Translate

naskah drama perang diponegoro

Written By iqbal_editing on Sabtu, 24 Desember 2016 | 18.13

Naskah Drama Perang Diponegoro



Pada tanggal 5 Januari 1808 zaman penguasaan Daendels terjadi perseteruan pihak Belanda dengan Keraton.
Daendles : “Pembangunan jalan ini harus segera dilakukan!. Dari Anyer hingga Panarukan harus segera dilaksananakan! Tidak mau tau, segera bukakan akses untuk melancarkan pembangunan jalan ini!”
Pihak Keraton: “Tidak bisa sebelum ada persetujuan dari pihak kami, pilih saja jalur lain”
Daendels: “Tapi akses jalur ini yang saya mau”
Kedua belah pihak sama sama bersikeras mempertahankan.
Hamengkubuwono IV : “naikkan tahta adikku akan memperlancar system birokrasi kita”
Penasehat Keraton: “Bagaimana mungkin di usia yang begitu muda, sri sultan hamengkubuwono lima bisa memimpin kerajaan kita”
Pada tahun 1823 datangnlah residen belanda Smissaert
Smissaert: “lebih baik saya gantikan sementara posisi adik baginda sri sultan, setelah beliau tumbuh dewasa akan saya kembalikan, dengan begitu kehidupan rakyat pasti terjamin”
Hamengkubuwono IV: “ Baiklah, namun masih ada harapan dari bagian keraton yang dapat mempin, ketururnan wali ia dari pakualam ia diponegoro”
Smissaert: “Mana bisa seperti itu, saya sudah berbaik hati menawarkan tugas seberat ini masih anda tolak?”
Hamengkubuwono IV: “Baiklah kalau memang tujuanya akan mensejahterakan rakyat”
Kepemimpinan Smissaert membuat rakyat menderita. Munculah seorang bangsawan putra dari Hamengkubuwono III bernama Raden Mas Ontowiryo atau Pangeran Diponegoro.Pangeran DIponegoro ini tidak puas dengan melihat penderitaan rakyat karena kekejaman dan kelicikan Belanda,Mulailah Pangeran Diponegoro menentang dominasi Belanda.
 Rakyat : “Bagaimana kita bisa makan? Untuk berdiri pun rasanya tak kuat menahan pedih, kejam sekali”
Pihak Keraton;” harus memperoleh uang darimana lagi untuk membayar kompensasi?”
Pihak Keraton : ”entahlah keuangan kita sudah mancapai kebangkrutan”
Pihak Keraton: “Kita harus mencari siasat”
Pihak Keraton :”Kita manfaatkan saja Diponegoro ia kan memiliki banyak channel dengan sesame bangsawan sepertinya”
Datanglah pihak Keraton ke kediaman diponegoro dan memohon meminjami pihak Keraton sejumlah uang untuk membayar kompensasi.
Diponegoro: “Baik akan saya ushakan, inshaaAllah ada jalan”
Kemudian pangeran diponegoro meminjam  uang dari kapten Tiong Hoa.
Smissaert berhasil menipu kedua wali sultan untuk meluluskan kompensasi yang diminta oleh Nahuys atas perkebunan di Bedoyo sehingga membuat Diponegoro memutuskan hubungannya dengan keraton
Diponegoro sangat membenci perlakuan dan penguasaan belanda di nusantara, beliau melihat para rakyatnya menderita
Pangeran Diponegoro : “mengapa kalian bersedia bekerjasama dengan belanda dengan memberikan kompensasi penyewaan tanah?”
Patih Danurejo: “Dengan kami memberi  kompensasi tersebut belanda bersedia mengurusi semua tanah kita”
Ratu Ageng: “ Benar apa yang dikatakan patih danurejo, pihak belanda membantu kita”
Pangeran Diponegoro:  “ Seharusnya kalian tidak harus berhubungan dengan Belanda.Apa yang kalian lakukan itu membuat rakyat menderita dan keuangan keraton menjadi bangkrut,karena kompensasi tersebut”.
Ratu Ageng: “ Tapi ini juga menguntungkan bagi kita!”
Pangeran Diponegoro:” Memang apa saja keuntungan yang kalian dapat dari Belanda?”
Patih Danurejo:” Banyak sekali , tapi tidak bisa kami sebutkan satu per satu , yang jelas kami akan tetap bekerjasama dengan pihak Belanda”.
Setelah konflik itu terjadi, akhirnya Pangeran Diponegoro memutusnya hubungannya dengan pihak  keraton .
Akhirnya Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan dengan membatalkan perja puwasa pada Mei 1985 agar petani di Tegal Rejo dapat membeli senjata dan makanan.
MULAI PERANG
Saat proses pembangunan  jalan Anyer Panarukan
Smissaert:”Perintahkan pada anak buah kita agar pemasangan patok segera dilaksanakan
Patih Danu Rejo:”Baik segera saya laksnakan tetapi apakah sudah mendapat persetujuan dari Pangeran Diponegoro Karen pemasangan patok tersebut akan melewati pekarangan Pangeran DIponegoro”.
Smissaert:”Biarkan saja apa pedulimu padanya , ini demi kelancaran pembangunan”.
Setelah Pangeran Diponegoro tahu , beliau memerintahkan rakyat untuk mencabuti patok-patok tersebut.Kemudian Patih Danu Rejo datang.
Patih Danurejo:”Siapa yang menyuruh kalian untuk mencsbuti patok-patok ini?.Pasang kembali dengan benar!”
Patih Danurejo mengutus pasukan macanan untuk menjaga patok-patok tersebut.Dengan keberaniannya Pengikut Pangeran Diponegoro mencabuti patok-patok tersebut dan menggantikan dengan tombak sebagai isyarat mulailah pemberontakan.
Di tengah medan perang
Rakyat:”Tuan,Bagaimana cara kita berlindung untuk sementara ini?”
Pangeran Diponegoro:” Lawan dulu sampai habis , saya akan memikirkan di mana kita akan berlindung”.
Rakyat:”Tetapi keadaanya semakin sengit dari serdadu Belanda”.
Setelah Pangeran Diponegoro mempertimbangkan , beliau telah memutuskan agar Pasukannya berlindung kearah bukit Selarung.
Pangeran Diponegoro:”Mari kita buat benteng pertahanan  di Gua Selorong ini.
Rakayat:”Siap tuan, akan kami lakukan demi perjuangan kita bersama”.
Kemudian Pangeran Diponegoro menyusun siasat perang merencanakan untu menyerang Keraton Yogyakarta dengan mengisolasi pasukan Belanda.
Sebagai Pemimpin Pangeran Diponegoro didampingi oleh Pangeran Mangkubumi Alibasyah Sentot, dan Kyai Maja sebagai pengawas spiritual dalam perang ini. Perang ini semakin meluas hampir diseluruh Jawa. Karena itu Belanda berusaha meningkatkan kekuatannya.
Jendral De kock:”Kuatkan pasukan kita untuk melawan Diponegoro. Kirim Letkol Clurens ke Tegal dan Pekalongan dan Lerkol Diell ke daerah Banyumas”.
Salah satu pasukan Belanda:”Tetapi kita harus benar-benar memperkuat pasukan.Bagaimana kalau kita meminta bantuan dari pasukan kita yang berada di Sumatra Barat?”
Jendral De Kock:”Lakukan saja kalau memang itu yang terbaik”.
Belanda menghancurkan pos-pos pertahanan Pasukan Diponegoro.Kemudian Pos Diponegoro dari Goa Selarong dipindahkan ke Dekso oleh pimpina Alibasyah Sentot. Alibasyah Sentot berhasil mengalahkan Belanda di daerah bagian barat. Dan pasukan Diponegoropun mendapatkan kemenangan .
Jendral De Kock:”Bagaimana kalian ini! Kenapa menghadapi Diponegoro saja tidak becus! Kalau begini caranya kita bisa habis dalam perang”.
Salah satu pasukan Belanda:”Tapi kami sudah menjalankan siasat yang telah disusun”.
De Kock:”Alasan! Akan kubuat strategi Benteng Stelsel”.
Pada tahun 1827 Perlawanan Diponegoro berhasil dikalahkan oleh Belanda.Para pemimpin yang membantu Diponegoro mulai banyak yang tertangkap walaupun perlawanan rakyat masih terjadi.
Alibasyah Sentot:”Serang habis pasukan Belanda , jangan sampai kita mau ditindas”.
Rakyat:”Siap tuan!. Kapten Ingen pun sudah kami tewaskan”.
Pasukan Belanda mencoba mendekati Alibasyah Sentot untuk berunding , tapi ia selalu menolak.
Pasukan Belanda:”Bagaimana ini? Apakah kta bisa membuat Sentot menerima ajakan kita?”.
Pimpinan Belanda:”Apakah kita bisa meminta bantuan Aria Prawirodiningrat?”
Pasukan Belanda:”Mungkin bisa , Kami akan meminta bantuan kepadanya”.
Setelah itu pihak Belanda berhasil meminta bantuan Aria Prawirodiningrat.
Aria Prawirodiningrat:”Mengapa tidak kau terima saja rundingan yang akan diadakan oleh Belanda?”
Alibasyah Sentot:”Untuk apa? Belanda itu musuh kita”.
Aria Diningrat:”Yang ku tahu pihak Belanda ingin mengadakan rundingan dengan memberikan banyak keuntungan”.
Alibasyah Sentotpun menerima ajakan untuk berunding.
Pihak Belanda:”Bagaimana tuan Alibasyah? Apa yang ingin anda pertahankan dan apa yang bisa kami dapatkan?”.
Alibasyah Sentot:”Biarkanlah aku dan pasukan Pangeran Diponegoro berjuang dijalan Allah dan jangan cegah aku untuk melepas sorban ini”.
Pihak Belanda:”Baiklah,Akan kami wujudkan .Tetapi setelah perjanjian ini tanggal 24 Oktober 1829 kalian semua harus menyerahkan diri ke Ibu Kota Negeri Yogyakarta”.
Kemudian ditandatanganilah perjanjian Imogiri antara Alibasyah Sentot dengan pihak Belanda.
Penyerahan diri atau tertangkapnya para pemimpin pengikut Diponegoro merupakan pukulan berat bagi perjuangan Pangeran Diponegoro.
Pimpinan  Belanda:”Keparat!!!! Kemana Diponegoro pergi?! Cari sampai dapat”.
Pasukan Belanda:”Tidak tahu tuan.Diponegoro selalu bergerak daru pos satu ke pos yang lain”.
PimpinanBelanda:”Kita buat saja sayembara”.
Pasukan Belanda:”Apakah isi sayembara itu? Akan segera kami sebar luaskan”.
Pimpinan Belanda:”Buat saja pengumuman siapapun yang dapat menerahkan Diponegoro dalam keadaan Hidup atau mati kana mendapat hadiah 20.000 ringgit”.
Segera pihak Belanda menyebarluaskan sayembara tersebut , tetapi tidak ada satupun yang tertarik.
Pihak Belanda berhasil menemukan Diponegoro di daerah Gombong, tipuan dari Belanda berhasil menyerahkan Diponegoro dalam keadaan hidup.Kemudian ia dikirim ke Semarang dan menuju pelabuhan untuk diasingkan ke Sulawesi Selatan.Hingga Pangeran Diponegoro meninggal di Benteng Belanda yang berada di  Makasar yaitu Benteng Fort Rotterdam.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik