Abad
17 memberi sumbangan yang sangat berarti bagi kebudayaan Barat. Sejarah
abad 15 dan 16 ditentukan oleh penemuan-penemuan penting yaitu mesin,
kompas, dan mesin cetak. Semangat baru muncul untuk menyelidiki
kebudayaan Yunani dan Romawi klasik. Semangat ini disebut semangat Reanissance yang berasal dari kata renaitre yang
berarti kelahiran kembali manusia untuk mendapatkan semangat hidup
baru. Gerakan yang menyelidiki semangat ini disebut gerakan Humanisme.
Pusat-pusat
aktivitas teater di Italia adalah istana-istana dan akademi. Di
gedung-gedung teater milik para bangsawan inilah dipentaskan
naskah-naskah yang meniru drama-drama klasik. Para aktor kebanyakan
pegawai-pegawai istana dan pertunjukan diselenggarakan dalam pesta-pesta
istana.
Ada 3 jenis drama yang dikembangkan, yaitu : Tragedi, Komedi, liturgis, dan Pastoral ataupun
drama yang membawakan kisah-kisah percintaan antara dewa-dewa dengan
para gembala di daerah pedesaan. Namun nilai seni ketiganya masih
rendah. Meskipun demikian gerakan mereka memiliki arti penting karena
mulailah Eropa mengenal drama yang jelas struktur bentuknya.
Ciri-ciri teater jaman Italia
· Naskah lakon yang dipertunjukan meniru teater zaman Yunani klasik.
· Cerita berdasarkan dongeng dan fantasi dan tidak berusaha mendekati kenyataan.
· Tata buasana dan seting yang dipergunakan sangat inovatif.
· Pelaksanaan bentuk teater diatur oleh kerajaan maupun universitas sehingga moral pengetahuan perspektif dan Fagade Roma.
· Menggunakan panggung prosenium yaitu bentuk panggung yang memisahkan area panggung dengan penonton.
Pada zaman ini juga melahirkan satu bentu teater yang disebut Commedia Dell’arte yang bersumber dari komedi Yunani.
Merupakan bentuk teater rakyat Italia yang berkembang di luar
lingkungan istana dan akademisi. Pada tahun 1575 bentuk ini sudah
populer di Italia. Kemudian menyebar luas di Eropa dan mempengaruhi
semua bentuk komedi yang diciptakan pada tahun 1600.
Ciri Khas Commedia Dell’arte adalah:
· Para
pemain dibebaskan berimprovisasi mengikuti jalannya cerita dan
dituntut memilikik pengetahuan luas yang dapat mendukung permainan
improvisasinya.
· Menggunakan naskah lakon yang berisi garis besar cerita
· Cerita yang dimainkan bersumber pada cerita yang diceritakan secara turun menurun.
· Cerita terdiri dari tiga babak didahului prolog panjang. Plot cerita berlangsung dalam suasana adegan lucu.
· Peristiwa cerita berlangsung dan berpindah secara cepat .
· Terdapat tiga tokoh yang selalu muncul, yaitu tokoh penguasa, tokoh penggoda, dan tokoh pembantu.
· Tempat pertunjukannya di lapangan kota dan panggung-panggung sederhana.
· Setting panggung sederhana yaitu; rumah, jalan, dan lapangan itu.
Komedi
Italia meluas ke Inggris dan netherland. Gaya komedi Italia ini di
Indonesia kita kenal dengan nama “seniman sinting” atau “seniman
miring” dengan tokoh antara lain Marjuki (Drs). Dibandingkan dengan
drama Yunani, maka pada zaman Italia ini materi cerita disesuaikan
dengan adegan yang terbatas. Trilogi Aristoteles mendapat perhatian.
Tokoh-tokoh pelaku dalam Komedi Italia mirip tokoh-tokoh cerita pewayangan, sudah dipolakan yaitu :
a. Arlecchino (The Hero, pemain utam)
b. Harlekyn (punakawan/badut/clown)
c. Pantalone (ayah sang gadis lakon)
d. Dottere (tabib yang tolol)
e. Capitona (kapten perebut gadis lakon)
f. Columbina (punakawan putri ; seperti Limbuk dan Cangik dalam wayang)
g. Gadis lakon (primadona yang menjadi biang lakon)
Keistimewaan drama pada zaman Italia:
1. Menggunakan panggung prosenium.
2. Pemain lebih bebas berekspresi dan mengeksplorasi diri.
3. Bersifat improvisatoris.
0 komentar:
Posting Komentar