Naskah Drama Contoh Pelaksanaan Demokrasi
PEMILIHAN KETUA RT
Di sebuah lingkungan perumahan, tepatnya di
lingkungan RT Pak Somad akan mengadakan pemiliham ketua RT yang baru, karena
masa jabatan Pak Somad sebagai ketua RT yang lama akan segera berakhir. Maka
dari itu Pak Somad yang masih menjabat menjadi ketua RT mengumpulkan beberapa
perwakilan warganya di gedung Balai Pertemuan Masyarakat (Bapermas).
Pak
Somad: “Assalamualaikumu Wr.Wb
Allhamdulillah pada kesempatan kali ini, kita semua dapat berkumpul untuk membahas
pemilihan ketua RT yang baru. Seperti
yang saudara-saudara ketahui, saya akan segera lengser dan mengakhiri
masa jabatan saya sebagai ketua RT. Langsung saja, adakah yang
mempunyai usul untuk rencana pemilihan ketua RT yang baru?”
Pak
Luki: “Pak, kandidat yang akan
kita pilih sebagai ketua RT yang baru siapa saja?” (sambil mengacungkan
tangannya)
Pak
Somad: “Kita butuh pemimpin yang siap
memimpin kita, jadi siapa yang bersedia menjadi ketua RT?”
Bu
Dina: “Jika diperbolehkan, saya
siap menjadi ketua RT yang baru” (sambil mengacungkan tangannya
Suara
Bu Dina memecah keheningan dalam suasana rapat yang mayoritasnya dipenuhi
laki-laki. Bu Dina adalah orang pertama sekaligus wanita pertama yang
mencalonkan diri menjadi ketua RT.
Pak
Somad: “Tentu boleh. Sekarang kan
jaman emansipasi wanita jadi sah-sah saja jika ibu siap menjadi pemimpin baru
kami”
Pak
Luki: “Lalu siapa lagi yang akan
menjadi pemimpin kami?”
Semua
warga mendadak hening dan saling bertatap muka, karena diantara mereka tidak
ada lagi yang siap menjadi ketua RT. Semua warga saling tunjuk-menunjuk.
Lagi-lagi ada suara seseorang yang memecah keheningan
Pak
Farhan: “Pak Insya Allah saya siap
menjadi kandidat ketua RT yang baru”
Pak
Somad: “Sekarang kita punya 2 kandidat.
Apa itu cukup?”
Pak
Andi: “Cukup, Pak! Kapan pemilihan
ketua RT diadakan?”
Bu
Nisa: “Tapi apa tidak sebaiknya
para kandidat mengkampanyekan diri mereka terlebih
dahulu dan menyampaikan visi-misinya?”
Pak
Somad: “Kita akan agendakan
kampanyenya seminggu dari hari ini dan pemilihan ketua
RTnya 2 minggu dari hari ini. Setuju?”
Semua
warga: “Setuju!”
Suatu
hari di detik-detik hari menuju kampanye, Pak Farhan berbincang-bincang dengan
Pak Somad. Namun obrolannya itu agak sedikit ditutup-tutupi
Pak
Farhan: “Pak ini terima sedikit
pemberian dari saya” (sambil memberikan secarik amplop
putih yang berisikan uang)
Pak
Somad: “Wah tertima kasih, tapi untuk
apa ini?”
Pak
Farhan: “Yah Bapak.. seperti tidak
tahu maksud saya saja. Ini kan cara yang biasa ` dipakai pejabat-pejabat besar supaya
menang di pemilu”
Pak
Somad: “Maksudnya, anda menyuap saya?”
Pak
Farhan: “Ya mungkin kasarnya seperti
itu”
Pak
Somad: “Astagfirullah, bapak tidak
paham? Negara kita ini negara demokrasi, pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, untuk rakyat dan menggunakan prinsip-prinsip
tertentu. Dengan cara anda menyuap saya, anda tidak melanggar prinsip
demokrasi yang diantaranya adanya jaminan HAM dan pemilu yang jurdil. Maaf
saya tidak bisa menerima pemberian anda”
Pak
Farhan: “Ayolah, Pak. Saya mohon”
Pak
Somad: “Maaf saya pergi duluan, ada
urusan lain”
Pak
Somad segera meninggalkan Pak Farhan yang memaksanya. Hari demi hari, tibalah
saatnya para kandidat ketua RT yang baru mengkampanyekan diri mereka dan
menyampaikan visi-misinya. Semua warga berkumpul di gedung Bapermas.
Pak
Andi: “Assalamualaikum, saya dan Bu
Nisa disini menggantikan Pak Somad yang berhalangan hadir karena
tuntutan pekerjaannya ke luar kota. Bagaimana
jika kita langsung saja menyaksikan kampanye dari kandidat dari
ketua RT yang baru dan penyampaian visi-misinya. Setuju?”
Semua
warga: “Setuju!”
Bu
Nisa: “Pertama dari Bu Dina
terlebih dahulu. Kepada Bu Dina, tempat dan waktu kami persilahkan”
Bu
Dina: “Assalamualaikum. Nama saya
Prof. Hj Dina Angraeni S.H visi-misi saya untuk menjadi ketua RT yang pertama
memajukan setiap warga yg ada di lingkungan
RT kita ini, kedua saya ingin meningkatkan perekonomian warga sini dgn cara membuka
lahan pekerjaan baru, Ketiga saya akan meningkatkan
keamanan lingkungan RT ini dengan pembangunan pos kamling dan siskamling
secara bergiliran, keempat saya akan membuat saluran
air baru dan memperlebar sungai agar tidak terjadi banjir kelima…”
Bu
Dina selesai mengkampanyekan dirinya dan menyampaikan visi-misinya. Sekarang
giliran Pak Farhan yang melakukan hal tersebut.
Pak
Farhan: “Assalamualaikum. Nama saya
Farhan Prakoso S.E. Ayo semuanya pilih saya jadi ketua RT yang baru. Saya
akan memajukan RT sini dengan cara apapun
asalkan kalian memilih saya menjadi ketua RT”
Semua
warga saling berbisik mengenai visi-misi dan kampanye Pak Farhan yang tidak
meyakinkan untuk menjadi ketua RT. Termasuk Bu Nisa dan Pak Luki berbisik
kebingungan dengan visi-misi yang disampaikan Pak Farhan.
Pak
Luki: “Bu, kok saya nggak yakin ya
kalo Pak Farhan memang benar-benar mau jadi ketua RT”
Bu
Nisa: “Iya ya? Penyampaian
visi-misinya saja seperti itu. Bagaimana mau memimpin warga kita”
Akhirnya
acara kampanye dan penyampaian visi-misi selesai dilaksanakan. Hari demi hari,
waktu demi waktu berjalan. Tibalah acara puncak yang ditunggu-tunggu yaitu
pemilihan ketua RT yang baru.
Semua
warga berkumpul di Bapermas yang digunakan sebagai Tempat Pemungutan Suara
(TPS). Mereka bergiliran mencoblos dan menggunakan hak pilihnya untuk memilih
ketua RT yang baru dibalik bilik. Karena sesuai prinsip demokrasi, pemilu harus
LUBER JURDIL. Sesudah mencoblos, semua warga memasukan kertas kandidat ketua RT
yang sudah mereka coblos kedalam box dan mencelupkan kelingkingnya ke tinta
sebagai tanda telah menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan ketua RT yang
baru.
Selesai
pemilihan ketua RT, Para panitia segera menjumlahkan hasil sumbangan suara para
warga.
1
Minggu kemudian, diadakan pertemuan lagi di Bapermas untuk memberikan
pengumuman siapa yang menjadi ketua RT baru.
Pak
Somad: “Assalamualaikum. Tidak terasa
saya akan segera lengser dari jabatan ini. Pertama-tama saya mohon maaf apabila
pada masa jabatan saya terjadi suatu
kekurangan. Saya juga mohon maaf, pada kesempatan ini saya tidak bisa
berlama-lama disini karna ada urusan mendadak yang harus segera diselesaikan.
Jadi pertemuan ini saya serahkan kepada Pak Luki”
Pak
Luki: “Terima kasih Pak RT atas kepercayaannya
untuk menyerahkan acara ini kepada saya. Baiklah langsung saja
kita ketahui bersama-sama ketua RT kita
yang baru. Siapa Bu Nisa?”
Bu
Nisa: “Sesuai laporan yang kami terima
dari panitia. Yang menjadi ketua RT yang baru adalah….. Bu Dina. Selamat
kepada Bu Dina atas tanggung jawab
yang segera diembannya ini. Semoga Bu Dina dapat memimpin, membina,
dan memajukan warga kita ini. Mungkin ada sedikit sambutan dari
ibu?”
Bu Dina: “Saya banyak-banyak terima kasih kepada Allah dan semua warga yang telah memilih saya. Insya Allah saya akan menjalankan tugas sebagaimana mestinya”
Bu Dina: “Saya banyak-banyak terima kasih kepada Allah dan semua warga yang telah memilih saya. Insya Allah saya akan menjalankan tugas sebagaimana mestinya”
Pa
Luki: “Baiklah kita tutup saja
acara ini. Terima kasih atas perhatian dan partisipasinya Wassalamualaikum”
Acara
tersebut telah selesai dibubarkan. Semua warga menuju rumahnya masing-masing,
namun Pak Farhan menemui Pak Somad.
Pak
Farhan: “Andai saja waktu itu bapak
mau menerima uang saya. Pasti saya jadi ketua RT dan memajukan warga sini”
Pak
Somad: “Hehe maaf, Pak. Hasil yang buruk
berawal dari niat yang buruk. Niat bapak sudah mau menyuap saya saja
sudah tidak baik, bagaimana hasilnya?”
SELESAI..
0 komentar:
Posting Komentar