Cerita Oleh Gunarto
Merasakan dingin penjara merupakan hal yang tidak pernah aku bayangkan
sebelumnya. Bagaimana tidak aku untuk pertama kali merasakan dingin
jeruji besi untuk pertama kali untuk kasus tawuran pelajar yang aku
alami ketika aku duduk di bangku kelas dua SMA di salah satu sekolah
swasta.
Aku merasa kaget mengapa aku sampai di penjara padahal waktu itu aku hanya ikut ikutan saja tidak pernah sampai melukai orang lain. Senin di bulan November tepatnya tahun lalu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup ku aku merasakan jeruji penjara selama satu minggu.
Pada hari itu kami memang mempersiapkan penyerangan balasan dari SMA sebelah karena telah melukai salah satu teman kami hingga babak belur. Ferdi namanya teman kami yang saat pulang sekolah sendirian di serang oleh segerombolan anak anak SMA sebelah.
Aku merasa kaget mengapa aku sampai di penjara padahal waktu itu aku hanya ikut ikutan saja tidak pernah sampai melukai orang lain. Senin di bulan November tepatnya tahun lalu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup ku aku merasakan jeruji penjara selama satu minggu.
Pada hari itu kami memang mempersiapkan penyerangan balasan dari SMA sebelah karena telah melukai salah satu teman kami hingga babak belur. Ferdi namanya teman kami yang saat pulang sekolah sendirian di serang oleh segerombolan anak anak SMA sebelah.
Ketika ia pulang sekolah sore itu ia di serang dan di hajar habis
habisan oleh anak anak SMA sebelah padahal motif nya hanya sepele dari
saling ejek hingga berakhir perkelahian. Aku sendiri tidak menyangka
mengapa hal itu bisa terjadi pada hal antar sekolah ini tidak, dari dulu
selalu akrab tidak pernah yang namanya ada tawuran bahkan sampai
berujung pada perkelahian antar pelajar.
Dari pihak orang tua sendiri juga tidak menyangka mengapa hal itu bisa
terjadi. Bahkan yang membuat heran para orang tua, orang tua korban juga
mengetahui dan sangat kenal dengan orang tua para pelaku pengeroyokan.
Sangat di sayangkan memang seorang pelajar yang harusnya duduk di bangku
sekolah dan rajin belajar malah ia melakukan tindakan pengeroyokan yang
sangat tidak manusiawi.
Dari pihak keluarga sendiri akhirnya menyerahkan kasus ini kepada masing
masing sekolah. Dan kedua belah pihak dari sekolah akhirnya menyepakati
untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dan musyawarah
secara damai.
Akhirnya dari pihak korban menerima semua keputusan dari kedua belah pihak karena hal ini menyangkut dua institusi pendidikan yang sangat dibanggakan masyarakat sekitar dan di percaya oleh masyarakat.
Setelah semua musyawarah selesai dari pihak korban menuntut untuk dari pihak pelaku menanggung semua semua biaya pengobatan teman ku itu. Tapi pada akhirnya pelaku dan pihak orang tua pelaku mau menanggung semua biaya pengobatannya.
Akhirnya dari pihak korban menerima semua keputusan dari kedua belah pihak karena hal ini menyangkut dua institusi pendidikan yang sangat dibanggakan masyarakat sekitar dan di percaya oleh masyarakat.
Setelah semua musyawarah selesai dari pihak korban menuntut untuk dari pihak pelaku menanggung semua semua biaya pengobatan teman ku itu. Tapi pada akhirnya pelaku dan pihak orang tua pelaku mau menanggung semua biaya pengobatannya.
Syukurlah pada saat itu aku ucapkan akhirnya semua selesai tanpa ada
kaitannya dengan hukum. Pelaku sendiri dari berbagai sumber yang aku
dapatkan berjumlah 10 orang dan jujur pada saat itu aku juga sangat
kenal dengan para pelaku itu.
Akhirnya di lain kesempatan hari belajar aku membicarakan ini dengan
teman teman ku bahwa pelaku ada 10 orang. Tapi tidak di sangka dari
salah satu teman kami provokasi dan akan melakukan penyerangan balasan
kepada para pelaku pengeroyokan itu. Aku sendiri sebenarnya tidak ingin
terlibat dalam masalah ini tetapi karena aku di paksa untuk ikut
penyerangan balasan akhirnya aku mengikutinya.
Sabtu tepatnya hari itu di bulan November. Pagi hari berkumpul dan mempersiapkan senjata yang akan kami gunakan untuk melakukan penyerangan balasan ke SMA sebelah karena untuk membalaskan teman kami yang pada saat itu belum sembuh bahkan kakinya patah karena pengeroyokan itu.
Sabtu tepatnya hari itu di bulan November. Pagi hari berkumpul dan mempersiapkan senjata yang akan kami gunakan untuk melakukan penyerangan balasan ke SMA sebelah karena untuk membalaskan teman kami yang pada saat itu belum sembuh bahkan kakinya patah karena pengeroyokan itu.
Setelah semua persiapan alat alat penyerangan itu selesai kami akhirnya
merencanakan penyerangan balasan itu tepat pukul 1 siang di mana pelajar
pulang pada umumnya. Sebelum kami melakukan penyerangan itu aku sudah
melaporkan kepada Polsek bahwa akan ada tawuran pelajar selepas pulang
sekolah, tetapi aku tidak menyertakan identitas asli ku bahwa aku yang
melaporkan nya.
Benar saja pukul satu siang kami melakukan penyerangan balasan kepada pelajar SMA sebelah. Tidak di sangka saat itu juga polisi datang dan menangkapi para pelajar yang membawa senjata tajam dan aku sendiri membawa senjata tajam juga ikut di tangkap padahal aku sama sekali tidak menyerang.
Aku sudah bilang pada pak polisi itu bahwa dia salah tangkap, bahkan aku bilang bahwa aku yang melaporkan bahwa akan ada tawuran pelajar pada waktu pulang sekolah tetapi polisi itu tidak percaya dan membawa ku ke kantor polisi.
Benar saja pukul satu siang kami melakukan penyerangan balasan kepada pelajar SMA sebelah. Tidak di sangka saat itu juga polisi datang dan menangkapi para pelajar yang membawa senjata tajam dan aku sendiri membawa senjata tajam juga ikut di tangkap padahal aku sama sekali tidak menyerang.
Aku sudah bilang pada pak polisi itu bahwa dia salah tangkap, bahkan aku bilang bahwa aku yang melaporkan bahwa akan ada tawuran pelajar pada waktu pulang sekolah tetapi polisi itu tidak percaya dan membawa ku ke kantor polisi.
Aku sendiri merasa salah telah membawa senjata tajam. Kenapa pada saat
itu aku tidak bersembunyi bahwa aku yang melaporkan kejadian itu.
Setelah kami diinterogasi aku dan teman teman ku dijebloskan ke
penjara, karena di anggap kami bersalah. Sejak saat itu aku merasa
menyesal telah ikut ikutan melakukan tawuran pelajar dan aku janji pada
diri sendiri tidak akan mengulangi lagi.
Orang tua kami pun bersedih karena kebetulan teman kami ada 30 orang
yang masuk bui karena melakukan tawuran itu. Aku sangat menyesal dengan
kejadian itu dan meminta maaf kepada kedua orang tua ku dam berjanji
tidak akan mengulangi lagi.
… Sekian …
0 komentar:
Posting Komentar