Translate

essai islam sevagai fesyen

Written By iqbal_editing on Selasa, 01 November 2016 | 16.49

Islam sebagai Fesyen



Agama Islam telah mengakar begitu lama di Nusantara. Namun di Indonesia di era modern ini, Islam bagaikan “fesyen” saja atau tren berbusana. Keberislaman hanya dilihat seperti aksesoris dan pakaian saja sehingga biasa disebut pakaian Islami. Hal berimplikasi Islam hanya berupa sesuatu yang bersifat simbolik, bukan substansi.
Banyak orang mengaku berislam, tapi perilakunya tidak mencerminkan nilai-nilai keislaman tersebut. Islam hanya menjadi baju pelengkap kehidupan saja. Hal ini dikarenakan mereka berislam karena mengikuti tren saja. Jika di masyarakat tren berislam cenderung naik, perasaan keberislaman mereka pun cukup naik. Islam seringkali dilihat sebagai sebagai pakaian belaka bukan iman yang menyentuh hingga ke hati nurani.
Lihatlah sinetron-sinetron agamis di televisi. Tayangan-tayangan sinetron itu yang menjadi acuan para desainer, produsen pakaian dan pedagang pakaian dalam menetapkan tren berbusana. Sinetron menjadi tolok ukur berbusana yang ada di masyarakat. Jika aktris dan aktor berbusana  model tertentu, maka ramai-ramai masyarakat mengikuti tren tersebut.
Sinetron sebenarnya bukan hanya “trend-setter” ia menjadi acuan pola hidup beragama masyarakat. Itulah kekuatan media yang mampu menyihir masyarakat. Dan sihir televisi begitu mengena pada kebudayaan masyarakat Islam di Indonesia.
Sinetron-sinetron agamis yang ditayangkan di televisi Indonesia tidak pernah mengungkap inti keberislaman itu sendiri. Sinetron di Indonesia hanya mengangkat keberislaman di permukaan saja.  Sinetron-sinetron di Indonesia hanya melihat Islam sebagai fenomena yang harus diangkat sebagai bagian dari industri hiburan. Islam disajikan hanya sebagai hiburan.
Masyarakat Indonesia semakin materialistis seperti halnya yang dipertontonkan oleh sinetron-sinetron itu. Mereka menilai keberislaman seseorang dari aksesoris yang dipakai bukan dari perilaku dan hati yang bersangkutan. Keberislaman sebenarnya tidak memiliki ukuran yang pasti. Namun kitab suci Al-Qur’an mengutarakan cirri-ciri orang yang bertakwa seperti rendah hati, suka menolong dan bersedekah, taat pada Allah, dan berbuat kebaikan kepada sesame manusia. Hanya Tuhan saja  yang tahu kadar keimanan seseorang. Ilmu-ilmu mengenai tingkah laku manusia seperti psikologi dan antropologi hanya bisa mengetahui tingkat keberagamaan seseorang dari upacara-upacara dan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, tapi tak bisa mengetahui apa yang ada dalam dada manusia.
Islam bukan hanya pakaian, tetapi juga ilmu dan amal. Tanpa ilmu, kata Albert Einstein, agma menjadi buta. Sedangkan amal-amal Islam adalah amal kebaikan dan perbuatan yang bermanfaat bagi sesama. Tren berislam  di Indonesia belum menyentuh substansi. Pemahaman masyarakat Islam di Indonesia belum didasarkan pada kepahaman akan makna dan nilai Islam itu sendiri. Masyarakat Islam Indonesia sendiri telah terjerumus pada kebudayaan massa.
Keberislaman di Indonesia didasarkan pada tradisi dan kebudayaan bukan kepada ilmu pengetahuan keislaman. Kini kebudayaan massa telah mendangkalkan makna keislaman itu sendiri. Islam bukan hanya nilai dan norma, tetapi juga agama amal (perbuatan). Islam ditegakkan atas dasar iman dan amal saleh. Sinetron-sinetron di atas hanya menjadikan Islam sebagai obyek, bukan sebuah agama yang memiliki nilai-nilai keluhuran.
Untuk memahami Islam sebagai sebuah nilai dan norma, dibutuhkan pemahaman akan ilmu-ilmu keislaman. Islam, selain sebagai agama amal, juga agama ilmu. Tanpa ilmu, Islam tidak akan berkembang pesat sampai sekarang. Pemahaman masyarakat Indonesia terhadap Islam baru pada tataran simbol bukan ilmu. Padahal ilmu mengantarkan seorang muslim kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Islam bukan hanya “baju” melainkan iman dan takwa. Di dalam Al-Qur’an disebutkan sebaik-baik pakaian adalah takwa, pakaian kerendah-hatian, kebaikan, taat pada Allah dan Rasulnya, pengendalian hawa nafsu, menuruti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ketakwaan adalah keimanan yang mendalam. Salah-satu ciri orang yang bertakwa adalah akhlaknya yang bagus.  Pakaian takwa adalah sebaik-baik pakaian. Pakaian takwa adalah pakaian akhlak. Di sanalah inti keimanan yang hakiki.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik