Pergaulan Bebas”
Tokoh-tokoh yang
Berperan :
1. Verly Kaho sebagai
Vera
2. Astrina Manafe
sebagai Mama
3. Aventinus Atong
sebagai Bapak
4. Okmarge Amnifu
sebagai Dydon
5. Mozes Maahury
sebagai Exel
6. Kaleb Tuka Goro
sebagai Polisi
7. Fekrianus Tun
sebagai Feky
8. Sell Bees Sebagai
Sella
9. Arselinda Laulei
sebagai Wasty
10.
Carolina
H. Perry
sebagai Icha
BABAK I
(Tampak keadaan berantakan di pinggiran jalan, yang banyak oleh botol-botol minuman
keras, punting rokok dan bungkus-bungkus rokok, 3 pemuda sedang menenggak
minuman keras mereka adalah Dydon, Exel dan Feky)
EXEL : “Aku suka kehidupan seperti ini,
Bebas! Tak ada yang mengaturku, Aku akan melakukan apa saja yang ku mau tanpa ada yang
mengaturku. Ayo teman -teman kita maabuk”
DYDON :
“Yoi bro! kamu senang aku juga senang, ayo kita happy”
FEKY
: “Ayo minum lagi, ini minumannya”
(Feky lalu menyodorkan
gelas minuman keras ke Dydon. Beberapa
saat kemudian lewatlah Icha, Sella danWasty melewati tempat itu)
EXEL : “Eh ada cewek! Hai
cewek,,,
gangguin
kita donk!”
DYDON : “Baru
pulang kuliah ya? Hallo sayang”
FEKY : “Eh
jangan digangguin. Biarkan sajalah”
(Sambil menyuruh
teman-temannya duduk Feky melanjutkan menuang minuman keras ke gelas, sementara
Icha dan teman-temannya terus meneruskan perjalanannya
sambil berbisik-bisik)
EXEL : “Eh mereka tahu tidak kalau kita
penguasa daerah sini, lewat sini ya harus tegur.
Mentang-mentang mahasiswa lagaknya minta ampun”
DYDON : “Eh ngomong-ngomong soal mahasiswa,
mereka sekarang hobby bentrok ya, saling bela sukulah, apalah, heran! Jaman
sekarang kok masih ada tawuran. Mending kita donk senang-senang gini, iya gak
bro?”
EXEL : “Iya dong!”
FEKY : “Eh teman-teman, Saya beli minum
dulu, minumnya sudah habis”
EXEL : “Iya tapi cepat ya. Jangan
kelamaan kamu”
FEKY : “Siip!”
(Beberapa saat kemudian,
Feky datang
bersama Vera, sambil menyimpan minuman belanjaannya, Feky memperkenalkan Vera)
FEKY : “Eh ini temanku, namanya Vera,
kenalan dong”
EXEL : “Panggil aku
Exel suka buat kesel tapi sumpah deh sampai mati kamu tidak akan nyesel kenalan sama Exel. Ha ha....”
(Sambil tertawa Exel
menyodorkan tangannya)
VERA : “Aku Vera, salam kenal”
DYDON : (sambil
mengulurkan tangan)“Aku Dydon, silahkan duduk!”
FEKY : “Ayo gabung saja, kita Cuma
minum-minum sedikit kok!”
VERA : “Sedikit saja ya, tidak biasa nih”
EXEL : “Tidak apa-apa kok, sedikit juga
boleh,
(Mereka berempat
melanjutkan minum-minum hingga mereka mabuk)
DYDON : “Nikmati saja kehidupan kita ini,
selagi kita masih hidup, ya senang-senang dulu”
VERA : “Tiap hari kalian begini terus, ya? Ehm, maksudku mabuk-mabukkan terus begitu?”
EXEL : “Setiap kali bertemu minuman, pasti seperti ini
dong!” tapi kalau sudah kosong, paling-paling duduk gembel, deh!”
(Keempatnya
tertawa terbahak-bahak).....
FEKY : “Eh kamu mau coba yang lebih hebat
,gak?
Lebih enak, yang ini bisa bikin kamu melayang dan yang pasti kamu bisa lebih
happy, pokoknya oke”
VERA : “Apa sih?”
FEKY : “Tapi kamu jangan bilang
siapa-siapa, soalnya…”
(Belum selesai Feky
melanjutkan perkataanya, tiba-tiba Icha, Sella dan Wasty datang
dan memanggil Vera)
VERA : “Vera…Vera.. ke sini sebentar!”
(Dengan langkah
sempoyongan Vera mendekati teman-teman kuliahnya)
SELLA : “Eh Vera mereka itu preman, jangan
bergaul sama mereka. Bahaya, lho!
ICHA : “ Iya Ver, mereka itu pemabuk yang
tiap hari kerjanya cuma malak orang, tidak pantas kamu bergaul sama mereka”
VERA : “Tapi mereka baik kok”
WASTY : “Baik sih baik, tapi mereka itu
pengguna narkoba, suka berdagang narkoba, nanti malah kamu bisa jadi pecandu,
trus nanti ditangkap Polisi, kamu mau?”
(Saat teman-teman Vera
sedang menasihati Vera, Feky berteriak)
FEKY : “Hey sudah habis ngobrolnya?”
EXEL : “Lama amat sih, cepat dong
omongnya kita mau bersenang-senang nih.”
ICHA : “Eh Vera, sebaiknya kami pulang,
saya takut sama mereka, kamu juga pulang ya”
(Vera hanya mengangguk
dan meninggalkan teman-temannya, sementara teman-temannya pergi, Feky, Exel dan
Dydon sedang memakai narkoba)
VERA : “Eh apaan tuh?”
DYDON : “Sudah kamu duduk dulu”
EXEL : “Mau coba? Pokoknya mantap deh!
Kamu akan lebih asyik kalau pakai ini, lebih enjoy,
pokoknya happy”
VERA : “Gimana cara makainya?”
(Feky langsung
memperagakan cara memakai narkoba dan Vera langsung mencobanya)
DYDON : “Rasanya gimana,
Ver?”
VERA : “Hmmmm lumayan, tapi kok
biasa saja?”
FEKY : “Ah efeknya belum naik tuh! Harus
ditambahkan dengan ini”
(Feky menyodorkan minuman
keras, tanpa berpikir lebih lama, Vera langsung menghabiskan minumannya, dan
beberapa menit kemudian........)
VERA : “Wah enak banget, rasanya seperti
mau terbang, huh I’m happy, asyik banget”
EXEL : “Nah gitu dong, itu baru namanya
mahasiswa gaul berimajinasi tinggi, biar nanti kamu bisa berorasi alias omongan
rakyat sakit hati”
(Tanpa terasa hari
semakin gelap, Vera pun pamit pulang)
VERA : “Eh teman-teman aku balik duluan
ya”
FEKY : “Oke hati-hati
(Vera langsung berjalan
pulang meninggalkan mereka, tapi tiba-tiba Ia kembali lagi)
EXEL :
“Ver,kenapa balik lagi? Ada apa? Ada masalah? Ada yang ganggu kamu?”
VERA :
“Tidak...tidak ada apa-apa, Cuma.....
(Vera
tidak melanjutkan kata-katanya. Dia berkata tersendat-sendat)
“Tidak,
aku Cuma mau perlu dengan Exel sebentar saja. Bisa,kan?”
(Dengan
raut wajahnya yang penuh tanda tanya, Exel menghampiri Vera,dan percakapan
singkat merekapun selesai dan Vera pulang)..
FEKY : “
Exel, sini kamu! Ada apa sih Vera memanggil kamu? Jangan-jangan Vera suka sama
kamu, ya?”
EXEL :
“Ah, sembarang aja kamu.”
DYDON :
“Sudahlah, Bro. Sudah cukup gadis-gadis yang jadi korban kamu.”
EXEL :
“Woii! Dasar Piktor alias pikiran kotor. Vera tidak suka sama saya. Tapi, dia suka
sama barang saya.”
DYDON : “ Nah, sama saja, kan? Barangmu kan milikimu
juga? Jadi, sama saja, dong. Sama-sama bejatnya, bahkan keterlaluan lagiiii...”
EXEL : “Bukan barang yang itu, tapi yang ini nih!”
(Exel mengeluarkan ganja dari sakunya dan menunjukkannya
kepada Feky dan Dydon).
FEKY : “
Oh, itu ya? Kenapa tidakbilang dari tadi? Wah, berarti si Vera sudah kecantol
ganja nih.”
DYDON :
“Namanya juga ganja. Sekali kena, pengennya pake terus.”
FEKY :
“Hey, men. Perasaanku tidak enak, Nih!
Sebaiknya kita pulang saja. Aku takut terjadi sesuatu.”
DYDON : “Ok.
Lagian sudah larut malam, Nih! Ayo, kita pulang!” Oh, ya. Esok ngumpul di sini
lagi ya, bro!”
(Mereka
bertiga pun pulang sambil berjalan sempoyongan)
BABAK II
(Di rumah, Vera sedang ditunggu orang tuanya, tidak lama
kemudian, Vera muncul dalam kondisi mabuk. Dengan tergopoh-gopoh, Vera masuk ke
dalam rumah).
VERA :
“Selamat sore, Mama, Vera pulang.”
MAMA : “Vera!
Sini kamu! Kenapa pulangnya terlambat ? Tahu tidak? Sekarang jam berapa?”
(Ibunya
berkata dengan nada agak keras)
VERA :
“Ti...tidak, Ma! Tadi waktu Vera pulang, di pinggir jalan bertemu dengan teman
SMA Vera., begitu... makanya Vera terlambat.”
(Vera
berkata sambil mendekati ibunya).
MAMA : “Vera!
Kamu mabuk, ya?
VERA :
“Tidak, Ma. Vera tidak mabuk. Sumpah! Verra tidak mabuk!”
(Vera
menjawab dengan nada gugup).
MAMA : “Kamu
mau menipu mama, ya? Jelas-jelas mulut kamu bau alkohol. Jangan coba-coba
menipu mama. Mama tahu semua tindak-tandukmu!”
(Dengan
nada semakin meninggi dan penuh curiga).
BAPAK : “Hai
Vera! Kamu sudah pulang, ya? Ma, ada apa sih? Kok marah-marah?”
(Keluar
dari dalam kamar).
MAMA : “Ini,
Pa..Si Vera. Sudah pulang telat, mabuk lagi!”
BAPAK : “Vera,
kamu mabuk....?”
(Dengan
nada setengah lembut) .
VERA :
“Ti.... tidak, Pa! Tadi waktu Vera pulang, Vera bertemu dengan teman sekolah
Vera dulu, kebetulan mereka lagi mabuk. Saking kangennya, mereka menarik tangan
Vera, trus minumannya tumpah di bajuku. Makanya bau alkohol. Sumpah, Pa. Vera
tidak mabuk.”
BAPAK :
“Sudah. Sudah! Bapak percaya sama kamu. Ayo sana, pergi mandi! Itu kan,Ma?
Sudah dengar sendiri penjelasan Vera?”
(Vera
beranjak meninggalkan orang tuanya dan menuju ke kamar mandi).
MAMA : “Bapak
selalu saja bela-belain Vera!”
BAPAK :
“Tidak, Ma. Vera memang tidak bersalah.”
MAMA : “Bapak
liat sih perlakuan Vera belakangan ini agak aneh. Pulangnya sudah terlambat,
jalannya sempoyongan. Tubruk sana, tubruk sini...jalannya seperti orang mabuk
saja.”
BAPAK :
“Sudahlah, Ma. Anak kita kan sudah dewasa. Dia bukan anak kecil. Sudah kuliah
lagi. Apalagi kuliah di Bahasa Indonesia yang dosennya banyak Doktor. Jadi, so
pasti dia bisa bedakan mana yang baik dan mana yang buruk.”
MAMA : “Bapak
sama anaknya sama saja..”
(Mama
berjalan meninggalkan bapak).
BAPAK : “Ma.
Ma. Mau ke mana?”
(Sambil
mengejar mama).
MAMA : “Mau
mandi. Biar otak Mama segar.”
BABAK III
(Feky, Dydon dan Exel berkumpul lagi di tempat yang sama)
DYDON : “Ah,
kayaknya belum lengkap, nih!”
FEKY :
“Iya. Kok dari tadi si Vera belum juga muncul.”
DYDON : “Jangan-jangan
dia tidak datang lagi. Atau Vera sudah ketahuan orang tuanya kalau dia pake
ganja?”
FEKY :
“Wah, bisa bahaya, tuh! Kalau sampai si Vera ketahuan. Kita semua pasti bisa
hancur.”
DYDON : “Ah,
tidak. Itu urusannya Exel.”
EXEL :
“Heii, kenapa? Nyante aja, bro. Tidak akan terjadi apa-apa. Percaya deh ama
aku! Oke? Daripada bicara yang tidak-tidak, mending ini!”
(Exel
memberikan ganja kepada Dydon dan Feky).
(Tiba-tiba muncul 3 orang teman Vera)
FEKY :
“Nah, itu temannya Vera! Si Veranya ke mana, ya?”
DYDON : “Halo,
cewek. Tambah seksi, deh!”
ICHA :
“Permisi....”
DYDON : “Iya,
mari...silahkan!”
FEKY :
“Singgah dulu! Ada yang enak, nih!”
ICHA :
“Tidak. Terima kasih. Lagi buru-buru mau kerja tugas. Maaf, ya!”
FEKY :
“Kapan-kapan singgah, ya!”
EXEL : “Eh,
bukannya itu temannya Vera?”
DYDON : “ Iya.
Itu teman-temannya Vera.”
EXEL :
“Mending kamu tannyain Vera! Siapa tahu mereka lihat. Kan sekaligus kenalan,
toh!”
(Dydon
dan Feky langsung menuju Icha dan teman-temannya) .
DYDON : “ Kamu
lihat Vera, tidak?”
ICHA :
“Iya, lihat. Memangnya kenapa?”
DYDON : “Lagi
tunggu dia nih dari tadi.”
ICHA :
“Vera nya masih di kampus, sedikit lagi baru pulang.”
DYDON : “Oh,
ya. Minta nomornya Vera dulu! Ada, kan?”
ICHA :
“Iya, ada.”
(Icha
pun memberikan nomor handphonenya Vera kepada Dydon)
(Icha
dan teman-temannya pun pulang. Dydon dan Feky pun kembali berkumpul bersama
Exel dan memberikan nomor Hpnya Vera kepada Exel. Kemudian Exel menelepon
Vera....... Tidak lama kemudian, Vera muncul).
VERA :
“Hai, teman-teman. Sorry, telat. Sudah lama tunggu, ya?”
FEKY :
“Sudah hampir melek kami tungguin kamu di sini!”
EXEl :
“Sudahlah! Sini duduk! Kita happy lagi.”
VERA :
“Sorry aku telat. Tadi kelamaan urus mahasiswa orasi.”
DYDON : “Wah,
bagus tuh! Semakin mantap saja aksimu setelah pake ganja.”
VERA :
“Yah...gitu deh!...oh, ya. Stok ku sudah habis,nih! Masih ada tidak?”
EXEL :
“Ada, tapi kamu ngerti, kan?”
VERA :
“Iya. Aku ngerti.”
(Vera membuka dompetnya dan menyodorkan beberapa lembar
uang kepada Exel).
EXEL :
“Ah. Masa Cuma ini? Barang mahal, nih! Carinya susah lagi.”
VERA :
“Oke. Aku tambah....cukup, kan?”
EXEL :
“Sebenarnya belum, sih. Tapi, sudahlah. Untuk kamu aku beri bonus saja.”
(Vera
langsung menerima dan memakainya).
EXEL :
“Gimana rasanya?”
VERA :
“Uh....nikmat.”
EXEL :
“Ver, kamu sudah punya pacar, belum?”
VERA :
“Belum. Memangnya kenapa?”
EXEL :
“Sebenarnya....aku suka sama kamu!”
(Tanpa
bertele-tele, Exel langsung mengutarakan maksudnya).
VERA :
“Memangnya, apa yang kamu suka dari aku?”
EXEL :
“Kamu cantik, kok. Gaul. Seksi. Udah gitu, mahasiswa lagi...”
VERA : “Aku
juga sebenarnya suka sama kamu...”
(Vera
langsung memegang tangan Exel).
DYDON dan FEKY : Ehm....ehm.....
DYDON : “Apa
juga aku bilang kemarin. Kamu suka kan sama Vera?”
(Vera
dan Exel hanya tersenyum. Tak lama kemudian Exel mengajak Vera ke belakang.
Maka, genaplah sudah kehancuran hidup Vera akibat pergaulan bebas).
FEKY :
“Lihat, tuh! Si Exel....”
DYDON : “Dasar
pemabuk. Di Otaknya hanya kelamin melulu.”
FEKY :
“Hahahahaha.........”
(Feky
tertawa terbahak-bahak).
DYDON : “Kenapa
tertawa? Memang itulah kenyatannya!”
FEKY :
“Ssst...diam. mereka sudah datang!”
(Exel
datang sambil membetulkan celananya dan Si Vera merapikan rambutnya dan duduk
bergabung kembali bersama Dydon dan
Feky... Tiba-tiba datang seorang anggota kepolisian yang menyamar sebagai
pembeli).
POLISI :
“Selamat siang, Bro!”
DYDON : “Yo
siang. Cari siapa lu?”
POLISI :
“Bang Exel ada?”
DYDON : “Tidak
ada. Memang tahu dari mana kalau Exel ada di sini?’
POLISI :
“Dari Bang Nero.”
EXEL :
“Hei! Kamu temannya Nero, ya?”
(Exel
langsung menghampiri polisi itu).
POLISI :
“Iya. Aku temannya Nero. Dia yang menyuruh aku datang ke sini. Stoknya habis.
Makanya dia suruh aku mencarimu.”
(Nero
adalah salah satu komplotan pengedar narkoba yang berhasil ditangkap polisi.)
EXEl :
“Gila benar Si Nero. Barangnya habis cepat sekali. Tapi, kamu betulkan temannya
Si Nero?”
POLISI :
“Iya, Bang! Ini ada pesan dari Nero untukmu.”
(Sambil
mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku bajunya).
EXEl :
“Uangnya bawa tidak?”
POLISI :
“Bawa.”
(Exel
langsung mengambil barang dan memberikannya kepada polisi yang menyamar itu.
Saat itu juga, polisi langsung menangkapnya. Tapi, karena ia gesit maka ia
berhasil lolos. Melihat hal itu, Dydon dan Feky langsung kabur. Vera yang
sedang mabuk ditangkap polisi).
BABAK IV
Vera dibawa ke kantor polisi dan diinterogasi.
POLISI :
“Siapa nama kamu?”
VERA :
“Vera, Pak.”
POLISI :
“Nama lengkap kamu?”
(dengan
nada kasar).
VERA :
“Verly Juniar Kaho.”
POLISI :
“Alamat rumahmu?”
VERA :
“Fontein, RT. 01/ RW 01.”
POLISI :
“Pekerjaanmu?”
VERA :
“Mahasiswa, Pak!”
POLISI : “Mahasiswa???
Mahasiswa mana?”
VERA :
“Undana, FKIP jurusan PBS semester VIII, Pak!”
POLISI :
“Kurang ajar kamu. Memalukan sekali! Apakah ini yang dinamakan universitas
berwawasan global? Sedangkan mahasiswanya hancur kayak kamu, apalagi kamu
calaon guru, apakah nanti kamu mengajar muridmu untuk memakai narkoba, minuman
keras dan seks bebas? Jawab!!!!”
Mau
jadi apa bangsa kita kalau generai penerusnya bermoral rusak seperti anda?
Apakah ini yang dinamakan kaum intelektual yang identik dengan miras, narkoba
dan seks bebas? Mau dikemanakan bangsa kita? Apakah ini pantas?”
(menghadap ke arah penonton).
VERA :
“Maafkan saya. Saya khilaf.”
POLISI :
“Sekarang juga kamu hubungi orang tua kamu dan suruh menghadap.”
(Vera
pun menelepon orang tuanya).
MAMA : “Vera,
apa yang telah terjadi?”
VERA :
“Maafkan Vera, Ma!”
BAPAK : “Pak,
apa yang terjadi dengan anak saya?”
POLISI :
“Maaf, Bapak. Anak Bapak kami tangkap sedang mengkonsumsi minuman keras dan
memakai narkoba.”
BAPAK : ‘Tidak
mungkin! Pak, anak saya tidak begitu!”
(Dengan
nada keras).
VERA :
(Berteriak)... Pak!!!!! Tolong Vera, Pak...Tolong Vera, Pak!!!!!! Maafkan Vera.
Vera menyesal. Ampun, Pa. Ampun,Ma! Vera tidak akan mengulanginya lagi.
(Dengan
raut penuh penyesalan).
MAMA :
“Lihat, Pa! Lihat anak kesayanganmu yang selalu kamu bela-bela. Ini akibatnya!
Mau ditaruh di mana muka kita ini!”
BAPAK :
“Tidak. Saya tidak percaya anak saya melakukan semua ini, pasti ada pihak lain
yang menjebak anak saya. Saya harus
mencari tahu siapa dalang dari semua ini! Saya harus mencarinya! Saya harus
mencarinya!”
(Bapak
keluar panggung dan ibu mengikuti sambil berteriak).
MAMA : ‘Mau
ke mana, Pa? Tunggu dulu. Jangan gegabah!”
(Beberapa
menit kemudian Bapak kembali dan membawa semua kru drama. Kemudian berdiri
bersama-sama sesuai dengan formasi. Dan salah satu pemain drama menyampaikan
sesuatu kepada penonton).
“Penyesalan selalu datang terlambat. Ketika kita telah
jauh jatuh dalam kesalahan. Oleh karena itu,belajarlah dari kesalahan untuk
menjadi lebih baik karena tak seorang punluput dari kesalahan.
1 komentar: