Translate

KELOMPOK TEATER INDONESIA SEBELUM 1840-1860

Written By iqbal_editing on Minggu, 23 Oktober 2016 | 18.38

  • tasan di Gedung Komedi (Siritu Gekidjo) Pasar Baru, Jakarta.
  • Persatuan Artis Film Indonesia (Persafi), 1943. Dibentuk oleh Nippon Eiga Sha (Produksi Film Jepang) pada 20 Agustus 1943. Dipimpin oleh Inoe Perbatasari, kemudian berkembang menjadi perkumpulan sandiwara profesional. Para anggota diantaranya: RM Soetarto, R. Koesoemo, Moh. Mochtar, Roekiah.
  • RATU ASIA, Padang Panjang. 1943. Didirikan pada tahun 1943 di Padang Panjang, Sumatra Tengah. Ada penggabungan dari kelompok “FUJI YAMA” dari Aceh, sehingga kelompok ini semakin besar. Dipimpin oleh Sjamsuddin Syafei alias DS. Rentjong. Tentang sejarah Ratu Asia dapat dilihat di; ANEKA
  • FUDJI YAMA, Aceh.
  • Sandiwara Penggemar MAYA, Jakarta. 1944. Didirikan oleh Usmar ismail, Rosihan Anwar dan El Hakim (Abu Hanifah), D. Djajakoesoemo, dan Surjo Sumanto pada tanggal 27 Mei 1944 dengan tujuan memajukan seni sandiwara pada khususnya, kebudayaan pada umumnya, dengan berdasarkan pada kebangsaan, kemanusiaan, dan ke-Tuhan-an.Pertunjukan panggung pertamanya adalah Taoefan di Atas Asia karya Aboe Hanifah di Siritu Gekidjo Pasar Baru, Jakarta. Aktif melakukan pementasan atas karya-karya Usmar Ismail dan Aboe Hanifah.
  • Warna Delima, Jakarta. 1944. Pertunjukan perkenalan kelompok ini dilakukan pada tanggal 6 Agustus 1944 di Azma Eiga Gekidjo, Sawah Besar, Jakarta, dengan lakon: “berdjoeang Teroes”, Sesal kemoedian tak bergoena, Salah Faham, Soeka Rela, dan Karena Harta.
  • GANECA, Jakarta
  • Tunas Muda, Bandung
  • Sandiwara Penggemar KEDJORA, Palembang.
  • Perkumpulan Sandiwara Pantjawarna, Jakarta. 1945. Perkumpulan ini didirikan oleh Njoo Cheong Seng sebagai pecahan dari Bintang Soerabaja. Anggota direkrut dari Bintang Soerabaja seperti: Fifi Young, Sally Young, Djoemala, Moesa, Pandji Anom, dan Omar Rodrigo. Pertunjukan pertama adalah “Djembatan Garoeda” karya Armjin Pane di Jakarta Gekidjo, 20 April 1945.
  • Sandiwara MR X, Padang (1947-1948). Didirikan oleh Johnny Anwar dan para pelajar Padang. Pementasan yang pernah dilakukan antara lain: Antara Dua Pulau, Mr. Zorro; Dokter 
    • eater Nasional, Bogor. Dipimpin oleh Achjad Hamzah, organisasi ini awalnya bernama Organisasi Keluarga Pecinta Seni Tunas Muda, yang berdiri pada tanggal 1 September 1952. Pementasan yang tercatat oleh Boen S. Oemardjati (1971) diawali dari pementasan “Sayang Ada Orang Lain” karya Utuy Tatang Sontani, pada tanggal 14 Agustus 1956.
    • Teater Bogor, Bogor. 1952. Didirikan pada tanggal 21 Desember 1952. Dipimpin oleh Endang Achmadi. Pada awal berdiri bernama Persatuan Penggemar Sandiwara Indonesia (PPSI). Pada Desember 1955, konon atas saran dari Asrul Sani berganti nama menjadi Teater Penggemar Indonesia, dan kemudian pada awal 1960-an menjadi Teater Penggemar Bogor, yang lebih dikenal dengan nama Teater Bogor.. Lakon pertama  yang dipentaskan adalah Pahlawan Kelana karya Endang Achmadi yang sekaligus menjadi sutradara lakon tersebut. Teater ini mendominasi kegiatan perteateran di Indonesia sampai sekurang.kurangnya tahun 1957. Rombongan ini tidak saja mementaskan naskah drama berbahasa Indonesia tetapi juga mementaskan naskah drama berbahasa Sunda seperti Suling Jeung Peuting dan naskah asing yang diadaptasi dengan lakon Hantu Sang Tumenggung karya Hendrik Ibsen. (selengkapnya lihat Daftar Pementasan Teater Bogor)
    • Ikatan Seniman Muda Tunas, Tegal. 1954. Didirikan pada tahun 1954 oleh Woerjanto (Kepala Jawatan Penerangan Pemerintah Kotamadya Tegal). Aktif menyelenggarakan pementasan-pementasan sandiwara.
    • Teater Lekture, Surabaya. 1955. Didirikan oleh Achmad Djakfar (Seniman sekaligus mantan pejuang 1945) pada 5 Oktober 1955 . Pada 1978, ketika HMS Hariono, pindah ke Sidoarjo, dikembangkanlah komunitas Lekture Sidoarjo, yang kemudian juga berkembang ke daerah lain seperti: Malang, Jember, bahkan Kalimantan.
    • Mutiara Arena Seni Drama Indonesia, Jakarta. 1955. Kelompok ini didirikan oleh sekelompok mahasiswa yang bertujuan untuk mencari daya cipta dalam bentuk seni drama modern. Berdiri pada tanggal 9 Oktober 1955 dengan pengurusnya antara lain: Armijn Pane, Kotot Sukardi, Andjar Asmara, Basuki Effendie. Pementasan perdananya: “PEREMPUAN” karya Naamsa di Gedung Kesenian Jakarta, 6 Maret 1956.
    • Himpunan Seni Budaja Islam (HSBI), didirikan di Jakarta pada tanggal 24 September 1956, kemudian membentuk cabang-cabang di berbagai wilayah Indonesia. Pada tanggal 23-26 Januari 1961, diselenggarakan Muktamar I HSBI seluruh Indonesia, dan salah satu hasil adalah mengesahkan Anggaran Dasar.
    • Seni Teater Kristen, Jakarta. 1957. Didirikan pada tanggal 10 Januari 1957 di Jakarta dengan pemrakarsa khouw Hok Goan, Steve Liem (Teguh Karya), George Tio, Power Lim, The Kin Huat. Aktif melakukan pementasan di jakarta dan juga di berbagai kota seperti di Bogor, Solo, Kudus, Purwokerto, Cirebon dan Surabaya.
    • Teater Indonesia, Yogyakarta. Para seniman yang tergabung dalam kelompok tersebut antara lain adalah Nasjah Djamin, Motinggo Busje, Kirdjomuljo, Bastari Asnin, Iman Soetrisno, Mien Brodjo, Idris Sardi, Rondang Tobing, Arby Sama, Mat Dahlan, Adjib Hamzah, Idrus Ismail, dan Muhammad Nizar. Teater Indonesia mulai terpecah pada tahun 1960-an dan bubar dengan sendirinya setelah para aktornya satu per satu meninggalkan Yogyakarta, misalnya Motinggo Busje ke Jakarta dan Nasjah Djamin ke Jepang (walaupun hanya sementara).
    • Seni Drama Amatir Angkatan Muda Indonesia (SDAAMI), Jakarta. Berdiri pada 11 November 1956. Para pendiri Barnas, Mulyanto S.A., H.M.E. Zainuddin dan Yoyo Sudarsono.Para Pembina SDAAMI pada waktu itu adalah WD Mochtar (Aktor Film), Sofia WD (Aktris Film), Wiratmo Soekito, Tim Kantoso Danu Miharja,  Moh. Rais Bacheramsjah (RRI) dan juga Alex Leo Zulkarnaen (RRI, Sastrawan. Direktur TVRI Jakarta). Pembina Baru: Vick Hidayat, Sutradara TVRI. Pada tahun 1960 Pembina Sofia WD mengusulkan agar SDAAMI diubah menjadi SDAMI dengan menghilangkan “Amatir”nya”, karena telah menuju ke arah profesional. Usul ini disetujui dan resmilah sudah bernama SDAMI
    • Studiklub Teater Bandung (STB), Bandung; 1958. Didirikan oleh 7 orang mahasiswa (sebagian telah almarhum), Jim Lim, Suyatna Anirun, Sutardjo A. Wiramihardja, Adrian Kahar, Tin Srikartini, Thio Tjong Gie (Gigo) dan Soeharmono Tjitrosuwarno pada tanggal 30 Oktober 1958 . Kecuali Soeharmono yang wartawan, enam sosok lainnya adalah mahasiswa yang telah melakukan pentas kecil-kecilan. STB dapat dikatakan sebagai teater modern tertua di Indonesia yang masih berkiprah hingga saat ini.
    • Sanggar Bambu Yogyakarta. 1959. Didirikan oleh Sunarto PR, yang juga menjadi ketua pertama selama sepuluh tahun. Ia mengundurkan diri dan kepengurusan dipegang oleh Sudarmaji (Ketua) dan Hardyono (Sekretaris). Tahun 1972, terpilih Mulyadi W sebagai Ketua.  .  Berkiprah dalam berbagai cabang kesenian utamanya Seni Rupa. Teater merupakan salah satu kegiatan yang dijalankan dengan munculnya Teater Tikar Sanggar Bambu dengan pimpinan Genthong HSA. Perkembangan kemudian Teater Tikar melepaskan diri dari Sanggar Bambu. Kendati demikian pernah dilakukan pementasan teater oleh Sanggar Bambu. Selanjutnya juga membantu set dekor, kostum dan properti untuk pementasan Putu Wijaya (LAUTAN BERNYANYI) dan WS Rendra (OEDIPUS REX) .
    • Bengkel Kerja Actor’s Studio Medan. Pimpinan Arif Husin Siregar (Alm). Para pegiatanya antara lain: Burhan Piliang, Maswad Azham, Iskak S, Rusli Mahady dan Sori Siregar
    • Ikatan Seni Drama “Tifa Budaya”, Salatiga. Tahun 1950-an.
    • Artis Nasional Indonesia (ARNI), Bandung.  di bawah pimpinan Rijono Pratikto, dengan sekretarisnya Soeharmono Tjirosoewarno. Anggota Perkumpulan ini banyak yang tergabung ke dalam Studiklub Teater Bandung, sejak ARNI tidak menampakkan kegiatannya kembali pada akhir 1957
    • Seni Drama, Tari dan Suara (SEDRATIS), Bandung. Pimpinan Rustam Effendi. Perkumpulan ini sejak akhir 1955, tidak menampakkan kegiatannya lagi
    • Perkumpulan Amatir Seni Drama (PERAS), Bandung. Pimpinan Sjahbuddin Mangundaralam dan Jusran Safano
    • Lembaga Seni Drama dan Film (LESDRAFI) Jawa Barat (LEKRA), Bandung. pimpinan Imam Soejono, dll.
    • Mitra Sunda (drama Sunda Modern), Bandung.
    • Nonoman Sunda, Bandung. dengan Wahju Wibisono, Otto Adikara, dll.
    • Studiklub Teater “Argawilis”, Bandung.
    • Perkumpulan Seni Drama “PIONIER”, Bandung.  Pimpinan Dian Siswa, dll.
    • Seksi Seni Drama dari Jajasan Pusat Kebudajaan (Sendra JPK) , Bandung. Pimpinan A. Memet dan Njoo Cheong Song.
    • Studio Dramatis “GRAHA” (Drama, Tari dan Suara), Bandung.
    • Seksi Seni Drama dari IPPSI (Ikatan Pelajar Pecinta Seni Indonesia), Bandung. Pimpinan Katilis Panigoro, dengan bantuan Jusran Safano,
    • Seksi Seni Drama ISMI (Ikatan Seniman Muda Indonesia), Bandung. Kelompok ini menonjolkan dramawati harapan Nany Sumarni.
    • Seksi Drama dari Lembaga Sosial Desa Tjikawao Bandung, yang memperkenalkan B. Jass Lazuardi, Edy Kusnadi, dll.
    • Association of Indonesia Dramatic Arts (AIDA), Jakarta. Para pegiat diantaranya D.Q. Lampong,
    • Gerakan Artis Pelajar Indonesia (GAPPI), Jakarta.
    • Lembaga Seni Sastra, Jakarta.
    Samsi; Harta Karun; Pelarian Jose Rizal; Diantara Tugas dan Kewajiban.
  • Himpunan Sandiwara Penggemar “RAKSI SENI“, Yogyakarta. Juli 1948. Pimpinan D. Suradji.
  • Studio Artis, Yogyakarta. Pimpinan Sri Murtono
  • Front Seniman, Yogyakarta. Pimpinan Sri Murtono
  • Gabungan Artis Pelajar, Yogyakarta. Pimpinan AmrinThaib.
  • PPPI, Jogjakarta.
  • Bunga Tjita, Jogjakarta.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik