2. SURIPAN SADI HUTOMO
Suripan Sadi Hutomo,
lahir di Blora pada tanggal 5 Februari 1940 (meninggal dunia pada
tanggal 19 Juni 2001). Beliau sering disebut sebagai HB Jassin-nya
sastra Jawa karena aktivitas kritik sastra Jawanya di berbagai
majalah berbahasa Jawa, seperti Jayabaya,
Panjebar Semangat,
Djaka Lodang,
Mekarsari,
Kumandhang,
dan Dharma Nyata
serta ketekunannya dalam mendokumentasikan karya sastra Jawa tidak
jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh HB Jassin terhadap sastra
Indonesia.
Suripan menyelesaikan pendidikan SMA di Blora. Tahun 1968, ia lulus
dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Airlangga di
Madang. Pada tanggal 3 Agustus 1987 mendapat gelar doctor dalam
bidang filologi lisan dari Universitas Indonesia dengan judul
disertasi “Cerita Kentrung Sarahwulan di Tuban”. Selanjutnya, ia
menempuh posdoktoral di Universiteit Leiden, Belanda.
Keterlibatan Suripan dalam dunia kesusasteraan, baik sastra Indonesia
maupun sastra Jawa, tidak hanya melalui tulisan, tetapi juga secara
langsung dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengannya. Suripan
aktif membina Organisasi Pengarang Sastra Jawa Pusat (OPSJ), anggota
pembina Sarasehan Sastra Jawa di Ungaran, melakukan siaran apresiasi
sastra di RRI dan TVRI Surabaya, memprakarsai dan mendanai
berdirinya Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya (PPSJS),
memprakarsai dan merintis dibukannya Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa
di IKIP Surabaya, melakukan ceramah-ceramah sastra di berbagai forum,
bersama dengan Basoeki Rahmat menjadi anggota pleno Dewan Kesenian
Surabaya, dan sebagainya.
Meskipun keberadaannya sebagai akademisi dan
kritikus sastra lebih menonjol dibandingkan dengan posisinya sebagai
pengarang, Suripan juga menunjukan prestasi yang baik dalam dunia
tulis menulis. Dua karyanya pernah mendapatkan penghargaan, yaitu (1)
“Cumedhak”
berupa puisi, juara I dalam lomba penulisan puisi oleh Pusat Kesenian
Jawa Tengah (PKJT) pada tahun 1971 dan (2) “Apa
Wis”, berupa gurit,
terpilih sebagai pemenang lomba menulis gurit
yang diselenggarakan Pusat Kesenian Jawa Tengah (PKJT). Sebagai
kritikus sastra, tulisannya yang berupa kritik juga pernah
mendapatkan penghargaan yaitu (1) “Kringet
Saka Tangan Prakosa: Kumpulan Crita Cekak St. Iesmaniasita”
mendapat penghargaan dari Pusat Kesenian Jawa Tengah (PKJT) pada
tahun 1974 dan (2) “Ngrembug Layang
Jatiswara” yang terbit di majalah
Jaya Baya
pada tahun 1984 mendapat hadiah dari Proyek Javanologi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Karya-karya yang berupa buku teori dan kumpulan
esai adalah (1) Telaah Kesusasteraan
Jawa Modern ( Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, 1974), (2) Mutiara
yang Terlupakan : Metode Penelitian Sastra Lisan
(Fakultas Bahasa dan Seni IKIP Surabaya), (3) Sosiologi
Sastra Jawa, (4) “Intoyo,
Bapak Soneta Jawa Anyar” (Jaya Baya,
24 November 1974), (5) “Sepisan Maneh
Bab Intoyo, Bapak Soneta Jawa Anyar” (Jaya Baya,
26 Januari 1975), (6) “Pengarang Wanita dalam Sastra Jawa” , (7)
“Pengarang Iesmaniasita: Napas lan
Lageyane ing Karya-Karyane” (Panjebar Semangat,
20 Agustus—3 September 1983), (8) “Organisasi Pengarang Sastra
Jawa (OPSJ)”, dan (9) “Grup Diskusi Sastra Blora”.
Hasil karya sastranya antara lain (1) Angin
Sumilir (Balai Pustaka, 1988, antologi
guritan)
- Kidung Balada (Pusat Kesenian Jawa Tengah, 1980, antologi guritan), (2) Hartati (1988, kumpulan guritan), (3) Guritan : Antologi Puisi Jawa Modern 1940-1980 (Sinar Wijaya Surabaya, 1985), (4) "Kabar Saka Bendulmrisi:" "Ing Kreteg Kaliwangan Ana Rembulan Jingga: Kagem Hari Astuti Sisihanku" dalam Kabar Saka Bendulmrisi: Kumpulan Guritan (PPSJS, 2001), (5) "Kelipe Lampu Kapal" dalam Drona Gugat (Bukan Panitia Parade Seni WR Supratman, 1995), (6) “Prawan Cilik” (Jaya Baya no. 10 tahun 1967, guritan), (7) “Pelabuhan Semarang’ (Jaya Baya no. 30, 1969), (8) “Iki Sonet” (Jaya Baya no. 6, 1972), dan (9) “Cepu Katresnan” (Jaya Baya no. 7, 1974)
0 komentar:
Posting Komentar