November 1960), (28) "Daun Keladi" (Indah, no. 37 th. IV, Agustus 1960), (29) "Kena Getah" (Gelora Surabaya Post, no. 168 th. IX, 18 September 1961), (30) "Kurang Bulan" (Tanah Air, no. 12 th. XV, 1961), (31) "Pencuri Dompet" (Tanah Air, no. 3 th. XVI, 1962), (32) "Laboratorium Kasih" (Tanah Air, no. 7 th. XVI, 1962), (33) "Langkah-lankah Berpeluh" (Tanah Air, no. 1 th. XVIII, 1964), (34) "Buronan Si Mata Merah" (Tanah Air, no. 5 th. XVIII, 1964), (35) "Surabaya Tumpah Darahku" (Gapura, no. 1 th. 1 April 1968), (36) "Dibayangi Tali Gantungan" (Harian Indonesia Raya, 5 April 1970), (37) "Jatuhnya Seorang Nyonya Besar" (Harian Kompas, 25 Mei 1970), (38) "Mreteli Roda Mobilnya" (Harian Indonesia Raya, 19 Juli 1970), (39) "Semalam Dengan Titisari" (Harian Indonesia Raya,16 Agustus 1970), (40) "Penyamun Anak Perawan" (Harian Kompas, 13 Oktober 1970), (41) "Interogasi" (Harian Kompas, 30 Januari 1971), (42) "Bertamu" (Harian Kompas, 5 Juni 1971), (43) "Berteduh" (Harian Kompas, 11 Desember 1971), (43) "Orang Baru" (Harian Sinar Harapan, Sabtu 15 Januari 1972), (44) "Asia No Yoi Kodomo" (Harian Kompas, 9 Mei 1972), (45) "Cover Story" (Majalah Senyum, 7 Januari 1973), (46) "Karya Sastera" (Harian Kompas, 1 Juli 1979), (47) "Manjepret Hantu" (Putri Indonesia, no. 74, 25 Agustus – 7 September 1981), (47) "Pasien Terakhir, no. 199, 21 Juni – 4 Juli 1982), (48) "Pengantin Baru" (Kartini, no. 216, 21 14 – 27 Februari 1983), (49) "Saksi Dari Menara" (Harian Kompas, 5 Juni 1983), (50) "Laki-laki Pergi Sendiri" (Sarinah, 13 Juni 1983), (51) "Dendam Kesumat" (Surabaya Post, 7 Agustus 1988), (52) "Limau Walikota" (Surabaya Post, 24 September 1989), (53) "Pangilon Sang Walikota" (Surabaya Post, 5 Agustus 1990), (54) "Empat" (Suara Pembaruan, 9 Juni 1991), "Kereta Jenasah" (Kompas, 8 November 1992), dan (55) "Paman Doblang Vs Mbah Jambrot" (Surabaya Post, 14 Agustus 1994).

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik