Halo, para Penghuni Makam! Udah hari Jum'at maka waktunya Program PHP
(Penulis Harus Paham) edisi ke-9. Di sini ujan gede loh, jadinya berasa
dingin-dingin gimana gitu deh. Gimana di tempat kalian? Yah, moga ngga
ada yang sampe kebanjiran air yah, kalo kebanjiran job sama rejeki sih
gak apa-apa. :))
Back to laptop, eh, topic!
Untuk PHP minggu ini, saya mau menggali sedikit lebih dalam mengenai
unsur paling menarik di dalam kepenulisan fiksi. Unsur yang mana bila
bisa kita sajikan dengan sukses, bisa bikin pembaca teraduk-aduk
emosinya, terkena serangan jantung, atau malah menggila karena nggak
terima. Unsur yang tergolong penting untuk menjaga ketertarikan para
pembaca terhadap keseluruhan jalan cerita dan mengeksekusinya itu
susah-susah gampang. Apakah itu? Yuk, langsung aja dibahas!
PLOT TWIST
Istilahnya memang udah sering banget kita denger, tapi apa sih makna
sebenernya? Oke, sebagai pembuka saya kasih tau dulu pengertian dari
plot twist ini biar ngga pada salah mengartikannya.
Plot Twist adalah perubahan alur secara radikal dari alur yang
sebelumnya sudah diekspektasikan oleh sebagian besar pembaca/penonton.
Istilah kerennya adalah beyond expectation atau di luar dugaan.
Tentunya dalam membangun plot twist nggak semata-mata terjadi begitu
saja. Salah-salah twist-nya malah gagal karena banyak plot hole alias
ketidakkonsistenan plot sejak awal/sesuatu yang kelupaan dijelaskan di
awal-awal cerita. Nanti ujung-ujungnya jadi terkesan kayak karya yang
prematur (belum mateng udah dikeluarin) dan beresiko jadi bahan
konyol-konyolan pembaca ketimbang disukai banyak orang. Tau nggak
istilah yang dipakai buat menyebut plot twist yang nggak jelas
asal-muasalnya dan terjadi mendadak gitu aja? Namanya Deus ex Machina.
Keren ya namanya! :)) Tapi, seringkali efeknya jelek.
Mari, ingat-ingat lagi apa arti kata PLOT, yaitu keterhubungan peristiwa
satu dengan peristiwa lainnya berdasarkan hubungan sebab-akibat. Jadi,
plot twist itu sekalipun di luar dugaan tetap harus disertakan juga
alasan-alasan masuk akal kenapa hal tersebut bisa terjadi. Makanya dalam
beberapa kasus kepenulisan cerita fiksi, biasanya penulis udah
menyiapkan petunjuk demi petunjuk yang tersembunyi atau agak bias untuk
kemudian dipakai sebagai "senjata" mereka dalam membuat plot twist. Bisa
juga petunjuk-petunjuk ini awalnya dianggap sama pembaca sebagai suatu
hal yang ngga penting sampe akhirnya mereka kaget kalo sesuatu itu
menjadi kunci dalam menyelesaikan konflik utama cerita.
Lantas untuk membuat plot twist yang baik dan sukses, apa yang harus
kita perhatikan dalam menulisnya? Mengutip dari kata-kata seorang
penulis, Randy Ingermason (bukan Remason):
"A good fiction story is not just happen, it designed."
Artinya, "Sebuah cerita yang baik itu tidak terjadi begitu saja, tapi di-desain sedemikian rupa."
Jadi, cara pertama agar bisa membuat plot twist yang sukses adalah
dengan cara merancang keseluruhan cerita sebaik-baiknya. Saya nggak
bermaksud ngejelekin penulis pro yang menerapkan sistem nulis secara
mengalir sesuai ide yang datang saat penggarapan novel (alias
auto-writer). Nggak. Tapi, secara jujur saya bilang, kebanyakan cerita
yang ditulis dengan cara mengalir begitu saja memiliki lebih banyak
kerugian ketimbang yang menulis dengan cara merancang plot terlebih
dahulu.
Kerugian terbesar adalah ketidakkonsistenan. Pertama dapat ide dengan
plot begini, digarap tanpa perancangan, begitu sampai di tengah muncul
ide baru, plot-nya jadi berubah lagi, begitu seterusnya hingga tamat.
Akhirnya, pas dibaca ulang beresiko menemukan banyak banget plot hole
yang teriak-teriak minta direvisi. Belum lagi kalau ternyata plot
hole-nya bersifat sangat vital. Penulis akan sulit merevisi hingga
akhirnya stress sendiri dan berakibat karya-nyaris-jadi itu teronggok
begitu aja di sudut memory hardisk-nya. Sayang banget kan?
Nah, makanya saya sebagai seorang penulis amatir yang mengedepankan
perancangan plot secara keseluruhan sebelum mulai menggarapnya jadi
novel utuh, menyarankan kalian untuk berlatih merancang plot dan
konsisten terhadap apa yang udah kalian rancang tersebut. Nantinya
kalian akan mudah menyisipkan petunjuk-petunjuk untuk plot twist yang
sudah kalian siapkan. Bahkan bisa jadi, saking terancang dengan baik,
hal tersebut bisa nggak disadari sama pembaca hingga waktunya
pengambilan kesimpulan di ending cerita. That's a perfect twist.
Lalu, apakah yang namanya plot twist hanya berlaku di akhir cerita?
Jawabannya adalah tidak. Walaupun memang kebanyakan penulis menyiapkan
plot twist untuk terbongkar di akhir cerita, tapi ada juga yang
membongkarnya di pertengahan cerita dan kemudian membuat akhir cerita
berdasarkan logika yang timbul dari efek pembongkaran twist tersebut.
Plot twist yang ada di akhir cerita disebut sebagai Surprise Ending.
Surprise ending sendiri berdasarkan teknis penyampaiannya bisa dibedakan
ke dalam beberapa kategori. Terus juga yang namanya plot twist nggak
mesti cuma satu, bisa juga ada banyak dan mempermainkan pikiran serta
emosi pembaca. Misalnya, A begini, kemudian nge-twist jadi B, di saat
pembaca udah percaya jalan sesuai sama B, eh ternyata balik lagi ke A,
dan seterusnya. Intinya penulis mengaduk-aduk pola pemahaman pembaca.
0 komentar:
Posting Komentar